Anda di halaman 1dari 3

DIPHTERIA

Yaitu penyakit Infeksi akut sistemik Corynebacterium diptheriae


Gejala klinik lokal dan sistemik toksin (bukan mikrobanya)
Sifat-sifat Clostridium diphteriae:
basilus gram (+)
portal of entry mukosa saluran napas
toksin dan membran
membran terbentuk oleh pengaruh toksin
dan dengan adanya membran maka toksin diserap dalam
pembuluh darah
koloni : mitis
toksigenik/nontoksigenik
intermedius
tdk ada perbedaan toksik
gravis
Pembentukan toksik gene tox bacteriophage (virus
intrabakterial) membawa gen untuk instruksi pembuatan toksin
TOKSIN DIPHTERIA:
* Rantai polipeptida tunggal : fragmen A (amino) penetrasi sel
merusak sel dengan menghentikan produksi
protein.
Fragmen B (karboksil) - reseptor sel
- sangat dibutuhkan
untuk
perlengkapan sel.
Antitoksin untuk memisahkan fragmen A dan
fragmen B toksin menjadi inaktif.
** Fragmen A + EF2 (enzim yang dibutuhkan untuk sintesis protein)
stop sintesis protein
*** afinitas : jantung, saraf dan endotel vaskuler.
INSIDENS
Endemis
Semua usia, terbanyak; 2-5
tahun.
PENYEBARAN
Droplet infection/infeksi
tetes
eksotoksin
Membran
Masa tunas : 1-6 hari
GEJALA KINIK

Porte di entre : mukosa


Sal. Napas
Kunci difteri
...

# tergantung pada:

* lokalisasi dan luas membran


status kekebalan
jumlah toksin
lama sakit
semakin luas membran, semakin
tinggi toksinnya.
# difteri tonsil/faring toksemia
# difteri laring/trakea obstruksi
KLASIFIKASI
Difteri respiratorik : difteri hidung, difteri tonsil/faring, difteri
laring/trakea.
Difteri nonrespiratorik (jauh > ringan) : difteri kulit,
konjungtiva, genitalia jarang.
GEJALA UTAMA
Membran khas Difteri (Pseudomembran) :
1. tebal, putih kelabu, kadang-kadang hitam karena perdarahan
2. tepi hipremis, udem
3. sukar diangkat dan mudah berdarah
GEJALA TAMBAHAN (Gejala Klinik)
1. sekret serosanguineus darah
2. iritasi lubang hidung + bibir atas
3. sakit menelan, demam (+) subfebrik (tdk terlalu panas)
4. pembesaran kelenjar submandibularis, nyeri (-)
5. bull neck
6. batuk menggonggong, serak stridor, retraksi dinding dada,
sianosis
DIAGNOSIS
Gambaran klinik dan membran khas
Bacteriologik : nasopharyngeal swab : sediaan hapus dan
biakan
Th/ : - pengobatan segera ( Sel anti difteri: u/ mengikat
toksin, Anti Biotika: u/ bunuh kuman, kortikosteroid:
jika sudah berat/akut)
- istirahat tirah baring 2-3 minggu
- jaminan intake cairan/makanan
- aspirasi sekret
- obstruksi sal. Napas O2, trakeotomi
KOMPLIKASI
traktus respiratorius (paling banyak)
Bronkopneumoni (radang paru), atelektasis

Kardiovaskuler

Kolaps vaskuler

(minggu I)
Miokarditis (minggu II)
Nefritis ginjal
CNS neuritis paralysis bilateral, tidak
nyeri, sembuh sempurna palatum mole dan mata (paling sering),
otot lain (leher, badan, dan anggota gerak)
Jika mengenai otot diagfragma gangguan
pernapasan bisa mati
PENGAMATAN LANJUT
Tanda vital : nadi, TD, pernapasan, suhu
Membran makin lebar/ tiap 12 jam setelah pemberian
Serum Anti ifteri (SAD)
Perubahan suara dan makanan, defekasi
Bunyi (redup), irama (gallop), frekuensi (bradikardi) dan
pembesaran: jantung
EKG dan CPK
PROGNOSIS
Tergantung pada
Faktor penyakit : virulensi
Lokalisasi dan luas membran
Infeksi sekunder
Sembuh sempurna (klinis dan lab.
Sembuh klinis : lab. masih (+) carrier
Sembuh pulang :
1. penderita vaksin aktif (3x)
2. anggota keluarga lain divaksin agar tidak
menular ke keluarga
Penderita : status kekebalan
Faktor lain : pengobatan dan perawatan
Diagnosis banding : tonsilitis folikularis

Anda mungkin juga menyukai