PENDAHULUAN
Malnutrisi
adalah
suatu
keadaan
defisiensi,
kelebihan
atau
BAB II
LAPORAN PRESENTASI KASUS
2
I. IDENTITAS PENDERITA
II.
Nama
: Halim
Umur
: 1 bulan 9 hari
Tanggal lahir
: 31 Juli 2014
Alamat
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Tanggal masuk RS
: 2 September 2014
Tanggal Pemeriksaan
: 9 September 2014
No. RM
: 1-01-29-09
ANAMNESA
Keluhan Utama
KeluhanTambahan
: Demam, kejang
RiwayatPenyakitSekarang
: ASI
III.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Frekuensi nadi
: 170 kali/menit
Frekuensi nafas
: 36 kali/menit
Suhu tubuh
: 37,2 C
b. Data Antropometri
Berat badanlahir
Berat badan sekarang
Panjang badan
Lingkar kepala
LILA
: 3200 gr
: 2000 gr
: 48 cm
: 34 cm
: 7,5 cm
STATUS INTERNUS
a. Kulit
Warna
: Putih
Turgor
: Cepat kembali
Sianosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Udema
: (-)
Anemia
: (-)
b. Kepala
Bentuk
Wajah
Mata
Telinga
: Serumen (-/-)
Hidung
Mulut
Bibir
Lidah
Tonsil
Faring
c. Leher
Inspeksi
Palpasi
d. Thorax
Paru
Kanan
Kiri
Inspeksi
Depan
Simetris, retraksi
Simetris, retraksi
Belakang
(-/-)
Simetris, retraksi
(-/-)
Simetris, retraksi
(-/-)
(-/-)
Palpasi
Depan
Belakang
Fremitus Normal
Fremitus Normal
Fremitus Normal
Fremitus Normal
Depan
Vesikuler
Rhonki (-/-),
Vesikuler
Rhonki (-/-),
Belakang
wheezing (-/-)
Vesikuler
Rhonki
wheezing (-/-)
Vesikuler
Rhonki
(-/-),wheezing (-/-)
(-/-),wheezing (-/-)
Auskultasi
e.
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Abdomen
Inspeksi
: Distensi (-)
Palpasi
Auskultasi
g.
h.
i.
Genetalia
Anus
Tulang Belakang
j.
Ekstremitas
Sianosis
Inferior
Kanan
Kiri
-
Oedema
Pucat
Fraktur
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium (2 september 2014)
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Natrium
Kalium
Clorida
Hasil
10,4
26.2
529
30
129
5.1
99
Nilai rujukan
9-14 gr/dl
5-19.5 x 103/ul
150-450 x 103/ul
53-63 %
135-145 mmol/dl
3.5-4.5 mmol/dl
90-110 mmol/dl
Hasil
9
19.8
2.9
355
26
0
0
57
37
6
Nilai rujukan
9-14 gr/dl
5-19.5 x 103/ul
4.4-5.8 x 106/ul
150-450 x 103/ul
53-63 %
0-6 %
0-2 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %
DIAGNOSIS
Malnutrisi akut berat + spina bifida type meningocele + anemia
neonatorum + post VP shunt e.c hidrosephalus + suspek sepsis neonatorum
VI. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
-
Non medikamentosa
- Stimulasi usia 0-3 bulan
VII. PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
BAB III
ANALISA KASUS
Telah diperiksa seorang bayi laki-laki usia 1 bulan 9 hari di RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 9 September 2014 dengan keluhan
utama benjolan di punggung. Pasien didiagnosa dengan malnutrisi akut berat +
spina bifida type meningocele + anemia neonatorum + post VP shunt e.c
hidrosephalus + suspek sepsis neonatorum. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
3.1 Diagnosis
Dari anamnesis didapatkan bahwa Pasien rujukan dari RS Idi Rayeuk
dibawa oleh ibunya dengan keluhan benjolan di punggung bawah yang sudah ada
sejak lahir. Benjolan awalnya kecil, lama kelamaan membesar. Benjolan juga
mengeluarkan cairan bening sejak 1 minggu SMRS. Pada benjolan tersebut
terdapat lubang yang mengeluarkan cairan yang tidak tentu waktunya. Menurut
ibu pasien, pasien juga mengalami demam yang naik turun sejak 2 hari SMRS dan
mengalami kejang 2 minggu yang lalu lebih dari 10 kali selama kurang dari 1
10
menit dan saat ini tidak kejang lagi. Menurut ibu pasien, berat badan pasien
menurun beberapa hari setelah operasi VP shunt. Bayi menghisap kuat, menangis
lemah, gerakan tangan dan kaki aktif.
