Anda di halaman 1dari 65

Pembimbing :

dr. Joko Widagdo, Sp.B

Pendahuluan
Hernia penonjolan isi organ

abdomen melalui defek atau bagian


lemah dari dinding rongga
bersangkutan yang masih ditutup
peritoneum.
Hernia terbagi atas hernia bawaan
atau kongenital dan hernia dapatan
atau akuisita.

Pendahuluan
Sekitar 75% hernia terjadi pada

sekitar lipat paha, berupa


hernia inguinal direk
Hernia inguinal indirek
hernia femoralis;
hernia insisional 10%
hernia ventralis 10%
hernia umbilikalis 3%
hernia lainnya sekitar 3%

Epidemiologi
75% kasus hernia di dinding

abdomen muncul di daerah sekitar


lipat paha.
Hernia indirek : hernia direk = 2:1
hernia femoralis lebih sedikit
Hernia sisi kanan >di sisi kiri.
pria : wanita = 7:1 pada hernia
indirek

Definisi
Hernia adalah penonjolan isi rongga

abdomen melalui defek atau bagian


lemah dari dinding rongga
bersangkutan yang masih ditutup
peritoneum.
Hernia terdiri dari
cincin,
kantong, dan
isi hernia.

Definisi
Hernia Skrotalis merupakan lanjutan

dari hernia inguinalis lateralis apabila


hernia ini masuk ke dalam scrotum.
Isi dari hernia ini bisa berupa
omentum atau usus.

Hernia inkarserata adalah hernia

yang disertai gangguan pasase


akibat terjepitnya isi hernia oleh
cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut.

Etiologi / Predisposisi
Hernia dapat di bagi menjadi
1. Hernia didapat
2. Hernia kongenital

Dapat terjadi pada semua usia ( > )


Terjadi karena annulus internus cukup

lebar
Adanya faktor yang mendorong isi
hernia melewati annulus internus yang
melebar tersebut

Tiga hal yang mencegah terjadinya

hernia inguinalis
Kanalis inguinalis yang berjalan miring
M. oblikus internus abdominalis yang

menutup annulus inguinalis internus ketika


berkontraksi
Fascia trasversa yang kuat menutupi
trigonum hasselbach
Gangguan mekanisme ini dapat
menyebabkan terjadilah hernia.

Sebab kongenital prosesus vaginalis

yang terbuka (gagal menutup)


Sebab didapat tekanan intraabdomen
dan kelemahan otot dinding perut
Tekanan intra-abdomen
Batuk kronik
Hipertrofi prostat
Konstipasi
Ansietas

Otot dinding perut relaksasi tekanan

intraabdomen tidak tinggi kanalis


lebih berjalan vertikal
Otot dinding perut kontraksi kanalis
inguinalis berjalan lebih trasversal dari
annulus inguinalis
Kelemahan otot dinding perut antara
lain terjadi akibat kerusakan m.
Ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah
apendiktomi .

Patofisiologi
Hernia skrotalis adalah hernia inguinalis

lateralis yang isinya mencapai scrorum.


Hernia melalui anulus inguinalis
internus > canalis inguinalis > anulus
inguinalis eksternus dan terletak
disebelah lateral dari arteri vena
epigastrika inferior.
Kantong hernia berada didalam
muskulus kremaster terletak
anteromedial terhadap vas deferens
dan struktur lain dalam tali sperma.

Faktor Resiko
Mengangkat barang berat
Obesitas
Batuk kronik
Sering mengejan saat buang air

besar
Kehamilan
Aktivitas fisik yang berlebihan

KLASIFIKASI
Berdasarkan Terjadinya
Hernia bawaan atau congenital

Pada hernia congenital, sebelumnya


telah terbentuk kantong yang terjadi
sebagai akibat dari perintah atau
gangguan proses perkembangan
intrauterine. Contoh : paten prosesus
vaginalis.

KLASIFIKASI
Berdasarkan Terjadinya
Hernia dapatan atau akuisita, terdiri

dari :
Hernia primer : terjadi pada titik lemah
yang terjadi alamiah, seperti pada :
Struktur yang menembus dinding abdomen :

seperti pembuluh darah femoralis yang melalui


kanalis femoralis.
Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling
menutup secara normal, seperti pada regio
lumbal
Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang
untuk menutup defek, seperti pada umbilikus

Hernia dapatan atau akuisita,

terdiri dari :
Hernia Sekunder : terjadi pada

tempat pembedahan atau trauma


pada dinding seperti pada
laparatomi dan trauma tembus.

KLASIFIKASI
Berdasarkan Nama Letaknya
Hernia Inguinalis
Hernia Femoralis
Hernia Scrotalis
Hernia Umbilikalis
Hernia Diafragmatika
Hernia Epigastrika

Klasifikasi
Hernia menurutriwayat
alamiah
dan komplikasi
yang
Riwayat alamiah
perkembangan hernia
yaitu pembesaran progresif, regresi
terjadi

yang tidak spontan.


Pengecualian untuk hernia umbilikalis
kongenital pada neonatus,dimana
orifisium dapat menutup beberapa
tahun setelah lahir. Seiring berjalannya
waktu, hernia membesar dan memiliki
kecenderungan untuk terjadi
komplikasi.

Klasifikasi
Hernia menurutriwayat
alamiah dan komplikasi yang
terjadi
Hernia reponibel
Hernia Ireponibel
Hernia obstruksi atau Hernia

inkarserata
Hernia Strangulata

ANATOMI
Dinding perut mengandung struktur

muskulo-aponeurosis yang kompleks.


Di bagian belakang, struktur ini
melekat pada tulang belakang,
Di sebelah atas pada iga dan
Di bagian bawah pada tulang
panggul.

Dinding perut terdiri dari beberapa lapis dari

luar ke dalam antara lain :

lapisan kulit (kutis dan subkutis),


lemak subkutan dan fascia superfisial (fascia scarpa),
ketiga otot perut (m.obliquus abdominis eksternus,

m.obliquus abdominis internus dan m.transversus


abdominis)
lapisan preperitoneum dan peritoneum yaitu fascia
transversalis, lemak preperitoneal dan peritoneum
parietal.

Otot di bagian depan tengah terdiri dari

sepasang otot rectus abdominis dengan


fascianya di mana di garis tengah nya
dipisahkan oleh linea alba.

Regio inguinalis tempat peralihan

dari daerah perut ke organ-organ


kelamin luar dan ke tungkai bagian
atas.
Garis pemisah antara kedua daerah
tersebut dibentuk oleh ligamentum
ingunale yang terletak di antara
tuberculum ossis pubicum (sisi medial)
dan spina iliaca anterior superior (sisi
lateral).

Di atas ligamentum inguinale, funikulus

spermatikus meninggalkan rongga perut


melalui annulus inguinalis profundus yang
terletak di lateral.
Funikulus spermatikus ini menembus
dinding perut melalui canalis inguinalis
yang letaknya sejajar dengan ligamentum
inguinale dan berada di bawah kulit
dalam annulus inguinalis superfisialis
yang terletak di media di mana lubang ini
mudah diraba di bawah kulit dinding
perut jika scrotum didorong ke dalam
serta meraba di atas lipatan inguinale.

Canalis inguinalis dibentuk oleh dinding

anterior, posterior, superior dan inferior.


Dinding anterior dibentuk oleh aponeurosis
m. obliquus eksternus abdominis yang
diperkuat di 1/3 lateralnya oleh serabutserabut m. obliquus internus abdominis.
Seluruh panjang dinding posterior canalis
inguinalis dibentuk oleh fascia
transversalis yang diperkuat oleh conjoint
tendon di 1/3 medialnya

. Conjoint tendon adalah gabungan tendon

insersi m. obliquus internus abdominis dan


m. transversus abdominis, yang melekat
pada crista pubica dan linea pectinea.
Dasar atau dinding inferior canalis
inguinalis dibentuk oleh ligamentum
inguinale dan ligementum lacunar,
sedangkan atapnya dibentuk oleh m.
obliquus internus abdominis dan m.
transversus abdominis.

Canalis inguinalis dibatasi oleh annulus

inguinalis internus di craniolateral yang


merupakan bagian terbuka dari fascia
transversalis dan aponeurosis
m.transversus abdominis.
Di medial bawah, di atas tuberculum
pubicum, canal ini dibatasi oleh
annulus inguinalis eksternus yang
merupakan bagian terbuka dari
aponeurosis m. obliquus eksternus.

Canal berisi funikulus spermatikus

pada pria dan ligamentum rotundum


pada wanita, n. ilio inguinalis serta
filament dari n. genito femoralis.

Annulus inguinalis eksterna merupakan

defek yang berbentuk segitiga


( Hesselbachs triangle) pada aponeurosis
m.obliquus eksternus dan dasarnya
dibentuk oleh crista pubica. Pinggir annulus
merupakan origo fascia spermatica
externa. Batas lateral adalah arteri
epigastrika inferior, batas medial adalah
tepi lateral m. rectus abdominis, batas
inferior adalah ligamentum inguinale dan
batas posterior adalah fascia transversalis.

Annulus inguinalis interna adalah suatu

lubang berbentuk oval pada fascia


transversalis, yang terletak sekitar 3 cm di
atas ligamentum inguinale, pertengahan
antara SIAS dan symphisis pubis. Di
sebelah medial annulus inguinalis interna
terdapat a.v.epigastrika inferior. Pinggir
annulus merupakan origo fascia
spermatica interna pada pria atau
pembungkus bagian dalam ligamentum
rotundum uteri pada wanita.

Pada laki laki, penutupan yang

berhubungan dengan terjadinya hernia ini


memerlukan pengetahuan embriologis
yang berhubungan dengan turunnya testis.
Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu
struktur di daerah ginjal dalam abdomen
(retroperitoneal). Selama pertumbuhan
fetus, testis akan turun (descensus testis)
dari dinding belakang abdomen menuju ke
dalam scrotum.

Selama penurunan ini, peritoneum yang ada di

depannya ikut terbawa serta sebagai suatu


tube, yang melalui canalis inguinalis masuk ke
dalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini
disebut processus vaginalis.
Sebelum lahir, processus ini akan mengalami
obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi
testis yang disebut tunika vaginalis. Jika tunika
vaginalis ini tetap ada, akan ditemukan
hubungan langsung antara cavum peritonei
dengan scrotum di mana berpotensial
menyebabkan terjadinya hernia inguinalis.

Diagnosis
Anamnesis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan,

mengacu pada hernia skrotalis :


Benjolan pada skrotum / skrotum membesar
Sensasi terbakar dan nyeri pada skrotum
Terasa berat dan menarik pada daerah
skrotum yang membesar
Kebiasaan mengangkat beban berat

Mengacu pada hernia inkarserata :


Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan hilang timbul
Benjolan bersifat menetap pada

skrotum
Riwayat sulit BAB/tidak bisa BAB
Dapat distensi pada abdomen

Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi terdapat benjolan pada

skrotum. Benjolan ini bersifat


menetap, tidak dapat dimasukkan
secara manual. Selain itu bisa
didapatkan distensi abdomen, darm
contour (gambaran usus), dan darm
steifung (gambaran peristaltik usus).

Pada auskultasi terdapat bising usus

pada skrotum. Didapatkan


hiperperistaltik pada abdomen.
Pada palpasi didapatkan pembesaran
pada skrotum yang terkena dengan
konsistensi kenyal. Selain itu teraba
tegang pada palpasi abdomen.
Pada perkusi abdomen didapatkan
hipertimpani.

Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
BNO 2 posisi pada abdomen
Distribusi udara usus tidak merata
Tampak pelebaran usus dengan

hearing bone appearance


Tampak air fluid level bertingkat /
step leader (posisi LLD)

USG pada testis


testis yang terkena akan terlihat

terisi lemak atau usus


ukuran testis lebih besar dibanding
testis normal
Laboratorium
Leukosit > 10.000 18.000 / mm3
Serum elektrolit meningkat

Diagnosis Banding
Tumor testis
Pada pemeriksaan fisik, testis terdapat benjolan

padat keras, tidak nyeri pada palpasi, dan tidak


menunjukkan tanda transiluminasi.
Varikokel
Pasien diperiksa dalam posisi berdiri, dengan
memperhatikan keadaan skrotum kemudian
dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta
untuk melakukan maneuver valsava atau mengedan.
Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan palpasi
terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di
dalam kantung yang berada di sebelah cranial
testis.

TATALAKSANA
Hernia Skrotalis
Inkarserata

Penanganan di IGD

Pemberian cairan melalui infus untuk

mencegah dehidrasi,
Pemasangan NGT dengan tujuan
dekompresi (menurunkan tekanan
intraabdomen akibat obstruksi), serta
Pemasanagan kateter untuk
pemantauan balance cairan.
Memberikan terapi Oksigen dan
antibiotik kombinasi triple drugs

Pada anak-anak, inkarserata lebih sering

terjadi pada umur dibawah dua tahun.


Reposisi spontan lebih sering dan
sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia
jarang terjadi dibandingkan orang dewasa.
Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang
lebih elastis pada anak-anak.
Bila usaha reposisi ini berhasil, anak
disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak
berhasil, dalam waktu 6 jam harus
dilakukan operasi segera.

Tindakan bedah adalah pengobatan

definitif hernia skrotalis inkarserata.


Indikasi operasi sudah ada begitu
diagnosa ditegakkan.
Ketika kondisi medis pasien dengan
tingkat resiko operasi yang tinggi
terutama pada pasien geriatri,
operasi elektif harus ditunda sampai kondisi

stabil, dan
operasi cito dikerjakan jika keadaan
mengancam nyawa pasien.

Prinsip dasar operasi hernia terdiri

atas herniotomi dan hernioplasti.


