Anda di halaman 1dari 11

1

P e n e r a p a n K e a r i f a n l o k a l Dalam Pengelolaan Sumber Daya


Ke l a u t a n D i S u l a w e s i S e l a t a n
(Patorani)
I.
Latar belakang
Konsep Nusantara yang diluncurkan pada Deklarasi Djuanda pada
tanggal 13 Desember 1957, menunjukkan bahwa Indonesia adalah
wilayahyang terdiri dari daratan dan lautan sebagai sebuah
kesatuan,DalamKonvensi hukum laut Persatuan Bangsa-Bangsa (UNCLOS)
tahun 1982Indonesia juga mendapatkan pengakuan yang
menunjukkan bahwa wilayahlautan lebih dominan dibandingkan dengan d
aratan. Berdasarkankesepakatan internasional mengenai Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE),wilayah yang dapat dikelola oleh negara terdiri dari 75%
lautan 25%daratan. Berdasarkan hal tersebut tidak salah bila Indonesia
kemudian
dijuluki sebagai Negara Maritim
yang tentu saja konsekuensi logisnya berimbas pada tata kelola perekono
mian dan sosial kemasyarakatan yang
berbasis pada budaya maritim/budaya bahari (Nugroho;2010).
Negara maritim adalah negara yang memafaatkan laut secaramaksimal
untuk pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai aspek, pemanfaatan
kekayaan laut tersebut berupa sumber daya hayati dan sumberdaya non
hayati. Indonesia di karunia kekayaan alam yang berlimpah salahsatunya
adalah sumber daya alam yang terdapat di lautan. Sumber dayaalam
terdiri dari sumber daya hayati berupa Ekosistem tumbuhan dan
hewanlaut, serta sumber daya non hayati berupa air laut, bahan tambang
danmineral, tinggalan budaya (arkeologi) bawah air dan sebagainya
yangkesemuanya bila dimanfaatkan secara baik dan maksimal dapat

2
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.Terkait dengan
pengelolaansumber daya alam, amanat konstitusi tertinggi dalam
Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi, Bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuksebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat, ternyata menjadi ambivalensi
dan tumpang tindih antara kebijakan satu dengan yang lainnya.
Arah pembangunan yang ditujukan pada peningkatan ekonomi perkapita,
menyebabkan pemihakan oleh pihak investor melalui Negara cq
pemerintahyang menghalalkan pengeksploitasian lingkungan dan
memarjinalisasikanmasyarakat lokal. Sementara masyarakat lokal sendiri
mempunyaikepentingan masalah ekonomi, mereka banyak yang
menggantungkanhidupnya pada sumberdaya alam tersebut.Dari sekian

luas wilayah laut Indonesia, salah satu yang strategis danmemiliki potensi
besar adalah wilayah perairan Sulawesi Selatan. Yaituwilayah yang
meliputi selat Makassar dan perairan teluk Bone. Perairanyang
memisahkan antara Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan, danmenjadi
penghubung antara laut Sulawesi di bagian Utara dengan laut Jawadi
bagian Selatan. Sedangkan perairan teluk Bone adalah perairan di
bagiantimur provinsi Sulawesi Selatan yang memisahkan provinsi ini
dengan provinsi Sulawesi Tenggara.Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah
satu provinsi di indonesiayang secara geografis merupakan daerah
bebasis kelautan yang
sangat besar. Provinsi sulawesi selatan memiliki garis pantai sepanjang 1.
937 Kmdan luas perairan laut 266.877 Km2. Itu dikarenakan Dari 24
kabupatenyang terdapat di provinsi sulawesi selatan, 2/3 diantaranya
adalah kabupatenyang memiliki wilayah pesisir dan laut. Selain itu
provinsi sulawesi selatanmemiliki 263 pulau-pulau kecil yang tersebar di
beberapa kabupatendiantaranya makassar, kabupaten selayar, kabupaten
bone, dan kabupaten
pangkajene dan kepulauan (pangkep).

