Anda di halaman 1dari 35

KULIAH PRA-KEPANITERAAN

KLINIK

KAPITA SELEKTA
NEUROLOGI
Oleh :
WERDA INDRIARTI, dr. Sp.S
Bagian Neurologi
FK Univ. YARSI

WEI 2014

Tujuan Kepaniteraan Klinik


Mahasiswa

Kedokteran dapat melihat


secara langsung dan melakukan
ketrampilan klinis untuk
mendiagnosis , melakukan
penatalaksanaan medis baik dengan
supervisi maupun mandiri, sesuai
dengan teori dan prinsip yang telah
dipelajari tercapai level kompetensi
yang diharapkan
WEI 2014

Di Bagian Neurologi,
Diharapkan mampu:
Melakukan langkah penegakan
diagnosis:

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Neurologi

Membuat

diagnosis kerja & diagnosis

banding
Melakukan rencana tatalaksana
WEI 2014

Sistematika Pemeriksaan
Neurologis
Pemeriksaa
n Fisik

Anamnesis

Identitas

Diagnosis

Rencana
Diagnostik

Komplikasi

Rencana
Tatalaksana

Rencana
Monitoring

Prognosis
WEI 2014

Nama
Alamat

Identita
s

Usia
Jenis Kelamin
Status
Pekerjaan
Cekat tangan
WEI 2014

Anamnesi
s
Riwayat
Penyakit
Sekarang

Keluhan Utama
Awitan keluhan/gejala klinis
(kapan keluhan/gejala ini pertama kali
muncul?)

Progresivitas keluhan (apakah


keluhan bertambah berat, menetap, atau
membaik?)

Riwayat Pengobatan
Keluhan tambahan (keluhan/gejala lain yang
menyertai)
5 poin pokok:
gejala kesadaran,
gejala saraf kranialis,
gejala motoris,
gejala sensoris dan
otonom

WEI 2014

Anamnesi
s
Riwayat
Penyakit Dahulu
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Sosioekonomi

Riwayat penyakit
sebelumnya (keluhan
serupa/penyakit lain yang dialami,
terutama terkait faktor risiko)
Riwayat penggunaan obat-obatan
sebelumnya

Merokok, olah raga, minum kopi/teh,


sex bebas, drug abuse

WEI 2014

Vascular

Awitan biasanya tiba-tiba/mendadak

Infections

Tanda-tanda infeksi: demam, flu like


syndrome

Traumatic

Riwayat trauma sebelumnya

Autoimmune

Metabolic/Toxic

Paparan zat toksik, gigitan hewan,


penyakit metabolik

Iatrogenic/Idiopathic

Riwayat menjalani prosedur medis,


keluhan sudah berulang kali

Neoplastic

Seizure/Psychiatric/
Structural

Riwayat remisi-eksaserbasi, gejala


penyakit autoimun lain misalnya SLE

Penurunan berat badan, kelemahan,


riwayat tumor pada organ lain
Riwayat kejang, perubahan perilaku,
WEI 2014
kelainan organ/anatomis sebelumnya

Pemeriksaan
Fisik
Tanda-tanda
Vital

WEI 2014

Tekanan Darah
MABP
Suhu

Status Generalis

Status
Neurologis

Nadi (jumlah,
reguler, kuat)
Skala nyeri
(VAS)

Pernafasan
(jumlah,
pola napas)

Kepala

Toraks

Kulit

THT

Abdomen

Bruit

Leher/KGB

Ekstremitas

GCS
N. Kranialis
Gait & Koordinasi

Fungsi Luhur
Motorik
Otonom & kolumna
vertebralis

TRM
Sensorik
Tes
Provokasi

10

Skala Koma Glasgow


LIHAT
Spontan

Eye
4 = spontan
3 = perintah verbal
2 = nyeri
1 = tdk ada respon
X = tdk dpt dinilai

Min. = 3
Max. =
15

Perintah
Verbal

Rangsang
Nyeri

Motoric
6 = mengikuti
perintah
5 = melokalisasi
nyeri
4 = fleksi thd nyeri
3 = fleksi abnormal
(dekortikasi)
2 = ekstensi
(deserebrasi)
1 = tdk ada respon
X = tdk dpt dinilai

Tidak
berespon

Verbal
5 = orientasi baik &
berbicara
4 = disorientasi &
berbicara
3 = kata-kata yg tdk
tepat
2 = suara yg tdk berarti
1 = tdk ada respon
X = tdk dpt dinilai

WEI 2014

11

FUNGSI LUHUR
gangguan bahasa Afasia
(motorik/sensorik/transkortikal)

gangguan bicara Disartria


(disartria palatal, lingual, labial)

TANDA RANGSANG MENINGEAL

Kaku Kuduk
Kernig
Brudzinski I IV
Laseque sign
WEI 2014

WEI 2014

Klasifikasi afasia
Modified from Campbel WW 2002

Jenis afasia

Fluensi

Pemahama
n Auditorik

Membac
a

Menuli
s

WERNICKES

Konduksi

+/-

Anomik

Transkortika
l motorik

Transkortika
l sensorik

Transkortika
l campuran

Global

Verbal
apraksia

Brocas

Ket. + : fungsi relatif normal

Pengulang
an

- : fungi abnornal

Penamaa
n

+/- : gangguan ringan/normal


12

13

Kaku Kuduk

Brudzinski I

Laseque

WEI 2014

Kernig

N.
Kranialis

14

Nucleus
Mesensefalon : 3,4
Pons : 5,6,7,8
Medulla oblongata :
9,10,11,12

UMN

vs

LMN

WEI 2014

Nama

Fungsi

Pemeriksaan

15

N. Olfaktorius

Penghidu

Tes Pembauan

II

N. Optikus

Penglihatan

Pemeriksaan Visus, Lapang Pandang (Yojana


penglihatan), Warna, Funduskopi

III

N. Okulomotor

Pergerakan mata (m. rectus


sup., inf., & med., m. obl. inf.)
buka mata (m. levator
palpebra), pupil (m. sphincter
pupil), akomodasi konvergensi

Tes Gerak bola mata, refleks pupil, refleks akomodasikonvergensi, tes membuka mata (ptosis/tidak)

IV

N. Trokhlearis

Pergerakan mata (m. obl. sup.)

Tes gerak mata (nasal bawah)

N. Trigeminus

Otot mastikasi (mengunyah),


sensorik wajah, refleks

Tes sensorik wajah, motorik m. temporalis & m.


masseter, refleks kornea, jaw reflex

VI

N. Abdusen

Pergerakan mata (m. rectus


lateral)

Tes gerak mata (temporal)

VII

N. Fasialis

Motorik otot wajah, Lakrimasi


Pengecap (2/3 anterior lidah),
stapedius

Tes motorik otot wajah (segmen atas&bawah), tes


lakrimasi, stetoscop loudness balance test, pengecapan

VIII

N. Vestibulo
cochlearis

Pendengaran & keseimbangan

Tes pendengaran, tes kalori, dolls eye, nistagmus

IX

N.
Glossofaringeus

Pergerakan menelan, Salivasi


Pengecapan (1/3 posterior
lidah), gag refleks

Tes pengecapan (pahit), menelan, gag reflex

N. Vagus

Sensori viseral, Pergerakan


menelan & kontrol faring &
laring

Bicara (fonia), menelan, gag reflex, vernets rideau


phenomene

XI

N. Assesorius

Menoleh, angkat bahu

Menoleh, angkat bahu

XII

N. Hipoglosus

Pergerakan lidah

Posisi & gerak


WEIlidah,
2014 atrofi, fasikulasi

16

CARA PEMERIKSAAN:
Periksa lubang hidung apakah ada
sumbatan atau kelainan setempat
seperti ingus atau polip
Gunakan zat pengetes yang dikenal
sehari-hari seperti kopi, tembakau, teh
atau jeruk. Jangan gunakan zat yang
dapat merangsang mukosa hidung
seperti alcohol, ammonia, atau cuka.
Pasien diminta menutup mata
Zat pengetes didekatkan ke hidung
pasien dan minta pasien untuk
membaunya
Periksa lubang hidung satu per satu
dengan menutup lubang hidung
lainnya dengan tangan

- Anosmia
- Hiposmia
- Parosmia
- Cachosmia
- Halusinasi olfaktorik (Uncinate
fits)
WEI 2014

17

N. II (N. Opticus)

Pemeriksaan Ketajaman
Penglihatan (visual acquity)

Snellen chart (posisi pasien


duduk / berdiri)
Normal visus = 6/6).
Pemeriksaan bed side
hitung jari (normal 2/60);
gerakan lambaian tangan
(visus 1/300); memberi
cahaya senter (penlight)
dapat melihat cahaya (visus
1/~) / tidak (visus = 0)

Pemeriksaan warna, primer


(merah, biru, kuning)
Pemeriksaan ini dilakukan
menggunakan buku ischihara.
kumparan benang-benang
wol berwarna merah, biru dan
kuning..
Pemeriksaan papil N. II
(funduskopi)
menggunakan oftalmoskop
papil normal, atrofi (primer
atau sekunder) atau edema.

Pemeriksaan lapang
pandang (visual field)

Tes konfrontasi

WEI 2014

18

N. III (N. Oculomotorius)


1.

Evaluasi M. Levator palpebrae ptosis /


tidak

2. Pupil
Ukuran pupil
Perhatikan bentuknya (bulat, tepi rata)
diameternya, apakah sama (isokor) atau
berbeda (anisokor)
Refleks cahaya pupil

o Refleks cahaya langsung


o Refleks cahaya tidak langsung

(konsensual)
Lesi
3. Refleks akomodasi - konvergensi

R.
Cahaya R.
Cahaya
langsung
konsensual
N.

II

OD
-

kanan
Lesi
N.
kanan

III

OS
+

OD
+

OS
-

4. Gerakan bola mata:


Pasien diminta melihat dan mengikuti gerakan
jari tangan pemeriksa ke arah medial
(nasal), atas, bawah, dan oblik atas
WEI 2014

19

N. IV/VI (N. Trochlearis/N. Abducens


Pemeriksaan N. IV
Pasien diminta
mengikuti gerakan jari
tangan pemeriksa ke
arah oblik bawah.
Pemeriksaan N VI
Pasien diminta
mengikuti gerakan jari
tangan pemeriksa ke
arah temporal (lateral)
WEI 2014

20

N. V (N. Trigeminus)
Motorik:
Pasien melakukan gerakan
mengunyah atau merapatkan gigi
sekuat mungkin raba dan
rasakan tonus M. Masseter dan M.
Temporalis

Sensorik: Pasien diminta tutup


mata, diminta merasakan sensasi
raba kapas daerah dahi, maksila
dan mandibula. Dibandingkan
kanan dan kiri.

Refleks kornea: Pasien diminta


melirik ke satu sisi. Pemeriksa
menyentuhkan kapas bersih pada
limbus kornea pasien, refleks
kornea positif bila pasien mengedip

Jaw reflex

WEI 2014

21

N. VII (N. Facialis)


Fungsi Motorik
Inspeksi wajah pasien (kerutan dahi,
tinggi alis, sudut mata, plika nasolabialis,
sudut bibir) apakah simetris atau tidak?
Minta

pada:

pasien melakukan gerakan aktif


Segmen atas:

M. Frontalis: mengangkat alis


M. Corrugator supercilii: mengerutkan
alis
M. Orbicularis oculi: memejamkan
mata. Lumpuh berat tidak dapat
memejamkan mata (Lagophthalmus)

Segmen bawah:

M. Orbicularis oris: tersenyum


M. Risorius: menyeringai,
memperlihatkan giginya
M. Buccinator: bersiul,
menggembungkan pipi

Fungsi sensorik khusus:


Tes pengecapan 2/3 anterior lidah
Stetoscope-loudness balance test:

hiperakusis/tidak

Lakrimasi

kertas lakmus

WEI 2014

Lesi UMN:
kelumpuhan pada segmen bawah
saja
Lesi LMN:
Kelumpuhan separuh wajah, bisa
disertai ageusia, hiperakusis dan
hipolakrimasi

22

N. VIII (N. Vestibulocochlearis


N. Vestibularis
Adakah

Vertigo
Adakah Nistagmus

N. Cochlearis
Tes Ketajaman pendengaran:
Manual

Tes bisik pada jarak tertentu


Tes menggunakan detik arloji
bandingkan dengan orang
normal, Perhatikan adakah
perbedaan antara
pendengaran telinga kanan
dan telinga kiri.

Tes

Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach

WEI 2014

23

N. IX/X (N. Glossopoharyngeus/N.


Vagus)
Evaluasi disfonia/afonia, disartria

Pasien diminta untuk membuka


mulut, perhatikan palatum molle,
arkus faring dan uvula dalam
keadaan istirahat
Pasien diminta mengucapkan
aaaah,

Normal vernet rideau


phenomene (+) gerakan seperti
tirai yang simetris pada kedua sisi
Kelumpuhan uvula dan arkus
faring tertarik (deviasi) ke arah
bagian yang sehat.

