berpasangan. Elektron yang tak berpasangan ini membuat radikal bebas sangat reaktif terhadap
senyawa lain atau terhadap sejenisnya. Molekul-molekul radikal bebas dapat berdimerisasi atau
berpolimerisasi secara spontan jika bersentuhan satu sama lain. Radikal bebas stabil hanya jika
pada konsentrasi sangat rendah dalam media inert atau hampa.
Contoh radikal bebas sederhana adalah radikal hidroksil (HO), yaitu senyawa yang mempunyai
satu atom hidrogen terikat pada satu atom oksigen. Contoh radikal bebas yang lain adalah karben
(:CH2) yang mempunyai dua elektron tak berpasangan, dan anion superoksida (O2) yaitu
molekul yang kelebihan elektron. Perhatikan radikal bebas oksigen berikut ini. Perlu diketahui
bahwa anion hidroksil (HO), kation karbenium (CH+3) dan anion oksida (O2) bukan radikal
karena ikatan yang terbentuk faktanya diakibatkan oleh adanya penambahan atau pelepasan
elektron.
Inisiasi
Inisiasi adalah tahap pembentukan awal radikal-radikal bebas. Hal ini menyebabkan jumlah
radikal bebas meningkat pesat. Dalam klorinasi metana, tahap inisiasi adalah pemutusan secara
homolitik ikatan Cl-Cl.
Cl2 Cl + Cl
Propagasi
Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal bebas akan
tetap sama. Setelah terbentuk, radikal bebas klor akan menjalani sederetan reaksi. Tahap
propagasi yang pertama adalah radikal bebas klor yang merebut sebuah atom hidrogen dari
dalam molekul metana, menghasilkan radikal bebas metil dan HCl.
Cl + H:CH3 + 1 kkal/mol H:Cl + CH3
Radikal bebas metil juga sangat reaktif. Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil
merebut sebuah atom klor dari dalam molekul Cl2.
Terminasi
Terminasi adalah reaksi yang berujung pada turunnya jumlah radikal bebas. Umumnya,
penurunan ini diakibatkan oleh adanya penggabungan radikal bebas yang masih tersisa.
Cl + CH3 CH3
Dibawah ini dapat dilihat mekanisme reaksi senyawa organik membentuk radikal pada reaksi
Halogenisasi
http://roselynazizuka.blogspot.com/2013_12_01_archive.html