Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN MATERI SEMINAR AKUNTANSI PUBLIK

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA


Tahun 1975
Pada tahun ini belum ada sistem akuntansi, yang ada baru sebatas sistem
administrasi atau dikenal dengan istilah tata usaha keuangan daerah. Pelaksanaan
pengelolaan keuangan pemerintahan khususnya pemerintah daerah mendasarkan
pada:
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
2. Peraturan
Pemerintah
No.
5
Tahun
1975
tentang
Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD.
Tahun 1979-1980
1. Sistem administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual, belum
dikenal sistem komputerisasi yang terintegrasi.
2. Satu-satunya laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah kepada DPR
berupa Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang disajikan berdasarkan
sumbangan perhitungan anggaran dari Departemen/Lembaga yang disusun
secara manual dan single entry.
3. Penyampaian laporan PAN oleh pemerintah kepada DPR dilaksanakan dalam
waktu 2-3 tahun.
4. Departemen keuangan mulai membuat rencana studi modernisasi sistem
akuntansi pemerintah.
5. Departemen Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA),
yang menjadi pedoman pencatatan keuangan daerah yang pada dasarnya
sebatas tata buku bukan merupakan suatu sistem akuntansi
Tahun 1986
1. Dibuat desain pengembangan Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi
Instansi dengan mengusulkan disusunnya bagan akun standar dan standar
akuntansi pemerintahan serta pembentukan unit eselon I di lingkungan
Departemen Keuangan yang memegang fungsi akuntansi dan pelaporan.
2. Sistem yang disetujui Departemen Keuangan pada saat itu adalah menyusun
alokasi anggaran, proses penerimaan dan pengeluaran melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), pembuktian bukti jurnal dan daftar transaksi
sebagai dasar pembukuan dalam buku besar secara manual
Tahun 1987-1988
1. Mulai dilakukan simulasi sistem manual pada Departemen Pekerjaan Umum,
Sosial, Perdagangan pada wilayah Jakarta, Medan, dan Surabaya.
2. pada tahun 1989 usulan pengembangan sistem akuntansi pemerintah berbasis
komputer disetujui Departemen Keuangan dan Bank Dunia dalam bentuk Proyek
Pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah tahap I, tetapi sistem fungsional
masih berdasar pada desain manual sebelumnya, belum sampai proses yang
menyeluruh yang dapat menghasilkan laporan keuangan.
Tahun 1992
Dibentuk Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) yang mempunyai fungsi
sebagai Central Accounting Office,yang bukan sekadar membukukannamun
memerlukan
adanya
standar
akuntansi
pemerintahan
dan
selanjutnya
melaksanakan implementasi sistem yang telah dirancang.

Tahun 2001-2002
a. 1 Januari 2001 otonomi daerah dan desentralisasi fiskal serentak
dilaksanakan di Indonesia
i. Terdapat perubahan format anggaran dan pelaporannya.
ii. Dikeluarkan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 yang mulai mengenalkan
penggunaan akuntansi basis kas modifikasian (modified cash basis)
serta pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) untuk
pencatatan keuangan pemerintah daerah.
Tahun 2003-2004
Reformasi akuntansi sektor publik dimulai dengan diterbitkannya 3 Undang Undang Keuangan Negara, yaitu :
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Tahun 2005
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan -KSAP (Standard Setter Body) dibentuk
dengan Keppres No. 84 tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Keppres No. 2
Tahun 2005 dan Keppres No. 3 Tahun 2009.
Standar Akuntansi Pemerintahan untuk pertama kali dimiliki dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. PP No. 24 Tahun
2005 menggunakan pendekatan cash towards accrual (CTA) dalam sistem
pencatatan akuntansinya.
Mulai tahun 2005, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan daerah disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Tahun 2010
Dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan menggantikan PP No. 24 Tahun 2005. Berdasarkan PP No. 71 Tahun
2010 pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi akrual penuh (full
accrual accounting) tidak lagi cash towards accrual selambat-lambatnya tahun
2015.
BASIS AKUNTANSI
1. Basis Kas
Definisi
Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Contoh
1.
Pencatatan pendapatan dan atau biaya dilakukan pada saat kas
diterima oleh kas pemerintah (Kas Umum Negara) atau dibayarkan dari kas
pemerintah (Kas Umum Negara).
2.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah
diterima misalkan pemerintahmelakukan belanja barang akan tetapi belum
dibayarkan maka tidak dilakukan pencatatan atas pembelian tersebut, jika kas
telah dibayarkan/dilunasi maka transaksi tersebut baru akan dicatat.
Dua Pilar Konsep Basis Kas
o Pengakuan Pendapatan : Pendapatan diakui pada saat pemerintah
menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal

yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk


menagih. Sehingga dalam cash basis kemudian muncul adanya metode
penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.
Pengakuan Biaya : biaya diakui atau dicatat pada saat sudah dilakukan
pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah
diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga.

Karakteristik Cash Basis


Mengakui pendapatan pada saat kas diterima
Mengakui belanja pada saat kas keluar
Tidak mencatat aset dan kewajiban
Laporan yang dihasilkan berupa Laporan Realisasi Anggaran
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
1. Mudah dalam penyusunan laporan keuangan
2. Mudah dipahami oleh pengguna
3. Menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
4. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun
beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam
penghitungan pendapatan.
5. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
6. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
7. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada
pada saat laporan tersebut diterbitkan.
8. Tidak perlunya suatu penatausahaan guna membuat pencadangan untuk kas
yang belum tertagih.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
1. Tidak dapat memberikan informasi yang andal berkenaan dengan aset dan
kewajiban entitas.
2. Laporan fokus hanya untuk pertanggungjawaban, informasi untuk manajemen
terabaikan
3. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena pendapatan
diakui ketika uang kasditerima.
4. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih sehingga tidak dapat diketahui berapa total piutang
yang gagal bayar.
5. Tidak dicocok digunakan/diterapkan untuk pemerintah mengingat kompleknya
aktivitas pemerintah yang kegiatannya tidak dapat dicatat sema dalam basis
kas. Biasanya basis kas digunakan untuk organisasi yang aktivitasnya relative
kecil.
6. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
7. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan di masa
mendatang karena selalu berpatokan kepada kas.
2. Basis Akrual
Definisi
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Contoh
Pada saat pemerintah melakukan pembelian mobil dinas dengan cara berhutang,
maka pemerintah sudah dapat mencatat transaski kewajiban tersebut meskipun
pemerintah belum benar benar mengeluarkan uang.
Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:
a. Pengakuan
pendapatan
: pendapatan diakui pada
saat
pemerintah
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah.
Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
kas benar-benar diterima. Sehingga dalam accrual basis kemudian muncul
adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal
kas belum diterima.
b. Pengakuan
biaya
: Pengakuan
biaya
dilakukan
pada
saat
kewajiban untuk membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat
kewajiban untuk membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai
starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar.
Karakteristik Basis Akrual
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa
akuntansi diakui atau dicatat, pada saat terjadinya transaksi tersebut,
tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan
Pendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh (earned) dan beban (belanja)
diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber daya dikonsumsi
Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai
yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
Manfaat Basis Akrual
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan,
efisiensi, dan pencapaian tujuan
Menyajikan informasi yang lebih baik berkenaan keberlanjutan suatu kebijakan yang
diambil pemerintah
Mendorong untuk memberikan fokus yang lebih besar pada output dari pada
input atas suatu program
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal
dan terpercaya.
Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih
handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan
Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk
menggunakan basis akural).
Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung
kedalam estimasi piutang tak tertagih, sehingga runtutan peristiwa mengenai
piutang yang dihapuskan tersebut jelas.
Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun
sesuai dengan transaksi yang terjadi.
Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima
dapat diakui sebagai pendapatan.

g. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam


menentukan kebijakan perusahaan kedepannya.
h. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat
mengurangi risiko kerugian.
KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya
sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
b. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi
pendapatan perusahaan.
c. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
d. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
STRATEGI IMPLEMENTASI BASIS AKRUAL DI NEGARA LAIN
New Zeland
Latar Belakang
a. regulasi pemerintah digunakan sebagai satu-satunya instrumen sosial dalam
menyediakan jaminan hidup warganya, namun pada dekade berikutnya, warga
Selandia Baru mengalami perubahan ekonomi dan sosial kearah yang sulit.
b. Kondisi sistem manajemen didominasi oleh kontrol input yang tersentralisasi, yang
mengharuskanuntuk menggunakan penyedia barang dan jasa (supplier ) tertentu
yang telah ditentukan (adanya monopoli).
c. Upaya-upaya manajemen dan audit pun diarahkan untuk menjamin agar kontrolkontrol seperti itu dipahami dan dilaksanakan.
d. Pengelolaan anggaran lebih ditekankan pada pembatasan alokasi anggaran
(apropriasi) belanja untuk tujuan program yang kurang tegas.
Tahap Pengimplementasian
a. Komitmen Untuk Perubahan; adanya dukungan dan komitmen bersama antara
pemimpin dalam sektor publik baik dalam parlemen maupun para eksekutif
b. Manajemen Risiko; kontrol input yang tersentralisasi akan dipertahankan sebelum
suatu departemen berpindah pada rezim baru. Elemen lain dari manajemen risiko
meliputi strategi komunikasi yang intensif, melalui sosialisasi atau diklat.
c. Penerapan di Departemen; Setiap departemen membuat persetujuan untuk
berpindah ke sistem yang baru. Perpindahan ke sistem baru dilakukan secara
serentak antara penganggaran akrual, proses apropriasi, dan proses pelaporan.
d. Staf Akuntansi; penerapan akuntansi di pemerintahan akan memberikan hasil
terbaik dengan didukung oleh orang-orang yang terlatih atau berpengalaman.
e. Sistem Akuntansi; Salah satu keuntungan dari sistem akuntansi akrual adalah
bahwa aktivitas-aktivitas seperti komitmen atau order pembelian, penggajian, aset
tetap, kreditor dan debitor menjadi dapat diintegrasikan ke dalam satu sistem,
sehingga mengurangi proses ganda.
f. Neraca Pembukuan (Opening Balance Sheet); Perhatian penting lainnya
adalah upaya untuk menyusun neraca awal (pembukaan) dengan selengkap dan
seakurat mungkin
g. Biaya Modal (Charging for Capital); membuat sistem pengenaan biaya pada
departemen atas modal yang digunakannya. Sistem biaya modal ini memberikan
dorongan agar departemen menghindari pengadaan aset yang kurang bernilai
guna.

h. Alokasi Biaya; satu persyaratan yang diperlukan untuk memfokuskan sistem


manajemen keuangan pada output adalah membangun sistem akuntansi biaya
yang dapat mengalokasikan biaya terhadapoutput. (Kom man pen sta sis ner bi al)
Lingkungan Yang Mendukung Implementasi
1. Key people, adalah orang-orang yang berperan penting dalam proses reformasi
keuangan yang dilakukan. Orang-orang tersebut terdiri dari politisi di dewan,
bendahara negara di kementerian (treasury), dan pejabat penyusun laporan
keuangan (financial management support service).
2. Axial principles, mencakup pemikiran konseptual dan penerapan ide-ide dan
pengetahuan teoritis ke dalam prinsip yang disepakati dan digunakan dalam
praktik. Komitmen dalam menjalankan panduan yang telah disepakati membuat
proses yang dijalankan menjadi lebih komprehensif dibandingkan di negaranegara lainnya.
3. Communicating ideas, merupakan penggunaan beragam sarana dalam
penyampaian ide, informasi, dan rencana agar memperoleh timbal balik yang
positif dari semua pelaksana keuangan negara selama proses reformasi
keuangan dilakukan. Interaksi juga telah melibatkan orang-orang luar.
4. Contextual determinants, adalah kondisi atau peristiwa yang relevan dan
berpengaruh dalam proses reformasi yang dilakukan di Selandia Baru. Peristiwaperistiwa tersebut antara lain krisis ekonomi, pemilihan umum, Political will para
politisi yang mendukung reformasi yang dilakukan.
5. Ethos, merepresentasikan ide dimana orang-orang dari organisasi-organisasi
yang berbeda saling bekerja sama dengan sikap terbuka untuk melakukan
reformasi dalam pemerintahan.
6. Knowledge,
mencakup theoritical
knowledge,
experiential
knowledge, dan precedents.
7. Innovation, merupakan ukuran terhadap metode atau pendekatan baru yang
digunakan. Dalam konteks Selandia Baru, tekanan yang diperoleh pemerintah
akibat krisis keuangan di tahun 1970an mengharuskan adanya inovasi yang
belum pernah dilakukan guna mengatasi krisis tersebut dalam waktu singkat,
dan berhasil dilakukan dalam kepemimpinan perdana menteri David Lange.
8. Information, diperoleh dari data hasil penelitian dan pengalaman yang relevan.
9. Concequences, merupakan respon yang diterima akibat perubahan tata kelola
sektor publik yang diperoleh melalui akumulasi pengetahuan dan pengalaman
serta keinginan untuk menyediakan informasi yang lebih baik dalam
pengambilan keputusan pemerintah.
Nepal
Latar Belakang
Nepal merupakan salah satu negara yang kurang mampu secara ekonomi. Keadaan
ini menyebabkan Nepal sering menerima bantuan dana dari lembaga internasional.
Lembaga internasional berharap dana ini dapat dipertanggungjawabkan dengan
baik sehingga memaksa Nepal untuk mengadopsi akuntansi akrual.
Tahap Pengimplementasian
Proses institusionalisasi akuntansi berbasis akrual diawali dengan pemerintah
mulai menyusun kode, klasifikasi, dan format untuk pelaksanaannya di seluruh
instansi pemerintah dan
mulai diberlakukan pada beberapa proyek pembangunan yang didanai oleh ba
ntuan dan pinjaman internasional.

Pemerintah lalu mencanangkan upaya perbaikan terhadap sistem akuntansi


di negara tersebut. Dengan bantuan dari Bank Dunia dan Asian Development
Bank (ADB), pemerintah
mengeluarkan tiga rekomendasi perbaikan: penggunaan peralatan teknologi
informasi, pengadopsian standar internasional, dan perubahan menuju akuntansi
berbasis akrual secara menyeluruh.
Penyebab Gagalnya Implementasi
1. Kurangnya sumber daya manusia yang mampu menguasai pelaksanaan
sistem akuntansi berbasis akrual.
2. Kesiapan sarana dan prasarana yang tidak memadai di seluruh instansi
pemerintah.
3. Kebanyakan akuntan pemerintah tidak dilibatkan dalam upaya yang telah
dilakukan karena sebagian besar tugas dan pekerjaan mereka dikerjaan
oleh konsulta dan staf dari organisasi internasional yang membawa proyek
akrualisasi akuntansi ke pemerintah Nepal
4. Tekanan dari lembaga-lembaga internasional tidak dibarengi dengan lang
kah
nyata dalam membantu pemerintah untuk turut menyiapkan sarana dan
prasarana yang perlu dalam implementasi akuntansi berbasis akrual.

PENDAPATAN
IPSAS 09 Revenue from
Exchange Transactions
(untuk komersial)
Definisi
(Definition)

Definisi
pendapatan
menurut IPSAS adalah
arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi atau
jasa yang berpotensi
diterima
atau
dapat
diterima
oleh
suatu
entitas
pelaporan,
yang menggambarkan
peningkatan net aset
atau ekuitas.

Klasifikasi
Jenis pendapatan dapat
(Classificati
diklasifikasikan
dari
1.
on)
sumbernya yaitu:
1.
Penjualan barang
Meliputi barang yang
2.
diproduksi oleh entitas
untuk dijual dan barang
yang dibeli untuk dijual
kembali.
2.
Penjualan jasa
a)
Menyangkut
pelaksanaan tugas yang
telah disepakati secara
b)
kontraktual
untuk
dilaksanakan
selama
suatu periode waktu.
3.
Penggunaan
asset
c)
entitas oleh pihak lain
yang
menghasilkan

IPSAS 23 Revenue from


Non-Exchange
Transactions (untuk
pemerintahan)
Pendapatan
merupakan
manfaat ekonomi atau
potensi jasa yang diterima
maupun
yang
dapat
diterima (namun belum
diterima)
yang

menyebabkan
kenaikan
aktiva atau ekuitas entitas
pelaporan selain yang
berasal dari kontribusi
pemilik entitas
Akan tetapi dijelaskan
bahwa
jumlah yang
dikumpulkan
oleh
agen/instansi pemerintah
tidak akan menambah net
aset agen/instansi

pemerintah
tersebut
karena tugasnya hanya
menghimpun pendapatan
dan tidak
dapat
menggunakannya.

Jenis pendapatan adalah:


Pajak
berdasarkan
peraturan
dan
untuk
suatu tujuan tertentu
Transfer,
ditentukan
1.
dengan penetapan yang
mengikat, dan mencakup
2.
syarat-syarat
yang
mengatur:
3.
Dari pemerintah pusat
kepada
pemerintah
daerah,
Dari
pemerintah
daerah tingkat provinsi
kepada
pemerintah
daerah tingkat kabupaten,
Dari
pemerintah
kepada
entitas
sector
publik,

Peraturan Pemerintah No.


71 Tahun 2010;
Lampiran I Standar
Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual;
Pengertian
pendapatan
dapat dibedakan menjadi
dua, berdasarkan basis
akuntansi
yang
digunakan.
Pendapatan-LRA
adalah
semua
penerimaan
Rekening
Kas
Umum Negara/Daerah
yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah,
dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LO
adalah hak
pemerintahpusat/daerah
yang
diakui
sebagai
penambah ekuitas dalam
periode tahun anggaran
yang bersangkutan dan
tidak
perlu
dibayar
kembali.
Dalam
SAP
jenis
pendapatan
dapat
diklasifikasikan
dari
sumbernya, yaitu:
pendapatan
perpajakan
pendapatan
bukan
pajak
pendapatan hibah

a)

b)

c)

Pengakuan
(Recognition
)

1.

2.

pendapatan:
d)
Bunga
yaitu
pembebanan
untuk
menggunakan kas atau
e)
setara dengan kas atau
jumlah terutang kepada
entitas
Royalty yaitu untuk
menggunakan
aset
jangka panjang entitas,
misalnya paten, merek
dagang, hak cipta, dan
piranti lunak computer.
Deviden
yaitu
distribusi laba kepada
pemegang
investasi
ekuitas dengan proporsi
kepemilikan
mereka
atas kelompok modal
tertentu
Isu
utama
dalam
akuntansi
pendapatan
adalah menentukan saat
pengakuan pendapatan.
Pendapatan
diakui
ketika
timbulnya
kemungkinan:
Manfaat ekonomi di
masa
depan
(future
economic benefits) atau
layanan
potensial
(service
potential)
mengalir kepada entitas;
dan
Manfaat
tersebut
dapat diukur dengan
andal.

Kepada
pemerintah
yang menjalankan fungsi
otonomi,
Dari pendonor kepada
pemerintah atau sektor
publik.

Aliran
masuk
sumber

daya (resource) diakui


sebagai
pendapatan,
kecuali
jika
timbul
kewajiban yang mengikuti
aset yang diterima.
Apabila
terdapat
1.
kewajiban yang mengikuti
aset transfer, maka nilai
yang
diakui
sebagai
kewajiban
mengurangi
nilai aset dan sisanya
diakui
sebagai
pendapatan.
Ketika
suatu
entitas
2.
mengakui kenaikan atas
nilai bersih aset sebagai
akibat transaksi tanpa
pertukaran,
maka
kenaikan tersebut diakui
sebagai
pendapatan.
Waktu
pengakuan
pendapatan
ditentukan
oleh
syarat
dan
3.
penyelesainnya.

Pendapatan-LO diakui
pada saat timbulnya hak
atas pendapatan tersebut
atau ada aliran masuk
sumber daya ekonomi.
(accrual basis)
Pendapatan-LO
yang
diperoleh
berdasarkan
peraturan
perundangundangan diakui pada
saat timbulnya hak untuk
menagih
pendapatan
(yaitu
terbitnya
dokumen).
Pendapatan-LO
yang
diperoleh sebagai imbalan
atas
suatu
pelayanan
yang
telah
selesai
diberikan
berdasarkan
peraturan
perundangundangan, diakui pada
saat timbulnya hak untuk
menagih imbalan.
Pendapatan-LO
yang
diakui
pada
saat
direalisasi
adalah
hak
yang telah diterima oleh
pemerintah tanpa terlebih
dahulu
adanya
penagihan.

Pengukuran
(Measureme
nt)

Pendapatan
diukur
dengan pendekatan nilai
wajar pada saat diterima
atau berhak diterima.
Jumlah pendapatan dari
suatu transaksi biasanya
didasarkan
pada
perjanjian
diantara
penjual dan pembeli,
yaitu fair value dari
barang/jasa
yang
ditransaksikan, dengan
memperhitungkan

diskon dan potongan


1.
lainnya.

a)

b)

1.

2.

Apabila ada pertukaran


2.
barang/jasa:
Apabila nilai dan sifat
dasar
dari
kedua
barang/jasa
adalah
sama,
maka
tidak
dikategorikan transaksi
yang
menghasilkan
pendapatan.

Apabila
sifat
1.
dasarnya berbeda, maka
dikategorikan
sebagai
pendapatan.
Pendapatan diukur dari:
fair
value
dari
barang/jasa
yang
diterima,
dengan
memperhitungkan
jumlah cash atau cash
equivalent
yang
diberikan, atau
APabila fair value dari
barang/jasa
yang
diterima
tidak
bisa
diukur secara handal,
pendapatan ini diukur
melalui fair value dari

Pendapatan
diukur

sejumlah kenaikan aset


yang diakui oleh entitas.
Ketika
sebuah
entitas
mengakui sebuah aset
maka
juga
harus
mengakui
pendapatan
secara seimbang. Namun
apabila timbul kewajiban
atas aset tersebut maka
nilai netto kenaikan asetlah yang diakui sebagai
pendapatan.
Pajak:

Aset yang diperoleh


dari pajak dihitung pada
nilai wajarnya
Penerimaan
pajak
dimuka pada dasarnya
tidak
berbeda dengan
Penerimaan dimuka yang
lain, yaitu diakui sampai
objek
pajak
timbul,
kewajiban
dihapuskan,
dan pendapatan diakui
Transfer:
Aset
transfer
memenuhi syarat, ketika
entitas
dapat
mengendalikannya
dan
diharapkan
dapat
memperoleh
manfaat
ekonomi masa depan.
Pengendalian
tersebut
adalah
ketika
sumber
daya
tersebut
telah
diberikan/ditransfer
ke
entitas
tersebut
atau
suatu
entitas
dapat
memaksaakan
klaim
kepada transferor.

Pendapatan-LRA
diakui pada saat kas
diterima di Rekening Kas
Umum
Negara/Daerah
atau
oleh
entitas
pelaporan. (cash basis)
Pendapatan-LO diukur
dari
kenaikan
aset.
Namun apabila kenaikan
asset
tersebut
diikuti
dengan
kenaikan
kewajiban,
maka
pendapat
diukur
dari
kenaikan kekayaan bersih
(ekuitas) dan berdasarkan
asas
bruto,
yaitu
penerimaan bruto dengan
tidak mencatat jumlah
neto..
Pendapatan-LRA
diukur sejumah kas yang
diterima di Rekening Kas
Umum
Negara/Daerah
atau
oleh
entitas
pelaporan,
dan
berdasarkan asas bruto
dengan tidak mencatat
jumlah neto)

barang/jasa yang
diberikan
dengan
memperhitungkan cash
atau cash equivalent
yang diberikan,
Penyajian
Pendapatan
disajikan Pendapatan
disajikan Pendapatan LO disajikan
(presentatio dalam basis akrual
dalam basis akrual
dalam
basis
akrual,
n)
sedangkan
pendapatan
LRA disajikan dalam basis
kas
Pengungkap Entitas
harus Entitas
mengungkapkan Pendapatan
LO
dan
an
mengungkapkan:
baik di muka maupun LRAmengungkapkan:
(disclosure)(a)
Kebijakan akuntansi dalam
catatan,
pada
1.
Jumlah
Pendapatan
yang
dipakai
atas laporan keuangan:
menurut klasifikasinya
pengakuan pendapatan,
a.
Jumlah
pendapatan
2.
Pengembalian
yang
termasuk metode yang dari
transaksi
tanpa sifatnya sistemik (normal)
dipakai
untuk pertukaran
yang dan berulang (recurring)
menentukan
tingkat ditunjukkan
dalam atas
penerimaan
penyelesaian transaksi klasifikasi yang terpisah:
pendapatan-LRA
pada
berkaitan
dengan1) Pajak,
menunjukkan periode
penerimaan
penyediaan jasa;
klasifikasi utama pajak; maupun pada periode
(b)
Jumlah
setiap dan
sebelumnya
dibukukan
jenis/kategori
2) Transfer, menunjukkan sebagai
pengurang
pendapatan
yang klasifikasi utama transfer pendapatan-LRA.
signifikan
selama pendapatan.
3.
Koreksi
dan
periode
terkait,
b.
Jumlah piutang yang pengembalian
yang
termasuk
pendapatan diakui
sebagai
akibat sifatnya tidak berulang
dari:
pendapatan
tanpa (non-recurring)
atas
(i)
Penyediaan jasa;
pertukaran;
penerimaan pendapatan(ii)
Penjualan barang; c.
Jumlah
kewajiban LRA yang terjadi pada
(iii)
Bunga;
yang diakui dalam hal periode
penerimaan
(iv)
Royalti; dan
aset
yang
ditransfer pendapatan-LRA
(v)
Dividen
atau sesuai pada syarat yang dibukukan
sebagai
distribusi serupa; serta
ditetapkan;
pengurang
pendapatan(c)
Jumlah
pendapatan
d.
Jumlah
aset
yang LRA pada periode yang
dari pertukaran barang diakui
berdasarkan sama.
atau jasa yang termasuk batasan
yang
telah
di
dalam ditetpkan;
setiap jenis/kategori e.
Penerimaan
dimuka
pendapatan
yang sehubungan
transaksi
signifikan tersebut.
tanpa pertukaran; dan
Jumlah
kewajiban
yang dibebaskan
1.

BEBAN
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 71 Tahun 2010)
Definisi
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Pengakuan
Basis akuntansi yang digunakan untuk pengakuan beban adalah basis akrual, yaitu
basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
Secara umum, beban diakui pada saat:
1. timbulnya kewajiban yaitu pada saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain
ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah;
2. terjadinya konsumsi aset yaitu pada saat pengeluaran kas kepada pihak lain
yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas
dalam kegiatan operasional pemerintah;
3. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa yaitu pada saat
penurunan
nilai
aset
sehubungan
dengan
penggunaan
aset
bersangkutan/berlalunya waktu.
Pengukuran
Pengukuran pos-pos laporan keuangan, termasuk beban, menggunakan mata uang
Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
Rupiah. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat
dengan menjabarkannya ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah bank
sentral pada tanggal transaksi. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang
asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan
rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam Rupiah
berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar Rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut.
Klasifikasi
Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada
prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk
pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi,
beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban
transfer, dan beban lain-lain. Untuk pemerintah daerah ditambah beban tak
terduga.
Penyajian
Beban disajikan dalam Laporan Operasional yang menyediakan informasi mengenai
besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan. Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikan menurut
klasifikasi jenis beban. Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban,
yang terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode
yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban
dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas. Beban yang bersifat tidak
rutin perlu dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
2. International Public Sector Accounting Standard (IPSAS)
Definisi
penurunan dalam manfaat ekonomi atau potensi jasa selama periode pelaporan
dalam bentuk pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban yang
menghasilkan penurunan dalam net asset atau ekuitas, selain yang berhubungan
dengan distribusi kepada pemilik. Berdasarkan pengertian tersebut maka
suatu expense dapat terjadi melalui tiga keterjadian yakni pengeluaran kas,
penggunaan aset, dan dari timbulnya hutang.

Pengakuan
Pengakuan beban menurut IPSAS (basis akrual) adalah pada saat kewajiban timbul
(manfaat telah diterima) atau sumber daya dikonsumsi. Secara umum prinsip
pengakuan akuntansi dapat diakui dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan
pertautan antara beban dan pendapatan, pengakuan segera/langsung, dan alokasi
rasional. IPSAS pada dasarnya tidak memperbolehkan offset antara akun
pendapatan dan beban, kecuali dinyatakan demikian dalam standard lainnya. Oleh
karena itu pengakuan beban pada sektor pemerintah terkadang tidak memenuhi
prinsip pertautan antara beban dan pendapatan (revenue matching cost).
Pengukuran
Pengukuran atas beban tidak dapat dipisahkan dari metode dan saat
pengakuannya. Pengukuran beban juga tidak terlepas dari pengukuran biaya karena
beban dapat dikatakan sebagai biaya yang telah terjadi sehingga pengukurannya
pun berdasarkan hasil dari pengukuran biaya namun untuk bagian yang telah
digunakan.
Dalam IPSAS, tidak semua biaya akan menjadi beban seketika yang dilaporkan
pada periode berjalan, beberapa biaya juga dikapitalisasi ke dalam aset tertentu.
Misalnya, biaya pinjaman (borrowing cost) sehubungan dengan kontrak kontruksi
jangka panjang akan dikapitalisir ke dalam nilai perolehan aset jika dapat
diatribusikan secara langsung pada perolehan aset tersebut.
Klasifikasi
Belanja/beban diklasifikasikan menurut economic/nature of expenses dan function
of government.
Klasifikasi
menurut economic/nature
of
expenses meliputi
di
antaranya depreciation, purchase of materials, transport costs, employee benefits,
dan advertising costs.
Klasifikasi menurut fungsi mengacu kepada program atau yang dimaksudkannya.
Klasifikasi menurut fungsi meliputi di antaranya Health Expenses dan Education
Expenses.
Penyajian
Entitas harus menyajikan, baik di Statement of Financial Performance atau
dalam CALK, analisis biaya dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan baik
sifat biaya atau fungsi;
Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis atas klasifikasi biaya pada muka
laporan kinerja keuangan;
Beban disubklasifikasikan untuk menyoroti biaya dan pemulihan biaya atas
program tertentu, kegiatan, atau segmen lain yang terkait dari entitas pelapor;
Biaya yang berhubungan dengan fungsi utama yang dilakukan oleh entitas
disajikan terpisah. Dalam contoh ini, entitas memiliki fungsi yang berkaitan
dengan penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan . Entitas akan
menyajikan item baris biaya untuk masing-masing fungsi.

Anda mungkin juga menyukai