3
Gambar; peta Indonesia
(koleksi Andriany)
Semetara itu dengan keadaan geografis seperti itu, propvinsisulawesi
selatan memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar pula.Adapun
beberapa potensi yang dimiliki berdasarkan kategori diatas
adalah:1) sumberdaya alam yang dapat pulih (renewable resources) seper
ti perikanan, rumput laut, hutan bakau, tambak udang,
dan sebagainya2) sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resource
s) sepertisumberdaya minyak dan gas bumi serta tambang pasir besi
dan3) jasa lingkungan, seperti pariwisata bahari, industri kapal, dantransp
ortasi (
wordpres.com)
.Secara umum ada dua jenis teknologi menurut sumbernya yang
telahdikembangkan oleh masyarakat nelayan Sulawesi Selatan sampai
dewasaini.
Pertama
adalah yang dilahirkan oleh pengetahuan asli (
localknowledge
) dengan penggunaan keterangan yang bersifat partisipatif,assosiatif,
analogik dan orientatif yang seringkali berkaitan erat dengan

Indonesia merupakan Negara maritim terbesar di dunia. Hampir 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari laut dan sisanya
adalah pulau. Indonesia menyandang predikat Negara Maritim atau negara kepulauan, Konsekwensi sifat maritim itu
sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia
sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran.
Pentingnya pelayaran bagi Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan geografisnya, posisi Indonesia yang strategis
berada dalam jalur persilangan dunia, membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan
perekonomian Indonesia atau perdaganagan pada khususnya. Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari
berbagai
pulau
dan
juga
lautan
yang
luas.
Dalam mengolah dan membangun sumberdaya maritim di Indonesia diperlukan adanya kearifan lokal. Kata kearifan
berasal dari kata arif yang berarti bijaksana, cerdik, pandai, berilmu, paham, dan mengerti. Adapun kata kearifan
berarti kebijaksanaan, kecendekiaan (Tim Penyusun Kamus PPPB, 1995:56).berdasarkan pengertian tersebut, di sini
kearifan lokal diartikan sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam rangka
mengelola lingkungan, yaitu pengetahuan yang melahirkan perilaku hasil adaptasi mereka terhadap lingkungan, yang
implikasinya adalah kelestarian dan kelangsungan lingkungan untuk jangka panjang(Sumintarsih 1993/1994:5).
Dalam kearifan lokal terkandung pula kebudayaan lokal. Hal ini menebabkan pembangunan pada daerah-daerah tidak
boleh menghilangkan unsur budaya dari daerah tersebut. Seharusnya pembangunan di suatu daerah harus melihat
terlebih dahulu kondisi sosial-budaya daerah tersebut, sehingga dapat mengolah sumber daya pada daerah tersebut
dengan baik tanpa merugikan pendudukan pada daerah tersebut yang pada akhirnya akan memajukan perekonomian
daerah
dan
nasional.
Kebudayaan sendiri itu merupakan respons dari masyarakat terhadap tantangan yang dihadapi dalam hidupnya. Dan
karena kebudayaan itu bukanlah milik individu-individu melainkan milik seluruh masyarakat. Dengan begitu para
antropolog kerap kali mendifinisikan kebudayaan itu sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan manusia (parsudi
suparlan, 1998). Ini berarti bahwa kebudayaan dapat dijadikan sebagai solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan
hidup yang dihadapi suatu masyrakat atau suatu bangsa. Dari itu sering diasumsikan bahwa pembangunan yang
berwawasan budaya akan mampu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa, dibandingkan dengan praktek
budaya mercantilisme di Eropa sepanjang abad ketujuhbelas ternyata mampu memakmurkan negara-negara di
kawasan ini. Dalam kaitan ini, maka kebudayaan nasional yang berasal dari berbagai budaya daerah yang telah berusia
berabad-abad lamanya, harus dipelihara dan disosialisasikan baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal.
Pembangunan berwawasan budaya merupakan esesnsi yang akan disepakati sebagai salah satu pendekatan
pembangunan di masa depan. Sebenarnya subtansi keterkaitan kebudayaan dan pembangunan telah lama dipahami,
setidaknya dari sudut antropolgi, untuk konteks indonesia menurut antropolog Koentjaraningrat, dalam buku
Kebudayaan Dan Mentalitas Pembanguan(1985), dan buku Masalah-Masalah Pembangunan Bunga Rampai
Antropologi Terapan (1982), merupakan bagaian representatif dari pemikiran tentang hubungan pembangunandan
kebudayaan. Hal ini berarti subtansi pembangunan yang berwawasan budaya bukanlah hal yang sama sekali baru.
Indonesia seperti yang telah dijelaskan merupakan negara kemaritiman, dimana kondisi indonesia yang lebih banyak
daerah perairan dari pada daerah daratan. Kondisi inilah yang membentuk budaya indonesia menjadi budaya yang
lebih merujuk pada budaya kemaritiman, dimana masyarakat lebih banyak berprofesi sebagai nelayan pada daerah
pesisir.

