I. Pengertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.
II. Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).
dengan
ketergantuangan
alkhohol
dan
kimia
lain
yang
IV. Patofisiologi
Mycobacterium TBC
Masuk jalan napas
Tinggal di Alveoli
Tanpa infeksi
Inflamasi
Fibrosis
Kalsifikasi
- Batuk
Alaveolus tidak
- Spuntum purulen
Exudasi
kembali saat
- Hemoptisis
- BB menurun
ekspirasi
Nekrosis/perkejuan
Gas tidak dapat
Kavitasi
Kuman
Infeksi primer
Sembuh total
Komplikasi
- Menyebar ke seluruh
tubuh scr.
Bronkhogen,
limphogen,
hematogen
Infeksi post primer
Kuman dormant
Muncul bertahun kemudian
Sarang meluas
sembuh dgn.
Jar. Fibrotik
.
Kavitas meluas
Bersih
&
menyembuh
Membentuk sarang
tuberkuloma
Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam
influensa.
2. Batuk
(kering,
produktif,
kadang-kadang
hemoptoe
(pecahnya
pembuluh darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam.
Pengkajian (Doegoes, 1999)
1. Aktivitas /Istirahat
-
Mimpi buruk.
Takikardia, takipnea/dispnea.
2. Integritas Ego :
-
Denial.
Cemas, iritable.
3. Makanan/Cairan :
-
Ketidaksanggupan mencerna.
Kehilangan BB.
4. Nyaman/nyeri :
-
Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
-
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis
6. Kemanan/Keselamatan :
-
7. Interaksi Sosial :
-
Perasaan terisolasi/ditolak.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang
kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveolar-kapiler.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
peningkatan
produksi
spuntum/batuk,
dyspnea
atau
anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.
5. Kurang
pengetahuan
tentang
kondisi,
terapi
dan
pencegahan
Intervensi
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi
yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mencari
posisi
yang
nyaman
pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
yang
memudahkan
peningkatan
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa
terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
4. Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan
ventilasi alveolar.
5. Tahan napas selama 3 - 5
Meningkatkan
volume
udara
dalam
paru
mempermudah
Rencana tindakan :
1.
tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk
sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea
atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi
sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan
terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk
menjamin keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas
perbaikan
kondisi
klien
atas
pengembangan
parunya.
Diagnosa
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Rencana tindakan
1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan
ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.
2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
makan
sedikit
tapi
sering
(enam
kali
sehari
plus
tambahan).
R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan
saluran GI dan menurunkan kapasitas.
4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam
sebelum dan sesudah makan.
R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan
masukan.
5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu
klien merasa paling suka untuk memakannya.
R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah
protein dan kalori adekuat.
6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen
berikut
a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).
b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).
c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).
d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang
segar).
R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi
penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan
jarinagn hepar.
7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien
yang cukup.
R/
Kemungkinan
diperlukan
suplemen
Daftar Pustaka
tinggi
protein,
nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
: Subhan, S.Kep
N I M : 010030170 B
Ruangan
: Paru Laki-Laki
No. Reg.
: 10079691
Jam
: 11.00 WIB
------------------------------------------------------------------------------------------I.
IDENTITAS
Nama
Umur
: 73 tahun
: Islam
Pekerjaan
: Swasta/pedagang makanan
Pendidikan
: SLTA
Alamat
Alasan Dirawat
Keluhan Utama
2l/menit .
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : minum obat OAT teratur
II.RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum obat OAT
secara teratur dan mempunyai penyakit kencing batu sejak tahun
1996.
Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk darah sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 30 - 8 - 2001 batuk
Genogram
Suhu 36,8 celcius, pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, Tensi :
160/90 mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan memakai
pernapasan
perut
dan
bantuan
otot
pernapasan
sternokleidomastoid.
Body System
Pernapasan (B1)
Hidung terpasang kanula oksigen 2l/menit
Trachea tidak ada kelainan
Terdapat retraksi dada, batuk darah kira-kira 200 cc, napas dangkal.
Suara tambahan terdengar bunyi ronchi.
Bentuk dada simestris.
CardioVaskuler (B2)
Dada terasa neyri bila untuk membatukan dahak., palpitasi tidak
ada, clubbing fingger tidak ada.
Suara jantung normal.
Edema : tidak ada.
Persyarafan (B3)
Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6
Kepala dan wajah : tak da kelainan.
Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor.
Leher : tak ada kelaianan.
Reflek batuk ada, tapi tidak keras.
