PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
RSUD Sawerigading Palopo ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum dengan
status Penuh, berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palopo 397/IV/2012 tentang
penetapan status BLUD Penuh pada RSUD Sawerigading Palopo dan berlaku
efektif pada 1 Januari 2013. Sesuai dengan Permendagri 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pasal 114
ayat 1 pemimpin BLUD menetapkan kebijakan penatausahaan keuangan BLUD,
agar pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat dilaksanakan
secara tertib, efektif, efisien, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan asas kepatutan dan kemanfaatan bagi masyarakat.
Kebijakan/Pedoman Penatausahaan ini berlaku/diterapkan
untuk seluruh
penerimaan dan pengeluaran yang sumber dananya berasal dari jasa layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerja sama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan
BLUD yang sah.
2. TUJUAN dan SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Pedoman
penatausahaan
ditetapkan
dalam
rangka
mewujudkan
tertib
administrasi dan tertib pelaksanaan serta pengendalian intern yang baik atas
transaksi-transaksi keuangan maupun non keuangan rumah sakit. Penatausahaan
ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap langkah-langkah kerja dilaksanakan
sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku dan prinsip-prinsip bisnis
yang sehat.
Penatausahaan tersebut meliputi :
1)
2)
pengajuan
1
3)
4)
3. METODOLOGI PENYUSUNAN
Pedoman penatausahaan BLUD RSUD Sawerigading Palopo ini disusun dengan
metodologi sebagai berikut :
1)
Pengumpulan
data
tentang
prosedur
yang
sudah
dilakukan
dalam
3)
4)
Identifikasi
kekurangan
sehubungan
dengan
prosedur
yang
sudah
6)
7)
8)
9)
BAB II
PROSEDUR PENERIMAAN KAS
Merupakan prosedur tetap penerimaan kas pada Bendahara Penerimaan yang berasal
dari pelayanan yang diterima melalui masing-masing kasir pelayanan. Penerimaan kas
diatur dalam rangka mempertanggungjawabkan penerimaan agar memenuhi sistem
pengendalian intern pemerintah (PP No 60 Th 2008 dan lampiran 6 Permendagri No
61 Th. 2007) pada BLUD RSUD Sawerigading Kota Palopo.
Prosedur penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai penerimaan kas di kasir,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pertanggungjawaban penerimaan kas atas
pendapatan.
Prosedur penerimaan kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua
penerimaan kas telah dicatat dengan benar dan lengkap sesuai dengan pelayanan
yang telah diberikan dan peraturan/tarif yang berlaku, diklasifikasikan secara tepat
serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas keamanan fisik uang kas itu
sendiri. Prosedur penerimaan kas yang baik dapat menghasilkan informasi yang
terpercaya dan cukup memadai untuk melakukan evaluasi guna meningkatkan
pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
prosedur penerimaan kas dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan
prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan melibatkan semua
fungsi yang terkait dan menggunakan dokumen/bukti transaksi sebagai berikut:
a) Prinsip-prinsip pengendalian intern
Pengendalian intern pada prosedur penatausahaan penerimaan kas sekurangkurangnya memuat unsur-unsur pengendalian sebagai berikut:
1) Seluruh pegawai yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas harus pegawai
yang berintegritas baik dan memiliki kompetensi yang cukup untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
2) Dilakukan pemisahan fungsi antara pemegang kas dengan petugas pencatat
penerimaan kas/ PPK/ Akuntansi
3) Seluruh penerimaan kas harus segera disetorkan ke rekening rumah sakit pada
kesempatan pertama
4) Seluruh pembayaran/ penerimaan kas hanya boleh dilakukan melalui loket
pembayaran kas rumah sakit/ kasir
5) Terdapat pembatasan akses dan prosedur pengamanan fisik yang baik terhadap
loket pembayaran dan tempat penyimpanan uang kas
b) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan penerimaan kas pada RSUD
Sawerigading Palopo Kota Palopo, antara lain:
3
1)
2)
Pejabat Keuangan
3)
4)
Kasir
5)
Bendahara Penerimaan
6)
Petugas Akuntansi
2)
STS
3)
Bukti transfer
4)
2)
3)
4)
1 (satu)
lembar untuk petugas akuntansi dan verifikasi, 1 (satu ) lembar untuk arsip
Bendahara Penerimaan.
10)Berdasarkan
laporan
penerimaan
kas
yang
diterima
dari
Bendahara
Lembar
BAB III
PROSEDUR PENGELUARAN KAS
Merupakan prosedur tetap pengeluaran kas pada Bendahara Pengeluaran kepada
Penanggung Jawab Teknis Kegiatan atau Unit kerja yang Berwewang membutuhkan
uang untuk kegiatan dan pembayaran hutang kepada pihak luar. Pengeluaran kas
diatur dalam rangka mempertanggungjawabkan pengeluaran agar memenuhi system
pengendalian intern pemerintah (PP No 60 Th 2008 dan lampiran 6 Permendagri No
61 Th. 2007) pada BLUD RSUD Sawerigading Kota Palopo
Prosedur pengeluaran kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua
pengeluaran kas telah dicatat dengan benar sesuai dengan klasifikasi pengeluaran
ataupun anggaran yang tersedia serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai
atas pengeluaran kas itu sendiri.
pengeluaran kas telah dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsipprinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan tetap memperhatikan fungsi
yang terkait dan dokumen/bukti transaksi yang digunakan, sebagai berikut:
a) Prinsip-prinsip pengendalian intern
Pengendalian intern pada prosedur penatausahaan pengeluaran kas sekurangkurangnya memuat unsur-unsur pengendalian sebagai berikut:
1) Seluruh pegawai yang terlibat dalam prosedur pengeluaran kas harus
pegawai yang berintegritas baik dan memiliki kompetensi yang cukup untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
2) Dilakukan pemisahan fungsi antara bendahara pengeluaran dengan petugas
pencatat pengeluaran kas/ PPTK/ Akuntansi
3) Seluruh pengeluaran kas harus mendapat otorisasi yang cukup dari pejabat
yang berwenang
4) Seluruh pengeluaran kas harus disertai bukti pendukung yang cukup
5) Terdapat pembatasan akses dan prosedur pengamanan fisik yang baik
terhadap tempat penyimpanan uang kas
b) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur pengeluaran kas pada RSUD
Sawerigading Palopo Kota Palopo, antara lain:
1) Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran
2) Subag Keuangan
3) Pejabat Pembuat Komitmen
4) Penanggung jawab kegiatan (PPTK RS) / unit kerja yang berwenang
5) Petugas Akuntansi
7
6) Bendahara Pengeluaran
c) Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas mencakup:
1) Nota Debit Bank
2) Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya
d) Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas :
1) Surat Permintaan pembayaran dana BLUD (SPPB)
2) Dokumen/nota permintaan uang
3) Bukti/Kwitansi Kas Keluar (BKK).
4) Buku Pengeluaran Kas Harian.
5) Ringkasan Penggunaan Kas (RPK).
Form 1, 3, 4, 5 secara otomatis dikerjakan dengan Software SIA (Komputer)
Adapun prosedur pengeluaran kas yang tercakup dalam pedoman penatausahaan ini,
mencakup dua prosedur pengeluaran kas sebagai berikut:
1. Prosedur Penyediaan kas kecil di bendahara pengeluaran blud.
2. Prosedur Pengeluaran kas bendahara pengeluaran.
Rincian masing-masing prosedur pengeluaran kas sebagai berikut:
1.
Pengisian kas kecil didasarkan atas metode impres, yakni jumlah kas kecil
secara total setiap minggu jumlahnya tetap.
Penggantian kas dilakukan setap akhir minggu atau jika saldo kas kecil
menipis.
f.
g. Pengisian kas kecil dilakukan berdasarkan penggunaan riil kas kecil yang
telah digunakan.
h. Penyediaan
kas
kecil
digunakan
untuk
pengeluaran
yang
belum
uang
dan
bendahara
pengeluaran
sebagai
pihak
yang
PPTK atau unit kerja yang berwenang mengajukan permintaan kas kecil
kepada Bendahara Pengeluaran.
f.
j.
2.
3.
4.
kepada
Bendahara
Pengeluaran
dengan
dilampiri
membuat Surat
d.
e.
f.
g.
h.
10
i.
Prosedur Utang dan Piutang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
semua utang dan piutang telah dicatat dengan benar.
pihak
yang
menjadi
penanggung
(BPJS,Jamkesda
11
BAB V
PROSEDUR PENGADAAN, PERMINTAAN PERSEDIAAN DAN BARANG
INVENTARIS
pengadaan barang.
minimal) untuk masing-masing jenis obat dilakukan setiap kali pengadaan obat
ditambah 10 % s.d 30 % persediaan untuk tiga bulan berikutnya, jadi tidak hanya pada
awal tahun saja. Hal ini diperlukan sebagai suatu peringatan bahwa suatu jenis obat
dan alat kesehatan habis pakai harus segera diadakan apabila sisa persediaan sudah
mendekati
atau
bahkan
mencapai
persediaan
minimal
atau
berdasarkan
pertimbangan kondisi dan situasi pada saat tertentu. Besarnya persediaan minimal
harus dapat mencukupi kebutuhan dalam kurun waktu sejak dilakukan pemesanan
misalnya obat sampai dengan obat diterima dan siap digunakan di gudang.
RSUD Sawerigading Palopo menerapkan prosedur pengelolaan logistik/farmasi yang
terdiri dari prosedur pengadaan, pengelolaan dan pencatatannya.
A. Prosedur Pengadaan Persediaan Bahan Pakai Habis (ATK, Cetak, Alat
Listrik, Bahan Pembersih, Alat Pembersih), Barang Inventaris, Bahan
Obat-Obatan dan Alkes.
Tujuan Prosedur :
Menciptakan keseragaman dalam penerapan pengadaan Barang Inventaris dan
Persediaan.
Praktek Yang sehat
1.
habis
Pemeliharaan
dan
barang
inventaris
mengisi
Formulir
Permintaan/
2.
Subbag Perlengkapan & Rumah Tangga mengecek stok barang dalam laporan
persediaan, kemudian melakukan analisis kebutuhan barang. Laporan
analisis kebutuhan barang dibuat sebanyak 2 rangkap. Lembar pertama
diteruskan kepada Penanggung jawab kegiatan/PPTK dan lembar ke dua
sebagai arsip di Sub-bagian Umum
3.
4.
5.
6.
Apabila barang telah sesuai dengan dokumen pembelian, Tim Pemeriksa dan
Penerima Barang membuat Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan
Barang serta menyerahkan barang tersebut kepada petugas pengurus barang
(Gudang) beserta dokumen pembelian. Selanjutnya petugas pengurus barang
mencatat pengadaan barang tersebut pada buku/aplikasi persediaan pakai
habis dan inventaris yang tersedia dan menyerahkan faktur/surat jalan atau
dokumen yang dipersamakan ke bagian keuangan untuk dilakukan proses
pencatatan utang.
7.
Namun, jika barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi barang pada
dokumen pembelian, Tim Pemeriksa dan Penerima Barang dapat menolak
dan mengembalikan barang yang dikirim ke suplier atau menerima setelah
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apabila barang telah sesuai dengan dokumen pembelian, Tim Pemeriksa dan
Penerima Barang membuat Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan
Barang serta menyerahkan barang tersebut kepada petugas penyimpan
barang (Gudang) beserta dokumen pembelian. Selanjutnya
penyimpan barang mencatat pengadaan barang tersebut
petugas
pada buku
Namun, jika barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi barang pada
dokumen pembelian, Tim Pemeriksa dan Penerima Barang dapat menolak
dan mengembalikan barang yang dikirim ke suplier atau menerima setelah
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
8.
diajukan atas permintaan barang berupa obat dan alat medis pakai habis.
