Anda di halaman 1dari 15

Hamdani Aditya Gunawan

1211C1054
S1-B Analis Medis

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel


darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru
paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna
merah.

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah


sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur
hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa
komponen darah yang lain.
Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi
sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian
dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia
yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran
khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar
yang berhasil diserap oleh hemoglobin.

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya


banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Nilai tersebut dapat berbeda pada


masing masing laboratorium namun tidak
akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula
laboratorium yang tidak membedakan
antara lelaki atau perempuan dewasa
dengan lelaki atau perempuan tua.

Kadar hemoglobin dalam darah yang


rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada
banyak penyebab anemia diantaranya yang
paling sering adalah perdarahan, kurang
gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan
kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin
bawaan.

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat


dijumpai pada orang yang tinggal di daerah
dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit seperti radang paru paru, tumor
dan gangguan sumsum tulang juga bisa
meningkatkan kadar hemoglobin.

a.

Keasaman atau pH

b.

PO2 atau tekanan parsial O2

c.

PCO2 atau tekanan parsial CO2

d.

Temperatur atau suhu

e.

BPG

Keasaman bertambah atau pH semakin turun dan kadar ion


H+ meningkat akan melemahkan ikatan antara oksigen dan
hemoglobin sehingga kurva disosiasi oksigen-hemoglobin
bergerak ke kanan (Afinitas Hb terhadap O2 berkurang )
sehingga menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak
oksigen ke jaringan. Misal peningkatan asam laktat dan
asam karbonat yang dihasilkan oleh jaringan yang aktif
secara metabolic.
Keasaman turun atau PH naik afinitas Hb terhadap O2
bertambah sehingga kurva disosiasi oksigen hemoglobin
bergerak ke kiri (afinitas Hb tehadap O2 Bertambah) dan
hemoglobin banyak mengikat O2. Hb bekerja sbg buffer utk
ion H+ .

Apabila PO2 darah meningkat , misalnya seperti di


kapiler paru, Hb berikatan dg sejml besar O2
mendekati 100% jenuh, PO2 60-100 mmHg : Hb >/90%
jenuh (afinitas Hb terhadap O2 bertambah) dan kurva
disosiasi oksigen hemoglobin bergerak ke kiri.
Dan apabila PO2 menurun, misal di kapiler sistemik PO 2
antara 40 & 20 mmHg (75-35% jenuh) : sejml besar O 2
dilepas dr Hb setiap penurunan PO2 , afinitas Hb
terhadap O2 berkurang dan kurva disosiasi oksigen
hemoglobin bergeser ke kanan.

PCO2 darah meningkat di kapiler sistemik sehingga CO 2


berdifusi dari sel ke darah mengikuti penurunan
gradiennya menyebabkan penurunan afinitas Hb
terhadap O2 (Hb lebih banyak membebaskan O2) kurva
disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kanan.
PCO2 darah menurun di kapiler paru sehingga CO 2
berdifusi dari darah ke alveoli menyebabkan
peningkatan afinitas Hb terhadap O2 ( Hb lebih banyak
mengikat O2) kurva disosiasi oksigen hemoglobin
bergeser ke kiri.

Panas yang dihasil reaksi metabolism dari


kontraksi otot melepaskan banyak asam & panas
menyebabkan temperatur tubuh naik dan sel aktiv
perlu banyak O2 memacu pelepasan O2 dr oksiHb
(afinitas Hb tehadap O2 berkurang) kurva
bergeser ke kanan.
Hipotermia menyebabkan metabolisme sel lambat
sehingga O2 yang dibutuhkan jaringan sedikit
pelepasan O2 dari Hb juga lambat (afinitas Hb
terhadap O2 berkurang) dan kurva disosiasi
oksigen hemoglobin bergeser ke kiri.

Peningkatan BPG yang dihasikan dari suatu metabolit


glikolisis dan terdapat dalam darah sehingga Hb
berikatan dg BPG dapat mengurangi afinitas Hb thd
O2 dan kurva bergeser ke kanan. Hormon tiroksin,
GH, epinefrin, norepi & testosteron dapat
meningkatkan pembentukan BPG dan kadar BPG
meningkat pada orang yg tinggal di dataran tinggi.
Penurunan BPG di darah menyebabkan ikatan Hb
terhadap O2 semakin kuat karena Hb tidak diikat
oleh BPG afinitas Hb terhadap O2 bertambah, kurva
disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kiri.

Anda mungkin juga menyukai