Anda di halaman 1dari 4

RADANG PARU-PARU (PNEUMONIA, PNEUMONITIS)

Pengertian
Radang paru-paru merupakan radang parengkim yang berlangsung akut atau
kadang-kadang kronis, ditandai dengan batuk, terdengarnya suara abnormal pada
pemeriksaan auskultasi, dispnoea, dan umumnya disertai dengan kenaikan suhu tubuh.
Radang yang diserati kuman kebanyakan juga diikuti dengan gejala toksemia.
Etiologi
Infeksi viral yang diikuti infeksi kuman paling sering diduga menjadi penyebab
radang paru-paru, inhalasi iritasi juga banyak diduga sebagai pematik terjadinya radang.
Pneumonia dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi virus, bakteri, jamur, dan
larva cacing. Faktor-faktor yang juga dapat berpengaruh atas terjadinya radang paruparu misalnya: kandang yang lembab, berdebu, ventilasi udara yang jelek. Virus canine
distemper, Adenovirus tipe 2, Parainfluenza tipe 2 dan Canine herpesvirus 1 dapat
menyebabkan lesi pada saluran udara dan mengakibatkan pneumonia dan merupakan
predisposisi infeksi bacterial pada paru-paru.
Gejala Klinis
Radang paru-paru akan didahului dengan gejala-gejala hipermia pulmonum yang
selanjutnya akan diikuti dengan gejala dispnoea, respirasi yang frekuen serta bersifat
abdominal.
Dalam beberapa hari, penderita akan memperlihatkan gejaa batuk. Leleran
hidung biasanya baru dapat diamati setelah proses berlangsung beberapa hari. Suhu
tubuh pada keadaan akut akan meningkat yang kadang-kadang mencapai 42oC.
Pada proses yang berlangsung akut karena kenaikan suhu tubuh dan tidak
adanya pemasukan, baik dari makanan atau dari air minum, penderita akan dehidrasi.
Gejala dehidrasi tercemin dari penurunan tugor dan juga keringnya cermin hidung.
Pada waktu inspeksi, kadang juga tercium bau abnormal dari pernapasan
penderita. Bau busuk dapat berasal dari reruntuhan sel-sel, atau dari produk kuman
penyebab radang paru-paru.
Pada pneumonia, anjing terlihat depresi, anoreksia, dehidrasi dan tidak mampu
berdiri atau bergerak. Batuk kering, batuk yang dalam dan serak yang merupakan ciri

dari pneumonia mungkin akan terdengar. Kadang-kadang sekresi yang berlebihan,


berbau busuk dapat menyebabkan timbulnya leleran pada hidung dan mulut hewan yang
sakit. Hewan yang menderita pneumonia yang sangat akan menjulurkan kepala dan
mengaduksikan sikunya karena kekurangan udara.
Treatment
Hewan harus ditempatkan pada lingkungan yang kering, tidak lembab dan
hangat, hewan diisolasi. Pengobatan ditujukan untuk meniadakan penyebab radang,
obat-obat antibiotik dan obat sifatnya mendukung, misalnya ekspektoransia dan terapi
supportif.
Penderita sendiri harus ditempatkan di kandang yang bersih, hangat, ventilasi
udara yang terjamin, serta terlindung dari angin dan hujan.
Pada radang karena infeksi kuman perlu diberikan obat-obat antibiotika atau
sulfonamid, diberikan selama sedikitnya tiga hari berturut-turut. Yang juga tidak boleh
dilupakan adalah penanganan terhadap dehidrasi yang hampir selalu menyertai proses
radang paru-paru akut.

FELINE PANLEUKOPENIA (CAT DISTEMPER)


Pengertian
Feline panleukopenia yang juga dikenal sebagai feline distemper merupakan
penyakit akut yang menyerang hewan anggota famili Felidae, raccons, mink, dan ferret.
Di Indonesia dikenal sebagai penyakit kucing jahat.
Etiologi
Panleukopenia kucing disebabkan oleh virus kelompok Parvovirus yang
merupakan non-enveloped single strand DNA virus. Virus panleukopenia kucing dapat
dimatikan dengan larutan formalin, kaporit, ethylene oxide, dan suhu mendidih.
Untuk memperbanyak diri (replikasi) virus memerlukan sel yang secara efektif
sedang memperbanyak diri (mitosis). Sel-sel sum-sum tulang, usus, thymus, jaringan
limfoid, sel otak kecil yang sedang tumbuh, merupakan tempat serasi untuk replikasi
virus.
Gejala Klinis
Penyakit berlangsung akut dengan masa inkubasi 2-9 hari. Penderita tidak mau
makan, lesu, lethargik, muntah, demam, dan mengalami dehidrasi.selaput lendir mulut
dan pangkal tekak kering, mengalami kongesti, bau mulut busuk, dalam palpasi daerah
perut terasa ada penebalan usus. Oleh gangguan peristaltik usus besar mengalami
pembesaran karena gas. Beberapa mengalami diare. Kebanyakan usus kosong dan berisi
detritus bewarna kuning.
Penyakit lain yang mungkin mirip adalah penyakit feline leukemia yang
disebabkan virus FeLV. Keduanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan laboratorik
dengan FAT (Fluorescent antibody technique) dan melalui riwayat vaksinasi.
Treatment
Pemberian cairan elektrolit perlu diberikan, kalau dapat dilakukan secara
intravena. Terhadap infeksi sekunder perlu diatasi dengan pemberian gentamisin atau
cephalosporin. Vitamin B complex untuk membantu kehidupan flora di usus maupun
menutup defisit vitamin B. Kalau ada diare dapat diberikan protektiva dan antispasmus
usus.

FLUORESCENT ANTIBODY TECHNIQUE (FAT)


Metode fluorescent antibody technique (FAT) umum digunakan dalam diagnosis
virus. Prinsip pengujian FAT adalah mengidentifikasi protein virus pada jaringan hewan
terinfeksi. Antigen virus akan bereaksi dengan antibodi yang telah dilabel dengan
fluorescein isothiocyanate (FITC). Jika antibodi yang dilabel ini diinkubasi dengan
jaringan hewan terinfeksi, maka akan terjadi ikatan dengan antigen/virus. Ikatan ini
akan terlihat pada mikroskop fluorescent warna hijau (fluorescentapple-green).
Sampel jaringan dinyatakan positif terinfeksi jika lingkaran pada preparat yang
ditetesi konjugat dan evans blue berwarna hijau kuning (fluorescent).

Anda mungkin juga menyukai