Persepsi sensoris :
Pendengaran : normal /dbn.
Penciuman
: normal /dbn.
Pengecapan
: normal /dbn.
Penglihatan
: normal /dbn.
Perabaan
: normal /dbn.
Perkemihan
Produksi urine : 1500 ml. Tak tentu.
Warna : kuning kecoklatan,
Tidak ada masalah
Bau : Khas.
bahwa
Tuhan
akan
menolong
dalam
Terapi
-
Ampicillin 4 x 1 gr.
Codein 3 x 1
Subhan, S.Kep
NIM.: 010030170 B
ANALISA DATA
NO
DATA
S:
KEMUNGKINAN PENYEBAB
Klien = Kurang akurat informasi
mengatakan
MASALAH
Ansietas
yang diterima
kemarin
sudah
tidak
batuk
= Pendidikan klien
= Stress
sesak, sekarang
kalau
batukFisiologi
darah lagi danKognitip
sesak.
O
Emosional
tampak
diam,menanya kan
(setelah
batuk
takut
darah)
:
Nadi
Ansietas
92
x/menit
: Keluar keringat
dingin basah
: Klien tampak
menanyakan
masalah
klien
ke dokter
-Klien dengan dx. TB paru dengan
hemamptoe.
S.
Klien
- Dapat advis dokter tidak boleh
segala
bergerak
keperluannya
oleh
tidak
karena
perawatan
diri
mengatakan
dibantu
Sindrom
bergerak.
Klien
tampak
segala
keperluannya
dibantu istrinya
seperti
makan,
minum BAB,BAK
dll.
: Skala AKS = 0
Nyeri
kalsifikasi, eksudasi,
nekrosis, dan akhirnya
terjadi kavitasi
Klien
mengelun nyeri
dada bila untuk Batuk dengan tekanan keras
batuk
pembuluh darah arteri
O:
Klien
tamapak
kalau
batuk
tidak
terlalu
keras,
tampak
pulmonalis pecah
Batuk darah
Merangsang ujung
saraf terbuka
memegangi
dadanya.
: Klien tampak
Nyeri
dian
menyeringai.
:
Nadi
Gangguan
92
pertukaran
x/menit.
gas
Inflamasi
: Skala nyeri =
2
Fibrosis
S:
Klienlimfe
mengatakan
napasnya sesak
disebar
oleh
lagi.
Klien
tampak
Alveolus
tidak
napasnya cepatsaat ekspirasi
Kembali
memakai
pernapasan
perut (RR = 30Gas tidak dapat
x/menit).
dgn. Baik.
:
Tampak
berdifusi
ada
bantuan
otot
Sesak
pernapasan
sternokleidoma
stoid.
:
Terpasang
oksiegen
2
gas
l/menit
:
Posisi
Gangguan pertukaran
klien
tredenlenbeg
Bersihan jalan
(head down).
napas tak
efektif
: Batuk darah
200cc.
Adanya inflamasi
Klien
S:
mengatakan
baru saja batuk
darah
1/3
Fibrosis
gelas besar.
Kalsifikasi
O
- Batuk
Klien
kedaaan
posisi
Eksudasi
tredelenbeg
(head down)
Spuntum
Purur
: Di mulut masih
bekaslen
ada
darah.
: Klien tampak
batuk
sambil
mengeluarkan
darah.
:
Nekrosisi/perkejuan
Sampai
Kavitasi
----------------
Hemoptisis
jam
10.00
WIB
darah
yang
dikeluarakan
Bersihan
200 cc
jalan
napas
tak
efektif
Rencana Tindakan :
1.
membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif (1 hari).
Kriteria hasil :
Klien mengetahui penyebab dari batuk daraha
Klien tidak sesak napas lagi ( R = normal)
Tidak memakai oksigen tambahan.
Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea
atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi
sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan
terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit
R/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi kekurangan
oksigennya.
4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk
menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus
adanya sesak..
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas
dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan
menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat
dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6.
R/Mengevaluasi
perbaikan
kondisi
klien
atas
pengembangan
parunya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
dokter.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea
atau perubahan tanda-tanda vital.
3. Memberikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit
4. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk
menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus
adanya sesak..
5. Menganjurkanklien untuk berperilaku tenang, bantu pasien untuk
kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan
dalam.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(BERDASARAKAN PRIORITAS)
CATATAN PERKEMBANGAN
A : Masalah teratasi
P : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7.
Diagnosa