Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga


perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadan ini
memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada
obstruksi, perforasi, atau perdarahan massif di rongga perut maupun saluran cerna.
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus
yang segera memerlukan pertolongan dokter. Ileus menjadi salah satu kegawatan dalam
bedah abdominalis yang sering dijumpai, yaitu 60% - 70% dari seluruh kasus akut abdomen
yang bukan apendisitis akut. Ileus memiliki mortalitas tinggi jika tidak segera didiagnosis
dan ditangani dalam 24 jam. Ileus sendiri merupakan suatu keadaan dimana pergerakan
kontraksi normal dinding usus terganggu. Gerak peristaltik seperti gerakan kontraksi
bergelombang yang merupakan suatu aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan
baik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan otot polos usus, system saraf
simpatis, system saraf parasimpatis, keseimbangan elektrolit, dan sebagainya.
Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Keduanya
mempunyai perbedaan yang cukup berarti tak terkecuali dalam bidang radiologi. Baik ileus
obstruktif maupun ileus paralitik mempunyai gambaran khas yang berbeda.
Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif, maka hal
ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan oleh
ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai, keterampilan dokter, dan kemampuan
1

ekonomi pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga akan
mempengaruhi pola manajemen pasien ileus yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas
ileus. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari satu daerah
terhadap daerah lainnya.
Karena itu, makalah mengenai ileus ini diharapkan agar para pembaca dapat
mengerti mengenai ileus baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik dan juga perbedaan
masing-masing, tak terkecuali mengenai gambaran radiologis khas pada masing-masing
ileus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ILEUS
Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya
makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus
terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus
paralitik (Hamami, 2003).

A; ILEUS OBSTRUKTIF
I;

Definisi
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena
adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu.Ileus obstruktif disebut juga ileus
mekanik.

II;

Klasifikasi
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif dibedakan atas:

Letak tinggi: duodenum sampai jejunum

Letak rendah: kolon sigmoid rectum

Obstruksi letak tinggi dan letak rendah di batasi oleh iliocecal junction
Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruktif dibedakan atas:
3

III;

Parsial: menyumbat sebagian lumen

Simple/komplit: menyumbat seluruh lumen

Strangulasi: simple dengan jepitan vasa

Etiologi
Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:
a; Adhesi

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya


berasal dari rangsangan peritoneum akibat adanya peritonitis setempat atau
umum. Adhesi dapat berupa perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal
maupun multiple, mungkin setempat maupun luas.
b; Hernia

Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum memungkinkan


penonjolan keluar suatu kantong peritoneal (kantong hernia) sehingga segmen
suatu dalaman dapat terjepit.
c; Askariasis

Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum. Obstruksi


bisa terjadi dimana-mana pada bagian usus halus, tetapi biasanya di ileum
terminal, tempat lumen paling sempit. Cacing tersebut menyebabkan kontraksi
lokal dinding usus yang disertai reaksi radang setempat.
d; Invaginasi

Umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon asendens


dan mungkin terus sampai keluar dari rektrum, dapat mengakibatkan nekrosis
iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan
peritonitis. Pada bayi dan anak-anak biasanya spontan dan irreversible,
sedangkan pada dewasa jarang terjadi.

e; Volvulus

Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak
jarang ditemukan. Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum.
f;

Kelainan kongenital
Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun atresia.

g; Radang kronik
h; Tumor
i;

Tumpukan sisa makanan

B; ILEUS PARALITIK

Definisi

I;

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau
tidak

mampu

melakukan

kontraksi

peristaltik

untuk

menyalurkan

isinya(Sjamsuhidajat, 2003). Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer


usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi kontraksi otot polos usus.Ileus paralitik merupakan kondisi dimana
terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltic usus tanpa adanya obstruksi
mekanik. (Badash, 2005)
Ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara akibat suplai saraf
otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu
mendorong isi sepanjang usus, contohnya amiloidosis, distrofi otot, gangguan
endokrin, seperti diabetes militus, atau gangguan neurologis seperti penyakit
Parkinson (Sjamsuhidajat, 2003).
5

Ileus paralitik terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa


adanya obstruksi usus mekanik. Diduga, otot dinding usus terganggu dan gagal
untuk mengangkut isi usus. Kurangnya tindakan pendorong terkoordinasi
menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam usus.
Meskipun

ileus

disebabkan

banyak

faktor,

keadaan

pascaoperasi adalah keadaan yang paling umum untuk terjadinya


ileus. Memang, ileus merupakan konsekuensi yang diharapkan dari
pembedahan perut. Fisiologisnya ileus kembali normal spontan
dalam 2-3 hari, setelah motilitas sigmoid kembali normal. Ileus
yang berlangsung selama lebih dari 3 hari setelah operasi dapat
disebut ileus adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi. Sering,
ileus terjadi setelah operasi intraperitoneal, tetapi mungkin juga
terjadi setelah pembedahan retroperitoneal dan extra-abdominal.
Durasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah pembedahan
kolon. Laparoskopi reseksi usus dikaitkan dengan jangka waktu
yang lebih singkat daripada reseksi kolon ileus terbuka.
Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam.
Pasien dengan ileus

merasa tidak nyaman dan sakit, dan akan

meningkatkan risiko komplikasi paru. Ileus juga meningkatkan


katabolisme

karena

gizi

buruk.

Secara

keseluruhan,

ileus

meningkatkan biaya perawatan medis karena memperpanjang


rawat inap di rumah sakit (Badash, 2005).

Beberapa penyebab terjadinya ileus paralitik :

Trauma abdomen

Pembedahan perut (laparatomy)

Serum elektrolit abnormalitas


Hipokalemia
Hiponatremia
Hipomagnesemia
Hipermagensemia

Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)


1; Intrathorak
1; Pneumonia
2; Lower lobus tulang rusuk patah
3; Infark miokard
2; Intrapelvic (misalnya penyakit radang panggul)
3; Rongga perut
1; Radang usus buntu
2; Divertikulitis
3; Nefrolisiasis
4; Kolesistitis
5; Pankreatitis
6; Perforasi ulkus duodenum

Iskemia usus
1; Mesenterika emboli, trombosis iskemia

Cedera tulang
1; Patah tulang rusuk

2; Vertebral Retak (misalnya kompresi lumbalis Retak )

Pengobatan
1; Narkotika

2; Fenotiazin
3; Diltiazem atau verapamil
4; Clozapine
5; Obat Anticholinergic

2.2 PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan
setelah terjadinya obstruksi, tanpa memandang penyebab obstruksi tersebut apakah
karena penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan yang tampak adalah bila ileus
tersebut disebabkan oleh penyebab non mekanik maka peristaltik usus dihambat
dari permulaan, sedangkan pada ileus karena penyebab mekanik maka peristaltik
mula-mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang.
Semua etiologi ileus menyebabkan usus di bagian distal kolaps, sementara
bagian proksimal berdilatasi. Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih
keras sebagai usaha alamiah dan akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang.
Usus yang berdilatasi menampung cairan dan gas yang merupakan hasil akumulasi
cairan dan gas yang menyebabkan distensi usus. Distensi usus tidak hanya pada

daerah sumbatan tapi dapat menjalar ke daerah proksimal. Distensi yang


menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah
berkurang (iskemik) dan dapat terjadi perforasi.
Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri
kolik abdomen dan penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah. Pada
obstruksi usus dengan stranguasi, terdapat penjepitan yang menyebabkan gangguan
peredaran darah sehingga terjadi iskemia, nekrosis kemudian gangren. Gangren ini
kemudian menyebabkan tanda toksis yang terjadi pada sepsis yaitu takikardia, syok
septik dengan leukositosis.
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus
karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi
strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi
kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan
elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan
atau ruptur sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding
caecum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur
bila terlalu tegang. Bila terjadi ruptur maka akan timbul perforasi yang memperberat
keadaan pasien.

2.3 GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung


kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya
lebih hebat dan menetap.
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang
bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya
flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang
hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai
perasaan perut yang melilit.
Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah
yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah
distensi usus yang jelas sekali, muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna
cairan muntah kecoklatan.
Gambaran klinis ileus paralitik pada umumnya sama dengan ileus obstruktif
terdapat juga perbedaannya:
Nyeri
Darm contour
Darm steifung
Bunyi bising usus
Rectal toucher

Ileus paralitik
kontinu
+
menghilang
terowongan

Ileus obstruktif
Kolik
+
+
Meningkat
Kolaps

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1; Foto Polos Abdomen

Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak
yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen

10

harus dilakukan secara segera tanpa perlu persiapan. Pada kasus abdomen akut
diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu :
1; Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi antero-

posterior (AP)
2; Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan, dengan

sinar horizontal proyeksi AP


3; Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah horizontal, proyeksi

AP.
Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup
seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan ukuran kaset dan film
ukuran 35x 45cm.
Hal hal yang dapat dinilai pada foto foto di atas ialah:
1; Posisi terlentang (supine)
-

Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan dan kiri
baik atau menghilang.

Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya pelembungan
(bulging).

Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.

Kontur ginjal kanan dan kiri.

Gambaran udara usus :

Normal

Pelebaran lambung, usus halus, kolon

Penyebaran dari usus usus yang melebar

Keadaan dinding usus

11

Jarak antara dua dinding usus yang berdampingan

2; Posisi duduk atau setengah duduk atau tegak ( Erect)


-

Gambaran udara bebas di bawah diafragma

3; Posisi tiduran miring ke kiri ( left lateral dekubitus)


-

Hampir sama seperti posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati
dengan dinding abdomen

2; Barium Enema

Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan


kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan
radiologi alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam
berwarna putih, berat dan tidak mudah larut dalam air. Garam tersebut diaduk
dengan air dalam perbandingan tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi
tersebut diminum oleh pasien pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus
atau dimasukkan lewat kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).
Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga
menimbulkan bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien meminum suspensi
barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam
lambung, kemudian dibuat foto foto dalam posisi yang di perlukan. Pemeriksaan
radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbatas pada pasien
dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat
jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos
abdomen.

3; CT-Scan Abdomen

12

CT ( Computed Tomograhy) merupakan metode body imaging dimana sinar


X yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan mengatur jumlah sinar x
yang diteruskan kepada pasien untuk menyinari targetnya. Komputer akan segera
menganalisa data dan mengumpulkan dalam bentuk potongan cross sectional. Foto
ini juga dapat disimpan, diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film.
Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai
adanya strangulasi. CTScan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya
kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. CTScan harus
dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

RADIOLOGI ILEUS
Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :
1; Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di

proksimal daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan
(Herring Bone Appearance). Gambaran ini didapat dari pengumpulan gas dalam
lumen usus yang melebar.
2; Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan adanya air fluid

level dan step ladder appearance.


3; Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air

fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti
ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di
kolon. Gambaran yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air
fluid level.

13

Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan
hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi
hanya sebagai pelengkap saja, pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus
yang sulit atau untuk dapat memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa prabedah.

Ileus obstruktif letak tinggi

14

Pada ileus obstruktif letak tinggi tampak dilatasi usus di proksimal


sumbatan (sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan kolaps
usus dibagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang
terdilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena
dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk
gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai
kostanya. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek
yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance
karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang mengalami
distensi.
Ileus Obstruksi Letak Rendah

15

16

Pada ileus obstruktif letak rendah tampak dilatasi usus di proksimal


sumbatan (sumbatan di kolon) dan kolaps usus di bagian distal
sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi
memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding
usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran
penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen.
Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk
seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena cairan
transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid level
yang panjang-panjang di kolon.

17

Ileus Paralitik

Semilunar
shadow

18

Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari


gaster sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang mengalami
dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua
dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran
penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen.
Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk
seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus
halus dan air fluid level yang panjang-panjang di kolon.

TERAPI
;

Ileus obstruksi

Pengelolaan ileus obstruktif adalah sebagai berikut:

Pemasangan sonde lambung

Penderita dipuasakan

Perbaikan kadar elektrolit

Tindakan bedah diperlukan bila terjadi:


;

Strangulasi

Obstruksi totalis

Hernia inkarserata

Tidak ada perbaikan pada pengobatan konservatif

Ileus paralitik

19

Pengelolaan ileus paralitik adalah dengan konservatif. Tindakannya


berupa dekompresi dengan pipa nasogastrik, menjaga cairan dan
elektrolit, mengobati kausa atau penyakit primer dan pemberian
nutrisi yang adekuat.

Bab III
PENUTUP

Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang


terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi
dinding

usus

sehingga

menyebabkan

penyumbatan

lumen

usus.

Pemeriksaan radiologi pada ileus obstruktif akan tampak dilatasi usus di


proksimal sumbatan dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.
Ileus paralitik merupakan suatu keadaan dimana usus gagal atau
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya.
Pemeriksaan radiologi pada ileus paralititk akan menunjukkan adanya
dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum.
Jika ileus obstruktif berlangsung lama maka bisa terjadi ileus paralitik.
Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif, maka hal ini
sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan oleh ketersediaan
sarana dan prasarana yang sesuai, keterampilan dokter, dan kemampuan ekonomi pasien.
Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga akan mempengaruhi pola

20

manajemen pasien ileus yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas ileus. Faktor-faktor
tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari satu daerah terhadap daerah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

David A lisle. Imagining for student : Gastrointestinal System. 2nd edition, New York :
Oxford University press inc. 2005.
Davin Sutton. A textbook of Radiology & Imagng. Fifth edition. Volume 2. Churcill
Livingston 1992.
Djumhana, Ali. Buku Ajaran Penyakit Dalam, jilid II. Edisi III. Depaertemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UKI. Jakarta 2001
Fred. Amttler Jr. Essential of Radology: gastrointestinal system. 2nd. Edition. Departermen
of Radiology, New Mexic Federal Regional center. 2005.
Meschan, M.D Isodare, synopsis of Analystis of roetgan sign in general radiology,
international Eddition: sign in general radiologi: International Eddition
Samsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. 2004
http://dokmud.wordpress.com
http://medscape.com

21

22

Anda mungkin juga menyukai