TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DISMENORE
Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan oleh wanita usia reproduktif. Nyeri atau rasa sakit yang siklik
bersamaan dengan menstruasi ini sering dirasakan seperti rasa kram
pada perut dan dapat disertai dengan rasa sakit yang menjalar ke
punggung, dengan rasa mual dan muntah, sakit kepala ataupun diare.
Oleh karena itu, istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri haid tersebut
demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan
meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa
jam
atau
beberapa
hari
(Winknjosastro,
2007).
Dismenore
mencapai
milliar
dolar
Amerika
dan
berkurangnya
produktifitas pekerjaan akibat hilangnya jam kerja sampai 600 juta jam
kerja hilang yang diakibat oleh dismenore (Zhu X, et al. 2009). Menurut
Singh (2008), di India ditemukan diantara wanita mahasiswa 31,67%
mengalami dismenore dan 8,68% diantaranya tidak dapat mengikuti
perkuliahan akibat gangguan menstruasi ini.
Menurut Ernawati (2010), di Semarang yang dilakukan survey pada
mahasiswa ditemukan kejadian dismenore ringan sebanyak 18%,
dismenore sedang 62% dan dismenore berat 20%. Dimana hal ini akan
dapat mengganggu aktifitas dan kegiatan belajar sehingga akan dapat
mengganggu prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dibuktikan dalam suatu
penelitian, dimana 71% dari 100 wanita usia 15 30 tahun yang
mengalami dismenore, 5,6% diantaranya tidak dapat masuk sekolah atau
tidak dapat bekerja, serta ditemukan 59,2% mengalami kemunduran
produktifitas kerja yang diakibatkan oleh dismenore (Novia, 2006).
2.1.1 KLASIFIKASI
Dismenore dapat dibagi atas 2 bagian berdasarkan kelainan
ginekologi, antara lain :
a. Dismenore Primer.
Merupakan nyeri haid yang tidak terdapat hubungan dengan
kelaiann ginekologi, atau kelainan secara anatomik. Kejadian
dismenore primer ini tidak berhubungan dengan umur, ras
maupun status ekonomi. Namun derajat nyeri yang dirasakan
serta durasi mempunyai hubungan dengan usia saat menarche,
2.1.2 PATOFISIOLOGI
Sebelumnya
banyak
faktor
yang
dikaitkan
dengan
kejadian
2.1.3 DIAGNOSIS
Pada kebanyakan kasus wanita dengan gejala yang khas seperti
rasa nyeri pada perut bagian bawah yang muncul bersamaan saat haid
dan menghilang dengan pemberian terapi empirik dapat diduga dengan
diagnosa dismenore primer (cunningham, 2008). Menurut Lefebvre
(2005), dikatakan bahwa dismenore primer ditandai dengan adanya rasa
nyeri pada daerah supra pubik yang terjadi beberapa jam sebelum dan
sesudah keluarnya darah haid, namun terkadang rasa nyeri akan dapat
dirasakan selama dua sampai tiga hari haid. Dapat disertai dengan
adanya keluhan-keluhan lain seperti diare, mual dan muntah, rasa lemah,
sakit kepala, pusing, bahkan dapat juga dijumpai demam hingga hilangnya
kesadaran.
Keluhan rasa nyeri pada saat haid dengan adanya temuan massa
pada pelvik, vaginal discharge yang abnormal, daerah pelvik yang tegang,
wanita dengan risiko terhadap penyakit radang panggul, adanya riwayat
seksual aktif dengan risiko penyakit menular seksual sebaiknya dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut seperti skrining untuk adanya penyakit infeksi
menular, pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat kelainan patologi pada
pelvik dapat mengarahkan kepada diagnosa dismenore sekunder.
2.2 PROSTAGLANDIN
Prostaglandin pertama sekali ditemukan oleh Ulf von Euler, seorang
ilmuwan dari Swedia pada tahun 1935, dimana prostaglandin di isolasi
dari cairan semen yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Namun sekarang
diketahui bahwa prostaglandin dihasilkan oleh semua sel berinti diseluruh
tubuh.
Prostaglandin merupakan mediator yang sering dikaitkan dengan
rasa sakit , demam, inflamasi. Prostaglandin juga berperan dalam kondisi
fisiologis termasuk pada sistem reproduksi wanita. Prostaglandin adalah
salah satu senyawa eikosanoid yang merupakan turunan dari asam lemak
20- karbon tak jenuh seperti asam arakidonat yang aktif secara fisiologis
dan farmakologis.
turunan
dari
metabolisme
asam
arakhidonat.
Asam
dan
hipotonik
infus,
trombus,
katekolamin,
bradikinin,
ini
selanjutnya
akan
memasuki
lintasan
metabolisme
ini
adalah
Prostaglandin
G2
(PGG 2 )
kemudian
akan
Dengan
adanya
PGF 2
akan
banyak ditemukan di
menimbulkan
efek
saat menstruasi.
yang
mengalami
dismenore.
Dimana
PGF 2
dan
PGE 2
yaitu
yang kemudian akan sampai ke jaringan. Sehingga secara umum ada tiga
rute transport vitamin di plasma :
1. Melalui katabolisme lipoprotein trigliserida dengan diperantarai
oleh enzim lipoprotein lipase
2. Melalui reseptor VLDL
3. Melalui pertukaran vitamin E antara membran lipoprotein yang
banyak mengandung vitamin E dengan membran lipoprotein yang
sedikit mengandung Vitamin E.
Vitamin E akan dioksidasi menjadi metabolit yang teroksidasi akan
dieksresikan melalui kelenjar empedu dan kemudian akan mengalami
degradasi di ginjal menjadi asam tokoferol dan keluar bersamaan dengan
urin (Traber, 2000).
sintesis
asam
arakidonat
akan
mengurangi
produksi
prostaglandin.
Rangsang fisik
Rangsangan biokimia
Endometriosis
Adenomiosis
Mioma
Cervical stenosis
Infeksi
Inflamasi
Fosfolipid
Protein Kinase C
Fosfolipase A2
Asam Arachidonat
Cyclooxygenase
PGF2, PGE2
Faktor Yang
Tidak Diketahui
NSAID
Kontraksi Miometrium
Vasokonstriksi Pemb. darah
Iskemia Uterus
Umur
Usia Menarche
Psikososial
IMT
Merokok
DISMENORE
Derajat Nyeri
Berdasarkan
VAS
Merokok
Sistem Syaraf
Psikososial
Minuman
Beralkohol
Vitamin E
Derajat Nyeri
berdasrkan VAS :
DISMENORE
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Nyeri Sangat Berat
Umur
Usia Menarche
Indeks Massa Tubuh
Hal yang diteliti
Variabel Dependen
Variabel Independen