ASFIKSIA NEONATORUM
Preseptor:
Meita Dhamayanti dr, SpA (K)
Penyusun :
Wirawan Anggorotomo
Adibah Ab. Halim
Azariman Azijan
C11050065
1301-1206-3008
1301-1206-3042
1. PENDAHULUAN
Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain
itu, asfiksia menyebabkan mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan gejala sisa
berupa kelainan neurologis. Insidensi asfiksia perinatal (asphyxia in the infant during
labor, delivery or the immediate postnatal period, a common cause of hypoxicischemic encephalopathy) 1,2 di negara maju berkisar antara 1,0-1,5% tergantung dari
masa gestasi dan berat lahir. Insidensi asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5%,
sedangkan bayi prematur adalah 0,6%. Di Indonesia, prevalensi asfiksia sekitar 3%
kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144.900 bayi dilahirkan dengan keadaan
asfiksia sedang dan berat. 1
1.1 Definisi
Asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi CO 2 dan
asidosis.
Afiksia ringan-sedang
Asfiksia berat
Warna
Tubuh
merah
muda,
ekstrimitas
2
>100x/menit
Baik,
menangis
Pergerakan
aktif
Batuk,
bersin,
menangis
Seluruh
tubuh merah
muda
biru
Penilaian APGAR dilakukan pada 1 dan 5 menit setelah lahir dan diulang
setiap 5 menit sampai tanda vital stabil. 1
Gangguan aliran darah di umbilikus yang akut seperti dalam tali pusat yang
prolaps dan dengan tali pusat yang terkompres
terjadinya
redistribusi
tersebut
melalui
keadaan
hipoksia
dan
1.5 Etiologi
Periode antepartum
a) Insufisiensi plasenta
b) Hipotensi dalam kehamilan
c) Malformasi fetus
d) Prematuritas
Periode intrapartum
a) Trauma persalinan
b) Lahir songsang
c) Abruptio plasenta
d) Prolaps tali pusat
e) Hipotensi dalam kehamilan
f) Infeksi
Periode postnatal
a) Penyakit paru kronis
Kehamilan ganda
Faktor intrapartum:-
Seksio sesaria
Persalinan lama
Abruptio plasenta
Plasenta previa 1
analysis akan menunjukkan pH kurang dari 7.20. Asidosis yang berlaku adalah
metabolic acidosis dan respiratory acidosis5.
Pada bayi yang hampir term, tanda ini merupakan petunjuk yang akan
mengarah kepada administrasi oksigen yang berkonsentrasi tinggi kepada ibu dan
persalinan segera dilakukan untuk mengelakkan kematian fetus atau kerusakan sistem
saraf pusat. Ketika lahir, terdapat mekonium yang berwarna kuning (menunjukkan
fetal distress telah berlaku) dan seringkali bayinya tidak bernafas spontan. Pada jam
seterusnya, bayi bisa menjadi hipotonik atau bertukar dari hipotonik ke hipertonik
atau normal. Pucat, sianosis, apnea, heart rate perlahan, dan tidak merespon pada
stimulasi juga merupakan tanda hypoxic-ischemic encephalopathy. Hal ini terjadi
kerana asfiksia akan menyebabkan kurangnya oksigen suplai (hipoksia) dan atau
kurangnya perfusi (iskemia) terhadap beberapa organ tubuh5.
yang biasanya ditandai dengan gejala oliguria dan bila proses ini berlanjut dapat
berakhir dengan gagal ginjal akut (GGA). Hipoperfusi melalui gangguan tubular dapat
menyebabkan iskemia yang selanjutnya menimbulkan nekrosis sel epitel tubulus
ginjal. Kedua gangguan vaskular dan tubular tersebut secara bersama sama akan
berakhir dengan GGA4,5,6.
1.8 Diagnosis
Diagnosis asfiksia dapat ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan
penunjang
Gejala klinis :
Sianosis, tubuh nampak berwarna kebiruan akibat hipoksia jaringan
Bradikardia
Hipotonia
Kurang respon pada stimuli, kesadaran menurun akibat suplai O2
tidak adekuat
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium :
Darah : Analisis Gas Darah
Elektrolit
Glukosa
Radiologi :
Foto thoraks, USG, CT scan
1.9 Penatalaksanaan
1.9.1 Resusitasi
Tujuan :
Memberikan ventilasi oksigen yang adekuat
Memperbaiki suplai oksigen yang cukup ke otak, jantung, dan
organ vital lainnya
10
APGAR :
Membantu dalam penilaian keadaan bayi lebih lanjut,
mengevaluasi efektivitas dan keberhasilan usaha resusitasi.
Dinilai pada 1 & 5 menit APGAR < 7
520 menit dilakukan sampai 2 kali penilaian menunjukkan
skor 8
Penanganan Khusus :
BBLR 1000-2000g
: Min 35-40mmHg
: Min 30-40mmHg
11
: 5-8mmHg
: 3-5 mmHg
Inotropik :
Dobutamin
(Interval,
2.5-25
*Maks
40
mcg/kgbb/min, IV)
-
Beta-agonis :
-
Ginjal
Pertahankan ventilasi & perfusi yang adekuat
Cegah hipovolemia, pertahankan tekanan vena sentral yang
adekuat (6-8cm H2O)
Pemberian zat inotropik mungkin diperlukan untuk menjaga
agar tekanan darah dalam batas normal
12
2.0 Prognosis
Bayi cukup bulan dengan APGAR 0-3 pada 10, 15 dan 20 menit angka
kematian 18%, 48% dan 59%
Prognosis buruk apabila terjadi gagal nafas spontan dalam 1 jam setelah lahir,
kejang menetap, gangguan metabolik berat, dan adanya gambaran radiologik
abnormal (pendarahan serebral, infark serebral, atropi serebral)
DAFTAR PUSTAKA
1. Diktat kuliah, Perinatologi, oleh: Dr H Abdurachman Sukadi, dr, Sp. A (K), H Ali
Usman, dr, Sp. A (K), H Syarief Hidayat Effendi, dr, Sp. A (K), ms 85-7
13
14