Oleh :
Bernadino Oktavianus Manembu S. Kep
NIM. I4B111209
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI
LETAK SUNGSANG
Di Ruang Nifas RS. dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin
Oleh :
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO CAESAREA ATAS INDIKSI LETAK SUNGSANG
seorang ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara
ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah
pada komplikasi-komplikasi, kendati cara ini semakin umum sebagai
pengganti kelahiran normal.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksio sesarea
adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus.
2. Jenis Sectio Caesarea Berdasarkan Teknik Penyayatan
a. Seksio sesarea klasik atau corporal
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira-kira 10cm. Kelebihannya antara lain : mengeluarkan janin dengan
cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, dan
sayatan
bisa
diperpanjang
proksimal
dan
distal.
Sedangkan
tidak
ada
peritonealis
dengan
melakukan
tindih
dari
peritoneal
flop
baik
untuk
menahan
spontan
berkurang
atau
lebih
kecil.
Sedangkan
perdarahan
banyak,
keluhan
pada
b.
Plasenta previa
c.
Gawat janin
d.
e.
f.
Hipertensi
g.
h.
i.
j.
Distosia serviks
k.
l.
Malpresentasi janin
Letak lintang
-Bila ada kesempitan panggul maka secsio sesarea adalah cara yang
terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar
biasa.
-Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan
secsio sesarea walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
-Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan
cara-cara lain.
Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
Panggul sempit
Primigravida
Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan caracara lain tidak berhasil.
Gawat janin
5. Komplikasi Sectio Caesarea
a. Infeksi puerpuralis (nifas)
Atonia uteri
5)
Mobilisasi.
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari
tempat tidur dengan dibantu, paling sedikit 2 kali. Pada hari
kedua penderita sudah dapat berjalan ke kamar mandi
dengan bantuan.
6)
Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada
hari kelima setelah operasi.
sedikit
daripada
transversal
yang
diameter anteroposterior
lebih
dan
Dibelakang
terdapat
artikulasio
sakro-
iliaka
yang
naik
ke
seluruh
permukaan
anterior
sacrum,
kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang
ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata
diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke
promontorium yang dihitung dengan mengurangi konjugata
diagonalis
setinggi
spina isciadika,
janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada
umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar
tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan
pemeriksaan
dalam.
Apabila
ada
keraguan,
harus
nyata antara kelahiran janin dalam prosentasi kepala dan kelahiran janin
dalam letak sungsang. Pada prosentase kepala yang lahir lebih dahulu ialah
bagian janin yang terbesar, sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran
badan tidak memberi kesulitan. Sebaliknya pada letak sungsang, berturutturut lahir bagian-bagian yang makin lama makin besar dimulai dari
lahirnya bokong, bahu dan kemudian kepala. Dengan demikian meskipun
bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut belum menjamin bahwa kelahiran
kepala juga berangsur-angsur berlangsung dengan lancar.
7. Prognosis
a. Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar karena
dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan paritas
lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
b. Bagi anak
Pognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran
darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali
pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah pusat lahir dan supaya janin hidup, janin harus
dilahirkan dalam waktu 8 menit.
8. Komplikasi
a. Komplikasi pada janin
Prolaps tali pusat.
Trauma pada bayi akibat tangan mengalami extensi, kepala
mengalami extensi, pembukaan serviks belum lengkap disporposi
chepalopelvic.
Asfiksia karena prolaps tali pusat, kompresi tali pusat pelepasan
Cemas
Post partum
Adaptasi
fisiologis
Trauma
jaringan
Efek
anestesi
Luka bekas
insisi
Proses
laktasi
Supresi SSP
Diskontin
u itas
jaringan
Resti
infeks
I
Nyeri
Medulla
oblongata
Invasi
Gangguan
pada pons
Pola napas
tak efektif
Kelemahan
fisik
Adaptasi
psikologis
Respon mual
muntah
Resti kekurangan
volume cairan dan
elektrolit
Gg. Mobilitas
fisik
Mempengaruhi
tonus uteri
Isapan bayi
Atonia uteri
Stimulasi
Hip.anterior
Resti
perdarahan
Ineffective breast
feeding
Taking in
Stimulasi
Hip.
Posterior
Sekresi oksitosin
Taking hold
Letting
go
Penerimaa
n peran
baru
Perubahan
peran
Cemas
Sekresi
prolaktin
Putting inverte
Stimulasi duktus
alveoli Kelj.
Mamae
Produksi ASI
sedikit
Menghambat
sekresi
oksitosin
Pressure the
ejection of breast
feeding
dapat
menyebabkan
volume
Pengkajian
a.
Identitas
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien dan suaminya.
b.
1.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada
pasien dengan post operasi sectio caesarea hari 1-3 adalah adanya
rasa nyeri.
2.
3.
yang
pembedahan
4. Sistem pencernaan
intestinal.
Ambulatori
perlu
diberikan
untuk
6. Eliminasi
Kateter urinaris indweiling mungkin terpasang: urine jernih
pucat.
7. Nutrisi
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
8. Nyeri/ ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber.
Misal: trauma bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung
kemih/ abdomen, efek-efek anestesia, mulut mungkin kering.
9. Keamanan
10. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan
dengan
efek
anestesi.
2) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan, efek anestesi, efek
hormonal, distensi kandung kemih.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan
(nyeri).
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
6) Resiko infeksi dengan faktor risiko peningkatan kerentanan tubuh
terhadap bakteri sekunder pembedahan
7) Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan
transmisi interpersonal.
8) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan
dengan
peran
atau
terhambatnya
pemulihan,
perawatan
diri
dan
kebutuhan
perawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d efek anastesi
Nyeri akut
b.d trauma pembedahan
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan output berleb
NOC:
NOC:
NOC :
Respiratory status: ventilation
Comfort level
Fluid balance
Pain level Respiratory status: airway patency
Hydration
Kriteria Hasil:
Pain control
Nutritional Status : Food and
Mendemonstasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mud
Kriteria hasil:
Fluid Intake
Menunjukkan
jalannyeri
nafas paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
Pasien mampu
mengontrol
Kriteria dalam
Hasil :rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
NIC
:
Airway
Management
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
Mempertahankan urine output
Buka jalan
nafas nyeri
, gunakan
teknik
chin lift
atau jawdan
thrust
bila perlu
Pasien mampu
mengenali
(skala,
intensitas,
frekuensi
tanda)
sesuai dengan usia dan BB, BJ
Posisikan
pasien setelah
untuk memaksimalkan
Menyatakan
rasa nyaman
nyeri berkurangventilasi
urine normal,
Auskultasi
suara
nafas
1-4
jam,
catat
suara
nafas
NIC: Pain Management
Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
Monitor
pola respirasi,
kecepatan,
kedalaman dan usaha bernafas
Melakukan
pengkajian
nyeri secara
menyeluruh
Elastisitas turgor kulit baik,
oksigen
sesuai
kebutuhan
(Kolaborasi)
ObservasiAtur
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
membran mukosa lembab, tidak
Monitor
nilai
analisa
gas
darah
dan,
saturasi
oksigen
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan
ada rasa haus yang berlebihan
Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
Orientasi terhadap waktu dan
Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti kompres hangat dan tarik nafas dalam
tempat baik
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas
normal
pH urin dalam batas normal
Intake oral dan intravena adekuat
NIC : Fluid Management
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, t
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmo
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan oral
Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 100cc/jam)
DAFTAR PUSTAKA
pada
Masa
Nifas,
From