11
20
26
KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Negara Hadir
Selamatkan
Hak Rakyat atas Air
LENSA CK Minum Jamu Bersama Menteri PUPR dan finalis Putri
Indonesia dan beberapa anggota Kabinet Kerja di kantor
Kementerian PUPR (13/02/2015)
daftar isi
Berita Utama
Hadir
4 Negara
Selamatkan Hak Rakyat
atas Air
UU SDA
8 Pembatalan
Berdayakan
liputan khusus
Berliku Menuju
11 Jalan
100% Akses Aman Air
4
18
Minum
info baru
V DPR
16 Komisi
Setujui RAPBN-P TA 2015
Kinerja PDAM,
18 Optimalkan
Kementerian PUPR
Karya
19 Cipta
Tingkatkan Pengelolaan Air
Limbah dengan Kemitraan
16
21
23
inovasi
yang Bersih dan
26 Kota
Sehat, Idaman Kita Semua
Sampah di Lima
29 Mutiara
Jari
PLUS!
lensa ck
Minum Jamu Bersama Menteri PUPR
dan finalis Putri Indonesia dan
beberapa anggota Kabinet Kerja di
kantor Kementerian PUPR (13/02/2015)
29
editorial
Pelindung
Pelindung
Budi Yuwono P
Imam S. Ernawi
Penanggung Jawab
Antonius Budiono
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi
Antonius Budiono
Susmono, Danny Sutjiono,
M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus,
GuratnoRedaksi
Hartono, Tamin MZ. Amin,
Dewan
Nugroho
Tri UtomoMochammad Natsir,
Dadan
Krisnandar,
M.
Maliki Moersid,
Pemimpin
RedaksiHadi Sucahyono,
Adjar
Prajudi,
Tamin MZ. Amin,
Dian Irawati, Sudarwanto
Nugroho Tri Utomo
Penyunting dan Penyelaras Naskah
T.M. Hasan, Bukhori
Pemimpin Redaksi
Bagian Produksi
Sri Murni Edi K, Sudarwanto
Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono,
Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan,
M. Sundoro, Redaksi
Chandra RP. Situmorang,
Penyunting
Fajar Santoso,
IlhamBuchori
Muhargiady,
Bhima
Dhananjaya,
Sri Murni Edi K, Desrah,
Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto,
Bhima Dhananjaya,
Bagian
Produksi Djati Waluyo Widodo,
Indah Raftiarty,
Pidekso
Elkana
Catur H.,Danang
Dian Ariani,
Djati Waluyo Widodo
Bagian Administrasi & Distribusi
Luargo, Joni Santoso, Nurfathiah
Bagian
Administrasi & Distribusi
Kontributor
Luargo,
Joni
SantosoHadi Sucahyono,
Dwityo A.
Soeranto,
Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea,
Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat,
Kontributor
RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini
Dwityo
Soeranto,
R. MulanaSyamsul
MP. Sibuea,
Respati,A.
Joerni
Makmoerniati,
Hadi,
M. Sundoro, Dian Irawati, Nieke Nindyaputri,
Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin,
Prasetyo, Oloan MS., Hosen Utama,
Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi,
Aswin G. Sukahar, TM. Hasan, Kusumawardhani,
RudiSyaiful
A. Arifin,
Endang Setyaningrum,
Ade
Rachman,
Aryananda Sihombing,
Alex A.
Chalik,
Djoko Mursito, N. Sardjiono,
Dian
Suci
Hastuti.
Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S,
Deddy Sumantri, Halasan Sitompul,
Sitti Bellafolijani,
Alamat
Redaksi M. Aulawi Dzin Nun,
Ade
Syaiful Rahman,
Aryananda
Sihombing,
Jl.
Patimura
No. 20, Kebayoran
Baru
12110
Telp/Fax.
021-72796578
Agus Achyar,
Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti,
Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak,
Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri,
Email
Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar,
publikasi_djck@yahoo.com
Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri,
Siti Aliyah Junaedi
website
http://ciptakarya.pu.go.id
Alamat Redaksi
Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110
Telp/Fax. 021-72796578
twitter
Email
@ditjenck
publikasi_djck@yahoo.com
Cover :
Anak-anak di Mangwi Kabupaten Gianyar
menikmati air minum perpipaan dari SPAM
Regional Petanu
(Foto : Buchori)
Pembatalan UU SDA,
Saatnya Membenahi
Penyelenggaraan SPAM
Pameo tentang hakim sebagai wakil Tuhan di dunia benar adanya. Setidaknya hal itu
tercermin dari penafsiran baru terhadap pengertian Hak Menguasai Negara atau HMN
dalam persoalan air, yaitu dengan prioritas pada pengelolaan sendiri oleh negara atas
sumber daya alam. Tafsir HMN terhadap Pasal 33 UUD 1945 juga dapat dicermati dalam
Putusan MK mengenai UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA)
dimana HMN bukan dalam makna negara memiliki, tetapi dalam pengertian bahwa
negara hanya merumuskan kebijakan (beleid), melakukan pengaturan (regelendaad),
melakukan pengurusan (bestuursdaad), melakukan pengelolaan (beheersdaad), dan
melakukan pengawasan (toezichthoundendaad). Dengan demikian, makna HMN
terhadap cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak, serta terhadap sumber daya alam, tidak menafikan kemungkinan perorangan
atau swasta berperan, asalkan lima peranan negara/pemerintah sebagaimana tersebut
di atas masih tetap dipenuhi dan sepanjang pemerintah dan pemerintah daerah
memang tidak atau belum mampu melaksanakannya.
Setelah putusan MK pada 2004 yang menolak gugatan pemohon atas UU SDA,
Kementerian Pekerjaan Umum telah melengkapinya dengan seperangkat peraturan
pendukung antara lain di bidang air minum yaitu menetapkan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum yang diatur melalui Permen
PU Nomor 20/PRT/M/2006 dan perbaruannya nomor 13/PRT/M/2013, dan seterusnya.
Namun pada pelaksanannya masyarakat melihat telah terjadi penguasaan dan
monopoli atas SDA, penggunaan air condong untuk kepentingan komersial dan
memicu konflik horizontal, menghilangkan tanggung jawab negara dalam pemenuhan
air, sampai menganggap UU SDA sebagai undang-undang yang deskriminatif. Poinpoin tersebut dijadikan permohonan oleh para pemohon kepada Mahkamah Konstitusi
untuk membatalkan UU SDA dan selanjutnya diterima oleh MK. Hal itu terjadi karena
sifat conditionally constitutional terhadap UU SDA dalam putusan MK sebelumnya
sehingga para pemohon dapat mengajukan judicial review kembali karena pelaksanaan
UU SDA melenceng dari pertimbangan hukum yang menyertai putusan MK tentang
penolakan pemohon atas UU SDA pada 2004.
Setelah putusan MK tentang pembatalan UU SDA tersebut maka agenda
sangat mendesak adalah penyusunan peraturan perundangan yang memayungi
penyelenggaraan SPAM dan pengelolaan air dengan memperhatikan batas-batas yang
ditetapkan MK. Perangkat peraturan dan perundangan yang penyusunanya melibatkan
para stakeholder, termasuk para penggugat UU SDA, diharapkan semakin matang
dengan mengevaluasi pelaksanaan sebelumnya yang dianggap kurang berpihak pada
rakyat. (Teks : Buchori)
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email publikasi_djck@yahoo.com
atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id
berita utama
Negara Hadir
Foto : Manti
Nenek di Jawa Tengah membawa air dari sumber air yang jauh
berita utama
Dengan lahirnya UU tersebut pemerintah meminta dipasang alat
untuk membatasi pengambilan air 18 liter/detik saja. Langkah
pemerintah memberikan izin saat itu sebagai langkah pengen
dalian, namun pada prakteknya terjadi opini penguasaan oleh
yang mendapatkan izin, ujar Basuki yang saat peristiwa itu sebagai
pejabat eselon II di Ditjen Pengairan.
Praktik penguasaan pengelolaan air dengan menyalahgunakan
izin oleh swasta tersebut yang memicu putusan Mahkamah
Konstitusi untuk menggugurkan semua kandungan UU Nomor
7/2004 karena dianggap bertentangan dengan UUD 1945.
Dua laki-laki tua di Kabupaten Magelang Jawa Tengah membawa air dari sumber air
menuju rumah
Rencana Mendesak
Basuki mengatakan bahwa implikasi putusan MK tersebut me
ngakibatkan Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden, dan Peraturan Menteri turunan UU SDA menjadi tidak
berlaku sehingga mengakibatkan tidak memiliki dasar hukum.
Menteri PUPR mencontohkan diantaranya adalah Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS), Biaya Jasa Pengelolaan SDA (BJPSDA),
lembaga koordinasi (Dewan SDA, TKPSDA WS), pembagian Wilayah
Sungai (WS) sebagai dasar operasional pengelolaan SDA secara
terpadu dan berkelanjutan, keberadaan pengelola SDA (Balai WS,
berita utama
BPPSPAM), keberadaan pola dan rencana WS dan kegiatan operasi
pemeliharaan, serta pengelolaan bendungan dan keberadaan
BPPSPAM.
Oleh sebab itu sampai dengan April 2015 akan dilaksanakan
tindak lanjut mendesak oleh Kementerian PUPR. Akan segera
dibuat peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan
UU No. 11 Tahun 1974 dengan memperhatikan situasi saat ini
yaitu Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan
Rancangan Peraturan Menteri PUPR (Rapermen PUPR). RPP yang
dibutuhkan antara lain mengatur tentang koordinasi (Pasal 7)
Pembinaan (Pasal 10), Pengusahaan (Pasal 11), Perlindungan
(Pasal 13), dan Pembiayaan (Pasal 14). Sedangkan RaperMen
PUPR dibutuhkan tentang Penetapan Wilayah Sungai (pasal 3 dan
pasal 4), Organisasi Pengelola SDA (pasal 5), perencanaan dan
Perencanaan Teknis PSDA (pasal 8), Eksploitasi dan Pemeliharaan
(pasal 12), Bendungan (pasal 12 dan pasal 13), dan tentang Badan
Pendukung Sistem Penyediaan Air Minum.
Selain itu akan meminta Fatwa Hukum Menteri Hukum dan
HAM terkait perjanjian kerja/perizinan yang sudah berjalan sebe
lum putusan Mahkamah Konstitusi dengan mempertimbangkan 6
prinsip dasar pengelolaan SDA yang disyaratkan oleh Mahkamah
Konstitusi, tutur Basuki.
Sedangkan tindak lanjut jangka pendek (tahun 2015) yaitu
akan segera menyusun RUU tentang SDA guna memperbaharui
UU No. 11 tahun 1974 tentang pengairan. Seperti diketahui
MK syaratkan 6 Prinsip dasar pembatasan pengelolaan SDA
yaitu, pertama, pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu,
mengesampingkan, apalagi meniadakan hak rakyat atas air.
Kedua, negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses terhadap
air adalah salah satu hak asasi tersendiri. Ketiga, kelestarian
lingkungan hidup, sebagai salah satu hak asasi manusia, sesuai
dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945. Kempat, pengawasan
dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya mutlak. Kelima,
prioritas utama yang diberikan pengusahaan atas air adalah
Foto : Buchori
berita utama
berita utama
Pembatalan UU SDA
Berdayakan
BUMN dan BUMD Air Minum
Ketua BPPSPAM
Ir. Tamin M. Zakaria
Amin, M.Sc
Foto : Melly
berita utama
berita utama
dengan swasta dan sebagainya. Kan sudah diatur juga dalam Pasal
11 UU 11/1974 tentang Pengairan. Kita lihat saja nanti PP-nya.
Pada saat penyusunan PP 16/2005 tentang SPAM sebetulnya
kami sudah mengantisipasi terjadinya judicial review. PP 16/2005
disusun dengan sangat hati-hati dan memperhatikan suara-suara
pemohon dalam judicial review yang pertama. Dalam PP tersebut
sudah jelas bahwa pihak swasta mengelola air sesuai dengan
Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) yang diterima dari Pemda.
Yang dilarang itu adalah yang menguasai sumber air sehingga
masyarakat tidak memiliki akses ke sumber air tersebut,
sehingga jika terjadi benturan pasti masyarakat yang kalah.
Dalam skema kerjasama yang diatur dalam PP 16/2005 hal
itu tidak ada karena pengelolaan yang dilakukan swasta
atas air yang dialokasikan oleh Pemda ke PDAM. Dalam
kerjasama Public Private Partnership (PPP) bidang air
minum, yang dikerjasamakan adalah pekerjaannya,
sedangkan wewenang dan tanggung jawabnya tetap di pihak
pemerintah daerah (PDAM).
10
yang
dibentuk
Foto : istimewa
liputan khusus
Foto : Manti
33%. Ketiga, idle Capacity juga masih besar yaitu, 40 ribu liter/
detik. Keempat, PDAM yang sudah menerapkan Full Cost Recovery
(FCR) masih 30%. Kondisi tersebut menjadi tantangan bersama
Pemerintah Daerah, PDAM, dan Pemerintah Pusat agar pada tahun
2019 nanti kondisi PDAM sehat menjadi 100%, tingkat kehilangan
air dapat ditekan hingga rata-rata 20% secara nasional, dan idle
capacity berkurang menjadi 20 ribu liter/detik.
Selain itu tentu saja yang perlu ditangani adalah efisiensi
pengelolaan sebelum bicara Full Cost Recovery (FCR) untuk
mengurangi biaya produksi PDAM dan meningkatkan pendapatan.
Dengan demikian, kenaikan tarif untuk mengejar FCR akan lebih
kecil kemungkinannya jika efisiensi pengelolaan dapat dilakukan.
Pendanaan
Untuk perluasan pelayanan, menurut Natsir ada beberapa
tantangan yang harus dihadapi. Pertama, pendanaan. Untuk
mencapai universal access air minum 100% pada 2019 dibutuhkan
dana Rp254 triliun. Dukungan APBN melalui Ditjen Cipta Karya
diperkirakan akan menyumbang 21% dari total tersebut. Ditjen
Sumber Daya Air melalui penyediaan air baku dapat berkontribusi
sekitar 6%, dan dari DAK diperkirakan berkontribusi sekitar 2%.
Sehingga total APBN dapat menyumbang dana sebanyak 29%.
Dalam catatan yang tercantum saat ini dalam RPJMN 20152019, kontribusi APBN bahkan lebih kecil dari yang diharapkan,
yaitu 12% atau sekitar Rp33,9 triliun. Namun angka tersebut
belum ditambah dengan terobosan program dan pendanaan
baru, semisal program hibah air minum dari APBN murni sebesar
Rp500 miliar dan tambahan dari kompensasi pengurangan subsidi
BBM.
Selain APBN, pemerintah juga memanfaatkan sumber-sumber
11
liputan khusus
Air Baku
Tantangan berikutnya adalah keterbatasan air baku. Masih banyak
kabupaten/kota yang tidak memiliki sumber air baku sehingga
mutlak diperlukan kerjasama antar daerah dengan wujud SPAM
Regional, baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi.
Keterbatasan air baku tidak hanya terjadi karena tidak memiliki
sumber, namun saat ini banyak sumber air baku yang tercemar
dan mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi
air minum.
Tantangan lain adalah penggunaan teknologi untuk
memperluas ketersediaan air baku, dan tekonologi untuk
mengurangi pemakaian air perkapita. Penggunaan teknologi
untuk mengolah air baku dari air laut sudah dilakukan dengan
penerapan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), dan teknologi
membrane lainnya. Selain itu mendorong pembuatan embungembung untuk menampung air. Prinsip yang sedang didorong
untuk teknologi pengurangan konsumsi air yaitu membuat
seimbang antara demand and supply.
Foto : Buchori
Teknologi Reverse Osmosis di Tanjung Pinang mengolah air laut menjadi air minum.
12
Foto : Melly
liputan khusus
13
liputan khusus
Pada TA 2015 ini, Pemerintah pusat melalui Bappenas dan
Kementerian Keuangan akan mengalokasikan anggaran sebesar
Rp500 Miliar untuk pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN
ini. Dengan pemanfaatan alokasi anggaran ini, diharapkan akan
terbangun sekitar 147 Ribu SR air minum baru, sebagai output dari
pelaksanaan kegiatan.
Pemerintah daerah yang diprioritaskan sebagai calon peneri
ma Program Hibah Air Minum APBN tahun 2015 ini adalah
kabupaten/kota yang telah memiliki kinerja baik, dari aspek teknis
maupun dukungan pembiayaan dalam pelaksanaan program
Hibah Air Minum pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun meka
nisme pelaksanaannya, masih mengikuti pelaksanaan yang telah
dilakukan pada program Hibah Air Minum bantuan Pemerintah
Australia.
Selain melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, pembiayaan ABPN untuk mendukung sektor ini ada di
kementerian lain seperti Kementerian BUMN melalui Perum Jasa
Tirta melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah untuk me
nyediakan air minum dalam bentuk air curah.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dan Business to
Business (B to B) akan terus didorong. Untuk KPS, kita akan
mendorong pembentukan BUMN seperti PT Jasa Marga di bi
dang jalan tol. Saat ini yang sudah ada adalah PT Sarana Multi
Infrastruktur (PT SMI) yang kita berharap pada divisi di bidang
infrastruktur air minum. PT SMI akan mendorong KPS yang dinilai
masih lambat.
Pembiayaan dari perbankan selama lima tahun terakhir sudah
menjaring minat 11 PDAM untuk memanfaatkan kredit sebesar
Rp328,3 miliar. Kesebelas PDAM tersebut sudah menandatangani
perjanjian dengan bank pemberi kredit. Mereka adalah PDAM
Kabupaten Bogor, PDAM Kabupaten Ciamis, PDAM Kabupaten
Lombok Timur, PDAM Kota Malang, PDAM Kota Banjarmasin, PDAM
Kota Denpasar, PDAM Kabupaten Banyumas, PDAM Kabupaten
Cilacap, PDAM Kabupaten Giri Menang, PDAM Kota Palopo, dan
PDAM Kabupaten Buleleng.
Total bank pemberi kredit yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan dengan total pagu sebesar Rp4,61 triliun
dengan rincian tujuh bank telah menandatangani Perjanjian
Foto : Melly
Bak prasedimentasi pada unit produksi SPAM Regional Petanu Kabupaten Gianyar
Bali
14
liputan khusus
15
info baru
Foto : Buchori
Komisi V DPR
Setujui RAPBN-P TA 2015
bidang Cipta Karya Rp19,6 T
16
Foto :Manti
Foto :dbangkim
info baru
17
info baru
18
info baru
Cipta Karya
Tingkatkan Pengelolaan Air Limbah
dengan Kemitraan
19
info baru
20
Foto : Buchori
info baru
Kemitraan Habitat
Dampingi Pemerintah
Wujudkan Target 100-0-100
Dwityo A. Soeranto*)
21
Foto : Aji
info baru
Foto : istimewa
22
info baru
Foto-foto : dbangkim
Walikota Bandung Ridwan Kamil bersama Dirjen Cipta Karya Imam S. Ernawi,
Direktur Pengembangan Permukiman dan Direktur Pengembangan PLP
23
info baru
Foto Atas : Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menerima Dirjen Cipta Karya
Imam S. Ernawi dan Direktur Pengembangan Permukiman Hadi
Sucahyono di pinggiran Kali Pepe
Foto Bawah : Kampung deret yang diprogramkan Kota Surakarta untuk menangani
kawasan permukiman kumuh di sepanjang Kali Pepe
24
info baru
Rektor ITB Kadarsah Suryadi, Plt. Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian PUPR Hermanto Dardak, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meresmikan Situ II Kampus Jatinangor ITB
25
inovasi
26
inovasi
ditingkatkan, sehingga diperlukan semangat dari sejumlah pihak
terkait, agar program penanganan sampah berjalan dengan baik,
harus melibatkan semua pihak.
Faktor pendukung lainnya adalah teknologi yang digunakan
untuk menangani sampah. Peran serta masyarakat yang tinggi,
namun tidak diimbangi dengan kinerja teknologi yang memadai
dalam menangani sampah, juga akan menjadi hal yang tidak
realistis. Setiap jenis teknologi yang mampu untuk mengolah
sampah dengan laju olah tinggi dan kebutuhan luas lahan yang
minimal, menjadi tolok ukur teknologi yang harus dipilih. Selain itu,
pertimbangan akan kemampuan dan kemauan bayar masyarakat,
menjadi sangat penting, sehingga mempermudah upaya pe
merintah dalam menghitung besaran retribusi serta subsidi yang
dapat diberikan. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa penanganan
sampah harus dilihat dari kacamata pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Sehingga setiap upaya penanganan sampah yang
dapat menghasilkan keuntungan, harus selalu dipandang sebagai
bonus, dan bukan sebagai sumber pendapatan. Peran pemerintah
dalam menyediakan jasa pelayanan penanganan sampah kepada
masyarakat harus sangat kuat, dan bukan mendorong masyarakat
sebagai pemain utama yang harus menyelesaikan sampah, khu
susnya di kawasan perkotaan.
27
inovasi
Sinergitas Peran
Sistem penanganan sampah yang menyeluruh dan baik, akan
menciptakan suatu kota yang tertata rapi dan elok dipandang.
