Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA KLIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Latar Belakang
Klien-klien dengan harga diri rendah banyak dijumpai di Rumah Sakit
Jiwa. Klien dengan harga diri rendah masuk rumah sakit jiwa kebanyakan
sudah mengalami komplikasi lanjut misalnya karena harga diri rendah klien
lebih sering mengurung diri di kamar, akibatnya dapat terjadi halusinasi dan
pada akhirnya dapat menyebabkan perilaku kekerasan.
Mengingat akibat yang ditimbulkan dapat merugikan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan, maka perlu diberikan penyuluhan kepada klien dapat
meningkatkan harga dirinya dan dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan warga dapat mengidentifikasi kemampuan
yang dimilikinya dan dapat melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dapat :
-

Menjelaskan pengertian harga diri rendah

Menyebutkan tanda dan gejala harga diri rendah

Mengidentifikasi factor predisposisi dan presipitasi

Menjelaskan peran keluarga dalam meningkatkan harga diri klien.

C. Materi
1. Pengertian harga diri rendah
2. Tanda dan gejala harga diri rendah
3. Proses terjadinya harga diri rendah

4. Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri rendah.


D. Media, Alat dan Sumber
Alat

:-

Sumber

: Anna Kelliat, Budi. 1992. Gangguan Konsep Diri. EGC. Jakarta.

Media

E. Metode
Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan Tanya jawab secara lisan setiap selesai
penyuluhan.
G. Sasaran
Warga beresiko RW X Kelurahan Bandarharjo Semarang
H. Waktu
Hari/ tanggal

: 5 Mei 2015

Pukul

: 15.00 WIB

I. Tempat
Balai RW X Kelurahan Bandarharjo
J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
Materi yang diberikan sudah lengkap dan siap digunakan
2. Proses penyuluhan
-

Kegiatan penyuluhan diharapkan dapat berjalan lancar.

Klien dapat memperhatikan apa yang dijelaskan oleh perawat.

3. Hasil
-

Sasaran mampu menjelaskan menyempatkan 60% dari materi yang


didapatkan.

Sasaran dapat mengetahui dan memahami tentang harga diri rendah.

Keluarga mampu berperan serta meningkatkan harga diri klien

Lampiran
MATERI PENGAJARAN
POKOK BAHASAN

: Harga Diri Rendah Situasional

SUB POKOK BAHASAN : Pendidikan Kesehatan Tentang Peningkatan Harga


Diri Rendah
A. Pengertian Harga Diri Rendah Situasional
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan diriyang berkepanjangan akibat evaluasi negative
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat&akemat, 2007)
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan
diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
B. Penyebab Harga Diri Rendah
Penyebab terjadinya harga diri rendah antara lain :
a. Faktor predisposisi ( Stuard and Sudeen, 1998 )
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua yang tidak realistis
3) Kegagalan yang berulang kali
4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5) Ketergantungan pada orang lain
6) Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi ( Stuard and Sudeen, 1998 )
Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan. Terdapat
tiga jenis transisi peran yaitu perkembangan, situasi dan sehat-sakit.
Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
C. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah
1.

Mengejek dan mengkritik diri sendiri .


Individu sering mengatakan dirinya dan tidak tahu apa-apa karena selalu

memandang diri negatif.


2.
Merendah atau mengurangi martabat

Individu akan selalu menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan


3.

yang dimilikinya dan penurunan produktivitas.


Rasa bersalah dan khawatir.
Individu akan menjelaskan diri sendiri karena merasa tidak mampu bila
dibandingkan dengan orang lain sehingga menyesali dan menghukum diri
sendiri.

4.

Manifestasi klinik
Individu mengalami kegelisahan dan kecemasan sehingga tekanan darah
meningkat, menimbulkan penyakit psikosomatis dan menyalahgunakan
zat.

5.

Menunda keputusan
Individu kurang mendapatkan penghargaan terhadap kemampuan yang
dimiliki, menyebabkan perasaan ragu dalam mengambil keputusan. Hal

6.

ini dapat menimbulkan rasa aman terancam.


Gangguan berhubungan
Individu merasa tidak berguna menimbulkan perilaku menarik diri dari

7.

lingkungan, kejam dan mengeksploitasi orang lain.


Menarik diri dari realita
Individu
yang
mengalami
kecemasan
tingkat

8.

berat/panik

dapat menyebabkan gangguan asosiasi, halusinasi, cemburu dan curiga.


Merusak diri
Individu merasa tidak berguna dan pandangan hidup yang pesimis
sehingga terdorong untuk merusak atau mengakhiri hidupnya baik secara

9.

langsung ataupun tidak langsung.


Merusak orang lain dan lingkungan.
Perasaan benci dan penolakan pada diri sendiri dapat diproyeksikan pada
lingkungan dan orang lain.

D. Akibat Harga Diri Rendah


Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
E. Cara Pencegahan Harga Diri Rendah
1. Bina hubungan saling percaya
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. Sediakan waktu untuk mendengarkan


4. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat
memberikan
masukan terhadap aspek positif klien
5. Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktifitas yang disukainya
F. Penanganan Harga Diri Rendah
1.
Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa
2.

kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel, 2004 )


Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif
dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan

maksud untuk mengembalikan penderita ke masyarakat ( Seraquel, 2004 )


3.
Terapi psikososial
Kaplan and Sadock ( 1997 ), rencana pengobatan harus ditujukan pada
kemampuan dan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan
terapi berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan
stress dan mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam
aktivitas.
G. Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien.

1. Merawat pasien dengan harga diri rendah


2. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum
obat.

Anda mungkin juga menyukai