Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

January 8th, 2010 Related Filed Under PEMECAHAN PERMASALAHAN KECELAKAAN LALU LINTAS Diajukan sebagai tugas makalah / karangan ilmiah bahasa Indonesia Jon MT Putra Siahaan NPM : 36409958 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIFERSITAS GUNADARMA BEKASI 2010 PENDAHULUAN Peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan mobilitas masyarakat, yang pada gilirannya akan menuntut layanan lalu lintas, berupa tingkat keselamatan lalu lintas. Disisi lain peningkatan peningkatan mobilitas masyarakat tersebut ternyata juga dapat membawa dampak yang negatif karena tidak siapnya nilai dan prilaku sosial itu sendiri maupun orang lain. Tata sosial tersebut berupa ketidakdisiplinan lalu lintas yang merupakan prasyarat mutlak guna meningkatkan meningkatkan lalu lintas di jalan. LATAR BELAKANG Masalah kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari akibat perkembangan industri perakitan kendaraan bermotor di Indonesia, serta kemampuan daya beli masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor. Faktor lain juga bisa menjadi kendala dan tantangan dalam mencegah kecelakaan lalu lintas, misalnya kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk, pertambahan jumlah kendaraan, peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat, disiplin lalu lintas yang rendah, serta ketidaktegasan petugas terhadap pemberian Surat Izin Mengemudi dan memberikan sanksi terhadap pengguna jalan yang melanggar peraturan lalu lintas. BAB 1 LANDASAN TEORI Fakor kecelakaan lalu lintasn secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor utama yaitu : 1. Faktor manusia.

2. Faktor kendaraan. 3. Faktor jalan. 4. Faktor lingkungan. 1.1. FAKTOR MANUSIA Faktor penyebab kecelakaan oleh manusia dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah mengemudi dalam keadaan pengaruh alkohol, narkoba, atau dalam keadaan lelah, lengah akibat aktivitas lain, menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan kurang waspadanya sipengemudi dalam mengendarai kendaraannya. Terutama pada malam hari yang banyak terdapat sinar dari lampu kendaran lain yang bergerak berlawanan arah sehingga menyilaukan pandangan. 1.2. FAKTOR KENDARAAN Faktor dari kendaraan yang dapat menyebabkan kecelakaan adalah kondisi kendaraan yang kurang baik, misalnya alat penereman pada kendaraan tidak berfungsi dengan sempurna, atau sering disebut dengan istilah blong. Kemudian alat penerangan pada kendaraan yang yang kurang baik sehingga menggangu penglihatan sipengemudi dalam mengendarai kendaraannya, 1.3. FAKTOR JALANAN Faktor jalan sebagai penyebab kecelakaan pada ruas jalan umumnya disebabkan oleh design tikungan yang tidak memenuhi syarat, lebar jalan yang tidak memenuhi, kerusakan pada permukaan jalan akibat overload kendaraan berat, dan kemacetan yang disebabkan gangguan-gangguan seperti di atas. 1.4. FAKTOR LINGKUNGAN Faktor lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan disepanjang ruas jalan antara lain disebabkan oleh banyaknya kegiatan sosial ekonomi seperti pusat pertokoan, pasar dan rumah sakit. Kecelakaan sering terjadi akibat tidak tersedianya fasilitas penyeberangan jalan dan trotoar sebagai tempat para pejalan kaki. Usaha-usaha penanganan keselamatan lalu lintas harus dilkukan secara interaktif antara faktor manusia, kendaraan dan jalan/lingkungan . kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan oleh situasi konflik dengan melibatkan pengemudi dan llingkungan ataupun kendaraan, dengan peran penting pengemudi untuk melakukan tindakan menghindari sesuatu. Jadi, tindakan menghindarmungkin atu tidak mungkin menyebabkanapa yang dikenal dengan kecelakaan / tabrakan. Fachrurrozy (1996) mengelompokkan faktor-faktor penyebab kecelakaan seperti yang telah disebutkan di atas. Dari keempat faktor tersebut, manusia memegang peranan yang amat dominant, bahwa faktor manusia menyumbang 80%-90% terjadinya kecelakaan. Sedangkan faktor lainnya hanya berperan sebesar 10%-20%. Ada dua pendekatan yang harus diterlebihdahulukan untuk menangani kecelakaan lalu lintas yaitu

1. Pendekatan Monokausal Pendekatan monokausal adalah kecelakaan lalu lintas yang diebabkan oleh satu penyebab, dimana pendekatan ini didasari atas beberapa anggapan, yaitu: a. Setiap kecelakaan adalah unik, berbeda antara saatu dengan yang lain. dengan demikian, anggapan ini menjadi tidak realistis karena akan sulit mencari penyebab kecelakaan yang berbeda dari berbu-ribu kecelakaan yang terjadi. b. Adanya accident prone driver, yaitu anggapan bahwa monokausal terjadi karena adanya prilaku pengemudi yang menyimpang. 2. Pendekatan Multikausal Pendekatan ini berusaha mengungkapkan sebab terjadinya kecelakaan dari berbagai faktor yang saling berinteraksi. Pendekatan ini realistic bila dibandingkan dengan pendekatan monokausal. Analisa kecelakaan berkaitan dengan penyelidikan secara terperinci setiap peristiwa kecelakaan, dan oleh sebab itu diperlukan konsistensi agar efektifitas penanganan kecelakaan dapat dievaluasi secara ilmiah. Kejadian kecelakaan lalu lintas sangat beragam, baik dari proses terjadinya maupun faktor penyebabnya. Fachrurrozy menyebutkan bahwa biasanya angka kecelakaan menempati salah satu dari 2 kategori besar yaitu populatin based rate (angka berdasarkan populasi) exposure based rate (angka berdasarkan perolehan) A. Population Based Rate A.1. Accident Rate per Km (angka kecelakaan per Km). Rumus umum yang digunakan untuk menghitung accident rate per Km adalah: A R= L dimana : R = angka kecelakaan total per Km setiap tahun A = jumlah total dari kecelakaan yang terjadi selama setahun

L = panjang bagian yang terkontrol (dalam Km) A.2. Death Rate Based On Population (angka kematian berdasarkan populasi) Angka ini menggambarkan jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lalu lintas per 100.000 populasi. Rumus umum yang digunakan adalah: B x 100.000

R= P

dimana : R = Angka kematian per 100.000 populasi.

B = Jumlah total kematian lalu lintas Dalam setahun. P = Jumlah populasi pada tahun yang bersangkutan. A.3. Death Rate Base On Registration (Angka kematian berdasarkan registrasi) Angka ini menggambarkan jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas per 10.000 registrasi kendaraan. Rumus umum yang digunakan adalah: C x 10.000 R= M dalam setahun M = Jumlah registrasi kendaraan Bermotor. B. Exposure Base Rate B.1. Accident Involvement Rate (Angka keterlibatan kecelakaan) Angka ini berguna untuk menghitung keterlibatan jumlah pengemudi dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam kecelakaan per 100 juta kendaraan. Rumus umum yang digunakan untuk menghitung accident involvement rate adalah : N x 100.000.000 R= V dimana : R = keterlibatankecelakaan per 100 juta kendaraan Km N = Total jumlah kecelakaan dimana : R = Angka kematian per 10.000 registrasi kendaraan C = Jumlah total kematian lalu lintas

V = Kendaraan Km dari perjalanan selama n tahun.

B.2. Accident Rate Based On Vehicle Angka kecelakaan lalu lintas dalam kasus ini diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per 100.000.000 kendaraan. Rumus umum yang digunakan adalah C x 100.000.00 R= V dimana : R = Angka kecelakaan per 100.000.000 kendaraan Km C = Jumlah kecelakaan dalam setahun

V = Kendaraan Km perjalanan dalam setahun B.3. Accident Rate Based On Black Spot Angka kecelakaan dalam kasus ini digunakan untuk menilai titik kerawanan suatu lokasi kecelakaan disepanjang ruas jalan. A x 1.000.000 Rsp = 365xTxV T = Waktu periose analisis V = LHR tahunan selama periode analisis. C. Severity Index (Indeks Kekerasan) Pengembangan penggunaan statistic untuk menggembarkan tingkat kekerasan relative, rumus umum yang digunakan untuk menghitung severity index adalah F SI = A dimana : SI = Severity index F = Banyaknya kefatalan (kematian) dalam setahun / waktu tertentu dimana : R = Angka kecelakaan untuk spot A = Jumlah kecelakaan selama periode analisis.

A = Jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan setahun. BAB 2 PROGRAM PEMECAHAN MASALAH KECELAKAAN LALU LINTAS

2.1. Tindakan Programatik Upaya pemecahan masalah kecelakaan lalu intas membutuhkan koordinasi dari semua pihak, baik Polisi, Pemda, maupun masyarakat. Sehingga program/upaya pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya tersebut diantaranya a. Mencari penyebab kecelakaan sehingga dapat dilakukan penanganan yang dibutuhkan. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menangani kecelakaan lalu lintas adalah menentukan perioritas masalah. b. Tahap analisis. Tahap ini merupakan telaahan faktor-faktor penyebab kecelakaan yang tidak terlepas dari telaahan system lalu lintas dan manusia. c. Tindakan. Berdasarkan analis dan pendekatan yang dilakukan, maka penanganan yang dilakukan meliputi : rekayasa lalu lintas, pendidikan dan penegakkan hukum. d. Kebijakan, realisasi dan evaluasi. Paket penanganan tersebut dapat dilakukan jika telah mendapatkan dukungan dari pemerintah serta adanya pengertian dan peran serta masyarakat. 2.2. Rencana Tindak (Mass Action Plan) Peningkatan keselamatan pada ruas jalan mempertimbangkan 4 element yang mempengaruhi operasi lalu lintas yaitu : pengemudi, kendaraan, jalan dan tikungan. Diantara 4 elemen tersebut, pengemudi merupakan penyumbang tertinggi penyebab kecelakaan lalu lintas. Traffic Engineer secara tidak langsung dapat mempengaruhi dewan pembuat undang-undang, mempengaruhi prosedur untuk mendapatkan SIM, perancangan kendaraan, dan program registrasi kendaraan. BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. KESIMPULAN Faktor manusia memberikan kontribusi terbesar dari total penyebab kecelakaan disepanjang ruas jalan. Perlu dilakukan penanganan secara terpadu dan terkoordinasi dari Polri, Pemda dan masyarakat untuk mengatasi tingginya tingkat kecelakaan disepanjang ruas jalan. Penanganan kecelakaan lalu lintas juga dapat dilakukan melalui tindakan programatik yang melibatkan seluruh unsur dalam lapisan masyarakat dan berorientasi untuk penanganan jangka panjang. Sedangkan penanganan dalam jangka pendek dilakukan melalui Mass Action Plan. 3.2. SARAN SARAN

Perlu dilakukan control yang sangat ketat dalam mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Jika dimungkinkan, pelaksanaan ujian untuk mendapatkan SIM melibatkan Perguruan Tinggi setempat. Selain itu perlu dilakukan kampanye keselamatan dan kewaspadaan pemakai jalan.

Anda mungkin juga menyukai