UNT
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pros
Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Geografi
yang dibi
dibina oleh Bapak Dr. Achmad Amiruddin, M.Pd
Oleh:
Wakhidatus Sholikhah
Wa
130721818307
Rohana Sufia
Roha
130721818345
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
menulis karya tulis ilmiah secara individu paling tidak sebagai tugas akhir di
semester genap. Jadi, seorang siswa minimal menghasilkan tiga karya tulis ilmiah
selama tiga tahun.
Selama ini siswa-siswi SMA yang bisa menulis karya ilmiah dengan baik
adalah beberapa siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah
Remaja) dan sering mengikuti lomba penulisan karya tulis ilmiah tingkat SMA
saja. Sedangkan pada kurikulum 2013 yang memiliki penekanan pada scientific
approach seluruh siswa dituntut untuk mampu menulis artikel ilmiah sebagai
salah tugas.
Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi suatu permasalahan yang
diungkapkan dengan metode ilmiah (Soeparno, 1997:51); karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar (Arifin, 2003:1). Artinya, pengungkapan permasalahan dalam
karya ilmiah itu harus berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional
dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan memperhatikan kaidah EYD dan
Pembentukan Istilah.
Berdasarkan kedalaman kajiannya karya tulis ilmiah pada tingkat SMA
masuk dalam laporan penelitian, yaitu tulisan yang melaporkan hasil percobaan,
peninjauan, atau observasi. (Ekosusilo, 1991; Wibowo, 2008). Pendapat tersebut
dapat diuraikan bahwa karya tulis ilmiah di tingkat SMA tidak terlalu rumit, karya
ilmiah bisa berupa laporan dari hasil kegiatan observasi namun dalam sistematika
penulisannya harus sesuai kaidah-kaidah karya tulis ilmiah baik dari segi bahasa,
sistematika kepenulisan dan berdasarkan fakta dari hasil obeservasi tersebut.
Kegiatan menulis karya ilmiah menambah sedikit beban bagi guru mata
pelajaran yaitu saat mengoreksi ataupun membimbing menulis karya ilmiah
tersebut, maka dari itu dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan
1
tata cara penulisan karya tulis ilmiah tingkat SMA sesuai tuntutan kurikulum
2013.
2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan sebuah rumusan
masalah yaitu, bagaimana pedoman penulisan karya tulis ilmiah tingkat SMA
untuk kurikulum 2013?
3.
tulis ilmiah tingkat SMA sesuai tuntutan kurikulum 2013. Tujuan lebih lanjut
penulisan makalah ini supaya berguna bagi Bapak/Ibu SMA, tentunya setelah
tahap penyempurnaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Prasangka. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh sematamata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu
kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi
pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat serta didukung oleh kepentingan
pelakunya, seringkali mereka menggeneralisasi hal-hal khusus menjadi
terlalu luas. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan akal sehat berubah
menjadi prasangka atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka
itu memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah
menjadi prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh
kepentingan subjektif guru dan peserta didik.
Karena itu, kalau memang tindakan coba-coba ini akan dilakukan, harus
disertai dengan pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan
menemukan kepastian jawaban. Misalnya, seorang siswa mencoba
meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer/laptop, tiba-tiba dia kaget
komputer/laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol
yang menyebabkan komputer laptop itu menyala dan mengulangi lagi
tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol
dengan lambang seperti apa yang bisa memastikan bahwa
komputer/laptop itu bisa menyala.
Asal Berpikir Kritis. Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua
orang, khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik
diyakini bahwa pemikiran kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang
bependidikan tinggi. Orang seperti ini biasanya pemikirannya dipercaya
benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil pemikirannya itu tidak
semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil eksperimen yang valid
dan reliabel, karena pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis
semata.
Terkait dengan metode pendekatan ilmiah (scientific approach), (Bahm
dalam Wibowo, 2008) mengemukakan bahwa tidak ada satu metode ilmiah pun
yang dapat dikatakan baik, kecuali penggunaannya tepat dan kontekstual.
Karena tiap ilmu pengetahuan mempunyai metodenya sendiri untuk
menyelesaikan permasalahannya, tiap masalah selalu mengundang penggunaan
metode yang unik, dan tiap lmuwan selalu memiliki focus yang berbeda-beda,,
terutama karena adanya perkembangan teori atau penemuan baru.
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran yang berbasis scientific
approach bukan hanya pada hasil tes akhir, tetapi juga penilaian proses pada
aktifitas siswa dan laporan dari hasil kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
bentuk karya ilmiah. Disinilah pentingnya penguasaan siswa dalam penulisan
karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan karya tulis atau bentuk lainnya yang telah
diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau
dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi
ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan (PPKI, 2010). Sedangkan menurut
5
Wibowo (2010: 29) karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian, dan perenungan dalam bidang keilmuan
tertentu yang disusun menurut kaidah baku bahasa tulis dan isinya pun dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut Wibowo membagi karya tulis
ilmiah menjadi tiga macam yaitu: (a) laporan penelitian yaitu tulisan yang
melaporkan hasil percobaan, peninjauan, atau observasi sementara, (b) karya
tulis akademik yaitu berupa skripsi, tesis, da disertasi, dan (c) buku teks yaitu
diktat atau buku-buku ilmiah yang digunakan sebagai penunjang bahan ajar.
Dalam penulisan karya ilmiah terdapat aturan-aturan tertentu atau tata
bahasa yang harus dipatuhi agar menghasilkan karya tulis yang baik, menarik,
dan komunikatif. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Koheren
Koheren dapat dipahami sebagai harmonis, terintegrasi, kompak, dan
terpadu. Koherensi adalah hubungan yang jelas antara unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat, atau interelasi antara kata-kata yang menduduki
sebuah tugas dalam kalimat. Seperti hubungan antara subyek dengan
predikat, predikat dengan obyek, dan keterangan-keterangan yang
menjelaskan unsur-unsur tersebut dalam suatu kalimat.
b. Konsisten
Konsisten dapat diartikan sebagai ajeg, konstan, stabil, taat asas,
atau teguh dan juga bertanggungjawab dalam memberikan suatu informasi
yang benar. Oleh karena itu, karya tulis ilmiah harus didukung dengan datadata yang cukup terpercaya sumbernya. Pendapat yang didukung oleh data
yang cukup terpercaya kemudian disusun menjadi suatu kalimat yang baik
dan disatukan dengan satu ide pokok.
c. Sistematis
Karya tulis ilmiah yang baik harus disusun secara sistematis yakni teratur,
runtut, berkesinambungan dan terorganisasi. Sistematika sebuah tulisan pada
umumnya terbagi ke dalam tiga bagian pokok yaitu pendahuluan, isi, dan
kesimpulan. Bagian lain yang menjadi penunjang adalan cover, kata
pengantar, daftar pustaka, daftar isi, dan lain-lain.
d. Konseptual
Dalam penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan komunikatif, prosedur atau
urutan harus dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan yang
konseptual yaitu terarah dan terfokus. Implikasinya adalah seorang penulis
harus menggunakan metode dan teori-teori yang sudah ada sebagai pisau
analisis.
e. Komprehensif
Karya tulis ilmiah yang baik harus ditulis dengan komprehensif yaitu tuntas,
lengkap, dan menyeluruh. Analisisnya juga harus jelas dan lengkap sesuai
dengan fokus masalah yang diangkat dalam karya tulis terebut.
f. Logis
Karya tulis ilmiah dapat dikatakan logis jika mengandung prinsip
pengembangan. Maksudnya adalah segala penjelasan dalam karya tulis
limiah harus memiliki argument yang dapat diterima akal yang sehat dan
valid atau dapat diuji kebenarannya baik berdasarkan data, fakta, atau diuji
kembali oleh ilmuwan lain. Namun disisi lain, karya tulis ilmiah juga harus
bersifat terbuka, yang artinya bukti dan pendapat dari penulis tidak bersifat
statis, tapi dapat diubah jika suatu saat muncul bukti, pendapat dan teori baru
yang didukung oleh data dan fakta.
g. Bebas
Makna bebas disini bukan berarti invidualisme ataupun kesewenangwenangan, namun lebih mengarah pada kebebasan yang berpijak pada
norma-norma yang berlaku. Karya tulis ilmiah harus berlaku dan dapat
diberlakukan untuk seluruh anggota komunitas bidang ilmu yang
bersangkutan dan tetap dengan menggunakan aturan-aturan penulisan yang
baku.
h. Bertanggung jawab
Dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, bertanggung jawab dapat
diartikan sebagai tulisan yang etis, sesuai dengan aturan penulisan yang
berlaku (tidak plagiat), konsisten dan jelas dalam mengungkapkan isi dari
karya ilmiah tersebut, sehingga nantinya penulis dapat menjawab semua
pertanyaan tentang tulisannya tersebut.
7
Seperti yang telah dijelaskan diatas, karya tulis ilmiah harus ditulis
secara sistematis. Dalam penulisan karya ilmiah tingkat SMA biasanya
didasarkan pada hasil observasi dan eksperimen sederhana. Pada makalah ini
kami menyarankan karya tulis ilmiah untuk siswa SMA dalam bentuk makalah.
Karena makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang mempunyai
sistematika penulisan yang sederhana. Salah satu tujuan pokok penulisan
makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dilengkapi
dengan penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis.
Secara garis besar makalah terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal,
inti, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman sampul, daftar isi, dan daftar
tabel dan gambar jika ada. Bagian inti berisi pendahuluan (latar belakang,
rumusan masalah, dan tujuan), pembahasan, dan kesimpulan. Bagian akhir terdiri
dari daftar rujukan dan lampiran jika ada.
1. Bagian Awal
a. Halaman sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah judul
makalah, keperluan atau maksud penulisan makalah, nama penulis,
tempat dan waktu penulisan makalah. Dalam penulisan judul makalah
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik
yang diangkat dalam makalah.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan
dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri
dengan tanda titik.
3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas yaitu antara 5-15 kata.
4) Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui
isinya, dengan tetap mencerminkan isi makalah.
Keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa,
misalnya, untuk memenuhi tugas mata pelajaran geografi yang dibina
oleh ... tempat dan waktu yang dimaksud dapat berisi nama
lembaga (sekolah), nama kota, serta bulan dan tahun.
b. Kata pengantar
Kata pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau
tidak langsung berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan
permintaan kritik dari pembaca demi perbaikan. Ucapan terima kasih
hendaknya ditujukan kepada orang atau lembaga yang memberikan
kontribusi langsung terhadap penulisan makalah.
c. Daftar isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang
garis besar isi makalah.
d. Daftar tabel dan gambar (jika ada)
Penulisan daftar gambar dan tabel juga dimaksudkan untuk
memudahkan pembaca menemukan tabel dan atau gambar yang terdapat
dalam makalah. Daftar tabel dan gambar yang lebih dari satu sebaiknya
dipisah dengan daftar isi, namun jika hanya satu dapat disatukan dengan
daftar isi.
2. Bagian Inti
a. Latar belakang
Latar belakang makalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya
ditulis makalah. Hal-hal yang dimaksud berupa paparan teoritis ataupun
paparan yang bersifat praktis. Pada bagian ini harus dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan
menunjukkan bahwa masalah atau topic tersebut memang perlu dibahas.
Penulisan latar belakang dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:
1) Dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (umum) atau teori
yang relevan dengan masalah atau topic yang akan ditulis, selanjutnya
diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal
tersebut dapat terjadi.
2) Dimulai dengan suatu pertanyaan yang diperkirakan dapat
mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas.
13
dalam
penulisan
makalah
adalah
sistematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemanasan Global
1. Penyebab Pemanasan Global
a. Jenis-jenis Hutan
1) Hutan Hujan Tropis
b. Cara Kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk
bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemanasan Global
2.1.1 Penyebab Pemanasan Global
2.1.1.1 Jenis-jenis Hutan
2.1.1.1.1 Hutan Hujan Tropis
14
2.
3.
4.
5.
Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di tepi
sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atau subbab yang bersangkutan.
Contoh:
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
(dan seterusnya)
15
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum 2013 memiliki pendekatan ilmiah (scientific approach) salah
satu cara pendekatan tersebut ialah siswa dituntut untuk mampu membuat karya
tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah pada tingkat SMA dapat berupa hasil observasi
dan laporan praktikum. Karya ilmiah ini dapat disusun dengan sistematika
makalah, karena sitematikanya yang tidak terlalu rumit namun tetap mengikuti
kaidah-kaidah penulisan karya tulis yang baik.
B.
Saran
Hendaknya bapak/ibu guru saat menerapkan kurikulum 2013 disekolah dan
16
DAFTAR PUSTAKA
iv
Lampiran 1
MAKALAH
UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI BALI
Oleh
Diaz Muslima Qoirunisa
SMA Negeri 1 Singaraja Bali
Juni 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
kegiatan komersial maupun pergudangan. Dalam situasi seperti ini, habitat dasar
dan fungsinya menjadi hilang disertai dengan hilangnya ruang terbuka hijau yang
jauh lebih besar dari nilai penggantinya.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat disimpulkan sebuah
C.
Tujuan Penulisan
Tulisan ini meninjau dan mengulas tentang pemanfaatan mangrove sebagai
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mangrove
Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan
bahasa Inggris grove. Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk
komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun
untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut.
Dalam bahasa Portugis, kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu
spesies tumbuhan, dan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan
tersebut.
