MANAJEMEN STRATEGI
ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN STUDI KASUS PADA BANK
OF INDIA INDONESIA TBK.
Diajukan oleh:
SHINTA DAMAYANTI (28)
Kelas: 10F
NPM: 144060005932
Desember 2015
minimum yang diperlukan sebesar Rp 100 miliar. Kekayaan bersih yang cukup Bank akan
memberikan keunggulan kompetitif untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada.
Sampai dengan akhir tahun 2007, Bank Swadesi telah mengembangkan jaringan
operasionalnya di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, yang terdiri dari 4
kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu. 5 titik pembayaran, dan 1 unit kas mobil. Berdasarkan
visi dan misi baru yang diperbaiki, komitmen untuk menyediakan keunggulan dan menerapkan
prinsip kehati-hatian perbankan. Bank Swadesi berkomitmen untuk menawarkan produk dan
layanan terbaik bagi masyarakat dan pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk mencapai visi dan misinya dan juga untuk memperkuat posisinya di antara
masyarakat perbankan nasional. Bank Swadesi memutuskan untuk membentuk aliansi strategis
dengan mengundang investor yang kuat. Upaya itu berhasil dengan penandatanganan Perjanjian
Pemegang Saham antara pemegang saham utama dan Bank of India yang menginginkan untuk
mengakuisisi saham mayoritas Bank Swadesi yaitu 235.600.000 saham yang merupakan 76% dari
total modal Bank Swadesi pada tanggal 22 Juni 2007. Setelah itu. Bank of India resmi menjadi
pemegang saham pengendali (pemegang saham mayoritas) dari Bank Swadesi.
Dengan dukungan dari Bank of India, Bank Swadesi akan terus membangun fondasi yang
kuat untuk memberikan kinerja terbaik melalui pertumbuhan yang berkesinambungan melalui
transfer pengetahuan dan teknologi, penempatan karyawan, dan ekspansi modal bila diperlukan.
Bank of India adalah Bank dengan lebih dari 100 tahun pengalaman, 25 cabang di luar negeri dan
kantor di berbagai negara yaitu Amerika Serikat, Inggris. Channel Islands, Belgia, Perancis,
Kenya, Singapura, Indonesia. Hong Kong, Hindia Barat, Jepang, Cina. Vietnam, Afrika Selatan,
dan 2,718 kantor di seluruh India, akan mendukung Bank Swadesi untuk tumbuh dan maju dengan
mengambil bagian dalam kegiatan perbankan nasional dan internasional.
Nilai Perusahaan
1. Pelayanan kepada nasabah, meningkatkan kualitas layanan dengan memberikan layanan yang
sebaik dan seoptimal mungkin, penuh perhatian, sopan santun dan cepat tanggap dalam
memenuhi kebutuhan nasabah secara professional.
2. Kebersamaan dan kreativitas, saling menghargai antar karyawan sehingga daoat meningkatkan
kreativitas kerja dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. Sumber Daya Manusia sebagai Aset Utama, sehingga dituntut peranan dan kontribusi dari
semua sumber daya manusia yang ada.
4. Dedikasi dan Etika Kerja, keberhasilan perusahaan dapat dicapai apabila seluruh manajemen
staf dan karyawan mempunyai dedikasi daan menjunjung tinggi etika, moral dan etos kerja
yang luhur dalam semangat kerjasama, melaksankan tugas dengan jujur, disiplin, loyalitas
yang tinggi serta mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan individu.
5. Efisien dan Efektif, setiap individu dalam perusahaan harus bekerja sama secara efisien dan
efektif sehingga dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.
6. Profesionalisme, seluruh jajaran manajemen dan karyawan harus selalu berlandaskan kepada
asas profesionalisme.
7. Pengembangan Citra Perusahaan, sinergi dan kekompakan dari masing-masing individu sangat
menentukan tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat menimbulkan citra positif.
Prestasi Bank Of India Indonesia
1. Bank dengan predikat Bank Sangat Bagus untuk tahun buku 2009 dan mendapat
penghargaan karena memperoleh predikat tersebut selama 5 tahun berturut-turut dari Majalah
Info Bank.
2. Bank terbaik dalam kategori bank dengan aset diatas 1 triliyun sampai dengan 10 triliyun versi
Majalah Investor pada tahun 2010.
3. Bank swasta terbaik dalam kategori bank dengan aset sampai dengan 1 triliyun rupiah pada
Indonesia Banking Award 2013
4. Bank terbaik untuk kelompok aset antara Rp 1 triliun Rp 25 triliun versi Majalah Investor
pada tahun 2015
Produk Bank Of India Indonesia
Berikut ini adalah jenis produk yang disediakan oleh Bank of India Indonesia, yaitu:
1. Produk Simpanan
Rekening Star Dollar, merupakan produk simpanan dalam mata uang USD, dimana
pengambilannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan slip penarikan.
2. Produk Pendanaan/Kredit
Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang diberikan kepada perusahaan atau individu
dengan tujuan untuk memnuhi kebutuhan modal kerjanya.
Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan perusahaan atau pengusaha untuk
membiayai investasinya, baik investasi untuk pembelian/pembangunan gedung/ruko,
pembelian kendaraan, pembelian mesin dan alat produksi lainnya.
Kredit Konsumsi, merupakan kredit yang diberikan kepada individu untuk rumah
pembelian rumah tinggal berupa KPR (Kredit Pemilikan Rumah/Apartment), KKB (Kredit
Kendaraan Bermotor) dan lain-lain.
Directional Focused
Flekxible
Feasible
Derisable
Easy to
Communicate
Bank of
India
Indonesia
Penjelasan Visi
Graphic
Directional
Focused
Flexible
: Visi berlaku pada segala waktu, dapat disesuaikan dengan perubahan pasar
Feasible
Desirable
Misi
Kriteria Misi
Product or Service
Manajemen risiko adalah hal yang penting bagi setiap organisasi terutama organisasi di bidang
keuangan. Manajemen risiko memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam aktivitas
bisnis telah teridentifikasi, terukur, dikelola dengan baik dan dilaporkan secara tepat waktu.
Bank Of India Indonesia telah melakukan pengelolaan terhadap 8 jenis risiko sebagaimana
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik.
Segmentasi pasar merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan untuk terus dapat
bersaing dalam persaingan bisnis. Segmentasi pasar akan membantu perusahaan untuk lebih
fokus dalam merumuskan kebijakan strategis perusahaan.
Meningkatnya perkembangan IT
Perkembangan IT dalam bidang perbankan adalah hal yang mutlak dibutuhkan. Dengan
adanya perkembangan IT maka transaksi keuangan bisa dilakukan dari mana saja tanpa perlu
mendatangi kantor cabang Bank terkait.
Weakness (Kelemahan)
Sesuai dengan temuan Pengawas Bank Indonesia bahwa masih adanya kelemahan dalam
bidang teknologi informasi.
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Strengths (Kekuatan)
0,10
0,40
0,10
0,40
0,08
0,32
0,06
0,18
0,06
0,24
0,05
0,10
0,06
0,18
0,06
0,24
0,08
0,32
Perkembangan IT
0,07
0,21
Weakness (Kelemahan)
0,08
0,32
0,10
0.40
0,10
0,40
Total
3.71
Menurut hasil perhitungan IFE yang telah dilakukan, strength dari Bank Of India Indonesia
lebih besar daripada weakness yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai strength sebesar 2,59 dan
weakness 1,12
C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
Faktor-Faktor
a. Lingkungan Makro
Ekonomi
Sosial
Politik
Teknologi
b. Lingkungan Industri
Entry Barrier
Buyers
Pengguna
jasa
perbankan
adalah
pelanggan
domestic
dan
internasional.
Product Sustitute
Competitive
new entrants
c. Lingkungan Operasi
Competitor
Customer
Labor
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0.2
0.8
0.05
0.15
0.10
0.3
Opportunities (Peluang)
Economic
Prediksi pertumbuhan
perekonomian yang
meningkat
Meningkatnya transaksi
penukaran USD
Technological
Political
0.05
0.1
Social
0.05
0.15
0,15
0.6
0.08
0.16
0.15
0.6
citra perusahaan
Threats (Ancaman)
Economic
Technological
Penggunaan teknologi di
Bank of Indonesia yang
masih dalam peringkat
sedang
Political
0,1
0,3
0.07
0.14
Total
3.3
Menurut hasil perhitungan EFE yang telah dilakukan, peluang di industri perbankan lebih
sedikit daripada ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk bergelut di bidang ini.
Dengan nilai peluang sebesar 1,5 dan ancaman sebesar 1,8.
D. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
MATRIX SWOT
Strengths (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Faktor Internal
teknologi informasi
(W1)
Telah dilakukannya
Manajemen Risiko
(S2)
Faktor Eksternal
Lemahnya sistem
Keterbatasan jaringan
Kantor (W2)
Lemahnya
pengawasan terhadap
(S3)
karyawan (W3)
Peningkatan layanan
kepada nasabah (S5)
Pendidikan dan
pelatihan kepada
karyawan (S6)
Opportunities (Peluang)
Strategi S-O
Strategi W-O
Prediksi meningkatnya
(W1,O2) memperbaiki
pertumbuhan ekonomi
sistem teknologi
Indonesia (O1)
mempunyai nilai
informasi dengan
Pertumbuhan teknologi
melakukan kerjasama
saing tinggi
(S2,S3,O1) melakukan
meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas
(O3)
melakukan inovasi
teknologi informasi
(O2)
(S1,O1) menciptakan
perusahaan
untuk meningkatkan
meningkatkan citra
daya saing
dan memperbanyak
(S5,S6,O2,O4)
cabang di beberbagai
mempromosikan Bank
meningkatkan fasilitas
Yogyakarta dan
khususnya dibidang IT
Balikpapan
perusahaan (04)
(W2,O1) memperluas
(W3,O2) melengkapi
sistem brankas dengan
teknologi terkini
Threats (Ancaman)
Strategi S-T
Strategi W-T
Ekonomi Indonesia
(W1,T2) meningkatkan
dan memperbaiki
permasalahan teknologi
Penggunaan Teknologi
rendah
dengan melakukan
(S2,S3,T1) membuat
kerjasama untuk
meningkatkan
kapabilitas sistem
Peraturan Bank
informasi perusahaan.
Terdapat competitor
Indonesia yang
(S1,T3) membuat
(S5,T2) melakukan
(W3,T2) memperbaiki
membatasi pergerakan
peningkatan sistem
kontrol kepada
Bank (T4)
teknologi perusahaan
karyawan dan
Budaya masyarakat
untuk mempermudah
meningkatkan
transaksi melalui
penggunaan teknologi
menabung (T5)
internet
(S5,T5) melakukan
berbagai promosi
(W2,T3) membuka
kantor cabang di kota-
kepada masyarakat
tentang produk
berpotensi.
E. ANALISIS KEUANGAN
LAPORAN LABA RUGI
dalam satuan milyar rupiah
2012
2013
2014
2009
2010
2011
Pendapatan Bunga
159,217
167,356
177,634
203,913
275,921 440,007
Biaya Bunga
84,720
81,994
81,127
106,251
134,876 260,234
74,497
85,362
96,507
97,662
141,045 179,773
8,507
9,107
14,080
14,373
29,518
Pendapatan Operasional
83,004
94,469
110,586
112,035
170,562 212,793
50,476
48,242
65,031
73,838
110,002 127,242
50,641
48,067
64,542
73,921
109,583 142,022
Laba Bersih
36,950
35,092
48,072
54,996
81,495
33,020
106,168
Jika dilihat dari Laporan Keuangan Bank Of India Indonesia tahun 2010-2014 dapat
diketahui bahwa laba bersih yang berhasil diterima oleh Bank Of India Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahunnya, bahkan di tahun 2013 Bank Of India Indonesia berhasil membukukan
kenaikan laba bersih sebesar 48,18%. Pertumbuhan laba bersih ini merupakan pencapaian tertinggi
selama lima tahun terakhir. Di tahun 2014 laba bersih yang berhasil diperoleh Bank Of India
Indonesia juga mengalami peningkatan. Faktor utama yang mendorong peningkatan laba ini
adalah naiknya pendapatan Bunga sebesar 59,96%. Pendapatan bunga yang meningkat ini
disebabkan oleh peningkatan nilai pendapatan bunga kredit dan pertumbuhan nilai pinjaman bersih
yang mengalami kenaikan. Selain pendapatan bunga yangmeningkat setiap tahunnya, biaya bunga
juga mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama di tahun 2014 yang mengalami peningkatan
biaya bunga yang sangat tinggi. Kenaikan biaya bunga ini diakibatkan peningkatan pertumbuhan
beban bunga deposito karena meningkatnya komposisi deposito berjangka terhadap total
simpanan. Keberhasilan Bank Of India Indonesia yang terus memperoleh peningkatan laba bersih
setiap tahunnya menandakan peningkatan stabil kinerja keuangan perusahaanserta faktor
kapabilitas manajemen yang kuat ditengah-tengah melambatnya perekonomian Indonesia yang
terjadi.
NERACA
2009
Total Aset
2010
2011
981,358
967,684
Bersih
CKPN
Dana Pihak ketiga
Ekuitas
15,419
21,794
24,937
15,690
22,384
27,717
318,715
346,488
373,769
454,861
560,588
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi pencapaian total aset Bank Of India
Indonesia relatif sangat baik, setiap tahunnya total aset selalu mengalami peningkatan terutama di
tahun 2014 dimana Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan aset sebesar 44,37%, kenaikan
aset ini disebabkan pertumbuhan kredit perusahaan sebesar 22,89%. Selain peningkatan total aset,
kredit yang diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sebagaimana prioritas perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan
menyalurkan dana ke sektor perkreditan baik kepada perseorangan atau perseroan. Pertumbuhan
kredit ini didukung dengan adanya perluasan jaringan kantor yang dilakukan oleh Bank Of India
Indonesia. Total nilai kredit Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan sebesar 27,99% di tahun
2012, 39,77% di tahun 2013 dan 22,87% di tahun 2014.
Berdasarkan jenis kreditnya, penyaluran kredit yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja
diikuti oleh Kredit Investasi dan kemudian Kredit Konsumsi. Secara klasifikasi Bank Of India
Indonesia memiliki komposisi kredit yang dibagi kedalam Sembilan sektor perekonomian utama,
yakni: Perdagangan, Industri, Jasa Bisnis, Transportasu, Pertambangan, Konstruksi, Jasa
Pelayanan Sosial dan Lain-lain. Di tahun 2013, perusahaaan paling banyak memberikan kredit
kepada sektor perdagangan yang mencapai 44,15% dari total portfolio kredit perusahaan kemudian
diikuti oleh sektor industri sebesar 20,95%. Penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) tiap tahunnya relatif stabil dan terbilang relatif kecil. Melihat pertumbuhan UMKM di
Indonesia yang meningkat setiap tahunnya, Bank Of India Indonesia seharusnya melihat potensi
yang ada pada sektor UMKM dengan membuat program kredit murah pada elaku sektor UMKM.
Peningkatan kredit yang berhasil diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga tidak
terlepas dari peningkatan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank Of India Indonesia
yang terus menerus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan keuangan
perusahaan diketahui bahwa Dana Pihak Ketiga terdiri atas tiga komponen utama yakni giro,
tabungan dan deposito berjangka. Pada tahun 2013 secara keseluruhan ketiga komponen tersebut
mengalami peningkatan yang cukup drastis dimana komponen giro mengalami peningkatan
sebesar 55,34%, tabungan sebesar 77,64% dan dana deposito berjangka meningkat 33,88%
sedangkan pada tahun 2014 meskipun seluruh komponen giro, tabungan dan deposito berjangka
juga mengalami peningkatan tapi komponen deposito merupakan komponen yang mengalami
kenaikan signifikan sebesar 39,20%. Untuk kedepannya Bank Of India Indonesia harus
meningkatkan kualitas pelayanan nasabah sehingga keberhasilan penghimpunan Dana Pihak
Ketiga ini terus bisa dipertahankan. Selain berusaha untuk meningkatkan jumlah yang berhasil
dihimpun, Bank Of India Indonesia harus membuat strategi pengelolaan dana tersebut dengan
menyalurkan kepada masyarakat melalui kredit, menempatkan kelebihan likuiditas tersebut ke
dana sarana investasi lain seperti penempatan antar bank, SBI dan surat berharga sehingga tidak
terjadi idle fund Bank.
RASIO KEUANGAN
2009
2010
2011
2012
2013
2014
ROA
3,53
2,93
3,66
3,14
3,8
3,37
ROE
13,36
11,69
15,26
16,82
22,03
23,13
NIM
5,41
5,82
6,39
5,12
5,92
4,83
LDR
8,11
87,36
85,71
93,21
93,76
88,06
CAR
3,29
26,91
23,19
21,10
15,26
14,27
BOPO
74,57
73,35
67,51
72,31
69,09
70,32
NPL
1,82
3,55
1,98
0,14
1,59
1,15
aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan
dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva. Berdasarkan tabel diatas
dapat kita lihat bahwa ROA Bank Of India Indonesia mencatat angka tertinggi pada tahun 2013
dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan. Penurunan ROA Bank Of India Indonesia
ini disebabkan oleh peningkatan total asset perusahaan yang sangat signifikan di tahun 2014
sebagai akibat pertumbuhan pemberian kredit serta perolehan pihak ketiga. Meskipun
mengalami penurunan disbanding tahun 2013 tetapi nilai ROA Bank Of India Indonesia
terbilang cukup tinggi diantara Bank-bank lain dengan kategori Bank Kelompok Buku 1.
2) Return on Equity (ROE)
Return on Rquity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh
pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal
yang ditanamkannya. Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 secara
keseluruhan Bank Of India Indonesia berhasil meningkatkan nilai ROE, penurunan nilai ROE
hanya terjadi pada tahun 2010 yang diakibatkan penurunan laba bersih yang dihasilkan karena
besarnya beban pemulihan kerugian penurunan nilai pada tahun 2010.
3) Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan nilai aset
produktif. Aset produktif sendiri adalah aset yang menghasilkan bunga. Semakin besar nilai
NIM maka semakin bagus, karena pendapatan yang dihasilkan terbilang besar dibanding
asetnya. Dari tabel diketahui bahwa besaran NIM Bank Of India Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan bunga bersih
yang tidak sebanding dengan pertumbuhan total aset produktif. Meskipun begitu angka 4,83%
ini sudah melebihi ekspektasi perusahaan yang berada pada angka 4,62%.
4) Loan to Deposits Ratio (LDR)
Loan to Deposits Ratio adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan
dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito
berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan
pinjaman (loan requests) nasabahnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1e, Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari
perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Semakin tinggi
maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan
kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Tujuan perhitungan LDR
adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat
dalam menjalankan kegiatan operasinya. Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai
suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Nilai LDR yang terlalu tinggi
dan terlalu rendah bukanlah hal yang baik oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan standar
nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 85%-110%.
Selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Bank of India Indonesia berhasil mencatat
nilai LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dimana besarnya berada di kisaran angka
85-100%. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia memiliki kondisi yang
sehat dalam menjalankan kegiatan operasi perushaaannya. Namun pada tahun 2014, LDR yang
diperoleh mengalami penurunan sebesar 4,9% dibanding tahun 2013. Penurunan ini
mengindikasikan bahwa upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga perputaran aset
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan
dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Menurut
Bank Indonesia nilai rasio yang ideal berada antara 50-75%.
Selama enam tahun terakhir rasio BOPO Bank of India Indonesia berada dikisaran angka
67-74%. Angka ini berada di angka ideal sesua dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan aset perbankan yang dilakukan Bank Of India Indonesia
telah cukup efisien.
7) Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan adalah perbandingan antara kredit yang tidak dikembalikan lagi oleh
si peminjamnya (kredit macet), atau dikembalikan tapi tersendat-sendat, dengan total kredit
yang disalurkan oleh bank ke masyarakat. Dalam industri perbankan kredit yang disalurkan ke
masyarakat digolongkan menjadi lima status, yaitu 1. lancar, 2. dalam perhatian khusus, 3.
kurang lancar, 4. diragukan, dan 5. macet. Untuk status lancar, berarti kredit tersebut tidak
bermasalah sama sekali, dan bisa ditagih dengan lancar. Untuk status dalam perhatian khusus,
maka kredit tersebut mulai bermasalah. Dan untuk golongan yang terparah yaitu status macet,
maka kredit tersebut sudah tidak bisa ditagih sama sekali, atau tidak dapat dipastikan kapan
akan dikembalikan oleh peminjamnya. Semakin besar NPL, maka semakin buruk kinerja bank
tersebut, karena itu menunjukkan bahwa Bank tidak bisa menyeleksi calon peminjam dengan
baik. Kredit macet di bank dicatat sebagai kerugian, sehingga semakin banyak kredit macet
maka kerugian yang diderita Bank akan semakin besar. Menurut Bank Indonesia besarnya
ketentuan tingkat maksimum NPL adalah 5%.
Rasio NPL Bank Of India Indonesia setiap tahunnya berada di bawah tingkat maksimum
yang ditetapkan Bank Indonesia hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola kredit. Pada tahun 2014, meskipun nilai
penyaluran kredit mengalami peningkatan tetapi perusahaan sukses menurunkan rasio NPL
dibandingkan tahun sebelumnya. Kesuksesan ini mengindikasikan bahwa kinerja manajemen
dalam membatasi faktor risiko perbankan telah berhasil. Kesuksesan ini diperoleh dari
pemantauan yang dilakukan oleh Bank of India Indonesia terhadap perkembangan risiko
portfolio kredit melalui Profil Risiko Kredit yang disusun secara bulanan.