PAPER
Selulitis Orbita
DISUSUN OLEH:
Rachmat Kurniawan Andi Putra
NIM : 100100249
Pembimbing:
Dr. Aryani A. Amra, Sp.M(K)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2015
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper yang
berjudul Selulitis Orbita. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pembimbing, dr. Aryani A. Amra, Sp.M(K), atas bimbingannya.
Ilmu kedokteran masih terus berkembang dan dalam waktu singkat sudah
muncul teori dan pengetahuan-pengetahuan baru. Untuk itu penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan
besar hati menerima saran, kritik dan masukan yang sifatnya membangun demi
kebaikan ilmu pengetahuan. Semoga paper ini bermanfaat bagi yang membacanya
nanti dan bermanfaat sebagai sumber kepustakaan.
Penulis
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................1
1.1.
Latar Belakang................................................................1
1.2.
Tujuan Penulisan..............................................................1
1.3.
Manfaat Penulisan............................................................2
Anatomi Orbital...............................................................3
2.2.
2.3.
Klasifikasi......................................................................5
2.4.
Patofisiologi....................................................................5
2.5.
Diagnosis.......................................................................5
2.6.
Penatalaksanaan...............................................................7
2.7.
Komplikasi.....................................................................9
2.8.
Prognosis.....................................................................10
BAB 3 KESIMPULAN................................................................11
3.1.
Kesimpulan..................................................................11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR GAMBAR
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mata merupakan salah satu organ yang menjadi hal yang
diperhatikan pada manusia terutama pada daerah wajah. Mata dapat
menjadi sangat vital karena merupakan satu-satunya indra yang
dipergunakan untuk melihat.
Tunanetra merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang
yang tidak dapat melihat. Kehilangan daya penglihatan merupakan salah
satu ujung dari tiap penyakit mata yang paling ditakutkan tidak hanya bagi
pasien juga bagi tenaga medis dan operator yang melakukan pengobatan
mata.
Dari banyak penyebab kebutan, salah satu yang umum adalah
infeksi, yaitu infeksi dari bakteri, virus, jamur dan parasit. dimana salah
satunya adalah selulitis orbita.(1)
Penyakit ini perlu dibedakan dengan preseptal selulitis yang hanya
terjadi pada kelopak mata kuman yang menjai penyebab dapat beragam
bergantung pada usia dan kondisi fisik pasien. Kondisi fisik disini
dimaknai sebagai adanya infeksi yang dapat menyebar ke mata, terutama
ruang
orbital.
Kuman
tersering
yang
menyebabkan
ini
adalah
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai selulitis orbita
1.3.
Manfaat Penulisan
Sebagai sumber bacaan dan syarat untuk melewati departemen ilmu
penyakit mata.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
Anatomi Orbital(3)
Mata terbagi menjadi jaringan lunak dan jaringan keras dimana
2.1.
jaringan lunak berupa kelenjar lakrimal, tendon dan otot penggerak mata
dan jaringan keras berupa tulang yang membentuk rongga. Diameternya
sekitar 35-40 mm(4) dimana lebih bulat pada masa anak-anak.
Jaringan tulang yang membentuk rongga ini terdiri atas tulang
frontalis, zigomatikum, sphenoid, maksilaris, ethmoid, nasalis dan
lakrimalis, secara regional dapat dibagi 3 yaitu:
Lantai (floor): dari pinggir bawah kearah belakang, kejadian
pada bagian ini dapat menyebabkan enoptalmus.terdiri atas
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.2.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Klasifikasi(10)
Klasifikasi menurut Candler:
Grup 1: preseptal selulitis
Grup 2: orbital selulitis
Grup 3: subperiosteal abses
Grup 4: intraorbital abses
Grup 5: trombosis sinus kavernosus (infeksi ke arah posterior(11))
2.3.
2.4.
Patofisiologi
Dapat merupakan penyebaran dari infeksi disekitar dan jauh dari
mata. Dari sekitar mata merupakan infeksi yang menyebar dari fokus atau
fokus-fokus infeksi yang terbentuk disekitar mata(10).
Terjadinya infeksi yang menyebar pada jaringan orbita yang
berlangsung pada sisi posterior menuju anterior sehingga dapat terjadi
penumpukan cairan pada ruang orbita yang dapat mengganggu pergerakan
penglihatan(12).
2.5.
Diagnosis
2.4.1.
Anamnesis
Hal yang dapat ditanyakan berupa riwayat infeksi. Riwayat
infeksi meliputi infeksi diseluruh tubuh terutama infeksi disaluran
nafas (hidung dan paru). Kemudian riwayat adanya trauma atau
operasi sebelumnya yang memungkinkan sebagai jalan masuk
kuman. Kemudian riwayat adanya penyakit atau konsumsi obat
yang berisfat imunosupresi dapat mempermudah infeksi(13).
Kemudian hal-hal penting yang dapat menunjang dapat ditanyakan
seperti lingkungan kerja, rumah dan riwayat perjalanan.
Riwayat alergi penting sebagai poin untuk menyingkirkan
kemungkinan alergi. Begitu juga dengan riwayat keganasan yang
berperan pada kemungkinan munculnya mimik keganasan disini.(11)
Gejala seperti demam, penurunan kemampuan penglihatan
sulit mengerakan mata(14), rasa tidak enak badan, dan terasa nyeri
dan bengkak pada mata atau kelopak atas dapat terjadi(15).
2.4.2.
Pemeriksaan Fisik
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
dapat digerakan.
Palpasi: terasa panas dan dapat terasa adanya akumulasi
cairan.
Pemeriksaan gerakan: pasien ditemukan sulit bergerak dan
dapat juga tidak dapat digerakan.
2.4.3.
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan: dapat dengan CT-Scan(16) atau MRI(17). Untuk
melihat bagaimana kondisi ruang orbita dan apakah adanya
2.4.4.
Diagnosa Banding
Selulitis Preseptal: mirip dengan terjadinya penyakit
selulitis orbita, namun terjadinya dari anterior menuju
septal. Umumnya selulitis orbital terjadi pada usia yang
lebih muda (sekitar 12 tahun) dan selulitis preseptal terjadi
Keganasan
tersebut
dapat
berupa
Penatalaksanaan
Manajemen awal(23)
1. Rawat Inap
2. CT scan urgen (dalam 24 jam) pada sinus paranasal, orbita and otak
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
berupa
spektrum
luas
seperti
amoksisilin,
Non-farmakologis
o Surgikal: drainase abses pada koplikasinya (abses
orbital atau periosteal)(25)
Indikasi bedah berupa:(23)
1. gejala disfungsi syaraf
2. Abses orbital or subperiosteal pada CT (bisa
muncul pada bagian atap
3. penatalaksanaan farmakologi gagal
4. ada gas pada daerah yang mengalami abses
(infeksi anaerobic)
5. sinusitis kronik yang konkruen
6. infeksi gigi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Komplikasi
Komplikasi dari selulitis orbita dianara lain(26)(27):
Selulitis difus: selulitis yang meluas.
Abses orbital: penumpukan nanah yang terkumpul diruang
orbita.
Abses Subperiosteal: penumpukan nanah yang terkumpul
kavernosus.
Necrotizing Fascilitis: infeksi yang mengancamnyawa yang
mengalami pada jaringan sub kutaneus.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.8.
Prognosis
Bergantung pada keadaan penyakit, pencegahan sekunder dapat
memperbaiki prognosis. Komplikasi akan memperburuk prognosis
terutama jika bersifat sistemik.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 3
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
a. Abses orbita merupakan infeksi yang terjadi akibat infeksi yang
menyebar, baik dari organ disekitarnya (hidung dan telingga) atau
organ jauh seperti paru-paru.
b. Keganasan dan selulitis orbital dapat serupa. Pemeriksaan
pencitraan dan observasi diperlukan untuk pencegahan primer
terhadap keganasan
c. Pengobatannya meliputi
antibiotik
empiris
dan
spesifik.
10
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Daftar Pustaka
1.
Garrity J. Preseptal and Orbital Cellulitis [Internet]. 2015. 2015 [cited 2015 Jan 1].
p. 611. Available from: http://www.merckmanuals.com/professional/eyedisorders/orbital-diseases/preseptal-and-orbital-cellulitis
2.
3.
Turvey TA, Golden BA. Orbital Anatomy for the Surgeon. Oral Maxillofac Surg
Clin North Am. 2012;24(4):52536.
4.
AAO. Orbit, Eyelids, and Lacrimal System. 2014th5th ed. New York: AAO;
2015. 5-8, 39-45 p.
5.
6.
7.
DeMuri GP, Wald ER. Acute Bacterial Sinusitis in Children. N Engl J Med.
2012;367(12):112834.
8.
Yanoff M, Duker JS. Yanoff & Duker Ophtalmology. 3rd ed. Wiggs JE, Miller D,
Azar DT, Goldstein MH, Rosen ES, Duker JS, et al., editors. New York; 2015.
9.
10.
11.
11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
12.
13.
14.
Smith JM, Bratton EM, Dewitt P, Davies BW, Hink EM, Durairaj VD. Predicting
the need for surgical intervention in pediatric orbital cellulitis. Am J Ophthalmol
[Internet]. Elsevier Inc.; 2014;158(2):38794.e1. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajo.2014.04.022
15.
Orbital Cellulitis [Internet]. Medline Plus. 2015 [cited 2015 Jan 1]. p. 1748.
Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000172.htm
16.
Butterton JR, Collier DS, Romeo JM, Zembowicz A. Case 14-2007: a man with
pain and swelling of both eyes and the right ear. The New England journal of
medicine. 2007. p. 19808.
17.
Eskandar E, Ii FGB, Rabinov JD. Case 21-2006: A 61-Year-Old Man with LeftSided Facial Pain. The New England Journal of Medicine. 2006. p. 1838.
18.
19.
Torretta S, Marchisio P, Gaffuri M, Capaccio P, Esposito S, Pignataro L. Step-bystep iconographic description of a prolonged but still favourable course of orbital
cellulitis in a child with acute rhinosinusitis: an iconographic case study. Ital J
Pediatr [Internet]. Italian Journal of Pediatrics; 2014;40(1):25. Available from:
http://www.ijponline.net/content/40/1/25
20.
21.
Tazi I, Nafil H, Mahmal L. A pitfall diagnosis of orbital tumor. Ann Saudi Med.
2014;34(3):2689.
22.
23.
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
24.
25.
26.
27.
Ilyas S, Mailangkay HHB, Taim H, Saman RR, Simarmata M, Widodo PS. Ilmu
Penyakit Mata: Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Sagung
Seto; 2010. 84 p.
13