Herniotomi dilakukan pembebasan
kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia
dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi.Kantong hernia
dijahit ikat setinggi mungkin, lalu
dipotong.

Hernioplasti dilakukan tindakan

memperkecil anulus inguinalis


internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
Hernioplasti lebih penting dalam
mencegah terjadinya residif
dibandingkan dengan herniotomi.

Tujuan dari hernioplasti adalah mencegah

penonjolan peritoneum melalui defek


dinding abdomen. Integritas dari dinding
abdomen dipulihkan dengan cara:
(1) penutupan aponeurosis dari defek
hernia, bila perlu penutupan
diperpanjang, atau
(2) penggantian dari fasia transversalis
yang mengalami defek dengan prostesis
sintetik yang besar.
Dua metode tersebut kadang-kadang
dikombinasikan.

Berdasarkan teknik operasi, ada

beberapa teknik herniorepair yang


dapat digunakan, yaitu :
Open anterior repair.
Teknik untuk membuat jeratan terlepas
dan memperbaiki dasar dari canalis
inguinal menggunakan jaringan asli.
Perbaikan jaringan diindikasikan ketika
penggunaan bahan prostetik
merupakan kontraindikasi, (kontaminasi
atau strangulata).

Open anterior repair melibatkan

pembukaan aponeurosis m.obliqus


abdominis eksternus dan membuka
funikulus spermaticus. Fascia
transversalis kemudian dibuka,
dilakukan inspeksi kanalis spinalis,
celah direct dan indirect. Kantung
hernia biasanya diligasi dan dasar
kanalis spinalis di rekonstruksi.

Prosthetic Repairs teknik ini

sangat populer digunakan sehingga


menandakan adanya pergeseran
paradigma dalam proses
pembedahan pada patofisiologi
hernia. Teknik yang paling umum
dilakukan adalah Prosthetic Repairs
dalam hal ini.

Lichtenstein Tension-Free Repair

Teknik Lichtenstein memperluas


terutama kanalis inguinalis dengan
memperkuat dasar dari kanalis
inguinalis dengan prosthetic mesh,
sehingga meminimalkan
ketegangan.

Komplikasi Hernia Skrotalis


Inkarserata
Elektrolit imbalans
Gangguan pasase usus
Obstipasi
Infark testis kemudian berlanjut

atrofi testis
Oedem organ atau struktur di dalam
hernia akibat bendungan vena
Hernia strangulata

Prognosis
Hernia Skrotalis
Hernia skrotalis inkarserata menyebabkan
Inkarserata

obstruksi usus dan bahkan menjadi Hernia


strangulasi, yang jika terlambat untuk
didiagnosis secara dini, dapat berakibat
perforasi usus dan peritonitis.
Prognosis baik didapatkan apabila hernia
skrotalis inkarserata didiagnosis secara dini
dan ditindaklanjuti secepatnya
Kematian dapat menjadi ancaman apabila
terjadi kekeliruan diagnosa ataupun karena
keterlambatan dan komplikasi yang
berhubungan dengan menejemen penyakit itu
sendiri.

Edukasi
Menjelaskan kepada penderita dan

keluarga bahwa usus yang masuk ke


dalam kantung buah pelir semakin
lama akan terjepit sehingga
mengganggu pencernaan. Hal ini
yang menimbulkan gejala mual,
muntah, perut kembung, dan tidak
bisa BAB/kentut.

Edukasi
Menjelaskan kepada penderita dan

keluarga penderita bahwa perlu dilakukan


operasi, yaitu dengan mengembalikan isi
perut (usus) ke dalam rongga perut bila
usus tersebut masih hidup, tetapi jika
sudah mati akan dipotong, setelah itu
dilakukan penutupan lubang tempat
keluarnya isi perut tersebut, serta risiko
operasi yang mungkin terjadi seperti
perdarahan dan infeksi.

Edukasi
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak

melakukan aktivitas yang dapat


menambah tekanan intraabdominal
setelah operasi, contohnya mengejan saat
buang air besar dan mengangkat beban
berat.
Merawat luka operasi dengan baik agar
tidak terjadi infeksi dan bila terjadi
pembengkakkan di scrotum pasien diminta
segera melaporkan kepada dokter.

Daftar pustaka
Sjamsul hidajat, R & Wimde Jong. 2010.BukuAjar Ilmu

Bedah,Edisi 3, EGC, Jakarta

Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal :


21-25. Hal: 523-537

Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery,


2ndedition, Elsevier Saunders, page 431-445.

Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-

dua, EGC,Jakarta, 1995. Hal :228, 243.


Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu

Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta. Hal : 509 517.

Anda mungkin juga menyukai