Oleh karenanya, segenap upaya untuk mewujudkan sinergi dalam
28
inovasi
29
inovasi
jadi musibah. Seperti kata sehat, dia akan bermakna ketika tubuh
sudah sakit. Siapa yang bertanggung jawab terhadap sampah?
Ada lima orang yang bertanggung jawab, yaitu tokoh masyarakat
dan agama, pemerintah, ilmuwan, orang kaya, dan pemulung.
Supaya mudah mengingatnya, disimbolkan melalui jari
tangan yang berjumlah lima. Semua jari melambangkan kelima
peran tersebut. Jari jempol, selalu menunjukkan identitas terpuji
(acung jempol). Jari telunjuk, selalu memerintah. Pemerintah di
sini mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah (provinsi
dan kabupaten/kota) sampai pemerintah desa. Tidak ada dalam
sejarah, memberikan petunjuk melalui jari tengah apalagi jari
kelingking. Pasti dengan jari telunjuk. Kemudian ilmuwan (para
pakar dan konsultan) diibaratkan dengan jari tengah, karena dari
kelima jari paling tinggi ukuran (ilmunya). Jari manis diidentikkan
dengan orang kaya (pengusaha) karena suka pakai cincin
emas. Terakhir jari kelingking, paling kecil diidentikkan dengan
pemulung.
Kalau kelima orang tersebut bekerjasama dan sama kerja
maka ibarat menggenggam sebutir mutiara, maka tidak akan
lepas dan berpindah tangan. Tokoh agama dan masyarakat harus
dilibatkan karena merekalah yang selalu memberikan kabar
baik. Pemerintah tidak parsial dalam mengatasi masalah sampah
mulai dari perencanaan, penganggaran sampai monitoring dam
evaluasi. Risiko tentang sampah yang lebih tahu dan mendalam
adalah pemerintah daerah dan desa karena merekalah yang sering
menerima keluhan masyarakat karena tanahnya menjadi tempat
buang sampah. Sementara anggaran terbesar ada di pusat.
Ilmuwan melakukan studi dan perencanaan yang layak dan
30
inovasi
selain bekerja, juga berdoa. Doa orang kecil dan miskin juga akan
cepat terkabul. Di luar itu, mereka juga punya semangat untuk
berbagi.
Masih ingat kisah salah seorang pemulung perempuan yang
sempat membuat haru Menteri Sosial dan ingin bertemu langsung
dengan pemulung tersebut? Seorang pemulung, bisa berkurban
dengan dua ekor domba. Mungkin dia terinspirasi, bahwa semua
orang kenal dengan kata dan ucapan terima kasih, ketika kita
sedang menerima (terima) sesuatu jangan lupa untuk memberi
(kasih).
Sampah sebenarnya mutiara hitam yang terpendam, dengan
adanya koordinasi, realisasi dan evaluasi yang baik dan ber
kesinambungan antara lima orang tersebut. Bukan hanya
mendatangkan manfaat, bahkan menjadi unsur seni yang menjadi
nilai jual.
Minggu yang lalu penulis mengikuti perencanaan berbasis
gender. Intinya harus ada kesetaraan terhadap akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat yang setara bagi laki-laki dan perempuan. Dari
kelima peran tersebut bisa juga dilibatkan perempuan. Seorang
istri, sangat luar bisa. Bekerja mulai dari terbit matahari sampai
terbenam mata suami. Narasumber pun menjelaskan bahwa
penduduk China lebih besar dari Indonesia, tetapi penduduknya
tidak ada yang menganggur karena mereka membuat home
industry, kemudian produknya dibeli oleh pemerintah. Kitapun
sekarang mudah menjumpai produk mereka.
Penulis akhirnya tersenyum, andai saja, perempuan-perem
puan dilibatkan mulai dari perencanaan sampai mengambil
keputusan, mereka lebih tahu apa yang mereka mau. Bagaimana
dengan sampah kita? Perempuan suka dengan bunga, apalagi
bunga bank. Sampah bisa jadi produk kompos, pupuk cair,
kerajinan dan gas untuk masak. Jangan ada sampah diantara kita.
*) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
31
lensa ck
32
lensa ck
Pembentukan Kepengurusan
Kemitraan Habitat
33
seputar kita
34
Kunjungi Kami di :
website :
http://ciptakarya.pu.go.id
twitter :
@ditjenck
Gong Xi
Fat Chai