BAB I
PENDAHULUAN
suatu
pengetahuan
tentang
proyek
Ilmu
tersebut.
Ukur
Untuk
Tanah
itu
yaitu
diperlukan
suatu
ilmu
suatu
tentang
di
lapangan
kemudian
diselesaikan
secara
matematik,
ini
khususnya
dilaksanakan
mahasiswa
dengan
teknik
maksud
sipil
untuk
dalam
melatih
melakukan
titik
dengan
titik
yang lainnya,
selanjutnya
melakukan
penggambaran.
Kelompok XXIX
BAB II
TEORI DASAR
II.1. Teori
II.1.1. Pengertian Poligon
Poligon adalah rangkaian garis khayal di atas permukaan bumi yang
merupakan garis lurus yang menghubungkan titik-titik dan merupakan
objek pengukuran.
1(x1,y1)
b) Poligon terikat
Kelompok XXIX
1(x1,y1)
6(x1,y1)
4(x4,y4)
1(x1,y1)
6(x1,y1)
2. Poligon tertutup
Yakni pada bentuk geometri poligon ini sesungguhnya sama saja pada
poligon terbuka, hanya titik akhirnya juga merupakan titik awal dari poligon
tersebut.
P2
Kelompok XXIX
P3
P4
P5
P6
P10
P9
P8
P7
= sudut luar
= sudut dalam
2.
Jumlah d sin
= Xakhir Xawal
3.
Jumlah d cos
= Yakhir - Yawal
2. d sin
= ( Xakhir Xawal ) + fx
3. d cos
= ( Yakhir Yawal ) + fy
Di mana :
f = kesalahan pada sudut yang diukur
fx = kesalahan pada proyeksi sumbu x
fy = kesalaham pada proyeksi sumbu y
Kesalahan f tidak dapat dibagi habis dengan banyaknya sudut maka
sisa koreksi sudut dibagikan atau diberikan kepada sudut poligon
terpendek, karena pengukuran sudut pada titik itu kurang teliti disebabkan
oleh besarnya bayangan titik-titik ujung kaki yang terpendek sehingga
Kelompok XXIX
D1
A
D2
Kelompok XXIX
D4
=A-B
b.
Kelompok XXIX
Y
P
YAP
XAP
X
XAP
AP = arc tg
YAP
Y
COS
SIN
X
( dAB )2
Kelompok XXIX
= (XB XA ) + ( YB YA )2
= ( XB XA ) = dAB . sin
(Y)
= ( YB YA ) = dAB . cos
Kelompok XXIX
10
Waterpass
Digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu titik dengan titik untuk
menetukan besar sudut antara kedua titik tersebut.
Unting-unting
Menunjukkan kedudukan vertikal dari pesawat terhadap suatu titik.
Bak ukur
Sebagai mistar untuk menunjukkan ketinggian suatu titik yang dibaca
melalui waterpass.
Patok
Tanda sebuah titik tempat bak ukur dan pesawat diletakkan.
Payung
Melindungi pesawat dari panas matahari atau hujan sehingga nivo
pesawat tidak terpengaruh.
Kompas
Menentukan arah utara.
Parang
Membersihkan rintangan baik yang berupa semak-semak, pohon atau
tanaman yang menghalangi didalam pengukuran.
Kelompok XXIX
11
Penentuan
lokasi
pengukuran,
kemudian
menentukan
tempat
3.
Pasang
statif
kuat-kuat
tepat
di
atas
patok,
usahakan
agar
Pasang alat ukur theodolit di atas statif tepat di atas piringan lalu
keraskan dengan sekrup pengencang agar tidak bergerak selama
pengukuran. Namun sebelumnya ukurlah besar sudut yang dibentuk
terhadap arah utara pada patok awal.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
B. Sistem Waterpass
Pengukuran profil memanjang :
1.
2.
Letakkan pesawat di tengah jarak antara kedua patok tersebut, hal ini
bertujuan
untuk
mjenghindari
kesalahan
kesalahan
akibat
kelengkungan.
3.
Kelompok XXIX
13
sudut
setiap
patok
terhadap
patok
sesudahnya
dan
14
terjadi
karena
kasalahan alat
ukur.
Hal ini
dapat
dibuat
sekecil
mungkin
dengan
melakukan
pengukuran
Sumber-sumber kasalahan :
1.
15
3.
4.
melengkungnya sinar.
5.
Kesalahan pengukur
Kesalahan ini dapat terjadi karena kejenuhan dan kelelahan
pengukur, kurang pengalaman atau
BAB III
ANALISIS DATA DAN FORMULA
Kelompok XXIX
16
: = ( n + 2 ) . 1800
2.
3.
4.
Kelompok XXIX
17
n + 1 = n 1 + - 1800
dimana :
6.
n + 1
n 1
Dimana :
Dp = jarak proyeksi ( m )
Do = jarak optis ( Ba Bb )
Dimana :
Dxn = jarak horizontal pada jarak yang ditinjau
= azimuth benar
18
Dimana :
Dyn = jarak vertical pada jarak yang ditinjau
7.
D )
Dx )
Dpn
Dxn =
Dx
Dp
Dimana :
Dy )
Dpn
Dyn =
Dy
Dp
Dimana :
8.
1 )
2
[ ( Dx ) + ( Dy ) ]
1 =
Kelompok XXIX
19
9.
Dxn 1
Yn = Yn 1 + Dyn 1 +
10.
Dyn 1
Bz tinggi patok
H =
c.
n
Perhitungan tinggi titik ( H )
Hn = Hn +1 + Hn 1 +
11.
H )
( Xn Yn+1 ) ( Yn Xn+1 )
Dimana :
L = luas areal ( Ha )
X = koordinat titik terhadap sumbu X
Y = koordinat titik terhadap sumbu Y
12.
Kelompok XXIX
20
H =
n
c.
d.
Hn 1 H
det
Hdet
c. Sistem Waterpass
1. Jarak optis
D = (Ba Bb) . 100
Dimana :
D = jarak optis (m)
Ba= benang atas (m)
Bb= benang bawah (m)
2. Jarak optis rata-rata
Dr =
( Dpergi + Dpulang )
Dimana :
Dr = jarak optis rata-rata
Kelompok XXIX
21
( Hpergi + Hpulang )
Dimana :
H = beda tinggi rata-rata (m )
H = beda tinggi patok utama (m )
5. Beda tinggi detail
Hdet = Hps - Btdet
Dimana :
Hdet = beda tinggi detail ( m )
Hps = tinggi pesawat ( m )
Btdet= benang tengah detail ( m )
6. Kesalahan dan toleransi kesalahan
Kesalahan = Hpergi ( tot )
Toleransi
= 10. D
Hpulang ( tot )
Hpulang (tot )
22
dimana :
Koreksi
=(m)
H (tot )
= Hn 1 + Hpergi + koreksi
Dimana :
Hn 1
Hn
= tinggi patok n ( m )
Koreksi
=(m)
9. Tinggi detail
Hdet = Hn
Hdet
Dimana :
Hdet
Hn
Hdet
Kelompok XXIX
= tinggi vizier ( m )
23
= tinggi patok n ( m )
Q=
Hn H n 1
D
Dimana :
Q
Hn
= tinggi patok n ( m )
. 100%
Dd
Dp = d . cos
Dimana :
d = jarak optis = 100 . ( Ba Bb )
Kelompok XXIX
24
Ba
Foby
Bt
Bb
. . . . . . . perbandingan segitiga
Foby
. I (pada alat)
P
P = 0,01 . Foby
I = Ba Bb
D =
Foby
.i
P
Foby
= 0,01.Foby . (Ba-Bb)
= (Ba Bb) . 100 ..(Terbukti)
.i
p
Kelompok XXIX
25
Jadi :
fob
d=
+ ( s + fob )
p
nilai :
B=
f ob
= 100 ( konstanta alat pabrik )
p
A=0
Sehingga :
d = Bi + A =100i
i = ( Ba Bb )
Dimana :
l = Ba (A) Bb (B)
d = jarak miring ( optis ) = 100 . l
cos =
l'
sehingga l = l . cos
l
sehingga :
D = d.cos
= 100.l.cos
= 100. l cos . cos
= 100 ( A B ) cos2
(jarak proyeksi)
p(n+1)
n
Kelompok XXIX
D
26
Dxn
D
Dyn
D
jadi :
Dyn = D . cos n (terbukti)
Kelompok XXIX
27
Kelompok XXIX
28
Kelompok XXIX
29
Kelompok XXIX
30
Kelompok XXIX
31
Kelompok XXIX
32
Kelompok XXIX
33
Kelompok XXIX
34
Kelompok XXIX
35
Kelompok XXIX
36
Kelompok XXIX
37
Kelompok XXIX
38
Kelompok XXIX
39
Kelompok XXIX
40
Kelompok XXIX
41
Kelompok XXIX
42
Kelompok XXIX
43
Kelompok XXIX
44
Kelompok XXIX
45
Kelompok XXIX
46
Kelompok XXIX
47
Kelompok XXIX
48
Kelompok XXIX
49
Kelompok XXIX
50
Kelompok XXIX
51
Kelompok XXIX
52
Kelompok XXIX
53