Ahmad Fadilah Fitk
Ahmad Fadilah Fitk
Oleh :
Ahmad Fadilah
107011000818
2011
Oleh:
Ahmad Fadilah
NIM. 107011000818
Di bawah bimbinsan
q,
n
Tanepii.MA
NrP. 19720712199803I 004
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi
KOMUNIKASI
yang
berjudul
PENGGTINAAN
"PENGARUH
ALAT
BELAJAR
Syarif
Hidayatullah Jakart4 dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada
tanggal 28 November 2011 di hadapandewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperolehgelar Sl (S.Pd.I)dalam Bidang PendidikanAgama Islam.
Jakart4 28 November 2011
Panitia Uj ian Munaqasyah
Tanggal
t lzlr
Bahrissalim.M.Ag
NrP. 19680307199803| 002
Sekretaris(SekretarisJurusan/Prodi)
Drs. SapiudinShidiq. M.Ag
NIP. 196803282000021 001
Penguji I
Drs. SapiudinShidiq. M.Ae
NIP. 196803282000021 001
!?fn-24t4
uf
't',n-M4
1a-/nrt
PengujiII
Dr. Sururin. MA
N I P . 1 9 7 1 0 3 1199 9 8 0 2
3A0l
/rz
""("
Mengetahui,
Pgs. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Tanda tangan
LEMBAR PERNYATAAN
Nama
Ahmad Fadilah
NIM
10701 000818
Fak/Jur
Alamat
JudulSkripsi
DosenPembimbins Tanenji, MA
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ahmad Fadilah
ABSTRAK
Nama
NIM
Fak/Jur
Judul Skripsi
: Ahmad Fadilah
: 107011000818
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
: Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)
terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan
iii
KATA PENGANTAR
iv
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.Ag., dan Nurlena Rifai, MA, Ph.D., selaku
pengganti dan penanggung jawab sementara Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag., Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Drs.
Sapiudin Shidiq, MA, selaku seketaris jurusan Pendidikan Agama Islam
beserta seluruh staffnya.
3. Tanenji, MA, Dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan
meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu, bimbingan serta
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Hj. Elo al-Bugis, MA., Dosen penasehat akademik yang sudah
memberikan saran dan nasehatnya.
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu Dosen selalu dalam
rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat.
6. Pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas
Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
7. Drs. Moh Khotim. M. Pd, Kepala SMP Negeri 66 Jakarta beserta guru dan
staff karyawan serta siswa/i yang telah ikut berpartisipasi sehingga skripsi
ini berjalan lancar dan dapat diselesaikan.
8. Kakak Syaiful Anwar, Siti Nurjanah, adikku Rifauzi Rahmat, Amelia
Rosdiana,
serta
ponakan
Muhammad
Fathurrahman
yang
selalu
mendorong dan memberi semangat penulis agar skripsi ini dapat segera
diselesaikan.
9. Semua saudara, nyai, encang, encing, sepupu, diantaranya (Hj. Aisyah, Hj.
Marfuah, H. Rojali, Hj. Suhana, Hj. Masanih, baba Utih, cing Adul,
Bahrudin, Heru, Yunus), dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Ahmad Fadilah
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAH PENGUJI ...................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................6
D. Perumusan Masalah ....................................................................7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................7
BAB II
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
BAB IV
BAB V
PENUTUP ....................................................................................95
A. Kesimpulan .............................................................................95
B. Saran .......................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Siswa minta uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa ...............75
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Insterumen angket
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Berita wawancara 1
Lampiran 5
Berita wawancara 2
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
xi
BAB I
PENDAHULUAN
melahirkan
suatu
fenomena
yang mengubah
model
Didik M.Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, (Bandung : PT
Rapfika Aditama, 2005), Cet. 1, h. 121.
3
Sulistyo Basuki, Dasar-dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka.Depdikbud,
1998), Cet. 1, h. 3.5
b.
Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar
dengan pengalaman (memperhatikan), mengamati, memikirkan, merasakan,
menghayati dan sebagainya. atau dengan latihan.8
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI, h. 29.
Ketut Juliantara, Aktivitas Belajar, www.Edukasi.Kompasiana.com, 27 November 2010.
8
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet. IV, h. 66-67.
7
Fase motivasi.
2.
Fase konsentrasi.
3.
Fase mengolah.
4.
5.
6.
Fase generalisasi.
7.
8.
36-37.
Ahmad Mudzakir, Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.
B. Identifikasi Masalah
a.
b.
c.
d.
C. Pembatasan Masalah
a.
b.
10
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995),
Cet. II, h. 32.
c.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian identifikasi dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian
ini Penulis akan memfokuskan perumusan masalah pada:
-
Perumusan masalah Penulis fokuskan agar hasil dari penelitian ini benarbenar maksimal, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk semua pihak.
E. Tujuan Penelitian
a.
b.
F. Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah pengetahuan penulis dan memberi informasi kepada
para pembaca tentang alat komunikasi handphone dan pengaruhnya
dalam aktivitas belajar siswa.
b. Sebagai informasi dan bahan acuan bagi orang tua dan guru agar
memperhatikan siswa dalam mempergunakan handphone.
c. Untuk melengkapi perpustakaan Fakultas yang disediakan sebagai bahan
bacaan dan refrensi.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
keragu-raguan,
kekhawatiran,
kemarahan,
keberanian,
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya, 2005), Cet. IX, h. 11
menggunakan
media
kedua
dalam
melancarkan
10
untuk
membuat
peraturan
mengenai
hubungan
telepon
sejumlah
peraturan
mengenai
hubungan
telepon
internasional.5
11
Indonesia, adalah
sesuatu yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau bisa juga disebut
perkakas, perabotan yang dipakai untuk mencapai maksud.6
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin. Comunis
yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antar dua orang atau lebih. Komunikasi juga dari akar kata bahasa latin
Communico yang artinya membagi (Cherry dalam stuart. 1983).
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human
communication) bahwa:
Komunikasi adalah suatu proses transaksi yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun
hubungan antarsesama manusia, (2) melalui penukaran informasi, (3)
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta (4) berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu. (Book, 1980) 7
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum
mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak
pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran
bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Telepon genggam sering disebut handphone (HP) atau telepon
selular (ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional
saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana (portabel, mobile) dan
tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel.8
Handphone tersebut, merupakan pengembangan teknologi telepon yang
dari masa ke masa mengalami perkembangan, yang di mana perangkat
handphone tersebut dapat digunakan sebagai perangkat mobile atau
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Edisi ke-III, Cet -IV, h. 27
7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 19
8
A. Zambrana, Pengertian Handphone, www.Mokletrpl2.Blogspot.com, 23 Desember 2010.
12
13
10
Apple
Asia fone
B-World
Blackberry
Blueberry
Cross
D-One
GE
HT MOBILE
Huawei
Haider
I-Phone
IMO
Ivio
K-Touch
LG
MICXON
Motorola
Mitto
Nexian
Nokia
Philips
Redberry
Samsung
Sony Ericsson
Sky Bee
Sunberry
SPC
Startech
Taxco
Ti Phone
Titan
Venera
ZTE
14
Pengamatan
Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan
seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang
teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dari pada jiwa dan
menjadi awal aktivitas intelektual. Obyek pengamatan memiliki
sifat-sifat keinginan, kesendirian, lokalitet dan bermateri. Subyek
dapat mengadakan orientasi tehadap suatu obyek, karena obyek itu
dapat ditangkap dengan tidak tergantung kepada adanya saja, namun
dapat dipelajari secara langsung.11
Dalam dunia pendidikan pengamatan merupakan salah satu
aktivitas yang sangat penting. Seorang siswa dalam kegiatan belajar
mengajar harus melakukan pengamatan baik itu ketika guru sedang
menjelaskan pelajaran, berdiskusi dengan teman atau ketika sedang
mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan yang dihadapinya.
b.
Tanggapan
Tanggapan biasa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi
kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi
kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan
konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk
masa yang akan datang. Dengan uraian ini maka ada macam
tanggapan, yaitu:
11
15
Fantasi
Fantasi adalah aktivitas imajiner untuk membentuk tanggapantanggapan baru dengan pertolongan tangggapan-tangggapan lama
yang telah ada, dan tanggapan yang baru itu tidak harus sama atau
sesuai dengan benda-benda yang ada. Dengan demikian imajiner itu
melampaui dunia nyata.
Kegunaan fantasi antara lain:
1) Dengan fantasi, orang dapat memahami dan mengerti sesama
manusia serta dapat menghargai kultur orang lain.
2) Orang dapat keluar dari ruang dan waktu, sehingga seseorang
dapat memahami hal-hal yang ada dan terjadi di tempat lain dan
di waktu yang lain, contohnya dalam mempelajari ilmu dunia
dan sejarah
12
16
dapat
membantu
seseorang
dalam
mencari
Ingatan
Daya jiwa itu adalah ingatan. Ingatan ialah suatu daya jiwa kita
yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali
pengertian-pengertian dan tanggapan. Ingatan dipengaruhi oleh:
1) sifat perorangan, 2) keadaan di luar jiwa kita, 3) keadaan jiwa
kita, 4) umur kita.14
Dalam kenyataanya, ingatan tidak hanya pasif saja dalam arti
hanya menerima dan menyampaikan, tetapi juga menimbulkan dan
mencari kembali informasi-informasi yang telah lama masuk dalam
kesadaran jiwa kita secara aktif, sehingga kita mampu mengatakan,
menceritakan dan mendudukan kembali sebagaimana adanya.
Mengingat berarti menyerap atau meletakan pengetahuan
dengan jalan pencaman secara aktif. Fungsi ingatan itu sendiri
meliputi tiga aktivitas, yakni:
1) Mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan.
2) Menyimpan kesan-kesan.
3) Mereproduksi kesan-kesan.
Sifat-sifat dari pada ingatan yang baik adalah: cepat, setia, kuat,
luas, dan siap. Ingatan dikatakan cepat, apabila dalam mencamkan
kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia,
apabila kesan yang dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil.
Ingatan dikatan kuat, apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan
lama. Ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan
sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap,
apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah
direproduksikan ke alam kesadaran.15
13
17
Pikiran
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar
bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh
akal. Jadi di sini akal adalah sebagai kekuatan yang sangat
mengendalikan pikiran. Berpikir berarti meletakan hubungan antar
bagian pengetahuan yang diperoleh manusia.16
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga
langkah, yakni:
1) Pembentukan pengertian: pengertian logis dibentuk melalui tiga
tingkatan yaitu: pertama, menganalisis ciri-ciri dari sejumlah
objek yang sejenis objek tersebut kita perhatikan unsurnya satu
demi satu. misalnya mau membentuk pengertian manusia.
Kedua, membandingkan ciri-ciri tersebut untuk dikemukakan
ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang
selalu
ada,
mana
yang
tidak
selalu
ada.
Ketiga,
16
18
pokok
jiwa
manusia,
yang
meliputi
mengamati,
menanggap, fantasi, mengingat, dan berfikir, sedangkan fungsifungsi lainya seperti: perhatian, perasaan, dan kemauan adalah tidak
termasuk aktivitas jiwa, melainkan sebagai cara atau kekuatan yang
menunjang aktivitas-aktivitas jiwa manusia.
f.
Perhatian
Kata perhatian tidaklah selalu digunakan dalam arti yang
sama contohnya pertama, dia sedang memperhatikan contoh yang
diberikan oleh gurunya maka perhatian dapat diartikan pemusatan
tenaga psikis tertentu kepada suatu objek, atau contoh kedua, dengan
penuh perhatian dia mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru
yang baru itu, maka perhatian adalah banyak atau sedikitnya
kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Hal
tersebut tergantung pada kalimatnya.
17
19
yaitu banyak
Perasaan
Perasaan adalah suasana psikis yang mengambil bagian pribadi
dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap sesuatu hal yang
berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Perasaan pada
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan
dapat timbul karena mengamati, menganggap, membayangkan,
mengingat atau memikirkan sesuatu.
