Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Nama MHS : Suradi Efendi
Tanggal : 1 - 3 September 2003
N I M
: C. 120 01 016
Tempat Praktek : IRD BPRS LaBa
I.

II.

Identitas klien :
1. N a m a

: Ny. R

No. Reg : 08 54 20

2. U m u r

: 41 tahun

3. Jenis kelamin

: Wanita

4. A g a m a

:Islam

5. Pendidikan

:SD

6. Alamat

: Jl. H. Kalla Lr I No. 28

7. Tgl masuk

: 1 September 2003

8. Tgl pengkajian

: 1 September 2003

9. S u k u

:Bugis

10.Status perkawinan

:Kawin

11.Pekerjaan

: IRT

12 Diagnosa medik

: Obs. Vertigo

Data:
A. Keluhan Utama : Pusing-pusing
B. Riwayat Kesehatan :
Klien MRS dengan keluhan pusing-pusing dialami 4 hari, klien merasa benda-benda
disekitarnya berputar. Keluhan lain yang menyertai adalah klien merasakan adanya sakit
kepala, muntah tidak mual dan tidak ada keluhan sakit ulu hati. BAB biasa, BAK lancar.
Pada pemeriksaan sistem persarafan tidak ditemukan adanya kelainan dari fungsi
serebral, fungsi saraf cranial, fungsi refleks dan fungsi serebellum.
Menurut klien akibat dari pusing dan muntah yang dialaminya nafsu makannya
menurun.
VS :
T = 140/90 mmHg

SB = 36,3 0C

N = 80 kali.menit

P = 20 kali/menit.
Suradi Efendi, 1S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

III. Diagnosa keperawatan :


1. Nyeri (kepala) b/d stress dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme dan
peningkatan tekanan intra kranial.
2. Resiko defisit volume cairan tubuh b/d kehilangan banyak cairan melalui rute
normal (muntah)dan intake hidrasi inadekuat.
3. Resiko koping individu inefektif b/d situasi krisis, kerentanan personal, system
pendukung tidak adekuat, kelebihan beben kerja, ketidak adekuatan relaksasi, nyeri
berat dan ancaman berlebihan pada diri sendiri.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
b/d kurang pemajanan/kurang mengingat, tidak mengenal informasi dan keterbatasn
kognitif.

Anjuran Medis (Pengobatan) :


1. Infus RL 16 tts/menit
2. Degrium 2 x 10 mg
3. Betaserc 3 x 8 mg
4. Dyhidergot 3 x 2,5 mg
5. Konsul THT
6. CT Scan bila perlu.
IV. Prinsip prinsip tindakan dan rasional : (Pemasangan infus)
Implementasi : (12.00)
1. Jelaskan prosedur pada klien
R/ : Pengetahuan meningkatkan kerjasama

terutama keluarga (orang tua klien).

2. Mencuci tangan dan kenakan sarung tangan disposible.


R/ : Asepsis penting untuk mencegah infeksi dan mencegah pemajanan perawat
terhadap darah klien.
3. Mengidentifikasi vena yang sesuai dan area insersi yaitu didaerah punggung tangan
kanan.
R/ : Pemilihan tempat yang teliti akan akan meningkatkan kemungkinan pungsi vena
yang berhasil dan pemeliharaan vena.

Suradi Efendi, 2S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

4. Memilih kanula (abocath no 20), selang infus (makro drips) dan jenis cairan (RL 500 ml)
yang sesuai dengan dosis yang klien. butuhkan
R/ : Panjang dan diameter kanula harus sesuai baik untuk letak maupun tujuan infus.
Abocath No. 20 selang infus makro drips dan RL sangat sesuai untuk kebutuhan klien.
5. Menghubungkan botol infus (kolf) dengan selang, isi camber sampai setengahnya dan
mengalirkan larutan sepanjang

selang untuk mengeluarkan udara, kemudian tutup

ujung selang.
R/ : Peralatan harus dihubungkan dengan seger setelah pungsi vena yang berhasil untuk
mencegah pembekuan darah.
6. Mengatur tempat tidur, posisi klien yang nyaman berupa supine line dengan kepala
menggunakan bantal dan instrumendiletakkan disamping klien.
R/ : Posisi yang sesuai akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan dan memberikan
kenyamanan bagi klien.
Prosedur :
1. Melibatkan rekan sejawat untuk melakukan turniket dengan tanga didaerah 1/3 lengan
bawah kanan, sementara tangan kiri saya memegang jari jari klien dan membuatnya
dalam posisi menggenggam. (Klien dalam posisi supine line diatas tempat tidur dengan
kepala diatas pangkuan ibunya).
R/ : Turniket melebarkan vena dan memudahkan penusukan, telapak tangan yg terkepal
menyebabkan vena menjadi bulat dan kencang.
2. (Setelah menggunakan Handscoen)Memberikan kapas alkohol 70% dengan gerakan
memutar keluar dari tempat penusukan. Kemudian dibiarkan kering untuk melihat
dengan jelas vena profunda yang akan di insersi.
R/ : Asepsis ketat dan persiapan tempat yang teliti merupakan hal yang penting untuk
mencegah infeksi.
3. (Setelah abocath dibuka) Memegang jarum (abocath) dengan bagian bevel keatas dan
pada sudut 45 derajat menusuk kulit terlebih dahulu kemudian menurunkan sudut jarum
10 derajat (hampir sejajar dengan kulit) kemudian menusuk vena dengan satu gerakan
cepat namun hati-hati.
R/ : Posisi bevel keatas biasanya menyebabkan trauma yang lebih sedikit kekulit atau
vena, prosedur dua tahap menurunkan kemungkinan menembusnya jarum melalui
dinding posterior vena ketika kulit ditusuk.
Suradi Efendi, 3S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

4. Melihat adanya aliran darah balik kemudian mendorong jarum sekitar 0,5 cm setelah
pungsi vena berhasil. Hub jarum ditahan sambil mendorong kateter kedalam vena
kemudian melepaskan jarum sambil menekan perlahan kulit diatas ujung kateter. Hub
kateter ditahan pada tempatnya.
R/ : Aliran darah balik menandakan jarum telah masuk vena, dengan sedikit mendorong
memastikan kateter plastik sudah memasuki vena. Tekanan ringan mencegah
perdarahan sebelum selang dihubungkan.
5. Menyampaikan kepada rekan untuk melepaskan turniket sambil menyambung selang
infus dengan kateter. Kemudian buka klem dan memperhatikan adanya tetesan.
R/ : Infus harus disambungkan dengan cepat untuk mencegah terjadinya bekuan darah
dalam kanula.
6. Memberikan bantalan kasa steril secara melingkar diatas dan dibawah ujung kateter
sambil merekatkan jarum dengan kuat ditempatnya dengan plester.
R/ : Kasa berfungsi sebagai bidang steril, jarum yang stabil lebih sedikit
kemungkinannya untuk terlepas atau mengiritasi vena.
7. Mengatur tetesan/kecepatan infus RL sesuai anjuran klien yaitu 16 tts/menit
8. Mengembalikan alat-alat yang telah digunakan dan membuang sampah-sampah dari alat
yang tidak digunakan lagi.
R/ : Memudahkan untuk menggunakan alat tersebut kembali jika akan digunakan.
9. Mencuci tangan.
R/ : Menghilangkan/mengurangi penyebaran mikroorganisme.
10. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan pada klien, jenis cairan dan jumlah
tetesan yang diberikan.
R/ : Pendokumentasian penting untuk memfasilitasi perawatan dan untuk tujuan legal.
V.

Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


1. Menghindari terjadinya defisit hilangan banyak cairan melalui rute normal (muntah)dan
intake hidrasi inadekuat.
2. Meningkatkan istirahat untuk memenuhi ketidak adekuatan relaksasi. Jadi diharapkan
dengan pemasangan infus klien mengurangi aktivitasnya sehingga kejadian timbulnya
vertigo berkurang.
Suradi Efendi, 4S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

VI.

Bahaya bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
1. Penggunaan Ringer laktat dikontraindikasikan pada adanya gagal hati karena
metabolisme laktat terganggu dan asidosis tidak dapat terjadi.
Pencegahannya : berupa dengan mengamati fungsi normal hati melalui pemeriksaan
AST/ALT. Dam pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk mengetahui fungsi normal
hati misalnya dengan inspeksi dari kulit dan sclera klien apakah ada icterus, palpasi hati
apakah ada pembesaran hepar, melihat/menanyakan karekteristik dari BAB dan BAK
dan lain-lain.
2. Pungsi vena merupakan kontraindikasi di tempat yang menunjukkan tanda-tanda
infeksi, infiltrasi atau trombosis.
Pencegahannya : berupa lakukan pemasangan pungsi vena pada daerah yang tidak ada
tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau trombosis.
3. Gerakan berlebihan pada daerah yang terpasang pungsi vena akan menyebabkan
perubahan letak angiokateter yang akan menyebabkan infiltrasi atau trombosis.
Pencegahannya : berupa klien dan keluarga harus diberi tahu untuk tidak menggerakkan
ekstremitas secara berlebihan ditempat pemasangan angiokateter dan berikan alasannya.
4. Adanya gelembung-gelembung udara pada selang akan menyebabkan terjadinya emboli
yang nantinya akan berefek kepada fungsi normal jantung.
Pencegahannya : pada pemasangan dan setelah pemasangan pungsi vena pastikan selang
bersih dari udara dan gelembung-gelembung udara.
5. Pemasangan pungsi vena yang tidak menggunakan teknik aseptic/antiseptik akan
menyebabkan infeksi kuman yang masuk melalui tempat penusukan/insersi jarum infus
(abocath).
Pencegahannya : Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril (Hand scoen) pada saat
melakukan pungsi vena, bersihkan tempat insersi dengan menggunakan larutan yodin
povidon atau alkohol 70% dan tindakan aseptik/antiseptik lainnya.

VII.

Hasil yang didapat dan maknya :


Suradi Efendi, 5S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

Pemasangan infus dilaksanakan sesuai prosedur tindakan namun hasil dan makna yang
ditemukan dari pemasangan infus sulit diamati karena selesai pemasangan infus, klien
dipindahkan ke ruang perawatan untuk mendapat pengobatan/perawatan lebih lanjut.
VIII. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah /diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborosi) :
1. Teliti keluhan nyeri kepala, catat intensitasnya, karakteristiknya, lokasinya, lamanya dan
faktor yang memperburuk/memperberat.
2. Catat adanya pengaruh nyeri seperti penurunan aktivitas dan berat badan.
3. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat dalam ruangan yang tenang.
4. Beri masase daerah kepala jika klien dapat mentoleransi sentuhan.
5. Observasi mual/muntah catat intensitasnya, karakteristiknya, lokasinya, lamanya dan
faktor yang memperburuk/memperberat.
6. Berikan obat sesuai indikasi.
7. Berikan informasi mengenai penyebab pusing/sakit kepala, penanganan dan hasil yang
diharapkan.
8. Anjurkan klien dan orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan
bersenang-senang.
9. Amati/observasi adanya perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing/sakit kepala.
10. Observasi nadi apikal, kecepatan jantung/irama.
11. Observasi kulit terhadap adanya dingin, pucat, berkeringat, CRT dan nadi perifer lemah.
12. Catat haluaran urine dan berat jenisnya.
IX.

Evaluasi diri :
1. Dalam melakukan pemasangan infus pada klien masih banyak prosedur pelaksanaan
yang tidak dilakukan berhubungan dengan situasi dan kondisi peralatan yang tidak
tersedia
2. Pada saat klien dikaji tidak semua intervensi yang diinginkan dilaksanakan berhubung
karena setelah pemasangan infus klien dipindahkan keruang perawatan mendapat
pengobatan/perawatan lebih lanjut.
Mengetahui,
CI Lahan IRD BPRSD Labuang Baji
Suradi Efendi, 6S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

( H. Mandang, AMK )

Suradi Efendi, 7S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01

Anda mungkin juga menyukai