2
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.Terkait dengan
pengelolaansumber daya alam, amanat konstitusi tertinggi dalam
Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi, Bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuksebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat, ternyata menjadi ambivalensi
dan tumpang tindih antara kebijakan satu dengan yang lainnya.
Arah pembangunan yang ditujukan pada peningkatan ekonomi perkapita,
menyebabkan pemihakan oleh pihak investor melalui Negara cq
pemerintahyang menghalalkan pengeksploitasian lingkungan dan
memarjinalisasikanmasyarakat lokal. Sementara masyarakat lokal sendiri
mempunyaikepentingan masalah ekonomi, mereka banyak yang
menggantungkanhidupnya pada sumberdaya alam tersebut.Dari sekian
luas wilayah laut Indonesia, salah satu yang strategis danmemiliki potensi
besar adalah wilayah perairan Sulawesi Selatan. Yaituwilayah yang
meliputi selat Makassar dan perairan teluk Bone. Perairanyang
memisahkan antara Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan, danmenjadi
penghubung antara laut Sulawesi di bagian Utara dengan laut Jawadi
bagian Selatan. Sedangkan perairan teluk Bone adalah perairan di
bagiantimur provinsi Sulawesi Selatan yang memisahkan provinsi ini
dengan provinsi Sulawesi Tenggara.Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah
satu provinsi di indonesiayang secara geografis merupakan daerah
bebasis kelautan yang
sangat besar. Provinsi sulawesi selatan memiliki garis pantai sepanjang 1.
937 Kmdan luas perairan laut 266.877 Km2. Itu dikarenakan Dari 24
kabupatenyang terdapat di provinsi sulawesi selatan, 2/3 diantaranya
adalah kabupatenyang memiliki wilayah pesisir dan laut. Selain itu
provinsi sulawesi selatanmemiliki 263 pulau-pulau kecil yang tersebar di
beberapa kabupatendiantaranya makassar, kabupaten selayar, kabupaten
bone, dan kabupaten
pangkajene dan kepulauan (pangkep).
3
Gambar; peta Indonesia
(koleksi Andriany)
Semetara itu dengan keadaan geografis seperti itu, propvinsisulawesi
selatan memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar pula.Adapun
beberapa potensi yang dimiliki berdasarkan kategori diatas
adalah:1) sumberdaya alam yang dapat pulih (renewable resources) seper
ti perikanan, rumput laut, hutan bakau, tambak udang,
dan sebagainya2) sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resource
s) sepertisumberdaya minyak dan gas bumi serta tambang pasir besi
dan3) jasa lingkungan, seperti pariwisata bahari, industri kapal, dantransp
ortasi (
wordpres.com)
.Secara umum ada dua jenis teknologi menurut sumbernya yang
telahdikembangkan oleh masyarakat nelayan Sulawesi Selatan sampai
dewasaini.
Pertama
adalah yang dilahirkan oleh pengetahuan asli (
localknowledge
) dengan penggunaan keterangan yang bersifat partisipatif,assosiatif,
analogik dan orientatif yang seringkali berkaitan erat dengan
Indonesia merupakan Negara maritim terbesar di dunia. Hampir 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari laut dan sisanya
adalah pulau. Indonesia menyandang predikat Negara Maritim atau negara kepulauan, Konsekwensi sifat maritim itu
sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia
sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran.
Pentingnya pelayaran bagi Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan geografisnya, posisi Indonesia yang strategis
berada dalam jalur persilangan dunia, membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan
perekonomian Indonesia atau perdaganagan pada khususnya. Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari
berbagai
pulau
dan
juga
lautan
yang
luas.
Dalam mengolah dan membangun sumberdaya maritim di Indonesia diperlukan adanya kearifan lokal. Kata kearifan
berasal dari kata arif yang berarti bijaksana, cerdik, pandai, berilmu, paham, dan mengerti. Adapun kata kearifan
berarti kebijaksanaan, kecendekiaan (Tim Penyusun Kamus PPPB, 1995:56).berdasarkan pengertian tersebut, di sini
kearifan lokal diartikan sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam rangka
mengelola lingkungan, yaitu pengetahuan yang melahirkan perilaku hasil adaptasi mereka terhadap lingkungan, yang
implikasinya adalah kelestarian dan kelangsungan lingkungan untuk jangka panjang(Sumintarsih 1993/1994:5).
Dalam kearifan lokal terkandung pula kebudayaan lokal. Hal ini menebabkan pembangunan pada daerah-daerah tidak
boleh menghilangkan unsur budaya dari daerah tersebut. Seharusnya pembangunan di suatu daerah harus melihat
terlebih dahulu kondisi sosial-budaya daerah tersebut, sehingga dapat mengolah sumber daya pada daerah tersebut
dengan baik tanpa merugikan pendudukan pada daerah tersebut yang pada akhirnya akan memajukan perekonomian
daerah
dan
nasional.
Kebudayaan sendiri itu merupakan respons dari masyarakat terhadap tantangan yang dihadapi dalam hidupnya. Dan
karena kebudayaan itu bukanlah milik individu-individu melainkan milik seluruh masyarakat. Dengan begitu para
antropolog kerap kali mendifinisikan kebudayaan itu sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan manusia (parsudi
suparlan, 1998). Ini berarti bahwa kebudayaan dapat dijadikan sebagai solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan
hidup yang dihadapi suatu masyrakat atau suatu bangsa. Dari itu sering diasumsikan bahwa pembangunan yang
berwawasan budaya akan mampu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa, dibandingkan dengan praktek
budaya mercantilisme di Eropa sepanjang abad ketujuhbelas ternyata mampu memakmurkan negara-negara di
kawasan ini. Dalam kaitan ini, maka kebudayaan nasional yang berasal dari berbagai budaya daerah yang telah berusia
berabad-abad lamanya, harus dipelihara dan disosialisasikan baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal.
Pembangunan berwawasan budaya merupakan esesnsi yang akan disepakati sebagai salah satu pendekatan
pembangunan di masa depan. Sebenarnya subtansi keterkaitan kebudayaan dan pembangunan telah lama dipahami,
setidaknya dari sudut antropolgi, untuk konteks indonesia menurut antropolog Koentjaraningrat, dalam buku
Kebudayaan Dan Mentalitas Pembanguan(1985), dan buku Masalah-Masalah Pembangunan Bunga Rampai
Antropologi Terapan (1982), merupakan bagaian representatif dari pemikiran tentang hubungan pembangunandan
kebudayaan. Hal ini berarti subtansi pembangunan yang berwawasan budaya bukanlah hal yang sama sekali baru.
Indonesia seperti yang telah dijelaskan merupakan negara kemaritiman, dimana kondisi indonesia yang lebih banyak
daerah perairan dari pada daerah daratan. Kondisi inilah yang membentuk budaya indonesia menjadi budaya yang
lebih merujuk pada budaya kemaritiman, dimana masyarakat lebih banyak berprofesi sebagai nelayan pada daerah
pesisir.
Dikarenakan budaya indonesia sebagai budaya kemaritiman, maka pembangunan yang dilaksanakan di indonesia
haruslah berparadigma kemaritiman, dimana maritim menjadi pusat pembangunan bangsa. Hal ini dapat diwujudkan
melalui pembangunan berkelanjutan kemaritiman yang dirancang oleh pemerintahan seperti; penangkapan ikan alami;
pelestarian daerah pesisir, pengolahan energi alam di bawah laut menggunakan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan), dan penangkaran/ pelestarian biota laut yang dianggap punah, dan membangun pariwisata bahari.
Globalisasi sebagai kekuatan kebudayaan dominan telah ikut menghilangkan konsensus antara kelompok (suku),
melalui berbagai mekanisme pasar yang menyertainya, yang mengarah pada disintegrasi sosial, karena globalisasi
menurut kepatuhan tertentu dari negara dan masyarakat yang terlibat. Untuk itu perlu ditemukan kembali batas-batas
perbedaan dan kesamaan-kesamaan antar etnis. Dengan cara ini akan mungkin dipahami kembali aspek-aspek yang
dapat menghubungkan satu mozaik kebudayaan dengan yang lain, yang memungkinkan dibangunnya suatu paradigma
pembangunan alternatif yang berwawasan kultural.Pada saat globalisasi menjadi ideologi dalam keseluruhan proses
sosial di indonesia, maka kebudayaan daerah tiada akan menemukan karakternya yang produktif jika tidak dibebaskan
dari kepentingan politik, negara dan pasar. Untuk menata ssistem sosial secara lebih berkelanjutan, dibutuhkan
pemahaman sifat dan ciri budaya lokal secara subyektif yang bebas dari konstruksi yang dominatif.
Namun pada kenyataannya banyak penilitian yang mengungkapkan perilaku pengankap ikan pada zaman modern lebih
senang menangkap ikan menggunakan. Bom yang digunakan oleh para nelayan memiliki efek destruktif pada
kehidupan bawah laut, hal ini disebabkan bom tersebut mengandung zat kimia yang dapat melumpuhkan biota-biota
laut.
Dalam hal ini globalisasi turut andil dalam perilaku para nelayan pada zaman modern. Nelayan dituntut menggunakan
hal ini karena dipengaruhi oleh pola hidup mereka yang sangat konsumtif, sehingga meninggalkan kebudayaan
menangkap ikannya yang tradisional untuk meraup untung lebih banyak. dengan mudahnya mendapat keuntungan
besar melalui penangkapan bom ikan mengakibatkan nelayan yang masih menggunakan cara-cara tradisional
merasakan adanya kesenjangan, sehingga mereka yang pada awalnnya menggunakan cara tradisiional beralih untuk
menggunakan bom ikan dalam proses penangkapan ikan.
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari
dulu sampai sekarang adalah sebuah mukjizat (miracle). Mengapa? Tidak lain karena
bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya
sama dengan antara London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negarabangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan
Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan
masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu,
Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini
dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah
Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian
banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis
lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing. 1. Siapa Penemu
Indonesia? Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention)
yang agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara relatif sederhana
ketika beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk
kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam
The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat
memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20. Beragam
sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia menyebutnya
sebagai wilayah Laut Selatan atau Kepulauan Timur. Sedangkan sumber-sumber
Arab, menyebutnya sebagai negeri bawah angin dan kemudian sebagai
5. negeri bangsa Jawi. Pengembara dan administratur Belanda kemudian
menyebutnyasebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland
Tropis.Menurut Elson, kata Indonesia pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850
olehpengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam
bentukIndu-nesia. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang
memandangistilah Indonesia tepat sebagai istilah geografs, tapi tidak untuk
kepentingan etnografs.Tetapi, pada 1877, istilah Indonesia digunakan antropolog
Prancis, ET Hamy, untukmengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini.
Dan, sejak itu, berbagaiilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane;
linguis Inggris, NHDennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA
Wilken; linguisBelanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje,
menggunakan namaIndonesia untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk
Kepulauan Nusantara. 2. Berkah Sebuah Nama Makin meluasnya penggunaan nama
Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segeramenimbulkan banyak implikasi politis.
Sebagian wilayah Nusantara yang memang sudahrelatif menyatu karena fluiditas
hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadilebih terintegrasi dalam
kerangka Indonesia . Nama boleh saja ditemukan orang asing,tetapi masyarakat di
Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kinisebuah nama untuk
mengacu kepada wilayah geografs yang mereka diami bersama,sekaligus sebagai
bangsa yang mereka bayangkanapa pun bentuk akhirnyaIndonesia . Inilah ide
Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikatberbagai daerah, suku,
dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagikesatuan. Ide tentang
Indonesia boleh jadi meningkat dan menyurut sesuai situasi tertentu.Dan, boleh jadi juga,
eksistensi Indonesia itu terancam berbagai perubahan, baik di dalamide tentang
Indonesia itu sendiri maupun di lingkungan luar yang lebih luas. Sehingga,berbagai
perubahan itu mendatangkan banyak kecemasan di dalam dan di luar negeri
6. tentang kelanjutannya. Namun, Indonesia berhasil bertahan, ketika kalangan luar
memprediksikan skenario Balkanisasi negara-bangsa ini berikut dengan jatuhnya
presiden Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998. Sekali lagi, perjalanan
mengejawantahkan ide Indonesia tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sepatutnya
setiap dan seluruh warga tidak memperlakukan Indonesia secara taken for granted.
Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa.
Letak geografs kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak
70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah
Pasifk, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas
dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber
daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi
tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi,
mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis. Panjang
pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah
pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara
menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat
akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus
Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang
permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifk yang mempunyai pengaruh
besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada
iklim benua Australia.B. Tujuan Pembahasan Makalah Dalam makalah ini membahas
mengenai Benua Maritim Indonesia (BMI), yang mengulas sedikit tentang kemaritiman
bangsa Indonesia dan dinamikanya, nilai nilai kemaritiman yang perlu dikiembangkan.
Dengan demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini diberikan
gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan kepada
7. mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai nilai social dalam
menjaga dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk Benua Maritim Indonesia.C.
Rumusan Permasalahan 1) Konsep Benua Maritim Indonesia; 2) Dimensi Benua Maritim
Indonesia.
8. BAB II PEMBAHASAN A. Benua Maritim Indonesia Benua Maritim Indonesia adalah
hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segalapihak yang tidak mau melihat bangsa
Indonesia yang merdeka dan bersatu di KepulauanNusantara yang merupakan satu
keutuhan geografs. Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan
gerakan kemerdekaanbangsa Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah
Pemuda pada tahun 1928, banyakpihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia
adalah satu illusi belaka. Di antara merekatidak hanya terdapat kaum politik kolonialis
yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka, tetapijuga pakar ilmu sosial yang melihat
persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orangIndonesia yang terpengaruh oleh
sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir sertaberbicara seperti pihak penjajah.
Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh ridho Illahi dalam
wujudkehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945 telah berlangsung 50 tahun.
Kenyataan itusemua menolak segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun
politik, bahwa Indonesiahanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun
bangsa Indonesia berhasilmengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan
Indonesia, dari luar maupun daridalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh
pengakuan eksistensinya dari semua bangsadi dunia, termasuk dari bekas penjajahnya.
Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperolehpengakuan bahwa wilayah Republik
Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakansatu kesatuan geograf. Dunia
internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia. Namun demikian
bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa Indonesiaterdiri dari sekian
banyak suku dan golongan, masing-masing dengan kebudayaannya sendiri.Demikian
pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulaupulau bukan sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang
lain. Sebabitu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan nasionalnya Bhinneka
Tunggal Eka atau
9. Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran bahwa dapat timbul kerawanan
nasionalkalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat
bangsa Indonesiamaju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian. Maka untuk
menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesiamelahirkan
Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan
geostrategiyang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
daratan, lautan danruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu
kesatuan politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Agar bangsa
Indonesia mencapai tujuanperjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil
dan makmur berdasarkanPancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan
tidak tinggal sebagai semboyan ataupotensi belaka. Untuk memperoleh aktualisasi
Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu : Satu, Indonesia belum menjalankan
manajemen nasional yang memungkinkanperkembangan seluruh bagian dari Benua
Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para PendiriNegara telah mewanti-wanti agar
Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikanotonomi luas kepada daerah
agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun dalamkenyataan selama 50
bermutu. Dalam hal ini peran swasta amat besar dengan makinbanyaknya televisi dan
radio swasta. Pemanfaatan ruang angkasa untuk komunikasi juga menjadi kepentingan
hankam.Sekarang teknologi elektronika sangat besar perannya terhadap pelaksanaan
hankam. Tidak sajauntuk kepentingan penyebaran informasi, tetapi juga untuk langsung
menjadi sarana pengantar(guidance system) sistem senjata. Memang hal itu
mengharuskan kita mendalami ilmupengetahuan dan teknologi dengan lebih intensif.
Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan
Nusantarasungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi,
kesatuan sosial-budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi kenyataan. Maka
boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang kokoh kuat,maju dan
sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada perkembangan pikiran
danperasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan terwujudnya sikap
kebangsaan adalahhasil perjuangan pemuda Indonesia, maka hendaknya juga dalam
membentuk kesadaran akanmakna Benua Maritim Indonesia bagi masa depan bangsa
pemuda Indonesia memegang peranutama. Namun kalau dulu pemuda Indonesia
bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitanpemuda atas prakarsa sendiri,
sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesiamenuju ke kondisi
yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadipengaruh terhadap
pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik perhatianpemuda ke
arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.
15. B. Dimensi Benua Maritim Indonesia a) Dimensi Kewilayahan Karakteristik BMI,
ditinjau dari segi konfgurasi geografsnya merupakan wilayah perairan yang ditaburi
pulau besar dan kecil. Topograf daratan wilayah Indonesia merupakan pegunungan
dengan gunung gunung berapi, memiliki garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000
km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan
ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat keanekaragaman hayati
yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan berbagai data
metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim
global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia
(Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke
perairan Nusantara dari samudra Pasifk yang mempunyai pengaruh besar pada pola
migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua
Australia. Wilayah daratan dan perairan Indonesia mengandung kekayaan yang
beraneka ragam, baik yang berada di dalam maupun dipermukaan bumi. Wilayah
Indonesia dihuni oleh penduduk yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a
tahun 2020 serta terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola
kehidupan yang beraneka ragam. b) Dimensi Kehidupan Nasional BMI sebagai
aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan nasional mencakup kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan
bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang orang
dalam suatu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan terhadap
pihak lainnya saling mempunyai kewajiban. Pendayagunaan BMI merupakan wahana
untuk menampung, menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan aspirasi
seluruh bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa,
selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita cita bersama, juga