Dikarenakan budaya indonesia sebagai budaya kemaritiman, maka pembangunan yang dilaksanakan di indonesia
haruslah berparadigma kemaritiman, dimana maritim menjadi pusat pembangunan bangsa. Hal ini dapat diwujudkan
melalui pembangunan berkelanjutan kemaritiman yang dirancang oleh pemerintahan seperti; penangkapan ikan alami;
pelestarian daerah pesisir, pengolahan energi alam di bawah laut menggunakan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan), dan penangkaran/ pelestarian biota laut yang dianggap punah, dan membangun pariwisata bahari.
Globalisasi sebagai kekuatan kebudayaan dominan telah ikut menghilangkan konsensus antara kelompok (suku),
melalui berbagai mekanisme pasar yang menyertainya, yang mengarah pada disintegrasi sosial, karena globalisasi
menurut kepatuhan tertentu dari negara dan masyarakat yang terlibat. Untuk itu perlu ditemukan kembali batas-batas
perbedaan dan kesamaan-kesamaan antar etnis. Dengan cara ini akan mungkin dipahami kembali aspek-aspek yang
dapat menghubungkan satu mozaik kebudayaan dengan yang lain, yang memungkinkan dibangunnya suatu paradigma
pembangunan alternatif yang berwawasan kultural.Pada saat globalisasi menjadi ideologi dalam keseluruhan proses
sosial di indonesia, maka kebudayaan daerah tiada akan menemukan karakternya yang produktif jika tidak dibebaskan
dari kepentingan politik, negara dan pasar. Untuk menata ssistem sosial secara lebih berkelanjutan, dibutuhkan
pemahaman sifat dan ciri budaya lokal secara subyektif yang bebas dari konstruksi yang dominatif.
Namun pada kenyataannya banyak penilitian yang mengungkapkan perilaku pengankap ikan pada zaman modern lebih
senang menangkap ikan menggunakan. Bom yang digunakan oleh para nelayan memiliki efek destruktif pada
kehidupan bawah laut, hal ini disebabkan bom tersebut mengandung zat kimia yang dapat melumpuhkan biota-biota
laut.
Dalam hal ini globalisasi turut andil dalam perilaku para nelayan pada zaman modern. Nelayan dituntut menggunakan
hal ini karena dipengaruhi oleh pola hidup mereka yang sangat konsumtif, sehingga meninggalkan kebudayaan
menangkap ikannya yang tradisional untuk meraup untung lebih banyak. dengan mudahnya mendapat keuntungan
besar melalui penangkapan bom ikan mengakibatkan nelayan yang masih menggunakan cara-cara tradisional
merasakan adanya kesenjangan, sehingga mereka yang pada awalnnya menggunakan cara tradisiional beralih untuk
menggunakan bom ikan dalam proses penangkapan ikan.

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari
dulu sampai sekarang adalah sebuah mukjizat (miracle). Mengapa? Tidak lain karena
bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya
sama dengan antara London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negarabangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan
Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan
masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu,
Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini
dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah
Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian
banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis
lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing. 1. Siapa Penemu
Indonesia? Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention)
yang agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara relatif sederhana
ketika beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk
kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam
The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat
memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20. Beragam
sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia menyebutnya
sebagai wilayah Laut Selatan atau Kepulauan Timur. Sedangkan sumber-sumber
Arab, menyebutnya sebagai negeri bawah angin dan kemudian sebagai
5. negeri bangsa Jawi. Pengembara dan administratur Belanda kemudian
menyebutnyasebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland
Tropis.Menurut Elson, kata Indonesia pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850
olehpengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam
bentukIndu-nesia. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang
memandangistilah Indonesia tepat sebagai istilah geografs, tapi tidak untuk
kepentingan etnografs.Tetapi, pada 1877, istilah Indonesia digunakan antropolog

Prancis, ET Hamy, untukmengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini.
Dan, sejak itu, berbagaiilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane;
linguis Inggris, NHDennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA
Wilken; linguisBelanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje,
menggunakan namaIndonesia untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk
Kepulauan Nusantara. 2. Berkah Sebuah Nama Makin meluasnya penggunaan nama
Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segeramenimbulkan banyak implikasi politis.
Sebagian wilayah Nusantara yang memang sudahrelatif menyatu karena fluiditas
hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadilebih terintegrasi dalam
kerangka Indonesia . Nama boleh saja ditemukan orang asing,tetapi masyarakat di
Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kinisebuah nama untuk
mengacu kepada wilayah geografs yang mereka diami bersama,sekaligus sebagai
bangsa yang mereka bayangkanapa pun bentuk akhirnyaIndonesia . Inilah ide
Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikatberbagai daerah, suku,
dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagikesatuan. Ide tentang
Indonesia boleh jadi meningkat dan menyurut sesuai situasi tertentu.Dan, boleh jadi juga,
eksistensi Indonesia itu terancam berbagai perubahan, baik di dalamide tentang
Indonesia itu sendiri maupun di lingkungan luar yang lebih luas. Sehingga,berbagai
perubahan itu mendatangkan banyak kecemasan di dalam dan di luar negeri
6. tentang kelanjutannya. Namun, Indonesia berhasil bertahan, ketika kalangan luar
memprediksikan skenario Balkanisasi negara-bangsa ini berikut dengan jatuhnya
presiden Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998. Sekali lagi, perjalanan
mengejawantahkan ide Indonesia tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sepatutnya
setiap dan seluruh warga tidak memperlakukan Indonesia secara taken for granted.
Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa.
Letak geografs kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak
70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah
Pasifk, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas
dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber
daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi
tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi,
mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis. Panjang
pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah
pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara
menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat
akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus
Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang
permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifk yang mempunyai pengaruh
besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada
iklim benua Australia.B. Tujuan Pembahasan Makalah Dalam makalah ini membahas
mengenai Benua Maritim Indonesia (BMI), yang mengulas sedikit tentang kemaritiman
bangsa Indonesia dan dinamikanya, nilai nilai kemaritiman yang perlu dikiembangkan.
Dengan demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini diberikan
gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan kepada

7. mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai nilai social dalam
menjaga dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk Benua Maritim Indonesia.C.
Rumusan Permasalahan 1) Konsep Benua Maritim Indonesia; 2) Dimensi Benua Maritim
Indonesia.
8. BAB II PEMBAHASAN A. Benua Maritim Indonesia Benua Maritim Indonesia adalah
hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segalapihak yang tidak mau melihat bangsa
Indonesia yang merdeka dan bersatu di KepulauanNusantara yang merupakan satu
keutuhan geografs. Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan
gerakan kemerdekaanbangsa Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah
Pemuda pada tahun 1928, banyakpihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia
adalah satu illusi belaka. Di antara merekatidak hanya terdapat kaum politik kolonialis
yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka, tetapijuga pakar ilmu sosial yang melihat
persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orangIndonesia yang terpengaruh oleh
sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir sertaberbicara seperti pihak penjajah.
Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh ridho Illahi dalam
wujudkehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945 telah berlangsung 50 tahun.
Kenyataan itusemua menolak segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun
politik, bahwa Indonesiahanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun
bangsa Indonesia berhasilmengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan
Indonesia, dari luar maupun daridalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh
pengakuan eksistensinya dari semua bangsadi dunia, termasuk dari bekas penjajahnya.
Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperolehpengakuan bahwa wilayah Republik
Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakansatu kesatuan geograf. Dunia
internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia. Namun demikian
bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa Indonesiaterdiri dari sekian
banyak suku dan golongan, masing-masing dengan kebudayaannya sendiri.Demikian
pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulaupulau bukan sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang
lain. Sebabitu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan nasionalnya Bhinneka
Tunggal Eka atau
9. Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran bahwa dapat timbul kerawanan
nasionalkalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat
bangsa Indonesiamaju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian. Maka untuk
menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesiamelahirkan
Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan
geostrategiyang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
daratan, lautan danruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu
kesatuan politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Agar bangsa
Indonesia mencapai tujuanperjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil
dan makmur berdasarkanPancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan
tidak tinggal sebagai semboyan ataupotensi belaka. Untuk memperoleh aktualisasi
Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu : Satu, Indonesia belum menjalankan
manajemen nasional yang memungkinkanperkembangan seluruh bagian dari Benua
Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para PendiriNegara telah mewanti-wanti agar
Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikanotonomi luas kepada daerah
agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun dalamkenyataan selama 50

tahun merdeka Indonesia menjalankan pemerintahan sentralisme yangketat. Akibatnya


adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusatpemerintahan
Indonesia, mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat ketimbang bagianlain
Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap demikian tidak segera
berubahmaka tidak mustahil kerawanan nasional seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, dapatmenjadi kenyataan yang menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar
Jawa kurang berkembangmaju dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat
kondisi dunia yang sedangbergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala
cara untuk unggul danmemenangkan persaingan itu. Dua, meskipun segala perairan
yang ada di Benua Maritim Indonesia merupakan bagiantak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia, namun dalam kenyataan mayoritas bangsaIndonesia lebih
berorientasi kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat dilihat
10. pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70 persen penduduk
Indonesia. Tidak adatitik di pulau Jawa yang melebihi 100 kilometer dari lautan. Dalam
zaman dulu sampai masakerajaan Majapahit dan Demak mayoritas rakyat Jawa adalah
pelaut. Akan tetapi sejak sirnanyakerajaan Majapahit dan Demak rakyat Jawa telah
menjadi manusia daratan belaka yangmengabaikan lautan yang ada di sekitar pulaunya.
Titik berat kehidupan adalah sebagai petanitanpa ada perimbangan sebagai pelaut. Juga
dalam konsumsi makanannya ikan dan hasil lautlainnya tidak mempunyai peran penting.
Gambaran rakyat Jawa itu juga terlihat padakeseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi
ke daratan jauh lebih besar ketimbang ke lautan.Untung sekali masih ada perkecualian,
yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan beberapa yanglain, yang dapat memberikan
perhatian sama besar kepada daratan dan lautan. Menghasilkantidak saja petani tetapi
juga pelaut yang tangguh. Gambaran keadaan umum rakyat Indonesiaamat
bertentangan dengan kenyataan bahwa luas daratan nasional adalah sekitar 1,9
jutakilometer persegi, sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta kilometer persegi.
Apalagikalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif yang masuk wewenang
Indonesia. Selamapandangan mayoritas rakyat Indonesia terhadap lautan belum
berubah, bagian amat besar daripotensi nasional tidak terjamah dan karena itu kurang
sekali berperan untuk meningkatkankesejahteraan bangsa. Malahan yang lebih banyak
memanfaatkan adalah bangsa lain yangmemasuki wilayah lautan Indonesia untuk
mengambil kekayaannya. Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah
Nusantara untukkepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan nasional.
Mayoritas rakyat Indonesiabelum cukup menyadari perubahan besar yang terjadi dalam
umat manusia sebagai akibatperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan
besar itu terutama menyangkutteknologi angkutan dan komunikasi. Khususnya
komunikasi elektronika sekarangmemungkinkan manusia berhubungan dengan cepat
dan tepat melalui telpon, televisi, komputeryang menghasilkan E-Mail dan Internet. Letak
kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amatmenguntungkan untuk penempatan
satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin canggihdengan memanfaatkan ruang
angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara.. Ini sangatpenting untuk
pembangunan dan pemantapan kebudayaan nasional, khususnya melalui televisi.Namun
untuk itu diperlukan biaya yang memadai.
11. Jelas sekali bahwa masa depan Benua Maritim Indonesia berada pada sikap dan
tindakanrakyat Indonesia sendiri, baik yang duduk dalam pemerintahan, dalam dunia
akademis dan ilmupengetahuan maupun dalam dunia swasta untuk mengadakan