Perasaan pada anak didik dapat diwujudkan dalam bentuk
ekspresi. Ekspresi adalah pernyataan emosi atau perasaan yang dapat
diamati oleh orang lain, misalnya tersenyum, tertawa, menangis,
murung, tunduk kepala, mengelus dada, cemberut dan sebagainya.19
Perasaan banyak mendasari dan juga mendorong tingkah laku
manusia. Suasana jiwa anak didik sangat mempengaruhi kegairahan
dalam belajarnya. Agar belajar anak tersebut dapat berlangsung
secara efektif pendidikan hendaknya menciptakan situasi yang dapat
mendorong perasaan-perasaan seperti perasaan jasmaniah misalnya
rasa sehat, rasa segar maupun perasaan rohaniah seperti senang,
18
19
20
Kemauan
Kemauan itu bukan keinginan. Orang yang ingin belum tentu
mau, dan sebaliknya orang yang mau belum tentu ingin. Menurut
Augustine, kemauan kemauan merupakan pengendali dari keinginan.
Kemauan tidak selamanya bebas. Kemauan dapat bekeja, baik secara
paksaan maupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang bebas
adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan diri sendiri,
sedangkan kemauan yang terikat adalah kemauan yang ditimbulkan
oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial ataupun
kondisi lingkungan.20
2. Pengertian Belajar
Belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia terlahir sebagai mahluk yang lemah yang tidak mampu
berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui
proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai skill
(kemahiran/keterampilan) maupun pengetahuan.
Sesungguhnya kemampuan untuk belajar dan melakukan berbagai
upaya uji coba, termasuk kemampuan adaptasi terhadap aneka situasi yang
dimiliki manusia maupun hewan. Kemampuan adaptasi inilah yang
membantu kedua mahluk tersebut bisa hidup dan berada di muka bumi.
Manusia tidak hanya mempelajari bahasa, ilmu pengetahuan, profesi,
maupun keahlian tertentu saja. Sesungguhnya dia juga mempelajari
berbagai macam tradisi, etika, moral dan kepribadian. Oleh karena itu,
belajar memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Urgensi
proses belajar telah ditegaskan semenjak diturunkanya ayat pertama dalam
al-Quran al-Karim. Ayat tersebut erat kaitanya dengan masalah baca-tulis
dan belajar. Allah SWT berfirman:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
20
21
21
Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), Cet. I, h. 59
22
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 103
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 17
22
Berikut kutipan firman Allah SWT dan Hadits Nabi SAW, baik
secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk belajar agar
memperoleh ilmu pengetahuan.
Allah SWT berfirman dalam surat al-Zumar ayat 9:
.
.Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya, orang-orang yang
berakallah yang mampu menerima pelajaran (az-Zumar: 9).24
Dalam riwayat Ibnu Ashim dan Thabrani, Rasulullah SAW
bersabda: Wahai sekalian manusia, belajarlah! Karena pengetahuan
hanya didapat melalui belajar. (Qardhawi, 1989).25
Islam memandang umat manusia sebagai mahluk yang dilahirkan
dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan
memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan
umat manusia sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-organ
fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan kegiatan
belajar. Seperti, 1) Indera penglihatan (mata), alat fisik yang berguna
untuk menerima informasi visual, 2) Indera pendengaran (telinga), alat
fisik untuk menerima informasi verbal, dan 3) Akal, yang merupakan
potensi kejiwaan manusia berupa psikis yang kompleks untuk menyerap,
mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan
pengetahuan (ranah kognitif).26
Dalam surat An-Nahl ayat 78 Allah berfirman:
24
R.H.A. Soenarjo, Dkk., Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama RI,1971),
h.747
25
23
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan af-idah (hati/daya nalar) agar kamu bersyukur (An-Nahl : 78).27
Untuk menjelaskan pengertian belajar, terdapat banyak definisi,
oleh karena itu penulis akan menyebutkan beberapa definisi belajar yang
dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru Menegaskan, bahwa Belajar adalah kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenis dan jenjang pendidikan.28
Wasty Soemanto dalam Psikologi Pendidikan, menurut James O.
Wittaker, Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.29
Margaret
E.
Bell
Greadler
dalam
bukunya
Belajar
dan
27
24
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), h.34
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI, h. 29
34
Hoeni Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam, 1997), h. 13
35
Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 63
25
3. Teori-teori Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum
atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan
penjelasan atas fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa
belajar.
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar,
prinsip-prinsip belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi berikut ini
penulis akan mengemukakan beberapa teori belajar. Di antara sekian
banyak teori yang berdasarkan eksperimen ada tida macam yang sangat
menonjol, yakni:
1) Teori Behaviorisme
Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan
pada prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Koneksionisme,
merupakan teori yang pertama dari rumpun behaviorisme. Menurut
teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antara
perangsang-jawaban
atau
stimulus-respons.
Belajar
adalah
sebanyak-banyaknya.
Siapa yang menguasai hubungan stimulus-respons sebanyakbanyaknya ialah orang pandai atau berhasil dalam belajar.
Pembentukan
hubungan
ulangan-ulangan.
stimulus-respons
dilakukan
melalui
36
26
lebih
lanjut
dari
koneksionisme.
Teori
ini
37
27
28
salah
satu
instruksional
discovery learning
kognitif
yang
sangat
39
29
3) Teori Humanistik
Bagi penganut teori ini, proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat
menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyatan
teori ini banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal.
Dalam praktik, teori ini antara lain terwujud dalam pendekatan
yang diusulkan oleh Ausubel (1968) yang disebut belajar
bermakna atau meaningful lerning. Teori ini juga terwujud dalam
teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk Taksonomi Bloom.42
Dari ketiga teori belajar di atas, ternyata memang terdapat
perbedaan, akan tetapi dari perbedaan tersebut terdapat persamaan
karena teori-teori tersebut sangat terkait dengan proses belajar. Di
antara persamaan teori tersebut yaitu:
1. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang
penting.
2. Halangan dan kesulitan pasti ada dalam proses belajar.
3. Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan
respons yang bermacam-macam.