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang
cukup,
malnutrisi
dapat
juga
disebut
keadaaan
yang
disebabkan
oleh
11
bawah kulit yang menggunakan ukuran dan standar tertentu. Indeks antropometri
yang paling sering digunakan ialah BB/U, TB/U dan BB/TB. 4
Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan
rendah menurut umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti
masalah malnutrisi baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat
membedakan apakah penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks TB/U
dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik. Untuk anak
dibawah dua tahun, istilah panjang badan-umur digunakan sementara istilah TB/U
digunakan untuk anak dua tahun dan ke atas. TB/U yang rendah menandakan tumbuh
kembang yang terbantut. Indeks BB/TB digunakan untuk mengenal pasti apakah
malnutrisi yang dialami adalah akut ataupun baru saat ini. BB/TB berguna untuk
mengukur efek malnutrisi jangka pendek apakah karena penyakit ataupun perubahan
pola makan.4
Simpangan Baku
2 SD
-2 sampai +2 SD
< -2 sampai -3 SD
< -3 SD
-2 sampai +2 SD
< -2 SD
2 SD
-2 sampai +2 SD
< -2 sampai -3 SD
< -3 SD
TB/U
BB/TB
Status gizi
Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk
Normal
Pendek
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat Kurus
3.2 Tatalaksana
Prinsip dasar penanganan KEP di rumah sakit ada 10 langkah utama
(diutamakan penanganan kegawatan) yaitu penanganan hipoglikemi, penanganan
hipotermi, penanganan dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit,
pengobatan infeksi, pemberian makanan, fasilitasi tumbuh kejar, koreksi
defisiensi nutrisi mikro, melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental,
perencanaan tindak lanjut setelah sembuh. Penanganan umum ini terbagi dalam 3
fase yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut.
12
Segera
beri
F-75
pertama
atau
modifikasinya
bila
penyediaannya
memungkinkan.
Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan
glukosa atau gula 10% (1 sendok teh gula dalam 50 ml air) secara oral atau
melalui NGT.
Lanjutkan pemberian F-75 setiap 23 jam, siang dan malam selama minimal
dua hari.
Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F75.
13
Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena
Pemantauan
Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah
-
setelah 30 menit.
Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberian larutan
Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).
Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut
hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau
lampu di dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya
(dari kulit ke kulit: metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik,
Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36.5 C
atau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam. Hentikan
malam hari
Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia
14
Pencegahan
-
Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang bebas
kering
Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi,
di malam hari
Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin,
sepanjang hari, siang dan malam.
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat
dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat disbanding
jika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
15
5. Mengobati infeksi
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam,
seringkali tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi.
Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat
mereka datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik. Hipoglikemia
dan hipotermia merupakan tanda infeksi berat.
16
Tatalaksana
Berikan pada semua anak dengan gizi buruk:
Antibiotik spektrum luas
Vaksin campak jika anak berumur 6 bulan dan belum pernah
mendapatkannya, atau jika anak berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi
sesuai.
Beri obat antimalaria bila pada apusan darah tepi ditemukan parasit malaria.
Walaupun tuberkulosis merupakan penyakit yang umum terdapat, obat anti
tuberkulosis hanya diberikan bila anak terbukti atau sangat diduga menderita
tuberkulosis.
Pemantauan
Jika terdapat anoreksia setelah pemberian antibiotik di atas, lanjutkan
pengobatan sampai seluruhnya 10 hari penuh. Jika nafsu makan belum membaik,
lakukan penilaian ulang menyeluruh pada anak.
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
Semua anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin dan mineral.
Meskipun sering ditemukan anemia, jangan beri zat besi pada fase awal, tetapi
tunggu sampai anak mempunyai nafsu makan yang baik dan mulai bertambah
17
berat adannya (biasanya pada minggu kedua, mulai fase rehabilitasi), karena zat
besi dapat memperparah infeksi.
Tatalaksana
Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu:
- Multivitamin
- Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)
- Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
- Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
- Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai fase rehabilitasi)
- Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke 1 (kecuali bila telah diberikan
sebelum dirujuk), dengan dosis seperti di bawah ini :
Umur
<6 bulan
6 12 bulan
1 5 tahun
dosis
50 000 (1/2 kapsul biru)
100 000 (1 kapsul biru)
200 000 (1 kapsul merah)
Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3
bulan terakhir, beri vitamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.
7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
Pada fase awal, pemberian makan (formula) harus diberikan secara hatihati sebab keadaan fisiologis anak masih rapuh.
