Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

MANAJEMEN STRATEGI
ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN STUDI KASUS PADA BANK
OF INDIA INDONESIA TBK.

Diajukan oleh:
SHINTA DAMAYANTI (28)
Kelas: 10F
NPM: 144060005932

Desember 2015

PROFIL BANK OF INDIA INDONESIA


Bank Swadesi memulai sebagai Bank Perkreditan Rakyat yang disebut sebagai Bank Pasar
Swadesi dan didirikan di Surabaya pada tahun 1968. Pada tahun 1984 kepemilikan penuh bank
diambil alih oleh keluarga Chugani yang mengarahkan bank ini menjadi bank komersial pada
tanggal 2 September 1989 dengan nama PT Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank Swadesi
dimerger dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang beroperasi di Surakarta,
sehingga memungkinkan untuk membuka Cabang di Jakarta. Setelah menerima persetujuan dari
Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi diperbolehkan untuk melakukan bisnis penukaran
uang.
Proses pengembangan terus dilakukan di bawah kepemilikan dan manajemen baru dan
pada 11 November 1994 Bank Swadesi diberikan status sebagai Bank Devisa. Status baru tersebut
membentengi posisi Bank Swadesi sebagai institusi yang dapat dipercaya, menyediakan berbagai
jasa keuangan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelanggan. Mengingat ekspansi bisnis masa
depan dan untuk lebih dekat dengan pusat bisnis nasional, pada tahun 1995 kantor pusat
dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta. Konsistensi terhadap komitmen untuk terus
mengembangkan dan menyediakan layanan mulia berdasarkan prinsip kehati-hatian menegaskan
prestasi Bank Swadesi mengungguli kesulitan di tengah-tengah krisis multi-dimensi yang
menyerbu Indonesia. Sesuai dengan uji kelayakan independen, Bank Swadesi telah
diklasifikasikan sebagai kategori 'A' Bank dan tidak membutuhkan program rekapitalisasi.
Dengan terus mengingat ekspansi bank terutama pada aspek permodalan, tindakan strategis
diambil pada tahun 2002 ketika Bank Swadesi mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta
dan diperhitungkan sebagai bank umum ke-22 yang tercatatat di Bursa Efek Jakarta. Sejalan
dengan program Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Bank Swadesi telah mencapai modal

minimum yang diperlukan sebesar Rp 100 miliar. Kekayaan bersih yang cukup Bank akan
memberikan keunggulan kompetitif untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada.
Sampai dengan akhir tahun 2007, Bank Swadesi telah mengembangkan jaringan
operasionalnya di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, yang terdiri dari 4
kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu. 5 titik pembayaran, dan 1 unit kas mobil. Berdasarkan
visi dan misi baru yang diperbaiki, komitmen untuk menyediakan keunggulan dan menerapkan
prinsip kehati-hatian perbankan. Bank Swadesi berkomitmen untuk menawarkan produk dan
layanan terbaik bagi masyarakat dan pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk mencapai visi dan misinya dan juga untuk memperkuat posisinya di antara
masyarakat perbankan nasional. Bank Swadesi memutuskan untuk membentuk aliansi strategis
dengan mengundang investor yang kuat. Upaya itu berhasil dengan penandatanganan Perjanjian
Pemegang Saham antara pemegang saham utama dan Bank of India yang menginginkan untuk
mengakuisisi saham mayoritas Bank Swadesi yaitu 235.600.000 saham yang merupakan 76% dari
total modal Bank Swadesi pada tanggal 22 Juni 2007. Setelah itu. Bank of India resmi menjadi
pemegang saham pengendali (pemegang saham mayoritas) dari Bank Swadesi.
Dengan dukungan dari Bank of India, Bank Swadesi akan terus membangun fondasi yang
kuat untuk memberikan kinerja terbaik melalui pertumbuhan yang berkesinambungan melalui
transfer pengetahuan dan teknologi, penempatan karyawan, dan ekspansi modal bila diperlukan.
Bank of India adalah Bank dengan lebih dari 100 tahun pengalaman, 25 cabang di luar negeri dan
kantor di berbagai negara yaitu Amerika Serikat, Inggris. Channel Islands, Belgia, Perancis,
Kenya, Singapura, Indonesia. Hong Kong, Hindia Barat, Jepang, Cina. Vietnam, Afrika Selatan,
dan 2,718 kantor di seluruh India, akan mendukung Bank Swadesi untuk tumbuh dan maju dengan
mengambil bagian dalam kegiatan perbankan nasional dan internasional.