Hal tersebut wajar karena pemenuhan dengan segera atas jenis barang yang
diperlukan tersebut berkaitan erat dengan keselamatan jiwa dan kesehatan pasien.
Semakin lama waktu yang diperlukan untuk memenuhi barang dimaksud, risiko
tidak tertolongnya jiwa pasien akan semakin besar pula. Kalau ini dibiarkan terjadi
dapat berujung pada rendahnya penilaian kinerja rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kebijakan pengadaan barang dengan usulan cito ini sejalan dengan salah satu
harapan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, mudah,
bermutu, terjangkau, penuh perhatian serta keramahan kepada masyarakat.
Karena kebutuhan akan barang tersebut bersifat tidak dapat ditunda, maka
pengadaannya harus dilakukan pada kesempatan pertama, walaupun di luar jam
kerja sekalipun. Agar kebutuhan barang dengan usulan cito ini dapat dipenuhi
secepatnya, diperlukan prasyarat yang mendukung diantaranya:
(1). Adanya pegawai (Sumber Daya Manusia) yang mempunyai ethos kerja yang
tinggi dan komitmen yang tidak diragukan lagi demi kemandirian dan kemajuan
rumah sakit,
(2). Terciptanya lingkungan kerja yang harmonis serta kesejahteraan karyawan yang
cukup memadahi.
Supaya realisasi pengadaan dapat berjalan secara cepat, maka untuk obat dan alat
kesehatan pakai habis, pengadaannya dilakukan oleh Instalasi Farmasi.
Setelah pengadaan barang dapat direalisasikan, tahap berikutnya yang juga sangat
penting
Prosedur
Menciptakan
keseragaman
dalam
penerapan
perlakuan
Adanya
pemisahan
fungsi
terhadap
pengelola
yang
3.
4.
Pengendalian Intern
1.
Membuat pembukuan untuk ATK dan bahan pakai habis, bahan makan basah
dan kering secara perpetual inventory yang menggambarkan bahan
masuk,keluar dan saldo barang
17
2.
3.
4.
1.
2)
Formulir
Permintaan
Barang
dikirimkan
ke
Pengurus
barang/Instalasi Farmasi Obat & Alat Medis Pakai Habis, apakah obat yang
diminta tersedia di gudang dan di lihat juga pada Kartu Barang dan Kartu
Persediaan
3)
untuk disetujui
4)
5)
6)
7)
Petugas
gudang
farmasi
mencatat
barang
yang
telah
dikeluarkan pada aplikasi persediaan atau buku barang keluar dan pada kartu
stok barang
2.
Poli/ruang/bagian
yang
membutuhkan
(User)
mengisi
Formulir Surat Permintaan Barang alat tulis kantor sebanyak dua lembar.
Formulir ditandatangani oleh Kepala Poli/ruang/bagian yang bersangkutan.
18
2)
3)
4)
5)
3.
19
2)
Apabila
kepemilikan
aset
diperoleh
melalui
pembelian,
4)
permintaan
kepada
pengguna
yaitu
poli/ruangan/bagian
yang
bersangkutan
5)
6)
7)
8)
Bahan
Instalasi Gizi
Prosedurnya sebagai berikut:
1. Instalasi gizi mengisi formulir permintaan bahan kering setiap kebutuhan dan
bahan basah untuk keperluan setiap hari, formulir permintaan untuk bahan
basah diajukan setiap hari karena tempat penyimpanan bahan basah dalam
jumlah banyak masih terbatas. Formulir permintaan bahan dibuat rangkap
dua. Asli (lembar 1 ) dikirim kepada Kepala Sub Bidang Penunjang Medis dan
lembar kedua untuk arsip di instalasi gizi.
20
jawab
kegiatan/PPTK
melaksanakan
pengadaan
bahan
petugas
21