Grup E1
Jenis tanah yang mempunyai gradasi yang baik, kasar dan butiran butiran
tetap stabil walaupun dipakai sistem drainase yang tidak baik sedang di
negara negara dingin jenis tanah grup E 1 tidak terpengaruh oleh salju
yang merugikan.
Biasanya terdiri dari pasir yang bergradasi baik, kerikil tanpa butiran
butiran yang halus. Pada daerah yang hujan saljunya kuat, maka tanah
harus dicek kandungan material dan diameter butirannya kurang dari 0,02
mm.
Grup E2
Jenis tanah yang mirip dengan E 1, tetapi kandungan pasir lebih sedikit dan
kemungkinan mengandung persentase lumpur dan tanah liat yang lebih
banyak.
Tanah dalam group ini bisa menjadi tidak stabil apabila sistem drainasenya
tidak baik.
Group E3 dan E4
Terdiri dari tanah yang berbutir halus, tanah berpasir, dengan gradasi yang
jelek dari group E1 dan E2. Group ini bisa terdiri dari pasir berbutir halus
tanpa daya kohesi dengan kualitas pengikat yang dimulai dari cukup
sampai baik. Dan kurang stabil bila dibandingkan dengan group E2
dibawah pengaruh kondisi sistem drainase yang tidak baik.
Group E5
Terdiri dari tanah yang bergradasi jelek, dengan kandungan lumpur dan
tanah liat campuran yang terdiri dari kurang lebih 35 % tetapi kurang dari
45 %. Tanah dengan kandungan lumpur plus tanah liat dari 45 % maka
harga plasticity indeksnya antara 10 15.
Group E6
Terdiri dari lumpur dan lumpur yang bercampur dengan pasir dengan
plasticity indeks yang sangat rendah dan jenis tanah ini relatif stabil bila
kering atau pada moisture content yang rendah stabilisasinya akan hilang
dan menjadi sangat lembek dalam keadaan basah, maka sangat sukar
dipadatkan kembali jika moisture contentnya betul betul dikontrol
Group E7
Termasuk didalam tanah liat berlumpur, tanah liat yang berpasir, pasir
berlempung dan lumpur berlempung serta mempunyai rentang consistency
kaku sampai lunak ketika kering serta plastis ketika masih basah. Jenis
tanah ini jika dipadatkan akan kaku pada moisture content yang tepat.
Perubahan pada kelembaban akan menghasilkan perubahan volume tanah.
Tekanan kapilernya sangat kuat, tetapi kenaikan air kapiler lebih lambat
bila dibandingkan group E6.
Group E8
Mirip dengan group E7 Tetapi pada Liquid limit yang lebih tinggi akan
menghasilkan
derajat
pemanfaatan
yang
lebih
besar
sehingga
Group E9
Terdiri dari campuran tanah liat dan lumpur sangat elastis dan sangat sulit
dipadatkan. Stabilisasinya sangat rendah, baik dalam keadaan basah atau
kering.
Group E10
Jenis tanah liat yang berlumpur dan tanah liat yang membentuk gumpalan
keras dalam keadaan kering serta sangat plastis bila basah. Pada
pemadatan
perubahan
volumenya
sangat
besar
dan
mempunyai
Group E11
Mirip dengan tanah group E10 tetapi mempunyai liquid limit yang lebih
tinggi. Ternasuk didalamnya tanah dengan liquid limit antara 70 80,
dengan plasticity indeks kurang dari 30.
Group E12
Jenis tanah yang mempunyai plasticity indeks lebih besar dari 80. Bisa
terbentuk oleh tanah liat dengan plastisitas tinggi sangat tidak stabil
dengan kelembaban atau bahan - bahan organik dalam jumlah yang lebih
besar.
-
Group E13
Meliputi semua jenis tanah rawa organik seperti gambut. Sangat rendah
stabilisasinya serta sangat rendah densitynya serta sangat tinggi
kelembabannya.
Didalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus melayani
beraneka macam pesawat yang mempunyai tipe roda pendaratan yang berbeda
beda dan yang berlainan beratnya. Pengaruh dari semua jenis lalu lintas
dikonversikan ke dalam pesawat rencana dengan ekivalen annual departure
dari dua pesawat campuran.
Rumus Konversi :
Log R1 = ( Log R2 ) ( W2 / W1 )
di mana :
R1
R2
Ke
Dual Wheel
Faktor Pengali
0,8
Single Wheel
Dual Tandem
0,5
Dual Wheel
Dual Tandem
0,6
Dual Tandem
1.00
Dual Tandem
Single Wheel
2,00
Dual Tandem
Dual Wheel
1,70
Dual Wheel
Single Wheel
1,30
BAB III
Selesai
Mulai
Selesai
Konstruksi dibuat untuk umur rencana 20 tahun 20.000 beban. Gambar 16.12
sampai 16.14 adalah diagram roda pesawat dari FAA.
Analisa lalu lintas pada metode ini sama dengan pada metode
perencanaan perkerasan lentur yang mana digunakan equivalent departure
pesawat pada perencanaan konstruksi hubungan dari semua jenis lalu lintas
dikonversikan kedalam pesawat rencana dengan equivalent annual departure
dari beberapa pesawat adalah :
Log R1 = Log R2 ( W2 / W1 )1/2 .
Tabel 16.5 memperlihatkan sebuah perhitungan sample untuk memperlihatkan
nilai equivalent departure pesawat. Tabel 16.5a menunjukkan pengaplikasian
faktor faktor untuk tipe pendaratan. Bagian ( b ) dan ( c ) dari tabel
menunjukkan perhitungan sampel. Faktor keamanan diaplikasikan pada
modulus ini diberikan pada tabel 16. 6. Dimana diberikan faktor keamanan
yang langsung diaplikasikan pada modulus.
FAA memberikan syarat untuk beban yang berat, harus digunakan
stabilisasi base pada perkerasan beton. Stabilisasi bas digunakan jika tipe
pendaratan pesawat rencana adalah dual tandem dan berat kotor lebih daripada
200.000 pound.
Diagram desain yang diberikan oleh FAA ditunjukkan pada gambar
16.12 sampai 16.14. Harga ketebalan diberikan pada daerah kritis. Kriteria
FAA ketebalan daerah non kritis adalah 0,9 T. Reduksi ini berlaku hanya untuk
beban bukan base. Pada bagian yang lain direduksi 0,7 T tetapi total ketebalan
( perkerasan dan base ) harus sama dengan daerah kritis.
Pada semua kasus FAA memberikan perlindungan dari salju. Pada
runway untuk bandar udara yang besar. Kedalaman salju diperkirakan ( lihat
gambar 14.8 sampai 14.11 ). Pada Bandar udara yang tidak terlalu besar
perlindungan kedalaman antara 65 % sampai 90 % dari perkiraan kedalaman
salju. Hal ini merupakan faktor yang sangat besar jadi seorang engineer harus
menganalisasi untuk masalah khusus lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
udara merupakan sarana angkutan yang banyak peminatnya, dunia seakan sangat
sempit dengan perkembangan angkutan ini.
Untuk dapat memaksimalkan pelayanan terhadap lalulintas pesawat, maka
dalam hal ini peran dan fungsi landasan pacu (runway) dan taxiway sangatlah
menentukan. Oleh karena runway dan taxiway merupakan komponen bandar udara
yang sangat penting untuk pergerakan pesawat sehingga bila tidak direncanakan
sebaik mungkin dapat menyebabkan kecelakaan pesawat dan hal-hal lain yang
beresiko tinggi.
Salah satu bagian penting dalam merencanakan suatu runway dan taxiway
adalah perencanaan struktural perkerasannya. Sebab lapisan perkerasan yang akan
menerima
beban-beban
dari
pesawat
yang
beroperasi,
sehingga
dalam
setiap lapisan harus cukup menjamin bahwa beban beban dari pesawat yang
beroperasi tidak akan merusak perkerasan dan lapisan bawahnya.
Peningkatan jumlah penumpang tiap tahun sangat mempengaruhi, karena itu
fungsi runway dan taxiway harus mengacu pada factor ini. Runway dan taxiway harus
mampu melayani jenis pesawat yang berbadan lebar dengan kapasitas penumpang dan
barang yang lebih besar. Untuk pesawat yang lebih besar dan berbadan lebar,
mempunyai roda pendaratan yang berbeda dengan pesawat lainnya, demikian pula
kapasitas barang yang lebih besar.
Umumnya suatu perkerasan lentur terdiri dari lapisan permukaan, lapisan
pondasi atas dan lapisan pondasi bawah yang terletak diatas tanah dasar yang telah
dipersiapkan. Sedangkan perkerasan kaku terdiri atas portland cement, lapisan base
atau filter dan lapisan sub grade. Kegagalan dalam suatu konstruksi disebabkan oleh
pergerakan dalam jumlah yang tidak diperhitungkan. Sehingga untuk menjaga agar
tebal struktur perkerasannya tetap berada dalam batas-batas yang diperbolehkan maka
harus direncanakan sebaik mungkin dengan metode yang telah dikembangkan. Saat
ini telah terdapat beberapa metode perencanaan perkerasan bandar udara yang dapat
dipakai. Namun demikian, belum ada yang dianggap standar oleh badan-badan dunia
penerbangan ICAO.
I.2. Tujuan
Tugas ini bertujuan untuk mengetahui
perkerasan landasan pacu (runway) dan taxiway pada bandar udara menggunakan
metode FAA (Federal Aviation Administration) untuk pengoperasian pesawat Boeing
747.
I.3. Batasan
Mengingat dalam perencanaan tebal perkerasan kita dihadapkan pada
beberapa masalah yang cukup rumit, sehingga dalam pembahasannya pelu suatu
batasan masalah. Adapun lingkup permasalahan dibatasi pada perencanaan tebal
perkersan lentur dan kaku menggunakan metode FAA, dimana :
-
Dalam pengerjaan tugas ini, penurunan rumus-rumus tidak akan ditinjau tetapi
hanya digunakan secara praktis.
Grafik perencanaan yang digunakan hanya mengacu pada nilai CBR dan
beban pesawat rencana.