Anda di halaman 1dari 2

Editorial

Peran Jurnal Kedokteran dalam


Perkembangan Ilmu Kedokteran

Ina Ariani Kirana Masna


Dokter Spesialis Paru, Jakarta

Dunia kedokteran mengalami evolusi yang terus


menerus. Secara sadar maupun tidak, sebagian evolusi yang
terjadi dalam dunia kedokteran merupakan dorongan dari
para editor jurnal kedokteran. Ilmu kedokteran berkembang
mulai dari yang berdasarkan trial-and-error sampai
penanganan pasien berbasis bukti. Bukti yang dimaksud
adalah bukti penelitian klinis. Para editor jurnal kedokteran
merupakan orang-orang pada awalnya membentuk pola
sistematika berpikir dengan mengevaluasi kekuatan ilmiah
artikel yang akan diterbitkan dalam jurnal sampai memberi
label lemah pada desain penelitian tertentu.1
Publikasi penelitian dan tinjauan pustaka umumnya
dilakukan di jurnal kedokteran dengan berbagai tujuan mulai
dari sekedar meningkatkan cum sampai untuk penyampaian
informasi secara luas ke pelosok daerah. Idealnya, publikasi
tidak hanya terbatas pada penelitian yang memiliki hasil
bermakna secara statistik. Penelitian yang mendapatkan hasil
yang tidak bermakna pun dapat menyumbangkan pemikiran
dan bekal untuk kemajuan. Apapun tujuan penulis mengirimkan artikelnya untuk dimuat, keputusan pemuatan artikel
oleh editor akan menambah khasanah ilmu kedokteran itu
sendiri.

J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012

Ruang lingkup jurnal bervariasi mulai dari lingkungan


pendidikan (fakultas ataupun universitas), regional, nasional,
sampai internasional. Untuk menghasilkan jurnal yang baik
dan diminati pembacanya dengan cakupan pembaca yang
luas, diperlukan karya ilmiah yang baik pula. Dasar keilmuan
suatu karya ilmiah adalah penelitian yang baik. Penelitian
yang tidak dilakukan dengan baik tidak dapat menghasilkan
data yang terpercaya dan tidak dapat digeneralisasikan,
dengan kata lain tidak aplikatif di lapangan. Tidak setiap
penelitian dapat langsung diaplikasikan di lapangan.
Penelitian yang berbasis ilmu dasar merupakan dasar keilmuan
yang nantinya dapat dirangkai dan dijadikan dasar bukti
berbagai dugaan serta hipotesis yang ada. Demikian pula
dengan penelitian klinis yang umumnya dianggap aplikatif
sesungguhnya tidak selalu dapat diaplikasikan pada praktik
klinis sehari-hari. Penelitian ilmu dasar dan penelitian klinis
harus dapat saling terkait dan saling mendukung untuk dapat
menjelaskan suatu mekanisme fisiologis maupun patologik
dan terangkai sebagai satu kesatuan ilmu. Independensi
suatu jurnal kedokteran dalam menentukan artikel yang dapat
terbit merupakan topik permasalahan tersendiri karena di
dalamnya terkait juga masalah sponsorship dan usaha,

377

Peran Jurnal Kedokteran dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran


kemampuan, serta sumber daya masing-masing jurnal untuk
terus mempertahankan diri tetap terbit.
Dalam era penelitian ini, ribuan penelitian dilakukan
setiap harinya di dunia. Banyak penelitian dihasilkan namun
lebih dari separuhnya tidak dapat digunakan karena
kurangnya metodologi. Dokter dan tenaga medis di abad ini
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
berbasis ilmiah. Dasar ilmiah yang menjadi rujukan pelayanan
berasal dari penelitian, meta-analisis, maupun tinjauan
pustaka yang sistematik. Walaupun pembaharuan ilmu
berlangsung terus menerus padahal pendidikan kedokteran
formal hanya berlangsung satu kali pada satu periode saja.
Seorang dokter dari Chicago, J.H. Salisbury, menyatakan
bahwa jurnal kedokteran dalam hidup seorang dokter memiliki
peran yang tidak tergantikan.1 Pendidikan kedokteran formal hanya wajib dihadiri satu kali seumur hidup sedangkan
seminar ataupun kongres umumnya jarang dihadiri. Saat ini
jurnal kedokteran sudah seperti surat kabar harian yang dapat
di akses setiap hari dan dapat mempengaruhi praktik seorang
dokter dan berperan dalam perkembangan ilmu kedokteran
secara umum, baik berupa pengaruh baik maupun buruk.
Artikel yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran dapat
menjadi dasar bagi seorang dokter untuk mencoba obat baru
atau bahkan suatu metode/teknik baru. Hal tersebut dapat
membantu pasien mengatasi keluhannya namun dapat juga
terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, jurnal kedokteran
seharusnya dapat membantu dokter dan praktisi medis
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan bukti dan
dasar ilmiah.
Sejak tahun 1950, Majalah Kedokteran Indonesia telah
menghadirkan berbagai artikel kedokteran mulai dari ilmu

378

klinis praktis, tinjauan pustaka, laporan kasus, serta hasil


penelitian. Negara-negara barat boleh saja mengatakan bahwa
sudah terlalu banyak jurnal kedokteran di dunia2, tetapi Indonesia masih membutuhkan jurnal kedokteran yang
berkualitas sekaligus dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat kedokteran Indonesia. Pada tahun 1972, Berry2
berpendapat bahwa jurnal baru tidak diperlukan lagi karena
sudah terlalu banyak media publikasi artikel kedokteran. Hal
ini didasari oleh bermunculannya jurnal baru sehingga
memberikan beban berat bagi pembaca. Untuk mengetahui
satu topik permasalahan saja dapat ditinjau dari sedikitnya
17 jurnal kedokteran dan itupun belum mencakup seluruh
aspek permasalahan tersebut. Ledakan publikasi ini menjadi
perhatian bagi Berry2 karena ia khawatir berbagai artikel asal
jadi akan diterbitkan. Hal ini tentunya akan mengganggu
perkembangan ilmu kedokteran itu sendiri. Atas dasar itulah
Majalah Kedokteran Indonesia diharapkan dapat menjadi
tulang punggung jurnal kedokteran Indonesia yang
memberikan konstribusi besar pada perkembangan ilmu
kedokteran di Indonesia dengan memuat berbagai artikel
penelitian dan karya ilmiah terbaik anak bangsa. Apapun
permasalahannya, hadirnya sebuah jurnal kedokteran yang
berkualitas tidak akan dapat lepas dari kehidupan seorang
dokter.
Daftar Pustaka
1.
2.

Podolsky SH, Greene JA, Jones DS. The evolving roles of the
medical journal. N Engl J Med. 2012;366:1457-61.
Berry EM. The evolution of scientific and medical journals. N
Engl J Med. 1981;305:400-2.

J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai