: Tn. A
Umur
: 63 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Masuk RS
: 26 Desember 2008
No.
Masalah Aktif
Penyakit paru obstruktif
1. kronik
Tanggal
27-12-08
2. Hipertensi stage 2
27-12-08
No.
Masalah Pasif
Tanggal
1 minggu sebelum masuk RSUD Kartini penderita batuk (+), dahak warna putih, panas (-).
3 hari sebelum masuk RS penderita mengeluh batuk (+), dahak kental warna kekuningan, panas (-).
1 hari sebelum masuk RS penderita mengeluh sesak terus-menerus, namun tidak mengganggu aktivitas.
8 jam sebelum masuk RSUD Kartini, penderita mengeluh sesak nafas, dirasakan makin bertambah dan
Riwayat kaki bengkak (-), terbangun di malam hari karena sesak (-).
Riwayat kontak dengan penderita dengan batuk lama (+), yaitu adik penderita.
Penderita tidak bekerja. Memiliki 4 orang anak yang sudah mandiri. Penderita tinggal 1 rumah dengan adiknya.
Biaya pengobatan ditanggung ASKESKIN. Kesan sosial ekonomi : kurang.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 27 Desember 2008 pukul 11.15 WIB.
KU
: sadar, tampak lemah, terpasang kanul oksigen, terpasang infus di lengan kanan bagian bawah.
Tanda Vital
:N
: 170/100 mmHg
: 38,2C
Status Internus
BB = 46kg
PB = 162 cm
Kepala
Rambut
Kulit
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorok
Leher
Dada : Inspeksi
Paru
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ka = SD Vesikuler menurun. Ronki kasar (+), wheezing (+), eksperium memanjang pada seluruh lapangan paru
atas, tengah, bawah.
Ka = SD Vesikuler menurun. Ronki kasar (+), wheezing (+), eksperium memanjang pada seluruh lapangan paru
atas, tengah, bawah.
Ronki kasar +/
+Wheezing +/+
Ronki kasar +/
+Wheezing +/+
Jantung
Eksperium
Eksperium
Palpasi
memanjang
memanjang
Abdomen
: Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Hepar dan lien tak teraba, turgor kulit kembali cepat, nyeri tekan (-)
Genital
: Ictus
Inspeksi
Ekstremitas :
Superior
Inferior
Sianosis
Akral dingin
Anemis
Capillary refill
1.
<2
< 2
Pemeriksaan Penunjang
: 31,7%
: 156
Trombosit : 406.000/mmk
Kesan
: Leukositosis
IV. RESUME
Seorang laki-laki, usia 70 tahun dirawat di RSUD Kartini dengan keluhan utama sesak napas. 3 hari sebelum
masuk RS penderita batuk (+), dahak kental warna kekuningan, panas (-). 1 hari sebelum masuk RS penderita
mengeluh sesak terus-menerus, namun tidak mengganggu aktivitas. Karena sesak makin bertambah kemudian
penderita berobat ke RSUD.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
KU
: sadar, tampak lemah, terpasang kanul oksigen, terpasang infus di lengan kanan bagian bawah.
Tanda Vital
:N
: 170/100 mmHg
: 38,2C
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ka = SD Vesikuler, ronki kasar (+), wheezing (+), eksperium memanjang pada seluruh lapangan paru atas,
tengah, bawah.
Ka = SD Vesikuler, ronki kasar (+), wheezing (+), eksperium memanjang pada seluruh lapangan paru atas,
tengah, bawah.
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Pemeriksaaan Penunjang
1.
Ht
Hb
: 11,4 g/dl
: 31,7%
: 156
Trombosit : 406.000/mmk
Kesan
: Leukositosis
V. PROBLEM
1.
PPOK eksaserbasi akut
2.
Hipertensi stage 2
: O2 3 L/m kanul
IP Ex
Menjelaskan pada penderita dan keluarga bahwa penderita memiliki PPOK yang sedang mengalami
kekambuhan.
Menjelaskan pada penderita untuk menjaga kesehatan, makan makanan dengan gizi seimbang,
:
: TG, Kolesterol, HDL, LDL, asam urat, GDS.
IP Tx
: Captopril 3 x 12,5 mg
IP Mx :
IP Ex
Menjelaskan bahwa penderita perlu mengkonsumsi diet kaya sayuran, buah, rendah lemak dan
rendah garam.
Menjelaskan bahwa penderita perlu melakukan aktivitas fisik misalnya berjalan kaki setidaknya 30
menit/hari, 3x seminggu.
Pada kasus ini telah dilaporkan pria 63 tahun dengan PPOK eksaserbasi akut dan hipertensi stage II. Dasar
diagnosis pada pasien ini adalah:
Anamnesis:
Sesak napas
Malaise
Pemeriksaan fisik
Dada emfisematous
Ekspirasi memanjang
Pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis yang menandakan adanya infeksi, yang kemungkinan
menyebabkan atau memperberat eksaserbasi akut dari PPOK.
Diagnosis hipertensi stage 2 didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah yaitu 170/100 mmHg.
PENGELOLAAN
Prinsip pengelolaan meliputi aspek keperawatan, medikamentosa dan dietetik.
1.
Aspek keperawatan
Pasien dengan PPOK eksaserbasi akut ini dirawat inap karena terjadi eksaserbasi akut dengan perburukan
gejala sesak napas dan batuk yang makin purulen. Selain itu rawat inap juga berguna untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Dilakukan tirah baring, posisi tubuh setengah duduk atau sesuai kenyaman pasien untuk bernapas, pengawasan
keadaan umum, tanda vital, serta perkembangan gejala.
1.
Aspek medikamentosa
O2 3L/menit kanul
Salbutamol 3 x 1 tablet
Ambroksol 3 x 1 tablet
Nebulizer sebagaimana dijelaskan dalam GOLD bermanfaat jika terjadi eksaserbasi yang diperkirakan dapat
mengurangi efektivitas inhaler. Pasien diberikan nebulizer dengan kombinasi Bisolvon, Berotec, Atrovent.
Aminofilin diberikan sesuai anjuran GOLD sebagai bronkodilator pada eksaserbasi akut yang berat. Sementara
itu -agonis tetap diberikan sebagai preparat oral.
Pemakaian Ambroksol sebagai mukolitik selama pasien mengalami eksaserbasi akut masih dipertanyakan,
namun kegunaannya terbukti efektif untuk mengurangi eksaserbasi, meredakan gejala penderita bronkitis kronik.
Efek ini kemungkinan disebabkan karena mukolitik dapat mengurangi hipersekresi, dan kemungkinan, jumlah
bakteri di jalan napas. Namun peneliti masih mengingatkan bahwa mukolitik bisa jadi tidak cost-effective untuk
semua pasien PPOK dan bisa jadi hanya menguntungkan pada pasien dengan penyakit berat atau eksaserbasi
yang sering[i],[ii].
Pemberian antibiotik pada pasien ini sesuai indikasi berdasarkan algoritme pemberian antibiotik pada pasien
PPOK. Gejala yang timbul menunjukkan bahwa pasien mengalami eksaserbasi sedang, tanpa komplikasi
sehingga dapat diberikan preparat golongan Cefalosporin berupa Cefotaxim.
1.
Diet yang diberikan pada penderita ini adalah 3 kali nasi. Edukasi yang diberikan mengenai PPOK adalah:
Anjuran agar pasien menghindari faktor risiko seperti asap pembakaran, asap rumah tangga dari kompor,
[i] White, C. Mucolytic useful for COPD, guidelines say. BMJ. 2004 February 28; 328 (7438): 486.
[ii] Marton KI. Oral Mucolytic Drugs Help with COPD. Journal Watch General Medicine, June 26, 2001.