Anda di halaman 1dari 9

III.

JEMBATAN GANTUNG
III.1.
Perencanaan Teknis
a.
Survei Lokasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan survei sama dengan yang tertulis pada
jembatan bambu. ( Secara umum pelaksanaan survey lokasi sama untuk pembangunan
jembatan jenis apa saja)
b.
Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi dari material bambu setelah diperoleh bentang yang
dibutuhkan, ukuran lebar 1,5 meter dan panjang maksimum 60 meter. Bentang (m) H (m) f
(m) seling Pengaku kabel Utama
f
(m) 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 3,0 3,5 4,0 5,0 6,0 7,0 7,5 8,0 9,0 10,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
4,0 4,5 5,0 5,5 6,0
3/8
1/2
1/2
1/2
5/8
5/8
5/8
3/4
3/4
3/4
1/2
5/8
5/8
3/4

3/4
7/8
7/8
1
1 1/8
1 1/4
0,31 0,42 0,52 0,62 0,73 0,83 0,94 1,04 1,15 1,25

.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut : a.
Pembersihan lokasi b.
Persiapan material c.
Pekerjaan konstruksi jembatan d.
Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan sama dengan jembatan bambu.
b.
Persiapan Material
Material yang disiapkan sebelum pelaksanaan pembangunan yaitu : -

Tiang utama (Pylon), dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan di lapangan hanya tinggal merakit
dan menyetel pada lantai pondasi. Klem, kabel sling, besi penggantung, warfel, dll jumlahnya tergantung kebutuhan, jadi
ditentukan pada saat perencanaan. Kayu balok, papan, paku untuk lantai jembatan. Batu belah, pasir dan semen unutk pondasi.
c.
Pemasangan Konstruksi Jembatan
1)
Penentuan as jembatan dengan menggunakan patok kayu, ketinggian jembatan ditentukan
pada patok tersebut. Usahakan jembatan berdiri pada posisi datar. 2)
Gali pondasi untuk dudukan pylon dan pondasi angker.
1)
Pasang tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada hubungan antara
tiang pylon dan pondasi dikencangkan. Pengaku dari besi siku dipasang melintang pada
ujungatas pylon dengan baut. 2)
Pasang kabel dengan menghubungkan dua blok angker di kedua tepi sungai melalui kedua
puncak (rol) pylon yang dilewati. Sambungan kabel dan blok angker harus menggunakan
warfel. 3)
Pasang besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I) yang paling
dekat dengan Pylon. 4)
Pemasangan bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I. Untuk kelancaran
kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara. (dari bambu/papan/balok kayu).
5)
Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar. 6)
Pasang gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang. Penyambungan gelagargelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus seling-seling). 7)
Pasang lantai jembatan
II.1.
TEKNIS PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut : a.

Pembersihan lokasi b.
Persiapan material c.
Pekerjaan konstruksi jembatan d.
Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk pembangunan
jembatan pada umumnya.
b.
Persiapan Material
Jembatan Kayu Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm Papan kayu dimensi 8/25 cm Kayu kaso/usuk 5/7 Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm Paku, tali sabut Sirtu (40% pasir dan 60% batu) Batu kali Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana Jembatan Kayu Gelagar Besi
Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter 24 s/d 40
cm Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi Papan kayu tebal 8/25 Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10 Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm Paku dan mur baut Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu) Batu kali -

Material lainnya sesuai dengan gambar rencana


c.
Pemasangan Konstruksi Jembatan
1.
Penentuan as jembatan Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan
tinggi patok, yang kemudian tarik benang pada patok tersebut. 2.
Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
tentukan rencana ukuran pondasi batu kali gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras. hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan. Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana ukuran
pondasi. Tempatkan balok kayu dimensi 30 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi beton
12 mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.
Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
Gali tanah sedalam 50 cm, lebar 150 cm Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan jarak bersih
30 cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama. Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama sebagai
pondasi lapis kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan takikan 5 cm. Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan
lapisan pertama. Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan
lapisan kedua. Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah pondasi, untuk
balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm. Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 -3 cm yang
dipadatkan lapis demi lapis.

Catatan
:
Untuk pondasi langsung tipe balok kayu susunan yang digunakan sama dengan jarak antar
balok 30 cm
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuik tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik. Pancangkan 6 batang kayu ukuran 30
30 cm yang ujung-nya telah diruncingkan pada posisi as jembatan, yang dipukul dengan
palu beton berat 100 kg ukuran 30 30 50 cm, dengan tinggi jatuh 50

100 cm. Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi jatuh 100
cm, jumlah penurunan kumulatif 5 m. Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian diklem
dengan plat besi 3 cm 3 mm dan diikat dengan kawat 3 mm Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 30 cm yang menghubungkan dua
tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi
beton 16 mm. Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang, panjang 3,5
meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit pada setiap tiang
pancang. 3.
Pemasangan gelagar jembatan dan lantai jembatan
a.
Gelagar kayu
Pemasangan gelagar balok dilakukan setelah kegiatan pondasi dan kepala jembatan,
pemasangan gelagar diatas balok tumpuan. Klem gelagar jembatan ke balok tumpu dengan
pondasi. Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25 dan pakukan ke gelagar jembatan. Pada
bagian lintasan roda dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
b.
Gelagar Besi

Gelagar besi tidak memerlukan balok tumpu, gelagar dipasang diatas pondasi Pasang lantai
jembatan dari kayu 8/25, yang diikat dengan 2 baut sekrup 10 mm dan plat pengapit ke
gelagar jembatan. Dibagian lintasan roda kendaraan dipasang papan 4/30 sepanjang
jembatan. 4.
Pemasangan sandaran pengaman (tiang sandaran/
hand railing
) Tiang sandaran dari kaso 5/7 dengan cara pasangnya yaitu memakukannya pada balok tepi.

V.
JEMBATAN BETON
Untuk desain dan konstrusi jembatan beton konsultan pendamping dapat menggunakan
Standar Bina Marga / KIMPRASWIL untuk jalan kabupaten. Keuntungan dan kerugian
penggunaan jembatan beton dibanding jembatan kayu atau jembatan gelagar besi, antara lain:
Keuntungan
Masa pakainya lebih lama Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah daripada gelagar besi Dapat dibangun di tempat yang tidaj ada kayu dan pengangkutan gelagar besi sangat
sulit/relatif mahal Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton yang
notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur beton dan cara
pengerjaannya.
Kerugian
Perlu ketrampilan khusus dalam desain Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan lokasi
bangunan Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan -

Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu pondasi
yang terjamin kuat Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih berbahaya Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan proporsi dana untuk bahan
lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan oleh masyarakat
sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada konsultan dan pemngawas.
Mereka tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat diterapkan pada kebutuhan lain-lain.
Persyaratan untuk Jembatan Beton

Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa pembatasan dan
persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut : 1.
Ukuran bentang dibatasi yaitu 6 meter. Untuk bentang lebih panjang harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan inti dan Pimpro berdasarkan hasil dan temuan di lapangan, dan
hal ini perlu didukung dengan alasan yang sangat kuat 2.
Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton 3.
Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan pembuatan
struktur yang sama. Orang tersebut harus siap bekerja di tempat jembatan selama pelaksanaan
jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas lokasi proyek lain. 4.
Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau pengeboran (
soil auger
).
Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang mempunyai sifat tanah kurang stabil dan daya tahan lemah.

Jembatan beton untuk lokasi dengan tanah kurang baik memerlukan suatu penelitian yang
cukup mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan pondasi yang rumit dan mahal.
Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pedoman operasional program.

Anda mungkin juga menyukai