perubahan terhadap dua kendalaini. Selama pemerintahan yang dilakukan kurang


mewujudkan desentralisasi dan otonomidaerah yang memungkinkan setiap daerah
berkembang maju dan rakyat pada umumnya belumdapat diubah pandangannya
terhadap kelautan, maka Benua Maritim Indonesia hanya akanmenunjukkan kemajuan
yang terbatas dan tidak sesuai dengan potensinya. Juga aktualisasiWawasan Nusantara
sangat dipengaruhi kemampuan kita memanfaatkan komunikasi danangkutan secara
lebih luas untuk mengembangkan budaya nasional Indonesia atau budayaNusantara.
Kesatuan sistem politik nampaknya terjamin melalui sentralisme, tetapi dalam
kenyataanmenimbulkan kerawanan yang berbahaya sebagaimana telah dibuktikan dalam
pemberontakanPRRI/Permesta. Kesatuan sistem ekonomi jelas kurang terjamin oleh
karena terjadi kesenjangan yanglebar antara golongan kecil yang menguasai sekitar 70
persen produksi nasional denganmayoritas rakyat yang masih miskin, diperberat lagi oleh
kesenjangan kemajuan ekonomi antaraJawa dan luar Jawa. Kesatuan dalam sosial
budaya juga belum terwujud dengan memuaskan, meskipun UUD1945 telah menyatakan
bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah buah usaha budidayarakyat Indonesia
seluruhnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah merupakan bagian
kebudayaanIndonesia. Dan perlu ada pengambilan dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkanatau memperkaya kebudayaan Indonesia. Dalam kenyataan masih
belum cukup berkembangkebudayaan nasional Indonesia. Kesatuan dalam pertahanankeamanan secara relatif lebih terwujud ketimbang faktorlainnya, hal mana dibuktikan oleh
keberhasilan bangsa Indonesia mengatasi semua persoalanhankamnya sejak tahun
1945 hingga sekarang. Akan tetapi dilihat dari kondisi geografIndonesia belum pula ada
pertahanan-keamanan yang sesuai dengan tuntutan Benua Maritim
12. Indonesia. Titik berat hankam masih pada daratan belaka dan itupun baru pada
aspek territorial.Kemampuan di lautan dan di udara masih sangat terbatas. Itu berakibat
kurang baik, ketika ABRIkurang mampu mencegah masuknya pihak asing yang
mengambil kekayaan laut Indonesiasecara tidak sah. Memang membangun kekuatan
hankam yang seimbang untuk daratan, lautandan udara tidak murah. Sebab itu perlu
lebih dulu ada kemajuan besar dalam pembangunanekonomi nasional. Itu tidak mungkin
tercapai secara optimal kalau kendala di atas masih belumdapat diatasi. Melihat kondisi
dan sifat rakyat Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk mengatasikendala itu harus
terutama bersumber pada pemerintah dan dunia swasta. Pemerintah harusmengambil
langkah-langkah yang memungkinkan terwujudnya desentralisasi dan otonomidaerah
secara sukses. Pemerintah pula harus menjalankan berbagai usaha untuk menarik
lebihbanyak perhatian rakyat kepada lautan dan perairan pada umumnya. Kalau
pemerintah dapatmerekayasa sehingga sebagai permulaan sekitar 5 persen penduduk
Indonesia berusaha di lautatau dalam pekerjaan yang bersangkutan dengan usaha laut,
pasti keadaan kesejahteraanIndonesia akan berubah. Lambat laun lebih banyak lagi
rakyat yang tertarik ke faktor lautan.Selain itu Pemerintah perlu menyelenggarakan siaran
radio dan televisi yang menunjangperkembangan budaya nasional Indonesia. Dan
mendorong pihak swasta untuk melakukan halserupa melalui radio dan televisi swasta.
Di samping itu pemerintah harus memperhatikanpenyelenggaraan pendidikan umum
yang bermutu, terutama di luar Jawa, agar semuanya dapatmenjalankan desentralisasi
dengan efektif dan bermanfaat. Pendidikan itu juga membukapandangan rakyat terhadap
faktor perairan Indonesia yang demikian luasnya. Pemerintah juga harus mendorong dan
memberikan peluang timbulnya usaha swastayang bersangkutan dengan laut. Mengingat

kondisi Kawasan Indonesia Timur, maka perludiberikan prioritas kepada perkembangan


itu di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebutluas laut dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya cukup besar. Usaha di perairan, khususnya di lautan, beraneka
ragam bentuknya. Banyak negara didunia telah menjadi kaya dan maju karena faktor
kelautan. Malahan semua imperium yangpernah menguasai dunia mendasarkan
kekuasaannya atas kekuatannya di laut. Itu dimulai olehSpanyol yang pada abad ke 17
dapat mengatakan bahwa di wilayah kekuasaannya matahari tidak
13. pernah terbenam. Kemudian digantikan oleh Inggeris yang bahkan mempunyai
semboyan : RuleBrittania, Rule the Waves ! Setelah Inggeris mundur pada tahun 1940an, maka digantikan olehAS yang juga merupakan kekuatan maritim besar. Usaha di
lautan menjadikan bangsa-bangsa itupedagang besar yang memiliki armada angkutan
yang besar pula. Demikian pula armadaperikanan mereka besar dan turut menambah
kekayaan bansganya. Malahan bangsa yangsebenarnya di daratan tidak terlalu besar
artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah menjadikaya dan cukup berkuasa karena
mempunyai usaha yang luas di laut. Adalah aneh sekali bahwa perairan berupa sungai
besar, selat dan lautan yang luas danpenuh kekayaan tidak kita manfaatkan dengan baik.
Selain menghasilkan makanan berupa ikandan hasil laut lainnya, perairan kita sangat
berguna sebagai sarana untuk angkutan dan gerakan.Hingga kini kita lebih
memperhatikan jalan di darat yang tidak murah pembuatan danpemeliharaannya.
Sedangkan perairan sebagai jalan tidak perlu dibuat dan pemeliharaannyarelatif sedikit.
Banyak bangsa lain sudah memberikan contoh tentang pemakaian perairan
sebagaisarana angkutan dan gerakan. Juga lautan kita banyak mengandung bahan
tambang yangsekarang baru kita manfaatkan dalam aspek minyak dan gas bumi saja.
Dengan teknologi yangmaju kita nanti juga dapat memperoleh energi dari laut, apalagi
kalau teknologi nuklir sudahmencapai tingkat kemajuan besar dalam teknologi zat air.
Yang tidak kalah pentingnya adalahperan kelautan untuk parawisata, terutama di
Kawasan Timur Indonesia. Diperlukan usahaswasta yang jauh lebih aktif untuk
memanfaatkan perairan Indonesia, termasuk swasta di daerah. Pemerintah dan swasta
harus memberikan perhatian kepada penelitian terhadap berbagaikemungkinan yang
dapat diolah dari wilayah Indonesia yang luas, baik daratan maupunperairannya. Apabila
kita kurang giat menjalankan itu, kita jangan heran kalau justru bangsa lainlebih banyak
mengetahui tentang kondisi wilayah kita. Dan atas dasar pengetahuan itumengambil
kekayaan kita. Mengenai pemanfaatan ruang angkasa kita untuk kepentingan nasional
juga amatpenting. Sebab kalau tidak kita sendiri yang memanfaatkan, pasti digunakan
pihak lain. Sekarangsaja kita sudah mengalami kesulitan besar karena masuknya siaran
televisi asing ke setiap rumahtangga melalui pemakaian parabola. Pengaruh dari
masuknya budaya asing memang tidak perlunegatif asalkan kita pandai menyaring mana
yang bermanfaat bagi kita. Namun kita juga harus
14. sadar bahwa dalam dunia yang penuh persaingan dewasa ini setiap pihak
berusahamempengaruhi bangsa lain. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa benteng
pertahanan bangsaada dalam tiap-tiap individu warga negara. Sebab itu kita harus
membantu setiap warga negaradengan menyajikan siaran televisi yang mampu bersaing
dengan siaran televisi asing. Denganbegitu kewajibannya untuk menyaring pengaruh dari
luar akan jauh lebih ringan. Sebab takmungkin kita memblokir siaran televisi asing,
karena teknologi dapat mengatasi setiap hambatanyang artifsial itu. Jalan paling utama
adalah penyajian siaran televisi sendiri yang banyak dantidak kalah menarik serta

bermutu. Dalam hal ini peran swasta amat besar dengan makinbanyaknya televisi dan
radio swasta. Pemanfaatan ruang angkasa untuk komunikasi juga menjadi kepentingan
hankam.Sekarang teknologi elektronika sangat besar perannya terhadap pelaksanaan
hankam. Tidak sajauntuk kepentingan penyebaran informasi, tetapi juga untuk langsung
menjadi sarana pengantar(guidance system) sistem senjata. Memang hal itu
mengharuskan kita mendalami ilmupengetahuan dan teknologi dengan lebih intensif.
Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan
Nusantarasungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi,
kesatuan sosial-budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi kenyataan. Maka
boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang kokoh kuat,maju dan
sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada perkembangan pikiran
danperasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan terwujudnya sikap
kebangsaan adalahhasil perjuangan pemuda Indonesia, maka hendaknya juga dalam
membentuk kesadaran akanmakna Benua Maritim Indonesia bagi masa depan bangsa
pemuda Indonesia memegang peranutama. Namun kalau dulu pemuda Indonesia
bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitanpemuda atas prakarsa sendiri,
sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesiamenuju ke kondisi
yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadipengaruh terhadap
pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik perhatianpemuda ke
arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.
15. B. Dimensi Benua Maritim Indonesia a) Dimensi Kewilayahan Karakteristik BMI,
ditinjau dari segi konfgurasi geografsnya merupakan wilayah perairan yang ditaburi
pulau besar dan kecil. Topograf daratan wilayah Indonesia merupakan pegunungan
dengan gunung gunung berapi, memiliki garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000
km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan
ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat keanekaragaman hayati
yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan berbagai data
metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim
global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia
(Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke
perairan Nusantara dari samudra Pasifk yang mempunyai pengaruh besar pada pola
migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua
Australia. Wilayah daratan dan perairan Indonesia mengandung kekayaan yang
beraneka ragam, baik yang berada di dalam maupun dipermukaan bumi. Wilayah
Indonesia dihuni oleh penduduk yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a
tahun 2020 serta terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola
kehidupan yang beraneka ragam. b) Dimensi Kehidupan Nasional BMI sebagai
aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan nasional mencakup kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan
bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang orang
dalam suatu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan terhadap
pihak lainnya saling mempunyai kewajiban. Pendayagunaan BMI merupakan wahana
untuk menampung, menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan aspirasi
seluruh bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa,
selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita cita bersama, juga

diarahkan untuk memperkuat pendayagnaan BMI dalam rangka memperkokoh persatuan


dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
16. BAB III PENUTUPA. Kesimpulan BMI adalah bagian dari system planet bumi yang
merupakan satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara
unik, menampilkan cirri cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang
iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan
social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI yang secara langsung maupun tidak
langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap mental dalam menentukan
orientasi dan pemanfaatan unsure unsure maritime di semua aspek kehidupan
( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ). Benua Maritim Indonesia adalah hasil
perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa
Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu
keutuhan geografs.B. Saran Dengan membaca makalah ini, diharapkan kepada
pembaca agar senantiasa menjaga budaya budaya luhur yang Tuhan berikan kepada
bangsa kita yang tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa
menjaga BMI dari ancaman budaya budaya asing.
17. DAFTAR
PUSTAKAhttp://sayidiman.suryohadiprojo.com/http://wahyuancol.wordpress.com/tag/ben
ua-maritim/Tim Pengajar Wsbm Universitas Hasanuddin. 2011/2012. WAWASAN
SOSIAL BUDAYAMARITIM . Makassar. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum.

Anda mungkin juga menyukai