4. Setiap seseorang yang belajar pasti melakukan aktivitas.
4. Tujuan Belajar
Menurut Winarno Surachman, tujuan belajar di sekolah itu
ditunjukan untuk mencapai:
a.
Pengumpulan pengetahuan
b.
c.
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), Cet. IV, h. 13
30
43
44
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke II, h. 58-59
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, h. 14
31
45
46
32
Intelegensi Siswa
Intelegensi
kemampuan
pada
psikofisik
umumnya
untuk
dapat
mereaksi
diartikan
sebagai
rangsangan
atau
Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
47
48
33
Bakat Siswa
Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Jadi, secara umum bakat itu mirip dengan
intelegensi.50
Karena bakat tersebut akan dapat mempengaruhi tinggirendahnya prestasi belajar siswa di bidang studi tertentu. Maka
alangkah bijaksanannya orangtua yang tidak melakukan
pemaksaan kehendak kepada anaknya.
d.
Minat Siswa
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Dalam
49
50
hal
ini
minat
merupakan
yang dapat
34
Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
baik manusia ataupun hewan yang mendorong untuk berbuat
sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman,
1986; Reber, 1988).
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
2.
51
52
35
dan
teman-teman
sekelas
dapat
mempengaruhi
36
2.
55
37
Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar
siswa dapat dikelompokan ke dalam prototipe (bentuk dasar), yaitu:
1) Pendekatan surface (bersifat lahiriah)
Misalnya, siswa mau belajar karena dorongan dari luar
(ekstintik) antara lain takut tidak lulus, ingin dapat hadiah.
Oleh karena itu cara belajarnya santai, asal hafal dan tidak
mementingkan pemahaman yang mendalam.
2) Pendekatan deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan pendekatan deep biasanya
mempelajari materi karena dia memang tertarik dan merasa
membutuhkannya (intrinsik). Oleh karena itu, gaya belajarnya
serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta
memikirkan cara mengaplikasikannya.
3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada
umumnya dilandasi oleh motif ekstrintik yang berciri khusus
yang disebut ego-enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar
dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara
meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa
38
ini
lebih
serius
daripada
pendekatan-pendekatan lainnya.
siswa-siswa
yang
memakai
56
activities
seperti
membaca,
memperhatikan,
gambar,
39
Zakiah Dradjat, Dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. 1, h. 138
40
dipromosikan, mulai dari kelas bawah sampai atas, dan saat ini yang lagi
tren yaitu handphone blackberry.
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih
mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu, tapi apakah tujuan ini
benar-benar tercapai dalam kehidupan kita?. Oleh dari itu di sini penulis
akan mengemukakan manfaat dan dampak dari penggunaan alat
komunikasi handphone.
1. Manfaat Handphone
1. Untuk mempermudah berkomunikasi
Handphone adalah alat komunikasi, baik jarak dekat maupun
jarak jauh dan merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang
dapat menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan
sebagai alat komunikasi karena bisa dibawa kemana saja. Sebab itulah
handphone sangat berguna untuk alat komunikasi jarak jauh yang
semakin efektif dan efisien. selain perangkatnya yang bisa dibawa ke
mana-mana dan dapat dipakai di mana saja.58
2. Untuk meningkatkan jalinan sosial
Di samping sebagai alat komunikasi handphone tersebut dapat
berfungsi
untuk
meningkatkan
jalinan
sosial
karena
dengan
41
mata akan kemajuan di era globalisasi saat ini, jika kita amati saat ini
feature handphone sangatlah lengkap sampai jaringan internet pun
sudah dapat diakses dari handphone. Hal tersebut dapat digunakan
siswa untuk mengetahui apa yang ada di sekeliling mereka dengan
catatan handphone itu digunakan dengan bijaksana.59
4. Sebagai alat penghilang stress
Salah satu manfaat tambahan dari handphone yaitu sebagai alat
penghilang stess. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa
hendphone saat ini sudah memliki feature yang sangat lengkap seperti
Mp3, video, kamera, permainan, televisi, radio, dan layanan internet.
Sehingga
feature
tersebut
dapat
dijadikan
seseorang
untuk
menghilangkan stress.
Mungkin masih banyak lagi manfaat yang dapat diambil dari
kemajuan alat komunikasi handphone saat ini, tapi sekali lagi penulis
mengatakan bahwa manfaat handphone di atas dapat diperoleh apabila
handphone tersebut dapat digunakan dengan bijaksana sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya.
2. Dampak Handphone
Memang jelas manfaat handphone terbesar yaitu sebagai alat
komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga,
yaitu sesuai dengan fungsi awalnya, dan selain fungsi di atas
handphone tersebut bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang kemajuan teknologi dan untuk memperluas jaringan.
Di samping handphone mempunyai manfaat bagi penggunanya,
handphone tersebut juga mempunyai dampak negatif, di antara
dampak negatifnya secara umum yaitu:
1. Membuat siswa malas belajar
Anak-anak yang sudah kecanduan handphone, maka setiap
saatnya hanya bermain handphone dan handphone. Merka tidak lagi
59
Uswatun, Dampak positif dan negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
42
tersebut
dapat
mengganggu
proses
belajar
dan
43
soal akhirnya mendapat nilai yang buruk, dan hal itulah yang
menyebabkan proses belajar gagal.60
3. Melupakan tugas dan kewajiban
Handphone sebenarnya sangatlah bermanfaat jika dipergunakan
sebagaiman mestinya. Tetapi yang terjadi khususnya para pelajar
menyalahgunakan handphone tersebut untuk keperluan lain. Anakanak terlalu asyik bermain handphone dengan feature handphone yang
semakin canggih selain untuk menelepon dan sms, handphone
tersebut sudah ada feature permainan (games), Mp3, video, kamera,
radio, televisi bahkan jaringan internet. Tidak sedikit siswa melupakan
tugas dan kewajiabannya akibat bermain handphone.
Mereka tidak lagi memperhatikan tugas dan kewajibannya sebab
disibukkan oleh handphone yang mereka punya. Akibatnya siswa
tidak menguasai materi belajarnya dan tidak sedikit siswa yang lupa
mengerjakan tugas dari guru karena sibuk memainkan handphone.
dengan bermain handphone saat pelajaran berlangsung atau tidak
mengerjakan PR, itu berarti siswa telah mengabaikan dan melupakan
tugas dan kewajibannya. Hal itu tentunya tidak boleh terjadi oleh
karena itu di sini memerlukan peranan dan perhatian dari guru dan
orang tua.
4. Mengganggu perkembangan anak
Dengan perkembangan alat komunikasi handphone maka tercipta
feature canggih yang tersedia di handphone seperti yang telah
disebutkan sebelumnya akan mengganggu siswa dalam menerima
pelajaran di sekolah, tidak jarang mereka disibukkan dengan
menerima panggilan, sms, misscall dari teman mereka bahkan dari
keluarga mereka sendiri, lebih parah lagi ada yang menggunakan
handphone untuk mencontek (curang) dalam ulangan, bermain game
saat guru menjelaskan pelajaran di samping itu karena saat ini
60
44
mempunyai
alat
komunikasi
handphone,
maka
61
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
63
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
62
45
46
D. Kerangka Berfikir
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian
cepat sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan
manusia, dan dewasa ini produk teknologi sudah menjadi kebutuhan seharihari dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Penggunaan televisi, telepon
fax, celluler phone, dan internet sudah bukan menjadi hal yang aneh ataupun
baru lagi, khususnya di kota-kota besar.
Alat komunikasi handphone merupakan salah satu barang atau benda
yang dipakai sebagai sarana komunikasi baik itu berupa, lisan maupun
tulisan, untuk penyampaian informasi atau pesan dari suatu pihak kepihak
lainnya secara efektif dan efesien karena perangkatnya yang bisa dibawa
kemana-mana dan dapat dipakai di mana saja.
Dalam alat komunikasi handphone tersebut memang terdapat manfaat
bagi kehidupan manusia antara lain: untuk berkomunikasi jarak jauh dengan
keluarga, saudara atau teman. Akan tetapi dibalik manfaat tersebut mungkin
terdapat dampak negatif dalam kehidupan manusia khususnya bagi para
pelajar, hal tersebut dikarenakan handphone bukan saja barang yang dimiliki
oleh orang dewasa tetapi handphone tersebut sudah menjelajah para pelajar.
Dengan kondisi seperti itu maka banyak merugikan bagi para pelajar
contohnya dalam aktivitas belajar siswa. Bisa saja para pelajar asyik
memainkan handphone yang mereka miliki pada saat guru sedang
menjelaskan materi pelajaran dan bisa juga siswa melupakan tugas sekolah
karena asyik memainkan handphone, baik itu berupa menelepon, sms,
memutar Mp3, mendengarkan radio, menontong televisi, bahkan internetan
seperti yahoo, facebook, twitter, dan sebagainya.
Dalam kegiatan belajar sangatlah berkaitan dengan yang namanya
aktivitas, tidak ada suatu pekerjaan tanpa adanya aktivitas. Oleh karena itu
aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar baik itu di sekolah maupun di
rumah. Dari aktivitas yang dilakukan seorang itulah yang merupakan salah
satu diantara yang mempengaruhi hasil dan prestasi belajar siswa.
47
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis diajukan untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan
penulis mengenai adanya pengaruh negatif handphone terhadap aktivitas
belajar siswa.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian
menjelaskan bahwa: Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
penelitian
yang
secara
teoritis
dianggap
paling
tinggi
tingkat
kebenarannya.64
Jadi, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara, karena
dugaan itu bisa benar, bisa juga salah, oleh karena itu perlu diteliti.
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yakni
penyelidikan tentang masalah kemasyarakatan atau kemanusiaan yang
didasarkan pada pengujian suatu teori yang tersusun atas variabel-variabel,
diukur dengan bilangan-bilangan dan dianalisis dengan prosedur statistik.
Bertujuan menentukan apakah generalisasi-generalisasi prediktif dari teori
tertentu yang diselidiki terbukti kebenarannya (Creswell, 1994). Adapun
dalam penulisan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode statistik deskriptif analisis yaitu metode yang
ditujukan untuk mendesrifsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik berupa alami maupun rekayasa manusia dengan sifat kajiannya
menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi.1 Dan yang ditunjang oleh datadata yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu
mengumpulkan data dari objek yang diteliti.
48
49
C. Variabel Penelitian
Menurut Anas Sudijono, dalam bukunya Pengantar Statistik
Pendidikan, mengartikan kata variabel berasal dari bahasa Inggris variable
dengan arti ubahan, faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubahubah.2
Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktik, menegaskan bahwa: Variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.3
Dalam penelitaian ini terdapat dua variabel antara lain yaitu:
1. Variabel penggunaan alat komunikasi handphone yang merupakan
variabel X sebagai variabel bebas.
2. Variabel aktivitas belajar siswa merupakan variabel Y sebagai
variabel terikat.
36
3
50
menjadi subyek atau obyek penelitian.5 Jadi disini sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Penulis mengambil sampel sebanyak 55
siswa dari seluruh jumlah populasi. Pengambilan sampel penelitian ini
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: Apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat
diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih.6 Penulis memilih kelas VIII untuk
dijadikan sampel penelitian yang nantinya akan diberikan kuesioner atau
angket.
Dalam pemilihan sampel penulis menggunakan metode random
sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak adalah pemilihan ukuran
sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk menjadi sampel.
5
6
7
76
51
Cholid Narbuka dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.
VI, h. 76
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 278
52
Tabel 1
Skor item alternatif jawaban responden
Positif
Negatif
Jawab
Skor
Jawab
Skor
Selalu
Selalu
Sering
Sering
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Tidak Pernah
Tabel 2
Klasifikasi skor angket
Klasifikasi
25 50
Rendah
51 75
Sedang
76 100
Tinggi
11
53
1.
rxy
N XY (X)(Y)
( ()) ( ())
Keterangan:
rxy
: Number of cases
2.
Interpretasi
Moment (rxy)
0,00 0,20
0,20 0,40
0,40 0,70
0,70 0,90
54
0,90 1,00
: Number of cases
nr
12
55
G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data
melalui pedoman tertulis tentang pengamatan wawancara, dan daftar
pertanyaan (angket) yang disiapkan untuk mendapatkan informasi dari
responden.13
Adapun kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan)
tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Kisi-kisi instrument angket
No
1
Variabel
Aspek
Alat
Kepemilikan
Komunikasi
atau
Handphone
kepentingan
(HP)
Terhadap
Handphone
Indikator
- Apakah kamu
mempunyai
handphone
Butir Soal
Jumlah
1, 2, 3, 4, 5
- Apakah kamu
memaksa orangtua
untuk membelikan
handphone
- Apakah kamu
membawa
handphone saat
pergi ke sekolah
- Apakah kamu
menelpon dalam
sehari lebih dari satu
jam
- Apakah kamu
menghabiskan pulsa
lebih dari Rp
25.000,- dalam satu
bulan
13
Ronny Kountur, Metode Untuk Penulisan Skripsi & Tesis, (Jakarta: CV.Taruna Grafika
2003), Cet ke-1, h. 113
56
Pemanfaatan
Handphone
secara Positif
- Apakah kamu
menggunakan
handphone untuk
hal-hal yang positif
6, 7, 8, 9, 10
11,12, 13,
- Apakah kamu
memberi kabar pada
orangtua melalui
handphone
- Apakah kamu
menambah
teman/berkenalan
menggunakan
handphone
- Apakah kamu
berbicara dengan
bahasa sopan
dihandphone
- Apakah kamu
meminta maaf
dengan
menggunakan
handphone apabila
punya salah
Pemanfaatan
Handphone
secara
Negatif
- Apakah kamu
melihat gambar atau
video porno dari
handphone
- Apakah kamu
membohongi teman
melalui handphone
- Apakah kamu
merasa sombong
dengan mempunyai
handphone
- Apakah kamu minta
uang pada orang tua
untuk dibelikan
pulsa
14, 15
57
- Apakah kamu
mengancam
seseorang dengan
menggunakan
handphone
2
Aktivitas
Belajar
Siswa
- Apakah kamu
menonaktifkan
Belajar Siswa
handphone saat
masuk kelas
Di Sekolah
Proses
- Apakah kamu
memainkan
handphone saat
pelajaran di dalam
kelas berlangsung
- Apakah kamu
meminta jawaban
ujian ulangan
dengan menggunkan
SMS
- Apakah kamu
membuka
facebook/twitter
melalui handphone
saat pelajaran
berlangsung
- Apakah guru
memainkan
handphone saat
mengajar di dalam
kelas
- Apakah guru
mengajar dengan
metode (cara
belajar) yang
bervariasi/bermacam
-macam
- Apakah pihak
sekolah mengadak
razia handphone
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8
58
9, 10,11, 12,
13, 14, 15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
59
60
1.
S. Soemarsono
(1965 1968)
2.
(1968 1980)
3.
Kusnadi
(1968 1981)
4.
Drs. A. Ismail
(1981 1984)
5.
S. Soemarsono
(1984 1986)
6.
Marliyah Sumartono
(1987 1993)
7.
Drs. Kuncoro. AS
(1993 1995)
8.
Drs. Iskandar
(1995 1998)
9.
(1998 2004)
(2004 2006)
(2006 2010)
(2010 Sekarang)
61
2. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah
: 201.016.305.086
: 200 040
:C
: Jl. Masjid AnNur III Rt.13/01 No.1
4. Alamat Sekolah
Kelurahan
: Grogol selatan
Kecamatan
: Kebayoran Lama
Kota Administrasi
: Jakarta Selatan
Provinsi
: DKI Jakarta
Kode Pos
: 12220
5. Telepon
: 021 7262921
Faximile
: 021 7262921
: smpn66jkt@yahoo.co.id
6. Status Sekolah
: Negeri
: 30 Mei 1965
: A
: 2009
a. Pimpinan Sekolah.
Tabel 5
Pimpinan Sekolah
Jabatan
Nama
Jenis
Usia
Kelamin
Pendidikan
Masa
Akhir
Kerja
Kepala Sekolah
47
S2
Wakil Kepala
53
S1
26
62
b. Guru.
1. Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin dan jumlah
Tabel 6
Pendidikan, status, jenis kelamin guru
No
Tingkat Pendidikan
S3/S-2
S1
10
D4
D 3 / Sarjana Muda
D2
D1
SMA Sederajat
Pr
Pr
1
20
Jumlah
12
11
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama
Drs. Moh. Khotim, M.Pd
Drs. H. Hanom Iskandar, MM
Drs. Yurianto, MM
Trie Ariani, S.Pd
Agus Subali, S.Pd
Hj. Sri Harpini
Drs. Ismurni Abdul Muis
Zulyetni syawir, A.Md.Pd
Drs. Zaenal Abidin
Jumlah
Jabatan
Kepala Sekolah
Guru
Staf Pengemb. Mutu
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
28
63
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Tahun
Pelajaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
74
102
100
89
72
79
Jumlah
Siswa
Rombel
64
2011 2012
176
189
151
Jumlah kelas
3.
516
4.
1. Pramuka
5. English Club
2. PMR
6. KIR
3. Rohis
7. Marawis
4. Pancak Silat
8. Paduan Suara
Visi :
Menciptakan sumber daya manusia yang menguasai IPTEK
berlandaskan IMTAQ
2.
Misi :
1. Meningkatkan Dedikasi dan Kompetensi Guru dan Karyawan
2. Menciptakan Suasana Belajar Yang Kompetitif
3. Meningkatkan Produktivitas Kegiatan Belajar Mengajar
4. Mewujudkan Suasana Kekeluargaan Antara Sesama Komunitas
Sekolah
5. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu disusun suatu
program yang sistematis sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Atas
dasar itulah SMP Negeri 66 Jakarta memandang perlu adanya
Program Sekolah sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di SMP
Negeri 66 Jakarta.3
14
65
5.
B. Deskripsi Data
Telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yang telah disebarkan kepada para siswa.
Angket yang telah disebarkan pada siswa yaitu sebanyak 55 angket
yang telah dipilih secara acak. Kemudian data yang telah diperoleh dari
angket tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi
dengan prosentase dengan menggunakan rumus:
=
66
Keterangan:
P
: Persentase
: Frekuensi
: Number of cases
a.
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Ya
55
100%
Tidak
55
100%
Jumlah
Tabel 10
Siswa memaksa orang tua untuk dibelikan Handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
67
Selalu
2%
Sering
2%
Kadang-kadang
29
53%
Tidak Pernah
24
43%
Jumlah
55
100%
Tabel 11
Siswa membawa handphone ke sekolah
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
17
31%
Sering
16%
Kadang-kadang
23
42%
Tidak Pernah
11%
Jumlah
55
100%
68
Tabel 12
Siswa menelepon lebih dari satu jam sehari
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
5%
Kadang-kadang
29
53%
Tidak Pernah
23
42%
Jumlah
55
100%
69
Tabel 13
Siswa menghabiskan pulsa Rp 25.000,- dalam sebulan
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
11%
Sering
12
22%
Kadang-kadang
18
33%
Tidak Pernah
19
34%
Jumlah
55
100%
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
70
Selalu
30
54%
Sering
13
24%
Kadang-kadang
12
12%
Tidak Pernah
55
100%
Jumlah
Tabel 15
Siswa memberi kabar pada orang tua melalui handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
28
51%
Sering
18
33%
Kadang-kadang
16%
Tidak Pernah
55
100%
Jumlah
71
Tabel 16
Siswa menambah teman melalui handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
16
29%
Sering
11
20%
Kadang-kadang
24
24%
Tidak Pernah
7%
Jumlah
55
100%
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
72
Selalu
19
35%
Sering
20
36%
Kadang-kadang
16
29%
Tidak Pernah
55
100%
Jumlah
Tabel 18
Siswa minta maaf melalui handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
15
27%
Sering
12
22%
Kadang-kadang
27
49%
Tidak Pernah
2%
Jumlah
55
100%
73
c.
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
5%
Kadang-kadang
15%
Tidak Pernah
44
80%
Jumlah
55
100%
74
Tabel 20
Siswa membohongi teman melalui handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
2%
Sering
5%
Kadang-kadang
33
60%
Tidak Pernah
18
33%
Jumlah
55
100%
Tabel 21
Siswa merasa sombong mempunyai handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
2%
Kadang-kadang
14
25%
Tidak Pernah
40
73%
Jumlah
55
100%
75
Tabel 22
Siswa minta uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
7%
Sering
14
26%
Kadang-kadang
31
56%
Tidak Pernah
11%
Jumlah
55
100%
76
Tabel 23
Siswa mengancam seseorang melalui handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
12
22%
Tidak Pernah
43
78%
Jumlah
55
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (22%) siswa menyatakan kadangkadang mengancam seseorang melalui handphone dan (78%) siswa
menyatakan tidak pernah mengancam seseorang melalui handphone.
Berdasarkan jawaban responden tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa siswa tidak pernah mengancam seseorang melalui handphone
walaupun terkadang masih ada siswa yang nenggunakan handphone untuk
mengancam seseorang. Terkadang siswa tidak tahu dampak negatif dari
mengancam atau menteror seseorang, sudah banyak kasus penteroran yang
dilakukan melalui telepon atau handphone seperti penteroran tentang masalah
keberadaan bom yang belum lama ditayangkan di televisi. Hal tersebut
merupakan perbuatan yang sangat tidak baik dan dapat merugikan banyak
orang lain.
77
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
12
22%
Sering
20
36%
Kadang-kadang
13%
Tidak Pernah
16
29%
Jumlah
55
100%
78
Tabel 25
Siswa memainkan handphone saat pelajaran belangsung
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
15%
Kadang-kadang
22
40%
Tidak Pernah
25
45%
Jumlah
55
100%
Tabel 26
Siswa menyontek dengan mengunakan handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
79
Selalu
Sering
4%
Kadang-kadang
13%
Tidak Pernah
46
83%
Jumlah
55
100%
Tabel 27
Siswa bermain facebook/twitter di handphone saat pelajaran berlangsung
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
4%
Sering
15%
Kadang-kadang
15
27%
Tidak Pernah
30
54%
Jumlah
55
100%
80
dan
(54%)
siswa
menyatakan
tidak
pernah
bermain
Tabel 28
Guru memainkan handphone saat mengajar
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
Sering
2%
Kadang-kadang
34
62%
Tidak Pernah
20
36%
Jumlah
55
100%
81
Tabel 29
Guru mengajar dengan metode yang bervariasi
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
12
22%
Sering
23
42%
Kadang-kadang
18
32%
Tidak Pernah
4%
Jumlah
55
100%
82
Tabel 30
Pihak sekolah mengadakan razia handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
2%
Sering
11%
Kadang-kadang
39
71%
Tidak Pernah
16%
Jumlah
55
100%
Tabel 31
Pihak sekolah mensosialisasikan dampak negatif handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
16
29%
Sering
25
45%
Kadang-kadang
13
24%
Tidak Pernah
2%
Jumlah
55
100%
83
Tabel 32
Siswa malas belajar akibat bermain handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
11%
Sering
13
24%
Kadang-kadang
17
31%
Tidak Pernah
19
34%
Jumlah
55
100%
84
Tabel 33
Siswa lupa membuat PR akibat bermain handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
2%
Sering
13
24%
Kadang-kadang
28
50%
Tidak Pernah
13
24%
Jumlah
55
100%
Tabel 34
Siswa menelepon di atas pukul 21.00 WIB
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
85
Selalu
5%
Sering
11%
Kadang-kadang
19
35%
Tidak Pernah
27
49%
Jumlah
55
100%
Tabel 35
Siswa belajar kelompok di rumah
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
4%
Sering
14
25%
Kadang-kadang
36
65%
Tidak Pernah
6%
Jumlah
55
100%
86
Tabel 36
Siswa mengaktifkan handphone 24 jam
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
28
51%
Sering
9%
Kadang-kadang
17
31%
Tidak Pernah
9%
Jumlah
55
100%
handphone
24
jam,
(9%)
siswa
menyatakan
sering
Tabel 37
Orang tua mendampingi siswa saat belajar di rumah
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
11%
Sering
11%
Kadang-kadang
28
51%
Tidak Pernah
15
27%
87
Jumlah
55
100%
Tabel 38
Orang tua menasehati tentang dampak negatif handphone
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
21
38%
Sering
13
24%
Kadang-kadang
14
25%
Tidak Pernah
13%
Jumlah
55
100%
88
tentang dampak negatif handphone, dan (13%) siswa menyatakan orang tua
tidak pernah menasehati tentang dampak negatif handphone.
Berdasarkan jawaban responden tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagian besar orang tua selalu menasehati tentang dampak negatif
handphone kepada anaknya.
C. Analisis Data
Seperti yang penulis ungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah antara variabel X (penggunaan alat komunikasi
handphone) dan variabel Y (aktivitas belajar siswa) terdapat hubungan positif
yang signifikan. Untuk itu menggunakan rumus korelasi product moment
untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signigfikan atau tidak
diantara kedua variabel tersebut.
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi r product moment
tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah:
1. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) penggunaan
alat komunikasi handphone.
2. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) aktivitas
belajar siswa.
3. Scoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan kedalam tabel kerja
atau tabel perhitungan yang terdiri dari enam kolom.
Tabel 39
Indeks Korelasi
Antara Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP) terhadap
Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan
No
Responden
1
XY
40
32
1280
1600
1024
46
42
1932
2166
1764
89
41
38
1558
1681
1444
39
42
1638
1521
1764
49
47
2303
2401
2209
46
47
2162
2116
2209
48
45
2160
2304
2025
41
45
1845
1681
2025
43
44
1892
1849
1936
10
43
44
1892
1849
1936
11
43
39
1677
1849
1521
12
36
40
1440
1296
1600
13
46
42
1932
2116
1764
14
50
41
2025
2500
1681
15
51
42
2142
2601
1764
16
47
42
1974
2209
1764
17
44
40
1760
1936
1600
18
40
42
1680
1600
1764
19
50
48
2900
2500
2304
20
52
44
2288
2704
1936
21
46
46
2116
2116
2116
22
50
45
2250
2500
2025
23
46
44
2024
2116
1936
24
49
50
2450
2401
2500
25
40
33
1320
1600
1089
90
26
41
42
1722
1681
1764
27
47
45
2115
2209
2025
28
49
45
2205
2401
2025
29
39
46
1749
1521
2116
30
50
46
2300
2500
2116
31
42
45
1890
1764
2025
32
51
47
2397
2601
2209
33
48
47
2256
2304
2209
34
43
40
1720
1849
1600
35
45
43
1935
2500
1849
36
43
44
1892
1849
1936
37
47
40
1880
2209
1600
38
41
39
1599
1681
1521
39
39
32
1248
1521
1024
40
47
41
1927
2209
1681
41
42
43
1806
1764
1849
42
50
42
2100
2500
1764
43
42
45
1890
1764
2025
44
48
41
1968
2304
1681
45
49
45
2205
2401
2025
46
43
42
1806
1849
1764
47
48
47
2256
2304
2209
48
41
40
1640
1681
1600
49
49
46
2254
2401
2116
91
50
43
44
1892
1849
1936
51
47
44
2068
2209
1936
52
42
42
1764
1764
1764
53
44
40
1760
1936
1600
54
41
34
1394
1681
1156
55
39
32
1248
1521
1024
N=55
X=2466
Y=2333
XY=105496
X=111939
Y=99849
rxy
N XY (X)(Y)
( ()) ( ())
Keterangan:
Rxy : Angka indeks r product moment (antara variabel X dan Y)
N
: Number of cases
rxy
( ()) ( ())
2)
92
5802280 5753178
49102
75489 (48806)
49102
3684316134
49102
60698,57
0, 808
D. Interpretasi Data
Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan dua
macam cara, yaitu:
a. Memberi interpretasi sederhana
Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana
dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r
product moment. Ternyata besarnya rxy (0,808) yang besarnya berkisar
antara 0,70 0,90 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi kuat atau tinggi.
b. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan jalan berkonsultasi pada nilai
r product moment dengan jalan:
93
94
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
mempergunakan alat komunikasi handphone maka semakin berdampak
negatif terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.
Adapun penghitungan Koefisien Determinasi (KD) yang digunakan
untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus:
KD = r x 100%
Keterangan:
KD = Koefiensi Determinasi ( kontribusi variabel X terhadap Variabel Y)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yatitu yang berjudul
pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap aktivitas
belajar siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan. Akhirnya penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
Ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat
komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dari hasil yang diperoleh yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, diperoleh angka indeks korelasi sebesar 0,808 yang berkisar antara
0,70 0,90, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y yaitu korelasi yang Kuat atau tinggi.
Kemudian dengan memeriksa tabel nilai r product moment ternyata
dengan df sebesar 50 pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel sebesar
0,297, selanjutnya pada taraf signifikan 1% diperloleh angka sebesar 0,361.
jika dilihat pada angka r tabel tersebut maka rxy jauh lebih besar daripada
r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,808 > 0,297) maupun pada taraf
signifikan 1% (0,808 > 0,361). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif
yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
95
96
B.
Saran
Sebagaimana yang penulis telah ungkapkan pada bagaian awal
penelitian bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah dan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh handphone terhadap aktivitas belajar
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran,
sebagai berikut:
1.
2.
97
lagi
pengaruh
negatifnya.
Sebagai
salah
satu
cara
5.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo, Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas
Terbuka.Depdikbud, Cet. 1, 1998.
Bell Greadler, Margaret E., Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan), Jakarta:
PT. RajaGrafinda Persada, Cet. II, 1994
Bunga
Kehidupan,
Pengaruh
Handphone
terhadap
www.bbawor.blogspot.com, Jakarta, 23 Desember 2010
Pelajar,
Dewa,
Fungsi
Handphone
bagi
Masyarakat
Indonesian,
Pelajar,