Hutan Mangrove merupakan hutan pantai yang selalu atau secara teratur
tergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove dikatakan
sebagai ekosistem yang dapat dimanfaatkan secara optimal guna menjaga
kelestarian hutan khususnya bakau. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah
tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau (Kusmana 2011).
Ekosistem mangrove merupakan suatu ekosistem khas di wilayah pesisir
yang merupakan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara komponen
abiotik seperti senyawa anorganik, organik dan iklim (pasang surut, salinitas, dan
lain-lain) dengan komponen abiotik seperti produsen (vegetasi, plankton),
konsumen makro (serangga, ikan, burung, buaya, dan lain-lain). Mangrove
sebagai suatu ekosistem memiliki enam fungsi utama, yaitu : (1) fungsi aliran
energi, (2) fungsi aliran makanan, (3) fungsi pola keragaman jenis, (4) fungsi
siklus nutrien (biogeokimia), (5) fungsi evolusi dan perkembangan, dan (6) fungsi
pengendalian (cybernetics).
B.
C.
bahaya tsunami, penahan erosi, dan perangkap sedimen, pendaur hara, menjaga
produktivitas perikanan, peredam laju intrusi air laut, penyangga kesehatan,
menjaga keanekaragaman hayati, dan menopan ekosistem pesisir.
Luasan kawasan hutan mangrove juga berpengaruh terhadap produksi
perikanan budidaya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembangunan 1 Ha
tambak ikan pada mangrove alamiah akan menghasilkan ikan dan udang sebanyak
287 kg setiap tahun. Beberapa hasil penelitian lain menunjukkan betapa
pentingnya peran hutan mangrove dalam proses daur unsur hara. Khairijon (1999)
melaporkan bahwa bakau dapat menghasilkan serasah daun dan ranting sekitar
478,4 g per m2 . sedangkan Nybakken (1988) melaporkan bahwa tumbuhan
mangrove dapat menghasilkan 6-10 ton bahan organik kering per ha per tahun
kepada ekosistem perairan di bawahnya.
Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya. Peran atau manfaat hutan bakau dapat
ditinjau dari sisi fisik, biologi, maupun ekonomi. Manfaat dan fungsi hutan
mangrove secara fisik antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Tempat hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari makan, pemijahan
maupun pengasuhan.
2.
3.
Tempat hidup berbagai satwa lain semisal kera, buaya, dan burung.
2.
3.
Hutan mangrove juga dapat diolah sebagai pupuk organik, bahan makanan,
minuman, peralatan rumah tangga, serta bahan baku tekstil.
4.
5.
6.
7.
Hutan mangrove dapat pula dijadikan tempat ekowisata dan hasil ikan dari
hutan mangrove dapat menjadi komoditas yang mendukung kegiatan
ekowisata.
Sebagai tempat untuk mengambil berbagai jenis kerang yang menempel pada
pohon bakau dan dasar perairan.
2.
3.
Sebagai tempat mengambil kayu bakar dan kayu untuk bahan pembuatan
arang.
4.
D.
Pengertian Ekowisata
Ekowisata adalah kegiatan atau suatu bentuk perjalan wisata ke area alami yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengkonservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan yang ramah lingkungan, sehingga kelestarian ekosistem dapat terjaga.
Potensi manfaat kawasan ekowisata dapat berupa peningkatan peluang ekonomi,
perlindungan sumber daya alam dan nilai budaya, peningkatan kualitas hidup.
Manfaat peningkatan peluang ekonomi kawasan ekowisata, antara lain :
1.
2.
Meningkatkan pendapatan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam menangkap peluang ekonomi dari
kegiatan ekowisata, yakni :
1.
2.
3.
Menarik pangsa pasar wisatawan kaya agar terjadi peningkatan daya beli
terhadap produk lokal.
4.
5.
6.
7.
8.
E.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akibat adanya kerusakan berlebih pada hutan mangrove, maka perlu adanya
upaya pelestarian mangrove. Dalam hal ini, pemerintah Bali sudah menerapakan
pengoptimalan mangrove sebagai ekowisata yang mampu memperikan pengaruh
positif dan manfaat dari berbagai sisi yaitu segi fisik, biologi dan ekonomi.
Dengan dibukanya ekowisata mangrove di Bali, setidaknya ada kepedulian
untuk senantiasa menjaga lingkungan guna keberlangsungan ekosistem yang ada
di dalamnya. Melalui ekowisata yang menitikberatkan pada pengenalan mangrove
dan segala potensinya, berbagai cara dapat digunakan untuk menangkap peluang
ekonomi, perlindungan sumber daya alam dan nilai budaya, serta peningkatan
kualitas hidup dari kegiatan ekowisata mangrove.
DAFTAR PUSTAKA