Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitan ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menilai mutu pelayanan,


manajemen program, dan pengetahuan ibu menyusui terhadap penyelenggaraan
program ASI eksklusif di Puskesmas Pakjo Palembang. Pada penelitian ini akan
digunakan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam.
3.2

Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2015.
3.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Pakjo Palembang.
3.3

Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi
Salah satu ciri khas dari penelitian kualitatif adalah pemilihan populasi dalam
penelitian. Populasi pada jenis penelitian kualitatif bersifat non probability yang
berarti dalam populasi tersebut tidak semuanya memiliki kesempatan untuk menjadi
sampel populasi. Populasi dalam penelitian kualitatif ini adalah pasien yang
melakukan konseling ASI eksklusif di klinik Gilingan Mas Puskesmas Pakjo
Palembang
3.3.2. Sampel
Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara purposive sampling. Penentuan informan kunci (key informan) yang
sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian adalah hal yang terpenting dalam

28

29

melakukan prosedur sampling. Pemilihan sampel tersebut memiliki berbagai kriteria


seperti kesesuaian yang dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan
topik penelitian dan kecukupan data yang didapat dari sampel yang dapat
mengambarkan semua fenomena dalam topik penelitian. (Fadhillah, 2011).
Informant penelitian ini antara lain:
1. Kepala Puskesmas Pakjo Palembang
2. Satu orang petugas gizi di Klinik Gilingan Mas Puskesmas Pakjo Palembang.
3. Lima orang pasien yang sedang melakukan konseling ASI eksklusif di Klinik
Gilingan Mas Puskesmas Pakjo Palembang.
Apabila saat proses pengumpulan data dan informasi tidak ditemukan lagi
informasi baru, maka proses pengumpulan informasi sudah dianggap selesai. Akan
tetapi apabila data dari informan kunci masih kurang maka akan ditambah lagi jumlah
informannya.
3.4

Definisi Operasional

3.4.1. Manajemen Program Kesehatan


Manajemen program kesehatan adalah suatu ilmu atau seni dalam
melaksanakan kumpulan proyek kesehatan secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Program kesehatan
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Definisi operasional dari manajemen program kesehatan menyangkut hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan suatu program kesehatan dalam tiga perspektif, yaitu
sebagai berikut.
a. Perspektif budget yang menitikberatkan pada kesesuaian antara biaya yang
dikeluarkan dengan anggaran yang direncanakan.
b. Perspektif waktu yang menilai suatu program berdasarkan kemampuan program
tersebut dapat diselesaikan sesuai rencana waktu yang telah dibuat.
c. Perspektif spesifikasi menilai keberhasilan suatu program kesesuaian hasil
program dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

30

3.4.2. Mutu Pelayanan Kesehatan


Mutu adalah suatu totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa,
yang di dalamnnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan
kebutuhan kepuasan para pengguna. Mutu akan disediakan oleh para penyelenggara
pelayanan sebaik mungkin kepada pengguna pelayanan tersebut yang memenuhi
harapan,kebutuhan dan kepuasan bagi para pengguna pelayanan tersebut.
Definisi operasional mutu pelayanan kesehatan sendiri dapat kita lihat dari
penampilan keprofesian atau klinis. Aspek ini menyangkut sumber daya manusia
seperti dokter ataupun klinisi yang memiliki sikap dan pengetahuan yang
mendukungnya dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut:
a.

Tangible (wujud); dalam aspek ini pasien melihat secara langsung kualitas
pelayanan tersebut yang dapat meliputi penampilan fisik dari fasilitas sarana
dan prasarana, keindahan,kenyamanan,kebersihan ruangan serta penampilan

b.

dari tenaga medis dan nonmedis.


Reliability (Keandalan); dalam aspek ini kita dapat melihat dimensi yang
berkaitan dengan janji menyelesaikan sesuatu seperti yang diinginkan,
penanganan keluhan konsumen, kinerja pelayanan yang tepat, menyediakan

c.

pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan.


Responsiveness (cepat tanggap); dalam aspek ini kita dapat melihat
kemampuan petugas medis dalam melayani sesuai prosedur pelayanan dan

d.

menyediakan pelayanan kesehatan dengan cepat dan tepat.


Assurance (kepastian); dalam aspek ini akan mencakup keramahan,kesopanan
perilaku petugas medis dan pengetahuan petugas medis. Dalam aspek ini juga
kita dapat melihat sifat yang dapat dipercaya yang menyebabkan pengguna
pelayanan

e.

tersebut merasa aman dan bebas terhadap risiko,bahaya dan

keraguan dalam prakter pelayanan medis.


Empathy (empati); dalam aspek ini kita dapat melihat adanya pemberian
perhatian secara individual kepada para pasien, pemberian kemudahan para
pasien untuk menghubungi petugas setiap saat.

31

3.4.3. Persepsi Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif


Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses pemahaman terhadap apa yang
terjadi di lingkungan. Definisi operasional penrsepsi ibu menyusui tentang ASI
eksklusif adalah segala pemahaman ibu mengenai ASI Eksklusif baik dari segi
pengertian, manfaat, komposisi, keuntungan, tanda dan cara menyusui yang benar,
waktu pemberian ASI, dan frekuensi pemberian ASI yang tepat.
3.5

Teknik Pengumpulan Data


Teknik penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan observasi dan

wawancara mendalam.
3.5.1. Observasi
Observasi akan dilakukan di lingkungan Puskesmas Pakjo Palembang
pada bulan Juli tahun 2015. Observasi dilakukan dengan mengamati
secara fisik seperti ruang periksa, ruang tunggu pasien, petugas medis
dan nonmedis yang terlibat, serta berbagai kegiatan dalam pemberian
pelayanan medis yang tidak bisa ditemukan dalam teknik wawancara.
3.5.2 Wawancara mendalam
Untuk wawancara mendalam instrumen peneliti berupa daftar
pertanyaan sebagai pedoman wawancara (Lampiran). Sedang alat
bantu yang digunakan berupa buku catatan untuk mencatat jawaban
responden dan tape recorder untuk merekam (jika informan tidak
keberatan). Sebelum pewawancara dan objek wawancara menentukan
waktu pertemuan bersama-sama. Wawancara mendalam dilakukan
setelah observasi ataupun sebelum observasi.
3.6

Validasi dan Teknik Analisis Data

32

Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari wawancara dan observasi.
Adapun data yang didapatkan dari wawancara mendalam akan dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut (Surmiyati & Rosyidah, 2011):
1. Data yang diperoleh dari wawancara mendalam akan ditranskrip
verbatim.
2. Data yang telah ditranskrip verbatim akan dicek ulang (reviewed)
dengan menggunakan tape recorder yang direkam selama wawancara
mendalam.
3. Setelah reviewed, maka akan dilakukan reduksi.
4. Setelah reduksi, maka akan dilakukan coding. Coding akan dilakukan
secara manual.
5. Sebelum data direkap ke dalam tabel rekapitulasi, akan dilakukan
triangulasi data demi menjaga validitas data. Triangulasi adalah usaha
mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi
sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan
Pelayanan kesehatan di Puskesmas X Palembang

analisis sekaligus untuk menguji kredibilitas data dengan berbagai

teknik dan sumber (Moleong, 2008).


6. Setelah triangulasi dilakukan, maka data akan direkap ke dalam tabel
rekapitulasi.

sien yang mendapatkan pelayanan konseling ASI Eksklusif di Klinik KIA Puskesmas X Palembang
Wawancara mendalam dan Observasi

Pengumpulan data
Data didapatkan dari hasil wawancara kepada informan dan didapatkan dari hasil observasi

3.6

Kerangka Operasional
Pengolahan dan Analisis data
(Akan dilakukan uji triangulasi data)

Hasil dan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai