solusi:
Dari soal diketahui
F = k v A
[M][L][T]-2 .
[M][L]-3.
[L][T]-1.
[L]2.
Dengan mencocokkan dimensi [M], [L], dan [T] pada kedua ruas persamaan di atas, didapat:
Dimensi [M] :
1=
Dimensi [L] :
1 = -3 + + 2
Dimensi [T] :
-2 = -
Di dapat
=2
=1
=1
Jadi F = k v2A.
Jika rapat udara turun menjadi 0.5 maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan
kecepatan
2v = 1.41 v.
2. Sebuah perahu melaju di sebuah sungai yang mengalir dengan laju tertentu v. Dalam perjalanannya
(yaitu saat perahu melewati titik A) perahu melewati sebuah botol yang terseret arus sungai. Satu
1
jam setelah pertemuan itu, perahu berbalik arah. Dalam perjalanan baliknya, perahu bertemu lagi
dengan botol yang sama pada jarak 6 km dari titik A. Laju perahu relatif terhadap arus sungai selalu
konstan. Hitung berapa kelajuan v air sungai?
solusi:
Misalnya titik dia berbalik arah adalah titik C dan titik pertemuan kedua kali adalah titik B, maka
dari soal diketahui bahwa: AB = 6 km, dan tAC = 1 jam.
Misalnya laju perahu relatif terhadap sungai adalah vp, maka dari informasi di atas, diketahui bahwa
AC = (v + vp ) . tAC,
atau
AC = (v + vp ) . 1,
(1)
CB = (vp - v ) . tCB,
(2)
AC = AB + CB,
atau
AC = 6 + CB,
(3)
AB = v . (tAC +tCB),
atau
6 = v . (1 +tCB).
(4)
(5)
6
1 6
v
(6)
450
B
C
solusi:
Ubah dulu kecepatan mobil dalam satuan SI: 72 km/jam = 20 m/det. Gerak peluru dari A ke C
2
t AC =
1
2 v , sehingga
2
t AC =
v A , x sin 450 t AC =
v A , y =v sin 45 0=
2 v A, y
. Kecepatan peluru di A
g
2 v
g
v2
. Tetapi AC juga sama dengan AB + BC. Sehingga didapat
g
v2
v
.
=50020 2
g
g
silinder adalah m.
solusi:
Perhatikan diagram gaya di samping
L
jumlah torka
: fr = Tr.
sederhanakan
f = T.
N
mg
hubungan sudut
r
3
r
sin = 2
2 r L2
sin =
L
cos = 2
2 r L2
2r L
r 2 L 2
cos =
L 2r 2
r 2 L 2
r 2 L 2
T=
mg
2 L2
2
r
N = mg
L
r L
f=
mg
2 L2
f r L
=
N
2r L
5. Dua balok diletakkan pada bidang miring dengan sudut kemiringan . Massa masing-masing balok
adalah m1 dan m2. Koefisien gesekan antara bidang miring dan kedua balok masing-masing adalah
1 dan 2. Anggap koefisien gesek kinetis sama dengan koefisien gesek statis. Hitung sudut
minimum bidang miring agar balok mulai bisa meluncur turun. Untuk kasus keadaan sudut lebih
besar daripada sudut minimum ini, hitung berapa gaya kontak antara kedua balok. Anggap 1 > 2.
m2
m1
solusi:
Catatan: Soal ini sebenarnya tidak sangat sederhana. Ada beberapa sudut kritis yang perlu diperhatikan. Untuk
kepentingan seleksi kabupaten, sebenarnya sudut kritis yang perlu ditinjau hanya sudut kritis terakhir saja. Tetapi
untuk kelengkapan pembahasan, maka di sini akan dibahas sudut-sudut kritis yang terlibat.
Pertama tinjau benda 2 saja. Anggap sudut cukup kecil, sehingga gaya gesek pada benda 2
belum mencapai maksimum. Akibatnya gaya berat m2 dalam arah y hanya ditahan oleh gesekan f2
saja. Akibatnya gaya kontak F antara benda 1 dan benda 2 masih nol.
Persamaan kesetimbangan benda 2:
dalam arah y:
N2 - m2 g cos = 0,
dalam arah x:
m2 g sin - f2 = 0.
Pada sudut kritis pertama a, gaya gesek f2 mencapai maksimum, yaitu 2N2. Jadi didapat
m2 g sin a = 2 m2 g cos a
Atau
tan a = 2.
Pada benda 1, sudut kritis yang serupa (anggap tidak ada dorongan dari benda 2) dicapai pada sudut
b, dengan kondisi tan b = 1. Jelas bahwa a < b. Tetapi karena adanya benda 2, maka sudut kritis
kedua ini menjadi tidak berlaku lagi. Saat sudut >a , muncul gaya kontak antara kedua benda.
Gaya kontak ini dibutuhkan untuk menahan sisa gaya berat benda 2 yang tidak bisa disediakan oleh
gesekan pada benda 2. Gaya gesek pada benda 2 sudah maksimum 2N2, tetapi gaya gesek pada
benda 1 belum maksimum.
Persamaan gerak benda 1:
dalam arah y:
N1 - m1 g cos = 0
dalam arah x:
m1 g sin + F - f1 = 0.
N2 - m2 g cos = 0
dalam arah x:
m2 g sin - 2 m2 g cos a - F = 0.
Ketika tercapai sudut kritis berikutnya c ,gaya gesek pada benda 1 mencapai maksimum yaitu 1N1.
Dengan memasukkan ini ke dalam persamaan-persamaan di atas, didapat
m1 g sin c + m2 g sin c = 1 m1 g cos c +2 m2 g cos c.
atau
tan c =
1 m1 2 m2
.
m 1m 2
Maka jika >c , maka benda akan bergerak bersama-sama dengan percepatan a.
Untuk kasus ini, persamaan gerak benda 1 dan 2 dalam arah x masing masing diberikan oleh:
Benda 1:
m1 g sin + F - 1 m1 g cos = m1 a.
Benda 2:
m2 g sin - 2 m2 g cos a - F = m2 a.
dan
a=
F=
12 m1 m2 g cos
m 1m2
Jelas bahwa solusi ini mengharuskan 1 > 2, seperti disyaratkan pada soal, karena jika tidak F < 0.
6. Sebuah partikel A bermassa m menumbuk partikel B yang diam. Massa partikel B adalah M.
Partikel A kemudian menyimpang dengan sudut 900, sedangkan partikel B menyimpang dengan
sudut 300 terhadap gerakan awal partikel A. Berapa persen perubahan energi kinetik sistem setelah
tumbukan jika M/m = 5.0?
solusi:
Dalam soal ini, momentum linear sistem dalam arah x dan y kekal. Gunakan variabel berikut:
partikel A datang dengan kecepatan awal u, kecepatan A setelah tumbukan adalah vA, dan kecepatan
B setelah tumbukan adalah vB.
Hukum kekekalan momentum dalam arah x:
v B=
dan
v A=u tan 30 0
m2
a1
m1
m1
a1
solusi:
Dari geometri, bisa diperoleh
a1
tan =
2 a2
Gaya yang bekerja pada sisi miring m2 mengarah tegak lurus permukaan miring ini (gaya normal).
6
N cos =m1 a1
2
m2 g
2
2 m 1 tan m2
2
a 1=
dan
m2 g
2 m1 tan m2 cot
2
2
8. Sebuah gaya yang tidak diketahui besarnya, F, dikerjakan pada ujung sebuah tapi seperti pada
gambar, sehingga titik A turun sejauh x diukur relatif terhadap lantai. Konstanta pegas untuk kedua
pegas sama, yaitu k. Tentukan besarnya F.
solusi:
Pertama anggap ada gaya F yang diketahui besarnya. Tegangan tali bagian
k
bawah akan menjadi sama dengan F. Tetapi karena ada 2 tegangan tali
pada sisi katrol, maka tegangan tali atas menjadi 2F.
Akibat penambahan panjang pegas atas, titik A akan turun sejauh 4F/k.
Akibat penambahan panjang pegas bawah, titik A akan turun sejauh F/k.
Gabungan kedua efek ini memberikan pertambahan panjang sebesar 5F/k.
Jadi
x = 5F/k,
atau
F = 5 kx.
A
solusi:
Agar bisa persis melewati C, maka gaya normal di C harus nol. Akibatnya gaya yang menyediakan
percepatan sentripetal hanyalah gaya gravitasi. Persamaan gaya di titik C: m
v 2C
=mg .
Rr
1
12 2 2 7
EK = m v 2C
mr C = m vC2
2
25
10
Energi potensial di C (ambil bahwa energi potensial bola saat berada di B adalah 0) = 2 mg (R-r)
Energi total di C (ambil acuan di B) =
E=
27
m g Rr .
10
solusi:
Anggap sistem berada pada keadaan kesetimbangan. Jika massa m turun
sejauh x, maka pegas bertambah panjang sebanyak x/2.
Maka gaya pada pegas adalah kx/2.
Karena katrol tidak bermassa, maka gaya pada tali adalah setengah dari
gaya pada pegas, yaitu kx/4.