Visi dan Misi Bank Of India Indonesia:


Visi
Untuk menjadi Bank yang progresif dan terpercaya dengan Standar Internasional dalam memenuhi
kebutuhan nasabah, dalam transaksi perbankan nasional maupun internasional.
Misi
Untuk menyediakan layanan unggulan didukung oleh penerapan teknologi yang tepat guna,
berdasarkan prinsip Kehati-hatian Bank dan Good Corporate Governance unutk meningkatkan
nilai bagi Stakeholder

Nilai Perusahaan
1. Pelayanan kepada nasabah, meningkatkan kualitas layanan dengan memberikan layanan yang
sebaik dan seoptimal mungkin, penuh perhatian, sopan santun dan cepat tanggap dalam
memenuhi kebutuhan nasabah secara professional.
2. Kebersamaan dan kreativitas, saling menghargai antar karyawan sehingga daoat meningkatkan
kreativitas kerja dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. Sumber Daya Manusia sebagai Aset Utama, sehingga dituntut peranan dan kontribusi dari
semua sumber daya manusia yang ada.
4. Dedikasi dan Etika Kerja, keberhasilan perusahaan dapat dicapai apabila seluruh manajemen
staf dan karyawan mempunyai dedikasi daan menjunjung tinggi etika, moral dan etos kerja
yang luhur dalam semangat kerjasama, melaksankan tugas dengan jujur, disiplin, loyalitas
yang tinggi serta mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan individu.
5. Efisien dan Efektif, setiap individu dalam perusahaan harus bekerja sama secara efisien dan
efektif sehingga dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.

6. Profesionalisme, seluruh jajaran manajemen dan karyawan harus selalu berlandaskan kepada
asas profesionalisme.
7. Pengembangan Citra Perusahaan, sinergi dan kekompakan dari masing-masing individu sangat
menentukan tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat menimbulkan citra positif.
Prestasi Bank Of India Indonesia
1. Bank dengan predikat Bank Sangat Bagus untuk tahun buku 2009 dan mendapat
penghargaan karena memperoleh predikat tersebut selama 5 tahun berturut-turut dari Majalah
Info Bank.
2. Bank terbaik dalam kategori bank dengan aset diatas 1 triliyun sampai dengan 10 triliyun versi
Majalah Investor pada tahun 2010.
3. Bank swasta terbaik dalam kategori bank dengan aset sampai dengan 1 triliyun rupiah pada
Indonesia Banking Award 2013
4. Bank terbaik untuk kelompok aset antara Rp 1 triliun Rp 25 triliun versi Majalah Investor
pada tahun 2015
Produk Bank Of India Indonesia
Berikut ini adalah jenis produk yang disediakan oleh Bank of India Indonesia, yaitu:
1. Produk Simpanan

Giro, merupakan produk simpanan masyarakat yang mekanisme penarikannya


menggunakan cek atau bilyet giro. Bank of India Indonesia menawarkan produk Giro
dalam mata uang Rupiah maupun USD dengan bunga yang kompetitif.

Rekening Star Dollar, merupakan produk simpanan dalam mata uang USD, dimana
pengambilannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan slip penarikan.

Tabungan,merupakan produk simpanan masyarakat dalam mata uang rupiah, dimana


pengambilannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan slip penarikan. Bank
akan menerbitkan laporan mutasisetiap bulannya kepada pemilik rekening. Tabungan yang
ditawarkan oleh Bank Of India Indonesia terdiri dari berbagai jenis yang bisa disesuaikan
dengan permintaan nasabah.
o Tabungan SIBOS : produk simpanan masyarakat berbunga tinggi yang dapat diambil
kapan saja dnegan slip penarikan
o Tabungan Suka-suka, produk simpanan masyarakat dimana suku bunga dan jumlah
simpanan dapat ditentukan sendiri oleh nasabah sesuai jenjang suku bunga yang
berlaku, dan bebas biaya administrasi.
o TabunganKu, produk simpanan masyarakat yang bebas biaya administrasi dan
ditujukan bagi penabung pemula.
o Deposito, simpanan berjangka yang tersedia baik dalam mata uang rupiah ataupun
USD. Periode yang dapat dipilih nasabah adalah 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam)
bulan dan 12 (dua belas) bulan.
o Deposito on Call, simpanan berjangka yang serupa dengan deposito namun jangka
waktu penempatannya kurang dari 1 (satu) bulan.

2. Produk Pendanaan/Kredit

Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang diberikan kepada perusahaan atau individu
dengan tujuan untuk memnuhi kebutuhan modal kerjanya.

Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan perusahaan atau pengusaha untuk
membiayai investasinya, baik investasi untuk pembelian/pembangunan gedung/ruko,
pembelian kendaraan, pembelian mesin dan alat produksi lainnya.

Kredit Konsumsi, merupakan kredit yang diberikan kepada individu untuk rumah
pembelian rumah tinggal berupa KPR (Kredit Pemilikan Rumah/Apartment), KKB (Kredit
Kendaraan Bermotor) dan lain-lain.

ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN


A. Analisis Visi dan Misi
Visi
Perusahaan Graphic

Directional Focused

Flekxible

Feasible

Derisable

Easy to
Communicate

Bank of

India
Indonesia

Penjelasan Visi

Graphic

: Menjelaskan jenis perusahaan Bank of India Indonesia, yaitu perbankan

Directional

: Visi tidak memberikan gambaran strategis perusahaan di masa depan

Focused

: Memfokuskan pada transaksi nasional maupun internasional nasabah

Flexible

: Visi berlaku pada segala waktu, dapat disesuaikan dengan perubahan pasar

Feasible

: Visi bisa tercapai selama segenap stakeholder berkomitmen

Desirable

: Mengindikasikan arah untuj menjadi bank yang pogresif dan terpercaya

Easy to communicate :Visi perusahaan mudah dikomunikasikan dan mudah diingat

Misi
Kriteria Misi

Misi Bank of India Indonesia

Jelas dan dapat dimengerti

Misi cukup jelas dan dapat dimengerti

Cukup pendek untuk diingat

Misi pendek dan mudah diingat

Menyatakan bisnis yang digeluti organisasi

Bisnis yang digeluti tertuang pada misi

Fokus pada satu tujuan strategis

Misi fokus pada satu tujuan yaitu


meningkatkan nilai bagi Stakeholder

Menunjukkan kompetensi spesifik organisasi

Tidak tercermin dalam misi

Fleksibel namun tidak kehilangan fokus

Misi yang dituangkan sudah cukup fokus


untuk dijadikan pedoman dan fleksibel karena
tidak menyebutkan rentang waktu

Merefleksikan nilai dan filosofi organisasi

Misi mencantumkan filosofi organisasi yaitu


kehati-hatian dan Good Corporate
Governance

Merefleksikan sasaran yang dapat dicapai

Sasaran-sasaran utama telah dituangkan


secara lebih umum misalnya penggunaan
teknologi yang tepat guna

Product or Service

Produk layanan tidak disebutkan dalam misi

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN


Strengths (Kekuatan)

Visi Misi dan Nilai Perusahaan yang jelas dan terarah


Seperti yang sudah diuraikan dalam analisis visi dan misi perusahaan bahwa Bank Of India
Indonesia memiliki visi dan misi yang jelas, relative singkat dan mudah dipahami. Visi dan
misi ini menjadi suatu hal yang penting karena tanpa adanya visi dan misi maka perusahaan
tidak dapat merumuskan kebijakan strategis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Nilai
perusahaan juga menjadi hal yang penting terkait daya saing perusahaan dengan Bank-Bank
lain yang ada di tingkat nasional maupun Internasional.

Dilakukannya Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah hal yang penting bagi setiap organisasi terutama organisasi di bidang
keuangan. Manajemen risiko memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam aktivitas
bisnis telah teridentifikasi, terukur, dikelola dengan baik dan dilaporkan secara tepat waktu.
Bank Of India Indonesia telah melakukan pengelolaan terhadap 8 jenis risiko sebagaimana
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik.

Likuiditas yang tinggi


Pada tahun 2014 Bank Of India Indonesia melakukan peningkatan modal inti untuk
memperkuat struktur permodalan dengan dilakukannya right issue. Risiko likuiditas Bank Of
India Indonesia juga masih di tingkat low to moderate. Likuiditas yang tinggi ini penting terkait
kebijakan dalam melakukan ekspansi pasar.

Hubungan yang baik dengan nasabah


Hal ini menjadi penting karena sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, kepercayaan
dari nasabah adalah kunci agar Bank Of India Indonesia semakin mendapat tempat di hati
masyarakat. Kepercayaan ini akan tumbuh dengan adanya hubungan yang baik degan para
nasabahnya.

Peningkatan pelayanan kepada nasabah


Peningkatan pelayanan kepada nasabah akan meningkatkan kepuasan nasabah sehingga
nasabah setia terhadap Bank of India Indonesia. Bentuk peningkatan sistem pelayanan yang
dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan sistem pelayanan pengaduan nasabah yang
dimulai dari tahun 2014 sampai dengan 2016 dan melakukan program edukasi nasabah.

Mempunyai segmen pasar yang jelas

Segmentasi pasar merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan untuk terus dapat
bersaing dalam persaingan bisnis. Segmentasi pasar akan membantu perusahaan untuk lebih
fokus dalam merumuskan kebijakan strategis perusahaan.

Mempunyai customer service yang tanggap dan ramah


Customer service merupakan tampilan muka dari suatu perusahaan. Dengan adanya customer
service yang tanggap dan ramah maka nasabah akan merasa diperhatikan dan nasabah menjadi
nyaman apabila ingin melakukan transaksi keuangan ataupun sekedar bertanya-tanya tentang
produk dari Bank Of India Indonesia.

Kepedulian terhadap masyarakat


Kepedulian terhadap masyarakat, misalnya dalam bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR) menjadi penting karena akan membuat citra positif bagi perusahaan dan membuat
brand perusahaan dikenal oleh masyarakat.

Pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan secara terus menerus dan berkelanjutan merupakan
hal yang menjadi pokok perhatian dari Bank of India Indonesia, hal ini akan memberi
kontribusi positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan akhirnya meningkatkan
kulitas pelayanan kepada nasabah.

Meningkatnya perkembangan IT
Perkembangan IT dalam bidang perbankan adalah hal yang mutlak dibutuhkan. Dengan
adanya perkembangan IT maka transaksi keuangan bisa dilakukan dari mana saja tanpa perlu
mendatangi kantor cabang Bank terkait.

Weakness (Kelemahan)

Lemahnya sistem teknologi informasi

Sesuai dengan temuan Pengawas Bank Indonesia bahwa masih adanya kelemahan dalam
bidang teknologi informasi.

Keterbatasan jaringan kantor Bank of India Indonesia


Jaringan kantor Bank of India Indonesia masih sangat terbatas secara jumlah dan jangkauan.
Hingga 2014 kantor Bank of India Indonesia hanyamemiliki 19 kantor yang terdapat di Jakarta,
Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar dan Bandung. Padahal jaringan kantor yang luas
merupakan kunci untuk mengantisipasi ketatnya persaingan di industri perbankan.

Lemahnya sistem pengawasan terhadap karyawan


Lemahnya sistem pengawasan terhadap karyawan dapat menyebabkan kerugian yang sangat
besar seperti terjadinya kasus pembobolan brankas di kantor cabang yang mengakibatkan
hilangnya uang sebesar 950 juta rupiah dan 2200 dollar amerika.

INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE) MATRIX


Faktor Internal Utama

Bobot

Peringkat

Skor Bobot

Strengths (Kekuatan)

Visi Misi dan Nilai Perusahaan yang jelas dan terarah

0,10

0,40

Dilakukannya Manajemen Risiko

0,10

0,40

Likuiditas yang tinggi

0,08

0,32

Hubungan yang baik dengan nasabah

0,06

0,18

Peningkatan layanan kepada nasabah

0,06

0,24

Mempunyai segmen pasar yang jelas

0,05

0,10

Mempunyai customer service yang tanggap dan ramah

0,06

0,18

Kepedulian terhadap masyarakat

0,06

0,24

Pendidikan dan Pelatihan

0,08

0,32

Perkembangan IT

0,07

0,21

Weakness (Kelemahan)

Lemahnya sistem teknologi informasi

0,08

0,32

Keterbatasan jaringan Kantor

0,10

0.40

Lemahnya pengawasan terhadap karyawan

0,10

0,40

Total

3.71

Menurut hasil perhitungan IFE yang telah dilakukan, strength dari Bank Of India Indonesia
lebih besar daripada weakness yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai strength sebesar 2,59 dan
weakness 1,12
C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
Faktor-Faktor
a. Lingkungan Makro
Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian yang turun 5,78% menjadi sebesar


5,01% memberikan pengaruh terhadap penyaluran kredit yang turut
melambat dari 20,08% menjadi 11,6% YoY. Selain itu hal
perekonomian yang menurun juga menyebabkan dana masyarakat
mengalami penurunan dari 13,8% menjadi 10,8% YoY pada tahun
2014. Namun karena adanya perbaikan ekonomi di tahun 2015 aka
diharapkan di tahun 2016 juga aka nada pertumbuhan ekonomi yang
positif sehingga penyaluran kredit dan dana masyarakat juga
diharapkan akan meningkat.

Sosial

Bank of India Indonesia melakukan program CSR sebagai bentuk


kepedulian sosial dan juga meningkatkan citra perusahaan. Salah
satunya adalah dengan melakukan kunjungan ke panti asuhan dan
mengadakan buka puasa bersama.

Politik

Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi


penyaluran kredit dan dana masyarakat.

Teknologi

Peningkatan teknologi yang berkembang pesat mempermudah


nasabah Bank of India Indonesia dalam melakukan transaksi
misalnya dengan penggunan E-Banking, SMS Banking dan
Penarikan tunai di ATM.

b. Lingkungan Industri
Entry Barrier

Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industri


perbankan. Rintangan untuk masuk ke industri perbankan cukup
besar.

Buyers

Pengguna

jasa

perbankan

adalah

pelanggan

domestic

dan

internasional.
Product Sustitute

Koperasi yang juga melakukan jasa serupa dengan perbankan mulai


dari penyaluran kredit sapai dengan mengumpulkan dana masyarakat.

Competitive

and Kondisi persaingan dalam industri perbankan nasional cenderung

new entrants

dikuasai oleh Bank-Bank besar yang merupakan pemain lama.

c. Lingkungan Operasi
Competitor

Terdapat banyak perusahaan perbankan yang menawarkan jasa


serupa dengan bunga yang lebih kompetitif selain itu masyarakat
cenderung memilih Bank-Bank besar dengan alasan kemudahan
akses karena banyaknya fasiitas ATM tersedia dimana-mana.

Customer

Pengguna jasa perbankan terdiri dari nasabah nasional dan


internasional

Labor

Pekerja di industri perbankan haruslah memiliki tim yang terdiri dari


individu yang professional, kompeten, jujur dan berdaya saing tinggi

EXTERNAL FACTOR EVALUATION MATRIX (EFE)


Faktor Eksternal Utama

Bobot

Peringkat

Skor Bobot

0.2

0.8

0.05

0.15

0.10

0.3

Opportunities (Peluang)
Economic

Prediksi pertumbuhan
perekonomian yang
meningkat
Meningkatnya transaksi
penukaran USD

Technological

Peningkatan teknologi yang


berkembang pesat

Political

Pajak turun 8% y.o.y

0.05

0.1

Social

Kegiatan CSR meningkatkan

0.05

0.15

0,15

0.6

0.08

0.16

0.15

0.6

citra perusahaan
Threats (Ancaman)
Economic

Ekonomi Indonesia yang


sedang memburuk (Dollar
naik) meningkatkan potensi
kredit gagal bayar dan
menurunnya pengajuan
kredit.

Technological

Penggunaan teknologi di
Bank of Indonesia yang
masih dalam peringkat
sedang

Political

Terdapat competitor yang


bergerak di bidang yang
sama

Peraturan Bank Indonesia

0,1

0,3

0.07

0.14

yang membatasi pergerakan


Bank
Social

Budaya masyarakat yang


kurang ingin menabung

Total

3.3

Menurut hasil perhitungan EFE yang telah dilakukan, peluang di industri perbankan lebih
sedikit daripada ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk bergelut di bidang ini.
Dengan nilai peluang sebesar 1,5 dan ancaman sebesar 1,8.
D. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
MATRIX SWOT
Strengths (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Faktor Internal

Visi Misi dan Nilai


Perusahaan yang jelas

teknologi informasi

dan terarah (S1)

(W1)

Telah dilakukannya

Manajemen Risiko
(S2)

Faktor Eksternal

Lemahnya sistem

Keterbatasan jaringan
Kantor (W2)

Lemahnya

Likuiditas yang tinggi

pengawasan terhadap

(S3)

karyawan (W3)

Hubungan yang baik


dengan nasabah (S4)

Peningkatan layanan
kepada nasabah (S5)

Pendidikan dan
pelatihan kepada
karyawan (S6)

Opportunities (Peluang)

Strategi S-O

Strategi W-O

Prediksi meningkatnya

(W1,O2) memperbaiki

pertumbuhan ekonomi

produk yang innovatif,

sistem teknologi

Indonesia (O1)

mempunyai nilai

informasi dengan

Pertumbuhan teknologi

tambah dan dan berdaya

melakukan kerjasama

yang berkembang pesat

saing tinggi

dengan sigma untuk

(S2,S3,O1) melakukan

meningkatkan kapasitas

Pajak turun 8% y.o.y

ekspansi pasar dengan

dan kapabilitas

(O3)

melakukan inovasi

teknologi informasi

(O2)

(S1,O1) menciptakan

perusahaan

Kegiatan CSR untuk

untuk meningkatkan

meningkatkan citra

daya saing

dan memperbanyak

(S5,S6,O2,O4)

cabang di beberbagai

mempromosikan Bank

daerah terutama di kota-

dan fasilitasnya dan

kota besar sepert

meningkatkan fasilitas

Yogyakarta dan

khususnya dibidang IT

Balikpapan

perusahaan (04)

(W2,O1) memperluas

(W3,O2) melengkapi
sistem brankas dengan
teknologi terkini

Threats (Ancaman)

Strategi S-T

Strategi W-T

Ekonomi Indonesia

(W1,T2) meningkatkan

yang sedang memburuk

produk tabungan dengan

dan memperbaiki

(Dollar naik) (T1)

bunga yang tinggi dan

permasalahan teknologi

Penggunaan Teknologi

membuat paket kredit

informasi yang ada di

yang masih dalam

dengan bunga yang

Bank of India Indonesia

tingkat sedang (T2)

rendah

dengan melakukan

(S2,S3,T1) membuat

kerjasama untuk

yang bergerak di bidang

inovasi produk berupa

meningkatkan

yang sama (T3)

paket kredit dengan

kapabilitas sistem

Peraturan Bank

bunga yang bersaing

informasi perusahaan.

Terdapat competitor

Indonesia yang

(S1,T3) membuat

(S5,T2) melakukan

(W3,T2) memperbaiki

membatasi pergerakan

peningkatan sistem

kontrol kepada

Bank (T4)

teknologi perusahaan

karyawan dan

Budaya masyarakat

untuk mempermudah

meningkatkan

yang kurang ingin

transaksi melalui

penggunaan teknologi

menabung (T5)

internet

pada sistem brankas

(S5,T5) melakukan
berbagai promosi

(W2,T3) membuka
kantor cabang di kota-

kepada masyarakat

kota besar yang

tentang produk

berpotensi.

tabungan yang ada di


Bank of India Indonesia

E. ANALISIS KEUANGAN
LAPORAN LABA RUGI
dalam satuan milyar rupiah
2012
2013
2014

2009

2010

2011

Pendapatan Bunga

159,217

167,356

177,634

203,913

275,921 440,007

Biaya Bunga

84,720

81,994

81,127

106,251

134,876 260,234

Pendapatan Bunga Bersih

74,497

85,362

96,507

97,662

141,045 179,773

Pendapatan Operasional Lainnya

8,507

9,107

14,080

14,373

29,518

Pendapatan Operasional

83,004

94,469

110,586

112,035

170,562 212,793

Laba Operasional Bersih

50,476

48,242

65,031

73,838

110,002 127,242

Laba Sebelum Pajak

50,641

48,067

64,542

73,921

109,583 142,022

Laba Bersih

36,950

35,092

48,072

54,996

81,495

33,020

106,168

Jika dilihat dari Laporan Keuangan Bank Of India Indonesia tahun 2010-2014 dapat
diketahui bahwa laba bersih yang berhasil diterima oleh Bank Of India Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahunnya, bahkan di tahun 2013 Bank Of India Indonesia berhasil membukukan
kenaikan laba bersih sebesar 48,18%. Pertumbuhan laba bersih ini merupakan pencapaian tertinggi
selama lima tahun terakhir. Di tahun 2014 laba bersih yang berhasil diperoleh Bank Of India
Indonesia juga mengalami peningkatan. Faktor utama yang mendorong peningkatan laba ini
adalah naiknya pendapatan Bunga sebesar 59,96%. Pendapatan bunga yang meningkat ini

disebabkan oleh peningkatan nilai pendapatan bunga kredit dan pertumbuhan nilai pinjaman bersih
yang mengalami kenaikan. Selain pendapatan bunga yangmeningkat setiap tahunnya, biaya bunga
juga mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama di tahun 2014 yang mengalami peningkatan
biaya bunga yang sangat tinggi. Kenaikan biaya bunga ini diakibatkan peningkatan pertumbuhan
beban bunga deposito karena meningkatnya komposisi deposito berjangka terhadap total
simpanan. Keberhasilan Bank Of India Indonesia yang terus memperoleh peningkatan laba bersih
setiap tahunnya menandakan peningkatan stabil kinerja keuangan perusahaanserta faktor
kapabilitas manajemen yang kuat ditengah-tengah melambatnya perekonomian Indonesia yang
terjadi.
NERACA

2009
Total Aset

2010

2011

dalam satuan milyar rupiah


2012
2013
2014

1.537,378 1.570,332 2.080,428 2.540,741 3.601,336 5.199,185

Kredit yang diberikan

981,358

1.071,643 1.436,293 1.838,288 2.569,319 3.134,569

Kredit yang diberikan

967,684

1.050,807 1.413,687 1.825,423 2.547,310 3.129,867

Bersih
CKPN
Dana Pihak ketiga
Ekuitas

15,419

21,794

24,937

15,690

22,384

27,717

1.120,111 1.222,476 1.675,845 1.972,256 2.740,214 3.585,345


302,479

318,715

346,488

373,769

454,861

560,588

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi pencapaian total aset Bank Of India
Indonesia relatif sangat baik, setiap tahunnya total aset selalu mengalami peningkatan terutama di
tahun 2014 dimana Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan aset sebesar 44,37%, kenaikan
aset ini disebabkan pertumbuhan kredit perusahaan sebesar 22,89%. Selain peningkatan total aset,

