Kardiomiopati
Kardiomiopati
PENDAHULUAN
Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari
sistem kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita yang
sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang
mempunyai kelainan jantung sebelumnya. Tanpa diagnosis yang akurat dan
penanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan dapat
menimbulkan mortalitas ibu yang signifikan.1
Banyaknya perubahan fisiologis pada kehamilan normal menyebabkan
diagnosis penyakit jantung menjadi lebih sulit. Sebagai contoh pada kehamilan
normal, sering dijumpai murmur jantung sistolik fungsional. Upaya pernapasan
pada kehamilan normal mengalami peningkatan, kadang-kadang menandakan
dispnea. Edema umumnya terdapat di ekstremitas bawah pada separuh terakhir
kehamilan. Kita jangan mendiagnosis penyakit jantung pada kehamilan apabila
memang tidak ada, tetapi pada saat yang sama jangan sampai gagal untuk
mendeteksi dan menangani dengan benar penyakit jantung apabila memang
ada.Martin dkk (1999) melaporkan bahwa kelainan jantung merupakan penyebab
kematian ketiga terbanyak pada wanita usia 25 44 tahun.2
Koonin dkk (1997) melaporkan penyakit jantung menjadi penyebab dari
5,6% kematian maternal di Amerika Serikat antara tahun 1987 1990. Di RS.
Hasan Sadikin angka kematian ibu karena kelainan jantung pada tahun 1994
1998 sebesar 5,4 % ( 2 dari 37 kasus), sedang di RSCM pada tahun 2001
penyakit jantung menyebabkan 10,3% kematian ibu dan merupakan penyebab
kematian terbanyak setelah preeklamsi/eklamsia dan perdarahan postpartum. 2,3
Kelompok penyakit ini beberapa kali mengalami perubahan dalam hal
klasifikasi kelainannya. Bila dilihat dari definisi dapat disebutkan bahwa
kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot
jantung atau miokard itu sendiri. Kelompok penyakit ini tergolong khusus karena
kelainan yang ditimbulkan bukan terjadi akibat penyakit perikardium, hipertensi,
2,5,6
Karena penyebab lain masih harus disingkirkan maka evaluasi yang teliti
tentang onset disfungsi ventrikel merupakan hal yang esensial. Pada banyak
kasus gagal jantung didasarkan karena hipertensi heart disease, stenosis mitralis
yang tersembunyi, obesitas atau miokarditis. Jika pasien mengalami episode
akut gagal jantung hampir separuhnya mengalami disfungsi ventrikel kiri yang
menetap, mempunyai prognosis jangka panjang yang sama dengan penyakit
jantung karena hal lain.2,4,5
Akhir-akhir ini, insidens kardiomiopati semakin meningkat frekuensinya.
Dengan bertambah majunya tehnik diagnostik, ternyata kardiomiopati idiopatik
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang utama. 1 Di Amerika Serikat
prevalensinya sekitar 1 kasus per 1300-1500 kelahiran. Secara Internasional
prevalensi dilaporkan 1 kasus per 6000 kelahiran di Jepang, 1: 1000 kelahiran di
Afrika selatan, dan 1:350-400 kelahiran di Haiti. Prevalensi tertinggi di Nigeria. 3
dari 18 % menjadi 25% tergantung pada cadangan besi tiap individu. Keadaan
anemia fisiologis ini biasanya tidak menyebabkan komplikasi pada jantung ibu,
namun anemia yang lebih berat akan meningkatkan kerja jantung dan
menyebabkan terjadinya takikardia. Mikrositosis akibat defisiensi besi dapat
memperburuk perfusi pada sistem mikrosirkulasi penderita polisitemia yang
berhubungan dengan penyakit jantung sianotik sebab sel-sel darah merah yang
mikrositik sedikit yang dirubah. Keadaan ini membutuhkan suplai besi dan asam
folat.1, 5
Kadar albumin serum akan menurun 22 % meskipun massa albumin
intravaskuler bertambah 20% akibatnya terjadi
serum dari 20 mmHg menjadi 19 mmHg. Pada kehamilan normal balans cairan
intravaskuler dipertahankan oleh penurunan tekanan onkotik intertitial, namun
bila terjadi peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri atau bila terjadi
gangguan pada pembuluh darah paru maka akan terjadi edem paru yang dini. 1
tepat
separuh
dari
kasus-kasus
ini
dapat
ditemukan
kausa
Heart
Study,
obesitas
saja
dilaporkan
berkaitan
dengan
2,5,7,8,9
Nutrisi. Nutrisi yang jelek akan memudahkan terjadinya penyakit jantung pasca
salin karena pemberian asi merupakan beban tambahan pada ibu yang
menderita penyakit ini disamping mengakibatkan keadaan malnutrisi ibu makin
jelek.
Hormonal. Beberapa hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin telah
menunjukkan pengaruh pada sistem kardiovaskuler namun bukti yang ada
menunjukkan tidak ada kelainan hormonal yang dapat diidentifikasi pada
kardiomiopati peripartum.
Virus. Hubungan antara kehamilan dan miokarditis karena virus telah dibuktikan.
Pada penelitian ternyata tikus hamil lebih rentan terhadap virus dibanding yang
tidak hamil. Selanjutnya virus ini bermultiplikasi lebih banyak pada jantung tikus
hamil dan pada keadaaan cardiac output meningkat ( yang terjadi pada
kehamilan normal), lesi miokardial karena virus menjadi lebih parah.
Imunologi. Pada kardiomiopati peripartum terjadi degenerasi yang cepat dari
uterus
yang
menghasilkan
fragmentasi
dari
tropokolagen
oleh
enzim
KARAKTERISTIK KLINIS
Wanita dengan kardiomiopati memperlihatkan tanda dan gejala gagal jantung.
Karena puncak peningkatan beban hemodinamik terjadi pada minggu ke 32
(trimester ke tiga). Hal ini kiranya dapat menerangkan mengapa kardiomiopati
peripartum tidak terjadi pada trimester I dan II. Namun mengapa kardiomiopati
peripartum masih terjadi pada beberapa bulan pasca salin dimana beban
hemodinamik telah kembali normal. Hal ini mungkin disebabkan karena faktorfaktor tertentu yang hingga saat ini belum diketahui. 5,8,9
Gagal jantung terjadi pada bulan akhir kehamilan atau dalam 5 bulan setelah
melahirkan.
Tidak ada penyebab gagal jantung yang ditemukan ( mis infeksi, penyakit
katup, penyakit jantung iskhemik)
Tidak ada penyakit jantung yang tampak sebelum bulan akhir terakhir
kehamilan.
Pendekatan khusus
Bahan-bahan
vasodilator
dapat
diberikan
jika
diperlukan
untuk
FOLLOW-UP
10
Monitoring pasien
Monitor penyakit dalam 24 48 jam, Invasive cardiac monitoring harus
dipertimbangkan selama persalinan sampai 24 jam postpartum dan Pengawasan
ketat termasuk pengukuran fungsi jantung dalam 3-6 bulan pengobatan. 2,3
Kemungkinan yang dapat terjadi :
PROGNOSIS :2,,6,7,9,10
Prognosis baik bila fungsi ventrikel kiri menjadi normal dalam 6 bulan serta
pada kondisi ini harapan hidup lebih bermakna. Namun timbul pertanyaan
apakah wanita dengan kardiomiopati pertipartum dan fungsi ventrikel kiri
yang sembuh dapat secara aman hamil kembali, jawabannya masih
kontroversi ? Jawabannya bahwa pada penderita yang menunjukan tandatanda disfungsi ventrikel kiri yang persisten kehamilan berikutnya harus
dicegah. Tetapi pada penderita dengan ventrikel kiri yang sembuh
dobutamine chalange test dapat dipertimbangkan sebelum kehamilan
berikutnya disetujui.
Five year survival rate kira-kira 50%, konseling prekonsepsi sangat penting
dilakukan meski gagal jantung tidak didapatkan.
TAMBAHAN
Pertimbangan dalam kehamilan :
2,3,11
Pada gagal jantung kelas I dan II kelahiran harus dilakukan secara vaginal
kecuali bila didapatkan komplikasi obstetri lain yang memerlukan tindakan
12
persalina
dan
kelahiran
pervaginum
ternyata
bila
kelahiran
Pada gagal jantung kelas III cara persalinannya secara vaginum seperti kelas
I dan II dengan seksio sesaria terbatas pada indikasi obstetri. Persalinan
pervaginum pada umumnya lebih aman dari pada seksio sesaria karena
penderita sangat tidak dapat menanggung beban tindakan operatif. Gagal
jantung yang berat merupakan kontraindikasi dilakukan seksio sesaria.
DAFTAR PUSTAKA
13
from
The
high-Risk
Pregnancy
Sourcebook. Available
PJ,
Eds.
Turnbulls
Obstetrics.
3rd
ed.
London:
Churchill
Livingstone;2001.p.271-2.
9. Wynne J, Braunwald E, Cardiomyopathy and myocarditis.In : Kasper DL,
Braundwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 16 th ed.New York:McGrawHill;2005.p.1408-13.
14
15