PENDHULUAN
1.1. PLTS Kayubihi Bangli
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kayubihi Bangli diresmikan pada
tanggal 25 Februari 2013 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Jero Wacik. Dalam acara peresmian tersebut Menteri ESDM di dampingi
Gubernur Bali, Inspektur Jenderal KESDM, Direktur Jenderal EBTKE, Direktur
Jenderal Ketenagalistrikan, Direktur Utama PT PLN (Persero). PLTS Kayubihi
Bangli dikelola Perusda Bangli bernama Perusda Bhukti Mukti Bhakti. Dalam
pengelolaanya, Bupati sudah menunjuk I Gusti Made Satria Wira Tenaya asal
Tabanan sebagai direktur utama di perusda tersebut.
PLTS bisa dibangun di atas lahan dengan luas tanah 1.2 dan menghasilkan
1MWp. Listrik yang dihasilkan dari PLTS tersebut nantinya tidak langsung dijual
ke masyarakat, melainkan dijual ke PLN.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk menambah
wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa khususnya untuk
mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya losses pada
Pembnagkit Listrik Tenanga Surya (PLTS)
1.3. Ruang Lingkup
Pelaksanaan kerja praktek dibatasi dalam ruang lingkup untuk menjelaskan
lingkup bahasan yang akan disusun pada laporan. Adapun lingkupannya adalah
sebagai berikut :
a. Sifat Kegiatan
Kerja praktek merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa
semester VII untuk memenuhi kebutuhan kurikulum S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
b. Waktu Kegiatan
dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
menyebabkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum
Indonesia secara geografis terletak di daerah khatulistiwa sehingga sumber
energy surya yang berlimpah. Intensitas radiasi matahari di Indonesia cukup tinggi
dengan rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari diseluruh wilayah Indonesia. Ini
Berarti tiap 1 kW photovoltaic (PV) dapat menghasilkan 4,8 kWh energi listrik
setiap harinya. Berlimpahnya energi surya di Negara kita ini merupakan potensi
yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi litrik secara
optimal.
Teknologi energi terbarukan (Renewable Energy) seperti photovoltaic (PV)
memiliki reputasi sebagai sumber energi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Oleh karena itu pemanfaatan energi terbarukan berpotensi sebagai
sumber alternatif dalam mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga
mampu menjaga dan melindungi lingkungan dari berbagai dampak negatif yang
beresiko yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan bakar fosil.
Penggunaan teknologi Photovoltaic merupakan penghasil sumber energi
yang paling menjanjikan di masa mendatang karena energi yang dihasilkan dari
matahari tidak terbatas dan terus berkelanjutan, sementara persediaan sumber
energi lain terus menipis dari tahun ke tahun.
Kebijakan pemerintah yang terangkum dalam Blue Print PEN (Pengelolaan
Energi Nasional) mengenai Program pengembangan utama dan pengembangan
infrastruktur energi baru terbarukan. Dalam Blue Print tersebut disebutkan bahwa
Energi terbarukan pada tahun 2025 memiliki porsi 17% dari total pemanfaatan
energi Primer dimana tenaga surya, angina, air, biomassa dan nuklir memiliki
porsi sebanyak 5% dari total pemanfaatan energi primer. Kapasitas terpasang
listrik Tenaga Surya yang ditargetkan dalam PEN yaitu sebesar 870MW pada
tahun 2025, adapun sampai tahun ini ditargetkan kapasitas listrik tenaga surya
yang terpasang adalah 80 MW.
2.2. Diagram Blok Sistem PLTS On-Grid
Diagram Blok sistem PLTS On-Grid 1 MWp dapat dilihat pada gambar
berikut :
MV
LBS Motorized & System Control
sangat
diperlukan
untuk
mmenganalisis
kehandalan
fungsi
(performance ratio) dan jumlah energi yang diproduksi (harian, bulanan, dan
tahunan)
g. Support Module
Merupakan penyangga PV array yang berfungsi sebagai alas/dudukan
susunan modul surya photovoltaic yang bahannya terbuat dari besi/metal
yang digalvanis dengan metoda hot deep galvanized.
2.4. Spesifikasi Teknis Komponen PLTS
2.4.1.
Photovoltaic (PV) Module
Modul surya atau PV Module adalah rangkaian dari sel-sel surya yang
dihubungkan secara seri dan parallel kemudian dilaminasi dan diberi frame untuk
memudahkan pemasangan. Dalam sistem PLTS On-Grid ini modul surya yang
digunakan yaitu modul surya jenis monocrystaline yang terbuat dari kristal silikon
dengan tingkat kemurnian 99,9 % dan memiliki efisiensi 15-17 % dengan
kapasitas 200 Wp dengan karakteristik sebagai berikut :
Dimensi
Tipe Sel
Efesiensi Modul
Tegangan Nominal
Typical Max Power (Pmax)
Voltage at Max Power (Vmp)
Current at Max Power (Imp)
Short-Circuit Current (Isc)
Open-Circuit Voltage (Voc)
Temperature Coefficient (Pmp)
Koneksi Antar Modul
Temperature Operasi
Reverse Current
Power Toleransi
Junction Box
806 mm x 1576 mm x 50 mm
Monocrystaline
15 %
24 V
200 Wp
37.4 V
5.30 A
5.50 A
44.2 V
-0,44 % / C
Plug and Socket MC Cable
-40C - +85C
Maksimum 20A
3%
IP65, Bypass Diode, MC Cable (4mm)
Front Cover
terinstalasi
Clear Tempered (thermally prestresed) anti
Encapsulant
reflection glass
Ethylene Vinyl Acetate (EVA)
Back Cover
Tedlar/Composite film
Frame
Anodized alluminium
Jaminan Dalam 25 Tahun degradasi output 20% daya nominal
Pada sistem PLTS yang digunakan di Bangli ini menggunakan 5000 buah
Modul surya sehingga memiliki kapasitas 1 MWp. Untuk melakukan perhitungan
potensi energi yang dihasilkan oleh modul surya, diperlukan beberapa perhitungan
pendahuluan sebagai berikut :
2.4.1.1. Equivalent Sun Hour (ESH)
Pada sistem PLTS, Equivalent Sun Hour merupakan suatu parameter yang
terpenting. Seperti yang telah diketahui, besarnya intensitas sinar matahari
berubah-ubah yang dipengaruhi beberapa faktor seperti jam penyinaran apakah
pada pagi hari, siang hari, atau sore hari, kemudian apakah kondisi cuaca pada
saat itu sedang cerah atau mendung.
Equivalent Sun Hour merupakan suatu pendekatan untuk merata-ratakan
jumlah penyinaran energi setiap harinya. Data ESH bias di dapatkan dari beberapa
website penelitian seperti NASA. Dari situs NASA didapatkan data insulasi
seperti pada table berikut ini :
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata insulasi selama setahun adalah
sekitar 6.17 kWh/m2. Dari data tersebut kita bisa mendapatkan nilai ESH rata-rata
pertahunnya dengan rumus berikut :
ESH
= Insulasi rata-rata tahunan/Insulasi Standar
= 6.17/1000
= 6.17 Jam
adalah temperatur pada permukaan panel 25 derajat celcius. Tetapi hal itu
sangat jarang terjadi oleh karena itu kita asumsikan bahwa temperatur solar
panel di atas 25 derajat.