kredit yang diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sebagaimana prioritas perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan
menyalurkan dana ke sektor perkreditan baik kepada perseorangan atau perseroan. Pertumbuhan
kredit ini didukung dengan adanya perluasan jaringan kantor yang dilakukan oleh Bank Of India
Indonesia. Total nilai kredit Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan sebesar 27,99% di tahun
2012, 39,77% di tahun 2013 dan 22,87% di tahun 2014.
Berdasarkan jenis kreditnya, penyaluran kredit yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja
diikuti oleh Kredit Investasi dan kemudian Kredit Konsumsi. Secara klasifikasi Bank Of India
Indonesia memiliki komposisi kredit yang dibagi kedalam Sembilan sektor perekonomian utama,
yakni: Perdagangan, Industri, Jasa Bisnis, Transportasu, Pertambangan, Konstruksi, Jasa
Pelayanan Sosial dan Lain-lain. Di tahun 2013, perusahaaan paling banyak memberikan kredit
kepada sektor perdagangan yang mencapai 44,15% dari total portfolio kredit perusahaan kemudian
diikuti oleh sektor industri sebesar 20,95%. Penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) tiap tahunnya relatif stabil dan terbilang relatif kecil. Melihat pertumbuhan UMKM di
Indonesia yang meningkat setiap tahunnya, Bank Of India Indonesia seharusnya melihat potensi
yang ada pada sektor UMKM dengan membuat program kredit murah pada elaku sektor UMKM.
Peningkatan kredit yang berhasil diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga tidak
terlepas dari peningkatan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank Of India Indonesia
yang terus menerus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan keuangan
perusahaan diketahui bahwa Dana Pihak Ketiga terdiri atas tiga komponen utama yakni giro,
tabungan dan deposito berjangka. Pada tahun 2013 secara keseluruhan ketiga komponen tersebut
mengalami peningkatan yang cukup drastis dimana komponen giro mengalami peningkatan
sebesar 55,34%, tabungan sebesar 77,64% dan dana deposito berjangka meningkat 33,88%

sedangkan pada tahun 2014 meskipun seluruh komponen giro, tabungan dan deposito berjangka
juga mengalami peningkatan tapi komponen deposito merupakan komponen yang mengalami
kenaikan signifikan sebesar 39,20%. Untuk kedepannya Bank Of India Indonesia harus
meningkatkan kualitas pelayanan nasabah sehingga keberhasilan penghimpunan Dana Pihak
Ketiga ini terus bisa dipertahankan. Selain berusaha untuk meningkatkan jumlah yang berhasil
dihimpun, Bank Of India Indonesia harus membuat strategi pengelolaan dana tersebut dengan
menyalurkan kepada masyarakat melalui kredit, menempatkan kelebihan likuiditas tersebut ke
dana sarana investasi lain seperti penempatan antar bank, SBI dan surat berharga sehingga tidak
terjadi idle fund Bank.
RASIO KEUANGAN
2009

2010

2011

2012

2013

2014

ROA

3,53

2,93

3,66

3,14

3,8

3,37

ROE

13,36

11,69

15,26

16,82

22,03

23,13

NIM

5,41

5,82

6,39

5,12

5,92

4,83

LDR

8,11

87,36

85,71

93,21

93,76

88,06

CAR

3,29

26,91

23,19

21,10

15,26

14,27

BOPO

74,57

73,35

67,51

72,31

69,09

70,32

NPL

1,82

3,55

1,98

0,14

1,59

1,15

1) Return on Asset (ROA)


Return on Asset merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Laba yang dimaksud disini adalah laba sebelum
bunga dan pajak. Rasio ini akan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola

aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan
dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva. Berdasarkan tabel diatas
dapat kita lihat bahwa ROA Bank Of India Indonesia mencatat angka tertinggi pada tahun 2013
dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan. Penurunan ROA Bank Of India Indonesia
ini disebabkan oleh peningkatan total asset perusahaan yang sangat signifikan di tahun 2014
sebagai akibat pertumbuhan pemberian kredit serta perolehan pihak ketiga. Meskipun
mengalami penurunan disbanding tahun 2013 tetapi nilai ROA Bank Of India Indonesia
terbilang cukup tinggi diantara Bank-bank lain dengan kategori Bank Kelompok Buku 1.
2) Return on Equity (ROE)
Return on Rquity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh
pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal
yang ditanamkannya. Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 secara
keseluruhan Bank Of India Indonesia berhasil meningkatkan nilai ROE, penurunan nilai ROE
hanya terjadi pada tahun 2010 yang diakibatkan penurunan laba bersih yang dihasilkan karena
besarnya beban pemulihan kerugian penurunan nilai pada tahun 2010.
3) Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan nilai aset
produktif. Aset produktif sendiri adalah aset yang menghasilkan bunga. Semakin besar nilai
NIM maka semakin bagus, karena pendapatan yang dihasilkan terbilang besar dibanding
asetnya. Dari tabel diketahui bahwa besaran NIM Bank Of India Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan bunga bersih

yang tidak sebanding dengan pertumbuhan total aset produktif. Meskipun begitu angka 4,83%
ini sudah melebihi ekspektasi perusahaan yang berada pada angka 4,62%.
4) Loan to Deposits Ratio (LDR)
Loan to Deposits Ratio adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan
dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito
berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan
pinjaman (loan requests) nasabahnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1e, Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari
perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Semakin tinggi
maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan
kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Tujuan perhitungan LDR
adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat
dalam menjalankan kegiatan operasinya. Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai
suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Nilai LDR yang terlalu tinggi
dan terlalu rendah bukanlah hal yang baik oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan standar
nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 85%-110%.
Selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Bank of India Indonesia berhasil mencatat
nilai LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dimana besarnya berada di kisaran angka
85-100%. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia memiliki kondisi yang
sehat dalam menjalankan kegiatan operasi perushaaannya. Namun pada tahun 2014, LDR yang
diperoleh mengalami penurunan sebesar 4,9% dibanding tahun 2013. Penurunan ini
mengindikasikan bahwa upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga perputaran aset

produktifnya belum maksimal. Kedepannya pihak Bank Of India Indonesia harus


meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat namun dengan tetap memperhatikan
ketentuan dari Bank Indonesia.
5) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio atau yang biasa disebut sebagai Rasio Kecukupan Modal adalah
perbandingan antara modal bersih sebuah bank terhadap assetnya (yang dibobot berdasarkan
resikonya). Bank Indonesia mensyaratkan minimal sebuah bank mempertahankan CAR-nya
8%. Apabila terdapat Bank yang nilai CAR-nya kurang dari 8%, maka bank tersebut akan
dilikuidasi. Peraturan ini diperlukan terkait kemampuan Bank untuk mengembalikan dana
tabungan masyarakat yang dititipkan kepada Bank. Bank yang memiliki CAR kurang dari *%
dikhawatirkan akan mengalami kegagalan dalam mengembalikan dana kepada masyarakat.
Dari data laporan keuangan diketahui bahwa CAR Bank Of India Indonesia mulai dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan setiap tahunnya, namun
meskipun mengalami penurunan nilai CAR masih berada jauh di atas syarat minimal 8%.
Penurunan nilai CAR ini utamanya disebabkan oleh ekspansi kredit yang dilakukan oleh
perusahaan yang menyebabkan peningkatan signifikan dari pertumbuhan kredit pinjaman.
Nilai CAR yang berada jauh diatas syarat minimal ini mengindikasikan bahwa struktur
permodalan Bank Of India Indonesia memiliki kapabilitas untuk mengimbangi risiko pasar,
risiko kredit dan risiko operasional.
6) Biaya Pencapaian Operasional terhadap Pencapaian Operasional (BOPO)
BOPO atau yang biasa disebut sebagai rasio efisiensi adalah rasio yang mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. BOPO digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan
dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Menurut
Bank Indonesia nilai rasio yang ideal berada antara 50-75%.
Selama enam tahun terakhir rasio BOPO Bank of India Indonesia berada dikisaran angka
67-74%. Angka ini berada di angka ideal sesua dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan aset perbankan yang dilakukan Bank Of India Indonesia
telah cukup efisien.
7) Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan adalah perbandingan antara kredit yang tidak dikembalikan lagi oleh
si peminjamnya (kredit macet), atau dikembalikan tapi tersendat-sendat, dengan total kredit
yang disalurkan oleh bank ke masyarakat. Dalam industri perbankan kredit yang disalurkan ke
masyarakat digolongkan menjadi lima status, yaitu 1. lancar, 2. dalam perhatian khusus, 3.
kurang lancar, 4. diragukan, dan 5. macet. Untuk status lancar, berarti kredit tersebut tidak
bermasalah sama sekali, dan bisa ditagih dengan lancar. Untuk status dalam perhatian khusus,
maka kredit tersebut mulai bermasalah. Dan untuk golongan yang terparah yaitu status macet,
maka kredit tersebut sudah tidak bisa ditagih sama sekali, atau tidak dapat dipastikan kapan
akan dikembalikan oleh peminjamnya. Semakin besar NPL, maka semakin buruk kinerja bank
tersebut, karena itu menunjukkan bahwa Bank tidak bisa menyeleksi calon peminjam dengan
baik. Kredit macet di bank dicatat sebagai kerugian, sehingga semakin banyak kredit macet
maka kerugian yang diderita Bank akan semakin besar. Menurut Bank Indonesia besarnya
ketentuan tingkat maksimum NPL adalah 5%.

Rasio NPL Bank Of India Indonesia setiap tahunnya berada di bawah tingkat maksimum
yang ditetapkan Bank Indonesia hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola kredit. Pada tahun 2014, meskipun nilai
penyaluran kredit mengalami peningkatan tetapi perusahaan sukses menurunkan rasio NPL
dibandingkan tahun sebelumnya. Kesuksesan ini mengindikasikan bahwa kinerja manajemen
dalam membatasi faktor risiko perbankan telah berhasil. Kesuksesan ini diperoleh dari
pemantauan yang dilakukan oleh Bank of India Indonesia terhadap perkembangan risiko
portfolio kredit melalui Profil Risiko Kredit yang disusun secara bulanan.

Anda mungkin juga menyukai