Tatalaksana
Sifat utama yang menonjol dari pemberian makan awal adalah:
- Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas maupun
-
rendah laktosa
Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari penggunaan parenteral
Energi: 100 kkal/kgBB/hari
Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)
Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa jumlah
F-75 yang ditentukan harus dipenuhi seperti di bawah ini:
Hari
ke :
12
35
6 dst
Frekuens
i
2 jam
3 jam
4 jam
Volume/kgBB/pemberian
Volume/kgBB/hari
11 ml
16 ml
22 ml
130 ml
130 ml
130 ml
18
Pada anak dengan nafsu makan baik dan tanpa edema, jadwal di atas dapat
dipercepat menjadi 2-3 hari. Jika jumlah petugas terbatas, beri prioritas untuk
pemberian makan setiap 2 jam hanya pada kasus yang keadaan klinisnya paling
berat, dan bila terpaksa upayakan paling tidak tiap 3 jam pada fase permulaan.
Libatkan dan ajari orang tua atau penunggu pasien.
Pemberian makan sepanjang malam hari sangat penting agar anak tidak
terlalu lama tanpa pemberian makan (puasa dapat meningkatkan risiko kematian).
Apabila pemberian makanan per oral pada fase awal tidak mencapai kebutuhan
minimal (80 kkal/kgBB/hari), berikan sisanya melalui NGT. Jangan melebihi 100
kkal/kgBB/hari pada fase awal ini.
Pada cuaca yang sangat panas dan anak berkeringat banyak maka anak
perlu mendapat ekstra air/cairan.
Pemantauan
Pantau dan catat setiap hari:
100.
Setelah transisi bertahap, beri anak:
19
kemampuan anak)
energi: 150-220 kkal/kgBB/hari
protein: 4-6 g/kgBB/hari.
Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi pastikan
anak sudah mendapat F-100 sesuai kebutuhan karena ASI tidak mengandung
cukup energi untuk menunjang tumbuh-kejar. Makanan-terapeutik-siap-saji
(ready to use therapeutic food = RUTF) yang mengandung energi sebanyak 500
kkal/sachet 92g dapat digunakan pada fase rehabilitasi.
Pemantauan
Hindari terjadinya gagal jantung.
Amati gejala dini gagal jantung (nadi cepat dan napas cepat). Jika nadi
maupun frekuensi napas meningkat (pernapasan naik 5x/menit dan nadi naik
25x/menit), dan kenaikan ini menetap selama 2 kali pemeriksaan dengan jarak 4
jam berturut-turut, maka hal ini merupakan tanda bahaya (cari penyebabnya).
Lakukan segera:
-
dijelaskan sebelumnya.
atasi penyebab
Penilaian kemajuan
Kemajuan terapi dinilai dari kecepatan kenaikan berat badan setelah taha
Timbang dan catat berat badan setiap pagi sebelum diberi makan
Hitung dan catat kenaikan berat badan setiap 3 hari dalam gram/kgBB/hari
Jika kenaikan berat badan:
- kurang (< 5 g/kgBB/hari), anak membutuhkan penilaian ulang lengkap
- sedang (5-10 g/kgBB/hari), periksa apakah target asupan terpenuhi, atau
-
20
memandikan, bermain)
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
Bila telah tercapai BB/TB > -2 SD (setara dengan >80%) dapat dianggap
anak telah sembuh. Anak mungkin masih mempunyai BB/U rendah karena anak
berperawakan pendek. Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap
dilanjutkan di rumah.
-
21
Jika anak dipulangkan lebih awal, buatlah rencana untuk tindak lanjut
sampai anak sembuh:
Hubungi unit rawat jalan, pusat rehabilitasi gizi, klinik kesehatan local untuk
melakukan supervisi dan pendampingan.
Anak harus ditimbang secara teratur setiap minggu. Jika ada kegagalan kenaikan
berat badan dalam waktu 2 minggu berturut-turut atau terjadi penurunan berat
badan, anak harus dirujuk kembali ke rumah sakit.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Syam Fahrial. Malnutrisi. Dalam: Sudojo A, Bambang S, Alwi I,
Simbadibrata M, Setiadi S, Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009;355 65
2. Hidajat B, Irawan R, Hidjati S. Kurang Energi Protein (KEP)
http://pediatrik.com/pdt/07110-rswg255.html
3. Anonim-1. 2008. Early Detection and Referral of Children with Malnutrition.
British Medical Bulletin.
4. Direktorat Gizi Masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Gizi
Buruk. Jakarta: Depkes RI Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. 2008; 1
5. Susanto J.C, Mexitalia M, Nasar S. Malnutrisi Akut Berat dan Terapi Nutrisi
Berbasis Komunitas. Dalam: Syarif D, Lestari E, Mexitalia M, Nasar S,
penyunting. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik jilid 1
cetakan I. Jakarta: IDAI.2011;128 45
23