Anda di halaman 1dari 5

Kelas : X MIA 2

Kelompok 1 :
Miranda Puspa Dewi
Monika Leonita
M.Alqaaf
Syifanisa IDY

Pelanggaran Lalu Lintas

Tidak dipungkiri pelanggaran lalu lintas masih menjadi hal yang sering
dilakukan di jalan raya. Seperti hal yang dasar sekalipun yaitu
pelanggaran marka dan rambu. Ternyata masih saja ada perilaku
masyarakat yang masih melanggar ketika tidak ada petugas. Metode kali
ini petugas yang berada di Pos Lantas mengirimkan informasi dan gambar
yang melakukan pelanggaran di titik tersebut. Seorang petugas mendapat
informasi dari rekannya yang berada di pos.
Rekan Polisi : (Bicara lewat HT) 841 Ada sepeda motor Vario warna putih
melanggar marka stopline Demikian.
Setelah mendapat informasi tersebut, seorang petugas siap di tempat dan
menghadang pelanggar tersebut dan memberhentikan kendaraannya.
Polisi

: Selamat pagi Ibu, mohon maaf mengganggu perjalanannya. Bisa saya


lihat surat-suratnya terlebih dahulu ?

Pelanggar
Polisi

: SIM ada, STNK ada. Ibu tahu kenapa di berhentikan ?

Pelanggar
Polisi

: Lampunya nyala tidak ?

: (Mengecek lampu depan) Lampu juga nyala. Motornya di matikan dulu

Pelanggar
Polisi

: Tidak tahu. SIM kan saya bawa, STNK juga saya bawa.

: Iya, ini surat-surat lengkap helm juga ada dan dipakai.

Pelanggar
Polisi
bisa ?

: (Menunjukkan SIM dan STNK kepada petugas)

: (Mematikan motor) Saya nabrak juga tidak.

: Tidak melakukan apa-apa ?

Pelanggar

: Tidak.

Polisi lalu menunjukkan gambar kepada si pelanggar bukti bahwa tadi dia
melanggar marka garis berhenti di lampu merah.
Polisi

: (Menunjukkan bukti) Ini motor Ibu bukan ?

Pelanggar
Polisi

: Iya betul.

: Ini marka jalan bu. Stopline namanya. Jadi tadi Ibu sudah melewati
stopline mestinya tadi Ibu berada dibelakang stopline.

Pelanggar
Polisi

: Oh, saya tidak tahu kalau itu.

: Itu pelanggaran Ibu, jadi sekarang saya tilang.

Pelanggar
: Saya tidak tahu pak, biasanya kan diberitahu dahulu di TV kan ? Ini
peraturan baru kan ?
Polisi

: Tidak Ibu, ini peraturan sudah lama.

Pelanggar
Polisi

: Maksud saya tidak dari tahun 2004 kan ?

: Tidak bu, peraturan ini sudah ditetapkan sejak tahun 2002. Sekarang ibu
sudah merasa kalau Ibu salah ? Karena disana sudah terpasang kamera
CCTV.

Pelanggar

: Oh begitu. Ya sekarang saya merasa kan saya baru tahu.

Polisi membuatkan surat tilang yang ditujukan kepada si pelanggar. Surat


tilang yang diberikan berwarna merah karena pada saat pertama
diberhentikan si pelanggar masih tidak menerimanya.
Polisi
: (Memberikan surat tilang) Ini Ibu silahkan di tanda tangani. SIM nya saya
tahan ya Bu.
Pelanggar

: Yah, kena lagi. Perasaan baru kemarin.

Si pelanggar motor mengeluarkan surat surat lalu si pelanggar sengaja


menyelipkan uang didalam STNK
Polisi

: Apa maksudnya ini? (sambil mengecek surat surat dan terkejut


menemukan uang didalamnya)

Pelanggar
Polisi

: Anggap saja ini uang rokok

: Anda kira saya merokok! (sambil mengembalikan uang yang


diselipkan tadi ) Saya sudah menilang anda dengan cara yang baik mau
tidak mau anda harus menerimanya. Oke kalau begitu sidangnya tanggal
6 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Terima kasih Ibu silahkan
melanjutkan perjalanannya. Hati-hati dijalan.

Hari sidang telah tiba. Si Pelanggar mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan yang terletak di Jalan Ampera Raya. Pelanggar menuju ke loket
yang ada di pengadilan untuk mengambil nomor antrian.
Pelanggar

: (Menyerahkan surat tilang kepada petugas loket)

Petugas Loket
: Ini nomor antriannya Ibu silahkan menunggu di ruang sidang
sebelah sana hingga nomornya dipanggil.

Lalu, Pelanggar menuju ke ruang sidang untuk menunggu persidangan


hingga nomor antriannya dipanggil.
Tiba waktunya nomor antrian pelanggar tersebut dipanggil
Petugas pengadilan : Nomor 91
Pelanggar kemudian menuju kehadapan hakim.
Hakim

: Kenapa anda? Apa salah anda? Tidak punya SIM?

Pelanggar
merah.

: EH?! Bukan pak saya melanggar marka stopline yang ada di lampu

Hakim
: Sudah, ini dendanya Rp. 70.000 bayar ke kasir. (Hakim menuliskan
denda di surat tilang pelanggar)
Pelanggar
Hakim

: Baik.

: Lain kali jangan diulang ya.

Pelanggar

: Oke.

Lalu pelanggar memberikan surat tilangnya kepada petugas kasir dan


membayar denda yang tertera pada surat tilang.
Pelanggar

: Permisi mbak, saya mau bayar denda tilang

Petugas loket

: Oh iya, denda yang di ajukan hakim berapa mbak?

Pelanggar
70.000

: Di surat tilang yang saya terima di sini tertera nominal Rp

Petugas loket

: Oke, sekarang mbak bisa membayarnya.

Pelanggar membayar denda kepada petugas kasir. Namun, petugas kasir


bertanya kepada pelanggar
Petugas loket

: Kenapa anda kena tilang?

Pelanggar
lalu lintas.

: Saya kena tilang karena saya melewati stopline yang ada di

Petugas loket

: Oh, anda melewati stopline?

Pelanggar

: Iya mbak

Setelah pelanggar membayar denda itu, lalu si petugas kasir memberi


surat surat yang telah ditilang dan berkata kepada pelanggar,

Petugas loket
Pelanggar

: Lain kali hati hati ya mbak dalam berkendara


: Iya, terima kasih atas sarannya

Lalu si pelanggar motor pulang dengan membawa SIM yang telah ditebus
di pengadilan dengan perasaan yang gembira

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai