Anda di halaman 1dari 2

Eritrosit

Setiap milliliter darah mengandung sekitar 5 milyar eritrosit, secara rerata, yang
secraa klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta sel per
milliliter kubik.
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok untuk melaksanakan fungsi primernya yaitu
mengangkut O2 dan, dengan tingkat yang lebih rendah, CO2, serta ion hydrogen dalam
darah. Eritrosit tidak mengandung nucleus, organel dan ribosom, selama
perkembangan sel struktur-struktur ini dikeluarkan untuk menyediakan ruang lebih
banyak bagi hemoglobin.. krena itu, eritrosit adalah suatu kantung penuh hemoglobin
yang dibungkus oleh membrane plasma.
Eritrosit adalah sel darah berbentuk piringan yang mencekung dibagian tengah di
kedua sisi, seperti donat denganbagian tengah menggepeng bukan berlubang. Bentuk
unik ini berperan, melalui 2 cara dalam menentukan efisiensi sel darah merah
melakukan fungsi utamanya mengangkut O2 dalam darah :
Bentuk bikonkaf menghasilkan luas yang lebih besar untuk difusi O 2 dan
menembus membrane dibandingkan dengan bentuk sel bulat dengan volume
yang sama
Tipisnya sel memungkinkan O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam sel
den eksterior sel.
Hemoglobin adalah suatu pigmen (yang berwarna secara alami). Karena kandungan
besinya makan tampak kemerahan bila berikatan dengan O2 dan keunguan jika alami
deoksigenasi. Karena itu darah arteri yang reoksigenasi penuh akan berwarna merah
dan darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan O 2 nya di tingkat
jaringan memiliki rona kebiruan. Selain berikatan dengan O 2 hemoglobin juga dapat
berikatan dengan : CO2, bagian ion hydrogen asam (H+) dari asam karbonat terionisasi,
CO, NO.
Hemoglobin ditemukan hanya di dalam sel darah merah. Molekul hemoglobin
memiliki 2 bagian : (1) bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai
polipeptida yang sangat berlipat-lipat; dan (2) empat gugus non protein yang
mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem. Dengan masing-masing terikat ke
salah satu polipeptida di atas. Masing-masing dari keempat atom besi dapat
memberikan secara reversible dengan satu molekul O2; karena itu, setiap molekul
hemoglobin dapat mengambil 4 penumpang O2 di paru-paru. Karena O2 tidak mudah
larut dalam plasma maka 98,5% O2 yang terangkut dalam darah akan terikat ke
hemoglobin.
Tanpa adanya DNA dan RNA, sel darah merah tidak dapat membventuk protein untuk
memperbaiki sel, tumbuh, dan membelah atau memperbarui enzim-enzimnya.
Eritrosit hanya dilengkapi oleh bekal awal yang disintesis sebelum sel ini
menyingkirkan nucleus, organel, dan ribosomnya. Hanya bertahan hidup sekitar 120
hari. Seiring dengan proses penuaan, membrane plasma eritrosit yang tidak dapat
diperbaiki menjadi rapuh dan mudah pecah sewaktu sel terjepit melewati titik-titik
penyempitan di dalam system vascular. Sebagian besar eritrosit tua mengakhiri
hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler organ ini yang sempit dan berkelok-kelok

merusak sel-sel rapuh ini. Limpa terletak di bagian kiri atas abdomen. Selain
menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki kemampuan
terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat di interior pulpanya, berfungsi sebagai
cadangan untuk trombosit, dan mengandung banyak limfosit, sejenis sel darah putih.

ERITROPOIESIS
Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk mengganti sendiri jumlahnya maka
sel tua yang pecah harus diganti oleh sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosit
sumsum tulang yaitu jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga internal
tulang.Sumsum tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah baru,
suatu proses yang dinamai eritropoiesis dengan kecepatan menyamai kecepatan
kerusakan sel tua.
Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula dibentuk oleh yolk sac dan
kemudian oleh hati dan limpa, sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih
produksi eritrosit secara ekslusif. Pada anak, sebagian besar tulang terisi oleh sumsum
tulang merah yang mampu meproduksi sel darah. Namun, seiring dengan
pertambahan usia, sumsum tulang kuning yang tidak mampu melakukan eritropoiesis
secara perlahan menggantikan sumsum merah, yang tersisa hanya di beberapa tempat,
misalnya sternum, iga, dan ujung-ujung atas tulang panjang ekstremitas.
Sumsum merah tidak hanya produksi sel darah merah, tetapi juga merupakan sumber
leukosit dan eritrosit. Di sumsum tulang terdapat sel punca pluripoten tak
berdiferensiasi yang secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi untuk
menghasilkan semua jenis sel darah.
Berbagai jenis sel darah imatur, bersama dengan sel punca, bercampur di sumsum
tulang pada berbagai tahap perkembangan. Setelah matang, sel-seldarah dibebaskan
ke dalam kapiler yang banyak menembus sumsum tulang. Faktor-faktor regulatorik
bekerja pada sumsum merah hemopoietik (penghasil darah) untuk mengatur jenis dan
jumlah sel yang dihasilkan dan dikeluarkan ke dalam darah. Untuk sel darah,
mekanisme yang mengatur produksi sel darah merahyang paling banyaj dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai