1.1
Pendahuluan
Dalam system urinaria, organ yang paling penting adalah ginjal. Ginjal Adalah
organ yang memproduksi dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Sistem ini
merupakan salah satu system utama untuk mempertahankan homeostatis. Ginjal
melakukan fungsi yang paling penting dengan menyaring plasma dan memindahkan
zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung kebutuhan tubuh. Akhirnya
ginjal akan membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan
maneksresikannya melalui urine, sementara zat yang dibutuhkan akan kembali ke
dalam darah.
Untuk mempertahankan homeostasis, eksresi air dan elektrolit pada asupan
harus melebihi ekresi karena sebagian dari jumlah air dan elektrolit tersebut akan
diikat dalam tubuh. Jika asupan kurang dari eksresi, maka jumlah zat dalam tubuh
akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah eksresi natruim sebagai respon
terhadap perubahan asupan natrium akan sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa
pada manusia normal, natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai untuk air dan
kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hydrogen, magnesium
dan fosfat. Oleh sebab itu ginjal sangatlah penting, teritama dalamsistem urinaris.
1.2
Tujuan
ISI
2.1
Sistem Urinaria
Sistem urinaria merupakan salah satu system dalam tubuh manusia yang sangat
penting untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem ini merupakan salah satu
system yang kerja utamanya ialah sebagai tempat pembuangan zat-zat sisa metabolisme
tubuh, yang tidak terpakai. Yang kalau tidak segera dibuang akan menjadi racun bagi tubuh
manusia itu sendiri dan akan mengganggu homeostasis tubuh. Sistem ini melibatkan beberapa
organ-organ tubuh dan juga memiliki mekanisme tersendiri. Organ yang terlibat dalam
system urin ini adalah sepasang ginjal, sepasang ureter, satu kandung kemih dan satu uretra. 1
Organ yang akan di bahas dalam makalah ini adalah ginjal dan vesica urinaria baik secara
makrosopik maupun mikroskopik.
2.2
sampai lumbal 3-4, dan ginjal kiri terletak setinggi iga 11 sampai lumbal 2-3. Ginjal
kanan lebih rendah dari yang kiri karena adanya hati (hepar). Ginjal berbentuk seperti
kacang, dan mempunyai dua polus/ ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan
inferior, dua margo yaitu margo medialis dan lateralis, dan dua facies yaitu facies
anterior dan posterior. Pada ekstremitas superior ginjal kanan maupun kiri ditempati
oleh glandula suprarenalis atau anak ginjal, yang dipisahkan oleh lemak perirenalis.
Pada margo medialis ginjal, terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, yang
merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, limfe, saraf, dan ureter.2
Selubung
Setiap ginjal mempunyai pembungkus, yaitu :
1. Capsula Fibrosa
Hanya melekat pada ginjal dan hanya menyelubungi ginjal (tidak
membungkus glandula suprarenalis). Lapisan ini melekat dengan erat
pada permukaan luar ginjal.
2. Capsula Adiposa
Mengandung banyak jaringan lemak perirenalis dan membungkus baik
ginjal maupun anak ginjal. Capsula adipose juga berfungsi untuk
mempertahankan ginjal pada tempatnya.3
3. Fascia Renalis
Merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula
adipose serta meliputi ginjal dan glandula suprarenalis. Di lateral fascia
ini melanjutkan diri sebagai fascia transversalis. Dapat dikatan lapisan
ini terdiri dari fascia prerenalis dan fascia retrorenalis yang keduanya
bersatu ke arah cranial
4. Corpus Adiposum Pararenale
Terletak di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah
besar.
Corpus
Adiposum
ini
membentuk
sebagian
lemak
retroperitoneal.
Struktur
Ginjal terdiri atas korteks renis dan medulla renis. Korteks renis merupakan
zona luar ginjal yang terdiri dari glomerolus dan pembuluh darah. Medulla renis
merupakan zona dalam ginjal yang terdiri dari piramida-piramida ginjal (pyramid
renalis). Puncak dari pyramid renalis
berbatasan dengan korteks disebut basis renalis. Di antara pyramid renalis terdapat
columna renalis (Bertini) ynag masih merupakan bagian dari korteks renis. Pada
korteks renis terdapat garis-garis yang berasal dari medula renis yang disebut
processus medularis (Ferheini). Papila renalis ditembusi oleh saluran-saluran yang
disebut ductus papilaris (Bellini). Papila renalis menonjol ke dalam calyx minor.
