Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENERAPAN BEA KELUAR ATAS EKSPOR BIJI KAKAO

Shinta Damayanti
Mahasiswa Program Diploma IV STAN jurusan Akuntansi Kurikulum Khusus
Kelas 7C / 27
same.shinta@gmail.com

ABSTRACT
This journal is written to determine the impact of export duty over cocoa beans in Indonesia. The
study uses descriptive analyst to compare the price of cocoa before and after imposition of export
duty. As the third largest cocoa producer in the world, cocoa processing industry in Indonesia has
been struggling to develop. The lack of supply from cocoas farmer make lot of local cocoa processing
industry stop their operation. Mostly Indonesian cocoa beans or raw cocoa is sold overseas as a result
of PPN on cocoa beans which are sold to domestic industry. To reduce the amount of export of raw
cocoa or cocoa beans and to increase cocoa processing industry growth, the government issued a
regulation of export duty on cocoa beans. This rule successfully put the brakes on exports of cocoa
beans. But unfortunately this rule can not increase cocoa farmers income in Indonesia.
Keyword : export duty, cocoa beans

I.

PENDAHULUAN
II.
III.
Sebagai negara agraris, banyak
warga

negara

menggantungkan
pertanian.

Indonesia
hidupnya

Pertanian

dari

disini

yang
sektor
meliputi

pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan dan


perikanan. Sebagaimana data Badan Pusat
Statistik Indonesia sampai dengan Februari

tahun 2012, sektor pertanian menyerap


tenaga kerja paling besar di Indonesia yaitu
sekitar 40 juta tenaga kerja. Jumlah ini
merupakan jumlah yang signifikan karena
besarnya merupakan 36,53% dari jumlah
angkatan kerja yang ada di Indonesia.
IV.
Dengan luas daratan yang begitu
besar tidaklah mengherankan jika banyak
masyarakat Indonesia yang mengandalkan

sumber

penghidupannya

dari

sektor

serapan kakao di Indonesia terbilang rendah,

pertanian dan perkebunan tak terkecuali

hal

dengan perkebunan kakao. Dengan kondisi

pemberlakuan

topografi yang dimiliki, kakao bisa tumbuh

(PPN) pada tahun 2001 atas penyerahan

hampir

provinsi

komoditi primer hasil pertanian selain yang

Indonesia. Menurut data Direktoral Jenderal

dilakukan oleh petani atau kumpulan petani

Perkebunan Tahun 2012, Sulawesi Tengah

kepada pengusaha pengolahan kakao dalam

merupakan

areal

negeri. Sedangkan untuk biji kakao atau

perkebunan kakao terluas di Indonesia,

kakao mentah yang dijual ke luar negeri

diikuti oleh Sulawesi Selatan dan kemudian

(ekspor) tidak dikenakan pajak pertambahan

Sulawesi Tenggara. Luas areal perkebunan

nilai. Pengenaan pajak pertambahan nilai

kakao

mengalami

inilah yang membuat para pengumpul kakao

pertumbuhan tiap tahunnya dengan besaran

lebih tertarik untuk menjual kakaonya di

rata-rata sekitar 4,42% tiap tahunnya.

luar negeri ketimbang di dalam negeri.

V.

di

pun

seluruh

provinsi

wilayah

dengan

senantiasa

Dari banyaknya produksi kakao di

Indonesia sebagian besar diekspor ke luar


negeri, namun sayangnya ekspor kakao ini
didominasi oleh ekspor kakao dalam bentuk
biji kakao atau kakao mentah. Hal ini
tidaklah baik untuk pertumbuhan industri
kakao dalam negeri. Industri kakao tidak

ini

Sebagai
peraturan

dikarenakan
pajak

akibat
ini

dari
banyak

adanya

peraturan

pertambahan

nilai

diberlakukannya
dari

pengusaha

pengolahan kakao yang tidak bisa beroperasi


karena kurangnya pasokan bahan mentah
dari petani kakao dan pada akhirnya banyak
industri

hilir

kakao

yang

melakukan

pemindahan usahanya ke negara-negara

bisa memberikan nilai tambah terhadap

tetangga Indonesia, misalnya Malaysia.


VII.
Mati surinya industri hilir

perekonomian Indonesia. Keuntungan yang

Indonesia pada akhirnya membuat nilai

diperoleh dari ekspor biji kakao hanyalah

ekspor kakao Indonesia didominasi oleh

sebesar 3%, namun apabila kakao ini diolah

kakao mentah atau biji kakao. Setiap

terlebih dahulu maka persentase keuntungan

tahunnya nilai ekspor kakao berupa bahan

yang diperoleh akan meningkat.


VI.
Besarnya ekspor kakao Indonesia

mentah semakin tinggi dan nilai ekspor

salah satunya disebabkan karena tingkat


serapan biji kakao yang masih rendah di
dalam negeri. Lalu mengapa bisa tingkat

di

produk olahan kakao semakin menurun.


Tingginya ekspor biji kakao tanpa adanya
dukungan dari industri pengolahan kakao di

dalam negeri bukanlah hal yang baik bagi

USD

petani kakao di Indonesia, karena para

2,000

petani kakao ini menjadi sangat bergantung

XIX. Harga

terhadap perekonomian global. Apabila


permintaan kakao dunia menurun maka para
petani kakao akan kehilangan sumber

Referensi

XVIII.
2

Bea Keluar Dan Tarif Bea Keluar. Dalam

Referensi
lebih dari

XXI.
3

2,750 -

USD

barang mentah atau biji kakao dikenakan

3,500
XXV. Harga

XI. Tarif Bea Keluar Kakao


XIV.

XXIV.

B
e
a

XXIII. 1

USD

peraturan ini, ekspor kakao dalam bentuk


bea keluar progresif sampai dengan 15%.
IX.
X. Tabel I

2,000
XXII. Harga

tahun 2010 dikeluarkan Peraturan Menteri


Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan

USD

pendapatannya.
VIII.
Oleh karena itu pada bulan April
Keuangan Nomor 67 Tahun 2010 tentang

XX.

lebih dari

Referensi

XXVI. 1

lebih dari

USD

3,500
XXVII. Sumber : PMK No. 67 Tahun 2010
XXVIII.
XXIX.
Dengan adanya bea keluar terhadap ekspor

XII.
N
XV.
1

XIII.

Klasifikas

i
XVI. Harga
Referensi
sampai
dengan

kakao

kebutuhan

terpenuhi. Selain itu bea keluar yang

diperoleh

dialokasikan untuk memnyalurkan bibit

r
XVII. 0
%

kakao

mentah
biji

diharapkan
kakao

nantinya
yang

baru

penyediian

domestik

akan

sebagian
dalam

akan
rangka

menggantikan kakao yang telah tua sehingga


diharapkan produktivitas kakao di Indonesia
akan

meningkat.

Diberlakukannya

bea

keluar atas ekspor biji kakao ini merupakan

hasil pembahasan yang telah dilakukan lebih

data terkait produktivitas kakao, nilai ekspor

dari tujuh tahun. Belajar dari kesuksesan

kakao, pertumbuhan industri pengolahan

Ghana yang merupakan negara penghasil

kakao di Indonesia dan harga kakao di

kakao terbesar kedua di dunia yang telah

Indonesia.

berhasil mendorong industri hilir kakao


dengan pemberlakuan bea keluar atas ekspor
biji kakao. Setelah Ghana memberlakukan
bea keluar atas ekspor kakao mentah banyak
investor

asing

yang

menginvestasikan

uangnya untuk membangun perusahaan


pengolah biji kakao di Ghana, bahkan salah
satu perusahaan asing Eropa ada yang
membangun perusahaan pengolahan kakao

XXXIII.
Sebagaimana

yang

telah

disebutkan

sebelumnya sebagian dari bea keluar atas


kakao akan dialokasikan untuk membeli
bibit

kakao

didistribusikan
sehingga

dapat

yang

nantinya

akan

petani

kakao

kepada

meningkatkan

produksi

kakao di Indonesia.

dengan nilai investasi mencapai 70 juta

XXXIV. Tabel II

dollar. Selain itu dengan adanya bea keluar

XXXV. Produksi Kakao Indonesia

Ghana

berhasil

meningkatkan

produksi

XXXVI.
XXXVII. XXXVIII. Produ

kakao. Pendapatan yang diperoleh dari bea

keluar atas kakao ini digunakan untuk

Tahu

ksi (dalam
Ton)

membangun infrastruktur, mengganti pohon

XXXIX.
XL.

kakao yang telah tua dengan pendistribusian

1
2008
XLII. XLIII.

XLI.

2
2009
XLV. XLVI.

XLIV. 542.207

3
2010
XLVIII.
XLIX.

XLVII. 557.596

4
LI.

L.

benih kakao dan program pengembangan


pusat penelitian dan sekolah kakao di
Ghana.
XXX.
XXXI. II. PEMBAHASAN
XXXII.
Dalam rangka mengetahui sejauh mana
dampak pemberlakuan bea keluar atas
ekspor biji kakao terhadap industri kakao di
Indonesia dan kesejahteraan petani kakao di
Indonesia, penulis mencoba menganalisis

2011
LII.

520.462

465.809

5
2012
LIII. 453.729
LIV.Sumber : Direktorat Jenderal
Perkebunan
LV.

LVI.Dari data yang diperoleh ternyata

5.

setelah diberlakukannya bea keluar terhadap

ekspor biji kakao, produksi kakao tidak

mengalami peningkatan. Produksi kakao

8.

justru mengalami penurunan tiap tahunnya.


LVII. Tabel III

9.

78

4
LXXIV.1.

LVIII. Komposisi Nilai Ekspor Kakao

3
4

LXII.
LXI.
LX.

LIX.
T

0.

Eks

ks

por

po

Ka

kak

Ol

ah

Me

an

nta

ak

LXXV. LXXVI.

LXXVII.

.9

ao

662.498.1

15

9
LXXII. 614

7.

LXXI.

.49

LXXIII.

6.3

726.100.8

50

92

2
LXXVIII.
1.047.327

384.829.79
3

LXVI.

LXXIX.Sumber : BPS, data diolah


LXXX.
Perubahan komposisi atas nilai ekspor
kakao dan produk olahannya ini dipengaruhi

32

oleh pemberlakuan bea keluar. Industri hilir

LXIV. 1.0

3.

yang sempat mati suri kembali bergeliat. Hal

87.

45

ini ditandai dengan meningkatnya kapasitas

LXIII.

484

1.

produksi industri kakao di Indonesia. Selain

.65

80

bertambahnya

LXV.

3
LXVII. LXVIII.
2

5
LXIX. 44

1.190.739.6

4.

88

82

LXX.

kapasitas

produksi

dari

industri pengolahan kakao yang telah ada,


industri

pengolahan

kakao

juga

disemarakkan dengan kehadiran beberapa

LXXXIX.

perusahaan pengolahan kakao baru.


LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.

Harga Rata-Rata Kakao

LXXXV.Tabel IV
LXXXVI.

Pe

rusahaan Pengolahan Kakao di Indonesia


LXXXVII.

XC. Sumber : Kementerian Perdagangan,


data diolah.
XCI.

Pemberlakuan bea keluar terhadap

ekspor biji kakao ternyata juga tidak berhasil


meningkatkan harga kakao di dalam negeri.
Harga

kakao

cenderung

mengalami

penurunan tiap tahunnya. Apabila harga


kakao terus menerus mengalami penurunan
LXXXVIII.
mber : Kementerian Perdagangan

Su

seperti ini tentu saja petani lah yang akan


paling dirugikan. Keuntungan mereka dari
penjualan kakao tidak sebanding dengan
besarnya biaya pokok produksi kakao
tersebut.
XCII. III. PENUTUP
XCIII.
Tidak seperti pajak yang
bertujuan untuk menghimpun penerimaan
negara yang sebesar-besarnya, bea keluar
diterapkan

dengan

tujuan

sebagai

pendukung perekonomian nasional dengan

tetap

memperhatikan

arah

kebijakan

industri nasional. Dengan Bea Keluar


diharapkan kebutuhan dalam negeri akan
kakao

mentah

dapat

terpenuhi.

Pemberlakuan aturan mengenai penerapan


bea keluar terhadap ekspor biji kakao telah
berhasil mengurangi nilai ekspor biji kakao.
Selain mengurangi nilai ekspor biji kakao,
bea keluar juga mendorong pertumbuhan
industri hilir kakao di Indonesia. Namun
ternyata bea keluar atas kakao ini belum
bisa meningkatkan kesejahteraan petani
kakao di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
produksi kakao di Indonesia yang terus
menurun serta harga kakao yang juga
mengalami penurunan tiap tahunnya. Dari
analisis diperoleh bahwa bea keluar kakao
hanya menguntungkan bagi pengusaha
industri kokoa saja.
XCIV.
CVIII.

XCV.
XCVI. IV. DAFTAR PUSTAKA
XCVII. [1]Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 67 Tahun 2010
XCVIII.
XCIX.
[2]http://kemenperin.go.id/statis
tik/query_komoditi.php?
komoditi=cocoa&negara=&jenis=e&acti
on=Tampilkan diakses pada tanggal 4
Mei 2014
C.
CI. [3]www.bps.go.id

diaksses

pada

tanggal 4 Mei 2014


CII.
CIII. [4]http://www.antaranews.com/berita/
380319/bea-keluar-kakao-dorongperkembangan-industri

diakses

pada

tanggal 4 Mei 2014


CIV.
CV. [5]http://www.fiskal.depkeu.go.id/
diakses pada tanggal 4 Mei 2014
CVI.
CVII.
[6]http://www.pertanian.go.id/
diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai