D3 TEKNIK PEMBORAN
ILMU BAHAN
NAMA
NIM
1202056
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul Bahan
Material. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama bagi penulis sendiri.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melengkapi penilaian mata kuliah ilmu
bahan yang merupakan salah satu mata kuliah dalam jurusan pemboran di STT MIGAS.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ilmiah ini tidak terhindar dari kekurangan dan
masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta
kemampuan menulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulisan akan
menerima saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki penulisan ilmiah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua dan menambah wawasan kita mengenai ilmu bahan, khususnya material.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
BAB 2. Pembedahan Materi
A. Tanah
B. Batu bara
C. Emas
D. Tembaga
E. Besi
F. Aluminium
G. Skandium
H. Titanium
I. Vanadium
J. Kromium
K. Mangan
L. Kobalt
M. Nikel
N. Seng
O. Uranium
P. Hubungannya dengan fluida formasi
BAB 3
A. Tujuan
B. Kesimpulan
C. Kritik & saran
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu bahan merupkan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat, gambarangambaran dari material terutama perkembangan, perubahan, kenampakan bentuk luar,
struktur dalam mineral dan sifat-sifat fisis lainnya. Suatu material didefinisikan
sebagai padatan, cairan, maupun mineral.
Material adalah suatu bahan penyusun suatu benda ataupun bentuk bumi dari
bagian luar sampai baganian dalam. Secara umum material tersebut meiliki jenis dan
sifat berbeda. Sehingga saya berharap dengan makalah ini kita semua dapat sedikit
memahami tentang material pembentukan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan di atas maka masalah yang kami bahas
adalah:
BAB 2
PEMBEDAHAN MATERI
A. Tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di
planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah
adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan
hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur
dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral,
bahan organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral
merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari
padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama.
Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan
perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki
perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu
terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah
- Jenis batuan
- Bahan induk
- Curah hujan
- Penyinaran matahari
- Bentuk permukaan bumi
- Organisme yang ada di tanah
- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah(Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam
pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan
dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah
bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki
lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat
proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna
hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang
tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di
rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,
belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan
biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang
berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau
perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif
membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang
terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah
tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan
gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan
ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus
(jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi
air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar
dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin
liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
JENIS JENIS TANAH
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan
jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenisjenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan
daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir
B. Batu bara
Pengertian Batubara
Ada dua teori yang menerangkan terjadinya batubara, (1) teori In-Situ. (2)
teori Drift. Menurut teori In-Situ batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon
yang berasal dari hutan tempat batubara tersebut terbentuk. Batubara yang
terbentuk sesuai denganteori In-Situ biasanya terjadi dihutan basah atau berawa,
sehingga pohonpohon tersebut pada saat mati dan roboh langsung tenggelam
kedalam rawa dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara
sempurna dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen
organik. Menurut teori Drift, batubara terbentuk dari tumbuhan dan pohon yang
berasal dari hutan yang bukan tempat batubara tersebut terbentuk. Batubara
yang terbentuk biasanya terjadi di delta-delta dengan ciri-ciri lapiasan batubara
tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisan (multiple seam) dan banyak
pengotor (kandungan abu cenderung tinggi).
Proses pembentukan batubara terdiri atas dua tahap. (1) tahap biokimia
(penggambutan). (2) tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan
(peatification) adalah tahap ketika sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi
tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerobik) di daerah rawa dengan
sistem penirisan (drainage system) yang buruk dan selalu tergenang air
beberapa inci dibawah permukaan air rawa. Material tumbuhan yang busuk
tersebut melepaskan unsur H,N,O dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan
NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi,
material tumbuhan itu diubah menjadi gambut (Stach, 1982, opcit, Susilawati
1992). Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan proses diagenesis
terhadap komponen organik dari gambut yang menimbulkan peningkatan
temperatur dan tekanan sebagia gabungan proses biokimia, kimia dan fisika
yang terjadi karena pengaruh pembebanan sedimen yang menutupinya dalam
kurun waktu geologi. Pada tahap tersebut persentase Karbon akan meningkat
sedangkan persentase Hidrogen dan Oksigen berkurang (Fischer, 1927, op cit.
Susilawati 1992) sehingga menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat
maturitas material organiknya.
Klasifikasi Batubara
Proses awalnya endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (Peat),
selanjutnya berubah menjadi batubara muda ( Lignite) batubara yang sangat
lunak dan mengandung air 70 % dari beratnya . Batubara ini berwarna hitam,
sangat rapuh, nilai kalor rendah dengan kandungan karbon yang sangat sedikit,
kandungan abu dan sulfur yang banyak. Setelah mendapat pengaruh suhu dan
tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batubara muda akan
mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya
dan mengubah batubara muda menjadi batubara sub bituminous. Perubahan
kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan
warnanya lebih hitam, sehingga membentuk Bituminous yang merupakan
batubara yang tebal, biasanya berwarna hitam mengkilat, terkadang cokelat tua,
mengandung 68 86% karbon dari beratnya, dengan kandungan sulfur dan abu
yang sedikit akan menjadi Anthracite yang merupakan peringkat teratas
batubara, berbentuk padat, batu keras dengan warna jet-black berkilauan
(Luster) metallic, mengandung antara 86-98% karbon dari beratnya.
Manfaat Batubara
Batubara sebagai bahan galian memiliki peran penting. Misalnya sebagai
bahan bakar alternative nonminyak dan gas (nonmigas), digunakan dalam
industri kimia dan industri lainnya.
Pemanfaatan batubara berhubungan erat dengan karakteristiknya. Batubara
dapat digunakan dalam keadaan padat atau setelah diolah/dikonversi dijadikan
fasa cair atau fasa gas. Pengolahan batubara diperlukan bila karakteristiknya
tidak sesuai dengan persyaratan penggunaannya.
Batubara sabagai bahan dasar dapat dimanfaatkan menjadi bermacam
produk turunan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Misalnya, sebagai bahan bakar minyak.
Sifat batu bara
Analisa batu bara diperlukan untuk apakah batu bara tersebut bisa
digunakan pada PLTU atau tidak bisa digunakan karena diluar range design
PLTU tersebut. Selain itu analisa batubara diperlukan untuk mengetahui kualitas
C. Emas
Asal usul emas
CALIFORNIA - Ilmuwan asal Harvard-Smithsonian Center for
Astrophysics (CfA) mengungkap asal-usul munculnya emas di Bumi.
Material yang kerap dijadikan perhiasan ini dipercaya lahir hasil tabrakan
dua bintang yang telah mati.
Dilansir Nbcnews, Kamis (18/7/2013), riset baru menyarankan, semua
emas di Bumi kemungkinan datang dari tabrakan kosmik antara bintang
mati yang super padat. Asal-usul emas alam semesta dianggap misterius,
karena material 'mewah' tersebut terbentuk dalam bintang-bintang seperti
unsur-unsur ringan seperti karbon dan besi.
Namun, ilmuwan meyakini misteri tersebut telah terpecahkan, di mana
studi baru mengungkap bahwa emas muncul dari tabrakan dua bintang
neutron. Bintang tersebut berbentuk kecil, namun memiliki inti yang
sangat padat dan bertransformasi membentuk logam berharga.
"Kami memperkirakan bahwa jumlah emas yang diproduksi dan
dikeluarkan selama penggabungan dua bintang neutron mungkin sebesar
10 massa bulan. Semua perhiasan kita merupakan benda hasil tabrakan
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
>20%. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak
dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi
dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.
Sifat emas
Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ),
memiliki warna yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar ),
berat, tahan lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga
sebagai perlawanan terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki
banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang
keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang
sangat berharga.
D. Tembaga
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting
yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S),
cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan
dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan Amerika Serikat. Dalam
jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman, bulu-bulu
burung terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-binatang laut
seperti udang dan kerang.
Pengolahan Bijih Tembaga
Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh
tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding
bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah
deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit
(CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
Pengapungan (flotasi)
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfida
Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi
dengan cara dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag,
Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada
elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan
katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II)
sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda
teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam
Cu.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C tembaga
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 C, akan terbentuk
tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator
encer seperti HCl encer dan H2SO4encer. Tetapi asam klorida pekat dan
4) Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan
untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor
yang menghasilkan tembaga(II) klorida.
Pemakaian tembaga
a) Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
b) Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.
Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji
dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak
digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu
banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.
Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang tertera pada gambar
c) Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar
mata uang yang terbuat dari emas:
d) Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
e) Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol menjadi metanal.
Senyawaan tembaga
Nama
Tembaga(I
)
Nama
CuO
tembaga(II) oksida
Cu2O
Cu(OH)2
tembaga(II) hidroksida
CuCl
tembaga(I)
oksida
CuCl2
tembaga(II) klorida
CuI
CuF2
tembaga(II) fluorida
CuS
tembaga(II) sulfida
CuSO4.5H2O
tembaga(II) sulfat
pentahidrat atau vitriol
biru
Cu(NO3)2.3H2
O
tembaga(I)
klorida
tembaga(I)
iodida
daripada kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam pelbagai jenis oksida
besi, seperti bahan galian hematit,magnetit, dan takonit. Sebahagian besar
teras bumi dipercayai mengandungi aloi logam besi-nikel. Sekitar 5%
daripada meteorit turut mengandungi aloi besi-nikel. Walaupun jarang, ini
merupakan bentuk utama logam besi semulajadi dipermukaan bumi.
Dalam perindustrian, besi dihasilkan dari biji besi, kebanyakannya hematit
(sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon
dalam relau hembus (blast furnace) pada suhu sekitar 2000 C. Dalam relau
hembus, bijih besi, karbon dalam bentuk kok, dan fluks seperti batu kapur
diisikan di bahagian atas relau, sementara semburan udara panas dipaksa
untuk masuk ke dalam relau di bahagian bawah.
Dalam relau, kok bertindak balas dengan oksigen dalam hembusan udara
untuk menghasilkankarbon monoksida:
2 C + O2 2 CO
Karbon monoksida mengurangkan bijih besi (dalam persamaan kimia di
bawah, hematit) kepada besi lebur, menjadi karbon dioksida di dalam proses
tersebut:
3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2
Fluks ditambah untuk meleburkan bendasing dalam bijih, terutamanya
silikon dioksida pasir dan lain-lain silikat. Fluks biasa termasuklah batu
kapur (terutamanya kalsium karbonat) dan dolomit (magnesium karbonat).
Fluks yang lain boleh digunakan bergantung kepada jenis bendasing yang
perlu diasingkan daripada bijih. Di bawah kepanasan relau, batu kapur
mengurai menjadi kalsium oksida (kapur tohor):
CaCO3 CaO + CO2
Kalsium oksida bergabung dengan silikon dioksida untuk menghasilkan
sanga.
CaO + SiO2 CaSiO3
Sanga melebur oleh kerana haba di dalam relau, berbanding dengan silikon
dioksida yang tidak akan melebur di bawah haba yang sama. Pada dasar
relau, sanga yang melebur terapung atas leburan besi yang lebih tumpat, dan
hanyut ke tepi relau yang mungkin akan dibuka untuk mengalirkan sanga
keluar daripada leburan besi. Besi ini, apabila didinginkan, akan berubah
menjadi besi mentah, sementara sanga dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan jalan raya atau untuk menyuburkan tanah yang kurang mineral
untuk pertanian.
Anggaran sebanyak 1,100 Juta bijih besi dihasilkan di seluruh dunia dalam
tahun 2012, dengan nilai pasaran lebih kurang 25 bilion dolar Amerika.
Pengeluaran bijih berlangsung di 48 negara, dengan lima pengeluar terbesar
merupakan China, Brazil, Australia, Rusia dan India, menghasilkan 70%
daripada pengeluaran bijih besi dunia. 1100 Juta bijih besi digunakan untuk
menghasilkan lebih kurang 572 Juta besi mentah.
Sifat Fisika Besi
Ciri-ciri fisik
Fase
padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
7,86 g/cm
Massa jenis cair pada titik lebur
6,98 g/cm
Titik lebur
1811 K(1538 C, 2800 F)
Titik didih
3134 K(2861 C, 5182 F)
Kalor peleburan
13,81 kJ/mol
Kalor penguapan
340 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 25,10 J/(molK)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679
Ciri-ciri atom
Struktur kristal
kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
3132
2, 3, 4, 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas
1,83 (skala Pauling)
Energi ionisasi
pertama: 762,5 kJ/mol
ke-2: 1561,9 kJ/mol
ke-3: 2957 kJ/mol
Jari-jari atom
140 pm
Jari-jari atom (terhitung)
156 pm
Jari-jari kovalen
125 pm
Konfigurasi elektron
[Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit
2, 8, 14, 2
1. Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Karena memiliki
ikatan ganda dan ikatan kovalen logam.
2. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi
membentuk besi (III) oksida hidrat.(Cotton,1989 :462).
Lain-lain
Sifat magnetik
feromagnetik
Resistivitas listrik
(20 C) 96,1 nm
Konduktivitas termal
(300 K) 80,4 W/(mK)
Ekspansi termal
(25 C) 11,8 m/(mK)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat) (suhu kamar) (elektrolitik)
5120 m/s
Modulus Young
211 GPa
Modulus geser
82 GPa
Modulus ruah
170 GPa
Nisbah Poisson
0,29
Skala kekerasan Mohs
4,0
Kekerasan Vickers
608 MPa
Kekerasan Brinell
490 MPa
Isotop
iso
NA
waktu paruh
DM
DE(MeV)
DP
54Fe
5,8%
>3,1E22 tahun
55Fe syn
2,73 tahun penangkapan
56Fe
91,72%
57Fe
2,2%
58Fe
0,28%
penangkapan 2
0,231
? 54Cr
55Mn
59Fe syn
44,503 hari
1,565 59Co
60Fe syn
1,5E6 tahun 3,978 60Co
Ekstraksi Besi
Pada zaman dahulu, manusia telah berhasil mengekstrak besi dari bijihnya
yang berupa senyawa seperti hematit (Fe2O3). Campuran gilingan besi dan
arangnya di biarkan di atas bara sehingga besi meleleh, kemudian besi itu di
tampung. Selanjutnya campuran besi dan arang di letakkan di atas tanur kecil
dan di hembuskan udara dari dasar tanur. Akan tetapi suhu yang dicapai
dengan cara ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tanur tinggi
(tanur hembus) modern yang di kenal masa kini. (Keenan,1992 : 182).
Pengolahan Besi
Besi adalah logam yang paling luas dan paling banyak penggunaanya. Hal
tersebut disebabkan tiga alasan berikut yaitu:
a. Bijih besi relatif malimpah di berbagai penjuru dunia.
b. Pengolahan besi relatif murah dan mudah.
c. Sifat sifat besi yang mudah dimodifikasi.
Besi terdapat di alam dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit
(Fe2O3), magnetit (Fe3 O4), pirit (FeS2) dan siderit ( FeCO3).
Jenis-Jenis Besi
Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% 5% karbon dengan
sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya
adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan
besi waja.
Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat
memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus,
telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur
pada julat 14201470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen
utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon
dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung
kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih'
mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida.
Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah
kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5% karbon. Ia
keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi
mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus.
Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubahubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium,
molibdenum,
F. Aluminium
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan
unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak
bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari
kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam
bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan
lain-lain) (USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam yang luas
penggunaannya setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya
yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik (aluminium
paduan), mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang
paling terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat
terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah
90 MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200600 MPa. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk,
diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya
lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara bebas.
Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.
Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi
galvanik dengan paduan tembaga.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan
dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik
yang cukup baik, namun cukup berat.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak
pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang
terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium
murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni
99%, misalnya aluminium foil.
Pada aluminium paduan, kandungan unsur yang berada di dalamnya dapat
bervariasi tergantung jenis paduannya. Pada paduan 7075, yang merupakan
bahan baku pembuatan pesawat terbang, memiliki kandungan sebesar 5,5% Zn,
2,5% Mg, 1,5% Cu, dan 0,3% Cr. Aluminium 2014, yang umum digunakan
dalam penempaan, memiliki kandungan 4,5% Cu, 0,8% Si, 0,8% Mn, dan 1,5%
Mg. Aluminium 5086 yang umum digunakan sebagai bahan pembuat badan
kapal pesiar, memiliki kandungan 4,5% Mg, 0,7% Mn, 0,4% Si, 0,25% Cr,
0,25% Zn, dan 0,1% Cu.
Sifat-Sifat Teknis Bahan
Sifat Fisik Aluminium
Table menunjukan sifat fisik aluminium
Nama, Simbol, dan Nomor
Aluminium, Al, 13
Sifat Fisik
Wujud
Padat
Massa jenis
2,70 gram/cm3
2,375 gram/cm3
Titik lebur
Titik didih
24,2 J/mol K
28.2 n m
237 W/m K
23.1 m/m K
Modulus Young
70 Gpa
Modulus geser
26 Gpa
Poisson ratio
0,35
2,75
167 Mpa
245 Mpa
G. Scandium
Sejarah Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur ekaboron berdasarkan
prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini diperkirakan memiliki
berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen skandium ditemukan
oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-mineral euxenite dan gadolinite,
yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali di Skandinavia. Sumbersumber Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa
bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50.
Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena
mengandung skandium. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan
setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan
bazzite.Produksi pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun
1960. Sifat-sifat Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna
menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen
ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya
ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang
lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati
oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran
1:1 HNO3 dan 48% HF. Kegunaan Sekitar 20 kg skandium (Sc2O3) sekarang
ini digunakan setiap tahun di Amerika untuk memproduksi lampu intensitas
tinggi, dan isotop radioaktif 46Sc digunakan sebagi agen pelacak dalam kilang
minyak mentah. Skandium ioda yang ditambahkan ke lampu uap merkuri
memberikan pancaran sinar mirip matahari yang efisien, yang penting untuk
penerangan ruangan atau TV bewarna malam hari.
H. Titanium
Nomor Atom: 22 Simbol Atom: Ti Berat Atom: 47.90 Konfigurasi Elektron:
[Ar]4s23d2 Sejarah (Latin: titans, anak pertama bumi dalam mitologi romawi)
Ditemukan oleh Gregor di tahun 1791 dan dinamakan oleh Klaproth di tahun
1795. Titanium yang tidak murni dipersiapkan oleh Nilson dan Pettersson di
tahun 1887, tetapi unsur yang murni tidak dibuat sampai pada tahun 1910 oleh
Hunter dengan cara memanaskan TiCl4 dengan natrium dalam bom baja. Sifatsifat Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia
memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan
memiliki resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen,
ia ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam
nitrogen dan udara.
I. Vanadium
Sejarah Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801.
Sayangnya, seorang ahli kimia Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur
baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya
salah dan menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu. Unsur ini akhirnya
ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang menamakan unsur itu
untuk memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka warna senyawa
yang dimilikinya. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscoe,
pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Sumber
untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca. Dioksidanya
berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan cat
hitam.
L. Kobal
Sejarah Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735. Sumber Kobal terdapat dalam
mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel,
perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai
hasil samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.Bijih mineral kobal
yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Sifat-sifat Kobal
bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Kobal
memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobal
cenderung terdapat sebagai campuran dua allotrop pada kisaran suhu yang
sangat lebar. Kegunaan Kobal dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya
untuk membuat Alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai
keperluan. Alloy stellit, mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang
bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi,
maupun peralatan yang digunakan dengan kecepatan tinggi. Kobal juga
digunakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Garam kobal telah
digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna biru brilian yang
permanen pada porselen, kaca, pot, keramik dan lapis e-mail gigi.
M. Nikel
Sejarah Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang
disebutnya kupfernickel (nikolit) Sumber Nikel adalah komponen yang
ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang
membedakan meteorit dari mineral lainnya. Deposit nikel lainnya ditemukan di
Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia. Sifat-sifat Nikel berwarna putih
keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. Kegunaan Nikel digunakan
secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat. Nikel, digunakan untuk
membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan besi
(deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk
menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga digunakan
dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan Edison.
N. Seng
Manfaat Uranium
Selain memilki bahaya yang tinggi, uranium juga
memilki fungsi yang besar diantaranya adalah:
Sebagai sumber energi.
U-235 banyak digunakan sebagai bahan bakar utama
pada reaktor nuklir untuk menghasilkan energi listrik
yang sangat basar. Selain itu juga digunakan untuk
memenaskan uap yang dapat menggerakkan turbin
sehingga dapat menghasilkan listrik.
Girokompas dan alat pengontrol
Uranium juga dapat digunakan sebagai girokompas dan
alat pengontrol pada pesawat ruang angkasa. Uranium
yang digunakan untuk keperluan ini memiliki tingkat
radioaktif yang rendah.
Arkeologi
Para ilmuwan juga telah memanfaatkan uranium untuk
menentukan usia batuan dan lapisan tanah.
Foto RontgenSenyawa uranium nitrat dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan dioksida uranium yang
berguna dalam foto rontgen.
P. Timah
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia
Sn. Nama latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini berhubungan
dengan kata stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata
dripping yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini dihubungkan
dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan
bersifat flesibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah
jika didinginkan. Logam timah memiliki dua bentuk alotrop yaitu ?-Timah
dan ?-Timah. ?-Timah biasa disebut sebagai timah abu-abu karena warnanya
abu-abu, dan memiliki struktur kristal kubik mirip diamond, silicon, dan
germanium. Alotrop ?-Timah ada dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat
logam sama sekali. Diatas suhu ini timah ada dalam bentuk ?-Timah, timah
jenis inilah yang kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah
putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal
tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat
ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth,
atau gallium.
Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana
jangkauan isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut
yang paling banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn dimana komposisinya
mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn yang ada, 116Sn, dan 118Sn. Isotop yang
paling sedikit jumlahnya adalah 115Sn. Unsur timah yang memiliki jumlah isotop
yang banyak ini sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu 50 yang
merupakan magic number dalam pita kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop
bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat metastabil (dengan lambang
m).
1. Sifat-Sifat Timah
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
diketahui. Timah merupakan logam perak keputih-putihan, mudah
dibentuk, ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi. Jika struktur ini
dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut tangisan timah ketika sebatang
unsur ini dibengkokkan.
2. Senyawa Timah
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida,
timah hidrida, dan timah sulfide.
3. Cara Pemerolehan
Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah
tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah
yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1% (persen
berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa bongkahanbongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari
material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan
dilewatkan dalam floating tank dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga
biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah
magnetik sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa
logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi timah
antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Tabel unsur
BAB 3
Tujuan :
1. Untuk mengetahui bahan material pembentukan
2. Mengetahui unsur dan sifat-sifat
3. Agar menjadi bahan pertimbangan pembaca
Kesimpulan :
Dari isi makalah dia atas dapat kita simpulkan bahwa ilmu bahan
suatu material sangat penting di teliti agar tidak terjadi kesalahan fatal
dalam hal pembangunan, pertambangan dan industri migas.
Mendefinisikan suatu unsure yg berharga, logam mulia, maupun
berbahaya.
Daftar pustaka:
Okezone.com
www.jualbatubara.com
puballatack.blogspot
http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dankegunaan/