Beberapa calyx minor akan membentuk calyx mayor. Beberapa calyx mayor akan
membentuk pelvis renis yang kemudian menjadi ureter.
Gambar 1. Ginjal4
Pendarahan
Ginjal dipendarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra
lumbal 1-2. A. Renalis kanan lebih panjang daripada yang kiri karena harus
menyilang V. Cava inferior di belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui
hilus renalis dan bercabang ke bagian depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu
pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel. A. Renalis bercabang dan berjalan di
antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada perbatasan korteks dan medula
renis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A. Arciformis yang
mengelilingi korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A.
Interlobularis yang berjalan samapai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal
mengikuti jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae
(Verheyeni) menuju V. Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara
ke dalam V. Cava inferior. Berikut adalah gambar alirannya yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Aliran Limfe
Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis
mengikuti V. Renalis menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan
lemak perirenalis akan langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh
darah ginjal sampai nefron dipersarafi oleh saraf simpatis yang skerabut aferensnya
memasuki korda spinalis pada vertebra thoracalis 10-12.2,3
Glandula Suprarenalis
Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan
kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Glandula Suprarenalis
kanan berbentuk piramid, sedangkan Glandula Suprarenalis kiri lebih pipih dan
berbentuk semiulnar (bulan sabit). Glandula Suprarenalis terdiri atas korteks dan
medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari A. Suprarenalis superior
cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta abdominalis, dan A.
Suprarenalis inferior cabang A. Renalis. Pembuluh baliknya melalui V. Suprarenalis
dextra yang selanjtnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis sinistra
yang bermuara pada V. Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran
bersama dengan V. Phrenica inferior.
Getah bening korteks Glandula Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya.
Aliran getah bening pada Glandula Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke
Nnll. Lumbales atau Nnll. Aortica. Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari
plexus coeliacus dan plexus hypogastricus.
Glomerulus
Merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel sel epitel
lapis ganda atau biasa disebut Kapsul Bowman. Bertindak seperti
saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen.
Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih
Gambar 3. Nefron7
Berikut ini merupakan pembahasan secara mikroskopis sel-sel yang ada dalam nefron;
1. Glomerolus, terdiri atas:
Sawar meliputi:
-
Endotel bertingkat
Lamina basal
mencegah
2.3
musculus obturatorius internus dan dibawah dengan musculus levator ani. Collum
vesicae berada diinferior dan terletak difacies superior prostatae. Disini ,serabut otot
polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostate. Collum
vesica dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada lakilaki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligament ini merupakan
penebalan fascia pelvis.
Tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong
dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica ueinaria terisi penuh. Area
tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan
trigonum vesicae liutaudi. Disini ,tunica mucosa selalu licin , walaupun dalam
keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat
pada lapisan otot yang ada dibawahnya.
Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari
muara ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica .
Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethrae
yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada dibawahnya. Tunica
muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan
yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae . Pada
collum vesicae , komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal untuk membentuk
musculus sphincter vesicae.
Gambar 5. Mikroskopis Vesica Urinaria (Atas : Vesica Urinaria. Bawah : Saat Kosong
(kiri) dan Saat Terisi Penuh (kanan)8
Lapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter,
kecuali ketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan
serosa pada permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferior nya ditutupi oleh
adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya.
Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat, dilapisi oleh epitel
transisional yang membentuk lamina propia di bawahnya. 9 Epitel transisional
mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di
ureter. Jaringan ikat di dalamnya mengandung lebih banyak serat elastin.6
Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun
dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya.
Pada vesika kosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau
silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya
menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik sel-sel superfisial tampak jelas.
2.4
Fungsi Ginjal
Sebelum mengetahui mekanisme kerja ginjal, disini akan dibahas terlebih dahulu
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.5
ginjal, yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh
organ-organ pengeluaran urine atau bisa kita sebut tractus urinarius. Berikut ini merupakan
pembahasan dari system pembentukan urine dan pengeluaran urine yang akan dijelaskan
secara terpisah.11
Pembentukan Urine
Secara garis besar, proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi,
dan juga sekresi. Namun proses tersebut nantinya masih dtambah dengan proses-proses
tambahan lainnya. Berikut ini pembahasannya :
1. Penyaringan ( Filtrasi )
Bersamaan dengan masuknya darah kedalam glomerulus, filtrasi plasma yang
tidak diikuti dengan filtrasi protein terjadi melalui kapiler glomerulus menuju capsula
bowman. Normalnya, sekitar 20% plasma yang masuk kedalam glomerulus di filtrasi.
Umumnya, 125ml filtrate glomerulus terbentuk dari semua filtrasi glomerulus dalam
satu menit. Jadi setiap harinya terbentuk 180 liter filtrate glomerulus. Dinding kapiler
glomerulus terdiri dari sel endothelial selapis gepeng. Di dinding tersebut terdapat
banyak pori yang besar yang membuat dinding tersebut 100 kali lebih permaeabel
terhadap air dan zat lain disbanding kapiler tubuh lainnya. Dinding glomerulus, dapat
menyaring zat zat yang ada di plasma darah. Diantaranya adalah protein. Protein
plasma mempunyai ukuran yang besar sehingga, tidak dapat masuk melalui pori
kapiler tersebut. Namun, albumin yang merupakan protein terkecil mempunyai
ukuran yang hampir sama dengan ukuran pori tersebur. Jadi ada kemungkinan dapat
masuk kedalam.
Untuk menyelesaikan proses filtrasi glomerulus, diperlukan tekanan yang
dapat meyebabkan plasma melewati membrane glomerulus. Terdapat tiga tekanan
yang berperan dalam filtrasi glomerulus: tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan
onkotik plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula bowman. Penjelasan dari masingmasing tekanan adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
Maka resultan dari ketiga tekanan tersebut sebesar 10 mmHg yang jalannya
menuju ke kapsula bowman. Ini merupakan Tekanan yang menimbulkan adanya
filtrasi, dan laju filtrasi ini biasa disebut sebagai GFR (Glomerulus Filtration Rate)
atau laju filtrate glomerulus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR antara lain:12
a)
Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan
di dalam glomerulus, sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan
filtrasi masih di atur oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus
b)
c)
penurunan glomerulus.
Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan
terhadap aliran keluar dari glomerulus dan ini akan meningatkan laju
glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila penyempitan arteri terlalu besar dan
d)
aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan menurun.
Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus, bila arteiol eferen
dan eferen berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap
mnitnya akan menurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka
konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotic koloid plasma dalam
glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga
bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka
laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan
glomerulus tinggi.
satu
pimpinan
sebagai
Na
(contransport)
atau
berlawanan
pimpinan
(countertransport).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini
(secondary active transport) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan
organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler
dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui
pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga
di pengaruhi gradient Na.
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99%
filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan
terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi
yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa
sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap
hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g
glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang
masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin
primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini
melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan
air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal.
3. Pengeluaran ( Sekresi)
Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam
cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan
ekskresinya dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk;
1) H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa.
2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk
mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf
3) Anion dan kation organic, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa
organic asing dari tubuh.
Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses
penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5%
urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm
dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan
yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat
makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut
tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun
sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai
pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang
beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun
demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak
menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah
sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna
memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah
dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.
2.6
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
( Frandson, 2003)
d) Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson,
2.
2003)
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
Innervasi ginjal dihilangkan
3. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan
aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.
4. Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat
5.
diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.
Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi
6.
volume urin.
Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi
2.7
dalam mengatur keseimbangan tubuh dan juga sebagai organ pembuangan zat-zat yang tidak
berguna dan bersifat racum.Fungsi ginjal akan menurun seiring dengan makin tuanya
seseorang dan juga karna adanya penyakit-penyakit. Kemunduran fungsi ginjal tersebut dapat
bersifat akut maupun kronis. Oleh karena itu ada beberapa tes fungsi ginjal yng dilakukan.
Fungsi dari tes ini adalah untuk mengetahui adanya penurunan fungsi ginjal dimana terdapat
peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. Dibawah ini adalah beberapa tes fungsi
ginjal :
1. Urinalis1
Tes ini terdiri dari pemeriksaan makroskopis (warna, bau, kejernihan, berat jenis, pH
dan bau) dan mikroskopis atau sedimen urin (eritrosit, leukosit,bakteri).
Pembahasannya adalah sebagai berikut :
a.
Volume urin
Manfaat dari pemeriksaan volume urin adalah untuk menilai
keseimbangan cairan tubuh, bersama-sama dengan pemeriksaan berat jenis
urin, merupkan salah satu tes faal ginjal, menafsirkan hasil pemeriksaan
kuantitatif atau semikuantitatif suatu zat, dan membantu menegakan diagnosis
penyakit.
b.
c.
Warna urin
Dipengaruhi oleh jumlah diuresis, kepekatan urin, obat yang dimakan,
makanan dan minuman tertentu.
Kejernihan urin,
Memiliki penilaian jernih, agak keruh, keruh, dan sangat keruh.
Kekeruhan urin normal dapat disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf dan
karbonat, peningkatan jumlah sel epitel dalam sedimen urin, dan kontaminasi
bakteri. Kekeruhan urin yang abnormal dapat disebabkan oleh eritrosit,
d.
e.
f.
h.
glomerulonefristis menahun.
Bau urin
disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap. Bau urin
yang abhormal adalah amoniak, aseton, dan bau busuk.
pH urin memberikan gambaran keadaan pH tbuh. pH urin normal berkisar 4.87.4. cara pemeriksaannya adalah carik celup dan pH meter. pH urin
dipengaruhi oleh status asam basa tubuh, diet, dan infeksi traktus urinarius.
Hitungan GFR baru memakai ukuran kreatinin kita bersamaan dengan berat
badan, usia, dan nilai ditentukan untuk jenis kelamin dan ras. Beberapa laboratorium
dapat menghitung GFR saat tingkat kreatinin diukur, dan memasukkannya pada
laporan.
3. Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit ginjal. Tekanan
darah yang tinggi juga dapat menjadi tanda bahwa ginjal kita sudah mulai rusak. Satusatunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah kita ternyata tinggi adalah untuk
minta tekanan diukur oleh petugas kesehatan yang profesional dengan alat khusus.
Hasilnya dicatat dalam dua angka. Angka atas, yang disebut tekanan sistolik,
menandai tekanan saat jantung kita berdenyut. Angka bawah, yang disebut tekanan
diastolik, menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat antardenyut. Tekanan darah
kita dianggap normal bila tetap di bawah 120/80 (disebut sebagai 120 di atas 80).
NHLBI mengusulkan bahwa orang dengan penyakit ginjal memakai semua terapi
yang dibutuhkan, termasuk perubahan pada pola hidup dan pengobatan, agar tekanan
darah tidak melebihi 130/80.
tes
laboratorium
dan
hitungan
rasio
protein:kreatinin
atau
albumin:kreatinin. Tes ini harus dipakai untuk mendeteksikan penyakit ginjal pada
orang berisiko tinggi, terutama dengan diabetes. Bila tes laboratorium kita
menunjukkan tingkat protein yang tinggi, sebaiknya dilakukan tes ulang 1-2 minggu
kemudian. Bila tes kedua juga menunjukkan tingkat protein yang tinggi, kita
mempunyai proteinuria persisten, dan membutuhkan tes lanjutan untuk mengukur
fungsi ginjal.
5. Blood Urea Nitrogen (BUN)
Darah kita mengangkat protein pada sel di seluruh tubuh kita. Setelah sel
memakai protein, sisa bahan ampas dikembalikan ke darah sebagai urea, sebuah
senyawa yang mengandung nitrogen. Ginjal yang sehat menghilangkan urea dari
darah dan memasukkannya ke air seni. Bila ginjal kita tidak bekerja dengan baik, urea
itu akan tetap dalam darah.
Satu desiliter darah normal mengandung 7-20mg urea. Bila BUN kita lebih
dari 20mg/dL, ginjal kita mungkin tidak bekerja dengan kekuatan penuh. Penyebab
lain BUN tinggi yang mungkin termasuk dehidrasi dan kegagalan jantung.
Biopsi ginjal. Dokter mungkin ingin memeriksa sepotong kecil jaringan ginjal
kita dengan mikroskop. Untuk mengambil contoh jaringan ini, harus dilakukan
biopsi ginjal tindakan yang dilakukan di rumah sakit. Sebuah jarum kecil
dimasukkan melalui kulit kita di belakang ginjal. Jarum itu mengambil serat
jaringan berukuran 1-2cm. Untuk tindakan ini, kita harus tengkurap pada meja
dan menerima pembiusan lokal untuk mematirasakan kulit. Contoh jaringan
akan membantu dokter menentukan masalah di tingkat sel.
Fungsi ginjal yang rendah mempunyai penyakit ginjal yang akan menjadi semakin buruk.
Bila kita mempunyai fungsi ginjal di bawah 25%, kita akan mengalami masalah kesehatan
yang berat. Bila fungsi ginjal menurun di bawah 10-15%, kita tidak dapat bertahan hidup
secara lama kecuali mendapatkan suatu bentuk terapi pengganti ginjal dialisis atau
pencangkokan.
2.8.
Urin Normal
total solid
Zat Organik dan Anorganik lain
Total zat organic dan organic di dalam urin adalah sebanyak total solid
tergantung jenis bahan atau obat yang dimakan. Banyak carotein, warna kuning
banyak melanin, warna coklat kehitam-hitaman, Banyak darah, warna merah tua
( hematuria ) banyak nanah, warna keruh ( piuria ) adanya protein, warna keruh
( proteinuri )
3. Bau
Urine baru, bau khas sebab adanya asam-asam yang mudah menguap. Urine lama,
bau tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau busuk, adanya
nanah dan kuman-kuman. Bau manis, adanya aseton.
4. Berat Jenis
Normalnya urin memiliki berat jenis : 1,003-1,030
5. pH Urine
Kurang lebih urin memiliki ph = 6 atau sekitar 4,8-7,5 Px dgn kertas lakmus (reaksi) :
Urine asam, warna merah. Urine basa, berwarna biru.
KESIMPULAN
Ginjal merupakan organ yang sangat penting, dimana fungsinya adalah memproduksi
dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Sistem ini merupakan salah satu system utama
untuk mempertahankan homeostatis. Ginjal melakukan fungsi yang paling penting dengan
menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi
tergantung kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal akan membuang zat yang tidak diinginkan
dengan cara filtrasi darah dan maneksresikannya melalui urine, sementara zat yang
dibutuhkan akan kembali ke dalam darah. Tanpa adanya organ ginjal maka tidak akan terjadi
kehidupan dalam tubuh. Ginjal berperanan penting dalam keberlangsungan hidup serta fungsi
sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit
didalam cairan internal sel tersebut. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada
pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel itu sendiri yang tentunya diatur
oleh ginjal. Proses ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh meliputi tiga
proses utama yaitu filtrsai, reabsorpsi, dan sekresi.
Oleh karena itu jika ada kerusakan pada salah satu bagian dari ginjal akan
menyebabkan terganggunya proses homeostasis dalam tubuh. Seperti dalam kasus
ini
dimana penderita sering kencing namun ketika dilakukan tes, hailnya adalah reduksi 3+
dengan hasil glukosa darahnya normal. Pada kasus ini penderita mengalami diabetes renal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Parker S. Sistem Urin. Dalam : Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit
Erlangga. 2007.h.194-9.
2. SnelL RS. Tractus Urinarius. Dalam : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.
Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006. h.250- 348.
3. Callaghan C. Pendahuluan Ren. Dalam : At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga Medical Series. 2009. h. 13-27.
4. Ginjal. Diunduh dari www.biology.com, 23 September 2011.
5. Aliran Pembuluh Darah dan Pembuluh Balik. Diunduh dari www.biology.com, 23
September 2011.
6. Eroschenko VP. Sistem Urinaria. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. h.247-260.