Refleks muntah:

Pasien diminta membuka mulut


Pemeriksa menyentuh arkus faring
dengan lembut menggunakan
tongue-spatel
Lakukan pemeriksaan pada kedua
sisi
Pada orang normal hal ini akan
menimbulkan refleks muntah
WEI 2014

24

N.
XI (N. Asesorius)

Pemeriksaan
m.sternocleidomastoideus

Pasien diminta menoleh ke


arah kanan, tangan
pemeriksa menahan dagu
pasien
Rasakan kekuatan otot
sternocleiodomastoideus
Ulangi untuk otot bagian kiri
dan bandingkan kekuatan
otot keduanya

Pemeriksaan m. Trapezius

Letakan tangan pemeriksa di


kedua bahu pasien
Pasien diminta mengangkat
kedua bahunya
Pemeriksa menahan bahu
pasien, nilai kekuatan
ototnya
WEI 2014

25

N. XII (Hypoglossus

Amati disartria ucapkan


kalimat yang memiliki
konsonan l dan r
Pasien diminta membuka
mulut dan perhatikan lidah
dalam keadaan istirahat
kelumpuhan (+),
deviasi ke sisi sehat
Pasien diminta menjulurkan
lidah, perhatikan apakah
deviasi/tidak saat aktif
kelumpuhan, deviasi ke
sisi sakit
Amati adanya atrofi
maupun fasikulasi
Nilai kekuatan otot lidah

Pada lesi perifer (LMN) :


deviasi (+) atrofi (+) fasikulasi
(+).
Lesi sentral (UMN):
Deviasi (+) atrofi (-) fasikulasi
(-)

WEI 2014

26

Motorik
Gait, Gerakan
involunter

Kiri Vs Kanan
Atas Vs Bawah

Tonus

Refleks

Simetrisita
s

Trofi

Fisiologis

Inspeksi

Patologis

Kekuatan

Hemi - : Otak
Segmental :
Medspin

Primitif

WEI 2014

Sistem Sensorik

27

Kiri Vs Kanan
Atas Vs Bawah

Eksteroseptik:
Raba
Halus

Nyeri

Suhu

Propriosepti
f

Simetrisita
s

Sensasi
diskriminat
if
Hemi - : Otak
Segmental: Medspin
WEI 2014

28

WEI 2014

29

Sistem Otonom
Alvi
Uri

Retensio

UMN

Inkontinensia

LMN

Hidrosis

Tes Perspirasi

Kolumna Vertebrais

Inspeksi (kyphosis, skoliosis, lordosis, gibbus)


Palpasi
Perkusi
Nyeri (ada / tidak)

WEI 2014

30

Keseimbangan &
Koordinasi
Inspeksi
gait

Cerebellum
ipsilateral

Diadokokinesia,
Tapping test
Romberg

Romberg
dipertajam

Tandem

Finger to nose

Heel to knee
Rebound
Phenomen
WEI 2014

31

Diagnosi
s

Diagnosi
s
Banding

Klinis

Diagnosis berdasarkan tanda & gejala yg


ditemukan (dapat berupa suatu sindrom)

Topis

Diagnosis berdasarkan lokasi kelainan

Etiologis
Patologis

Diagnosis berdasarkan penyebab


Diagnosis berdasarkan keadaan patologis
yang terjadi
WEI 2014

32

Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik
Laboratorium
Radiologi:
X-ray skull, X-ray vertebrae, CT scan kepala, MRI brain &
spine, PET, SPECT, Angiography, DSA, Doppler carotid,
TCD

Neurofisiologi:
EEG, EMG, ENG, Polisomnografi
Lain-lain:
Lumbal Pungsi

WEI 2014

33

Tatalaksana
Medikamentosa

Simtomatik
Kausatif

Nonmedikamentosa
WEI 2014

Komplikasi
Ad vitam

Prognosis

Ad functionam
Ad sanationam

34

WEI 2014

35

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

PERGUNAKAN WAKTU PADA KEPANITERAAN


KLINIK UNTUK BELAJAR DAN BERLATIH
SEBANYAK-BANYAKNYA

WEI 2014

Anda mungkin juga menyukai