Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Radiator sebagai salah satu komponen otomotif
digunakan untuk melepas sebagian panas hasil proses
pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar. Pada awal teknologi
otomotif, radiator digunakan untuk kendaraan roda empat atau
lebih. Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini,
radiator juga diaplikasikan pada kendaraan roda dua (sepeda
motor). Pengaplikasian pendinginan dengan radiator ini diyakini
dapat melepas panas dari ruang bakar lebih efektif daripada
dengan pendinginan udara langsung sehingga dapat
meningkatkan performa mesin. Radiator dibedakan menjadi dua
berdasarkan arah aliran fluida-nya yaitu radiator aliran vertikal
dan horisontal. Perbedaan mendasar kedua radiator tersebut
terletak pada susunan tube yang menempel pada masing-masing
header tempat mengalirnya fluida.

Gambar 1.1. Jenis-Jenis Radiator

2
Meskipun radiator sudah banyak digunakan pada sepeda
motor namun, sampai saat ini informasi mengenai unjuk kerja
radiator untuk sepeda motor tidak banyak tersedia atau bahkan
tidak ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian secara
langsung pada salah satu sampel sepeda motor berpendingin
fluida, yang dalam kasus ini digunakan Yamaha Jupiter MX
135LC.
Sepeda motor Yamaha Jupiter MX 135 LC memang beda
jika dibandingkan dengan sepeda motor lain dikelasnya. Sepeda
motor ini memiliki sistem pendingin fluida yang meliputi
radiator, thermostat, pompa air, water jacket (mantel pendingin),
water recovery (reservoir), kipas, dan sensor temperatur. Adapun
cara kerja sistem tersebut (tampak dalam Gambar 2.12) adalah
ketika mesin dalam keadaan mati atau suhu mesin dingin
thermostat akan tertutup dan air hanya bersirkulasi di dalam water
jacket, tetapi saat mesin mulai bekerja dan mencapai temperatur
kerja sebesar 80C maka thermostat akan terbuka sehingga air
akan disirkulasikan oleh pompa air dari radiator menuju water
jacket di sekeliling blok dan head untuk didinginkan kembali.
Sedangkan kipas akan berputar berdasarkan masukan dari sensor
kontrol temperatur (letak sensor tertancap pada head) apabila
suhu mencapai 90C. Selain itu bagian penutup radiator juga
dihubungkan dengan water recovery (reservoir). Yaitu ketika
suhu mesin panas, katup tekan tutup radiator akan terbuka untuk
membawa uap serta air ke water recovery (reservoir) demikian
sebaliknya ketika suhu mesin dingin, katup tekan radiator akan
tertutup sehingga katup vakum akan terbuka dan air masuk ke
dalam radiator.
Meskipun cara kerja sistem pendingin pada sepeda motor
Yamaha Jupiter MX 135 LC dapat dideskripsikan, namun tidak
mudah untuk melakukan pengujian langsung. Karena untuk
mengetahui unjuk kerja radiator data awal yang harus diketahui
dan divariasikan adalah kecepatan udara mengalir melalui
radiator dan debit air yang mengalir di dalam radiator. Dengan
data yang harus diambil berupa temperatur air masuk dan keluar

3
serta temperatur udara masuk dan keluar, sehingga tidak mungkin
melakukan pengambilan data sambil mengendarai sepeda motor.
Oleh sebab itu, pengujian dilakukan di laboratorium.
Adapun langkah-langkah pengujiannya yang pertama, air
di dalam reservoir dipanaskan menggunakan heater untuk
mencapai temperatur sebesar 80C, agar tetap konstan dijaga
dengan termokontrol, setelah itu air disirkulasikan ke dalam
radiator dengan menggunakan pompa air. Untuk memvariasikan
kecepatan udara dan untuk mendinginkan radiator digunakan
kipas angin yang dihubungkan ke voltage regulator.
Pada akhir pengujian dengan variasi debit air dan
kecepatan udara, akan diperoleh karakteristik perpindahan panas
berupa laju perpindahan panas, dan koefisien perpindahan panas
konveksi sebagai wujud unjuk kerja radiator .

Gambar 1.2. Tampak Depan Radiator Yamaha Jupiter MX


135LC

Gambar 1.3. Tampak Belakang Radiator Yamaha Jupiter MX


135LC
I.2 Perumusan Masalah
Studi eksperimental ini mengkaji unjuk kerja radiator
Yamaha Jupiter MX pada beban panas yang berubah dengan cara
mengubah debit air. Karakteristik perpindahan panas yang dikaji
yaitu laju perpindahan panas, koefisien perpindahan panas
konveksi, dan efektivness.
I.3 Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui unjuk
kerja radiator Yamaha Jupiter MX dalam melepas panas, melalui
uji eksperimental dalam terowongan angin subsonik.

5
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar pengujian yang
dilakukan tidak meluas sehingga hasil pengujian ini lebih
terfokus, yaitu:
1. Fluida panas (air) yang mengalir didalam tube
dianggap dalam kondisi fully developed.
2. Perpindahan energi termal hanya terjadi antara fluida
panas dalam radiator dengan fluida dingin (udara)
yang mengalir melintasi permukaan luar radiator.
3. Fluida kerja tidak mengalami perubahan fase.
4. Sistem beroperasi pada keadaan tunak.
5. Koefisien perpindahan panas seragam.
6. Properties fluida pada sisi fluida panas dan fluida
dingin konstan.
7. Efek radiasi diabaikan.
8. Terowongan angin yang digunakan adalah jenis open
circuit subsonic wind tunnel.
9. Aliran udara di dalam terowongan angin pada sisi
inlet dianggap sebagai free stream yang steady,
uniform, dan incompressible.

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai