Angka kejadian alergi terhadap makanan tampaknya semakin
meningkat. Alergi makanan dapat mengakibatkan terganggunya kualitas hidup dari penderita maupun keluarganya. Enam hingga delapan persen anak berusia kurang dari 3 tahun pernah mengalami alergi makanan. Beberapa penelitian di masyarakat menunjukkan bahwa prevalensi alergi susu sapi terjadi pada 1,9-3,9% anak kecil. Oleh karena itu penting untuk mengetahui mengenai alergi makanan ini. Lactose Intolerance Adanya defisiensi terhadap enzim laktosa sehingga menyebabkan laktosa tidak dapat diserap oleh tubuh. Laktosa yang tidak diserap bersifat: 1. Osmotik aktif (menahan air) sehingga menyebabkan diare 2. Mengalami pembusukan, sehingga menimbulkan gas (kembung) Lactose intolerance dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a. Inherited Gejala : Diare saat minum susu, gangguan keseimbangan asam basa, hambatan pertumbuhan (kurang gizi). Terapinya dengan memberikan susu LLM (Susu rendah laktosa) b. Primary Pada saat bayi, penderita tahan susu, saat dewasa timbul gejala saat minum susu, seperti keram perut, diare, dan kembung tiap habis minum susu. Diduga karena keaktifan lactase berangsur kurang bila individu bertambah tua. Terapinya dengan minum susu sedikit demi sedikit agar enzim lactase terinduksi. c. Sekunder Tidak tahan laktosa karena penyakit usus, seperti tropical sprue, non topical sprue, kwasiokor, colitis, gastroenteritis, dan sesudah operasi ulcus peptikum Pemeriksaan Penunjang: 1. Pemeriksaan pH tinja Tinja pada keadaan normal memiliki pH 7-8 Pada keadaan malabsorbsi laktosa, akibat fermentasi laktosa oleh bakteri di usus besar yang membentuk asam lemak rantai pendek sehingga pH tinja menjadi rendah yaitu kurang dari 6. 2. Clinitest Berdasarkan prinsip reduksi tinja dengan ion cupri (CuSO4) dinyatakan malabsorbsi laktosa jika didapatkan lebih dari 0,5% bahan pereduksi (+2 sampai +4) 3. Lactose Tolerance Test Uji untuk mengukur kemampuan usus untuk mengabsorbsi laktosa. Dengan cara pasien dipuasakan semalam, dan berikan laktosa sebanyak 2gr/kgBB Pengobatan :
1. Penggantian susu dengan susu yangkandungan laktosanya
rendah atau sama sekali tidak mengandung laktosa 2. Pemberian yoghurt baik untuk dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa Alergi Susu Sapi (Cows Milk Spesific Enteropathy) Reaksi alergi yang ditimbulkan karena adanya reaksi imunologi terhadap protein susu yang bersifat antigen terhadap tubuh karena tidak dipecah menjadi asam amino. Gejala? Pemeriksaan: 1.Uji skin test Pengobatan : 1. Pemberian Susu Ekstensif Hidrolisat Merupakan alternative pengganti pada penderita alergi susu sapi karena mengandung protein susu sapi yang di hidrolisa Prognosis Baik, karena sekitar 50% bayi dengan alergi susu sapi sembuh dalam 1 tahun. Daftar Pustaka 1. Ulshen M. Intoleransi Diet Protein (Alergi Makanan). Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. 15th edition. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;1996. p. 1338-9. 2.Ulshen M. Gangguan Malabsorbsi. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. 15th edition. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;1996.1339-40. 3. Soeparto P. Alergi Makanan. Buku Ajar Ilmu Gastroenterologi Hepatologi. Jilid 1. 2nd edition. Jakarta: Gastroenterohepatologi IDAI;2011.p179-199 4. Tehuteru ES. Malabsorbsi Laktosa Pada Anak. J Kedokter Trisakti. 1999:18: 139-44