atau setidaknya 80% dari lumen yang normal harus hilang sebelum timbul
infark myocard 9. Stenosis dari koroner oleh ateroma sangat sering terjadi,
konsekuensinya terjadi pengurangan aliran darah ke otot jantung yang dapat
menyebabkan kematian dengan berbagai cara 9.
1. Insufisiensi
koroner
akibat
penyempitan
lumen
utama
akan
5. Lesi pada sistem konduksi jantung. Efek dari infark yang besar adalah
mengurangi fungsi jantung karena kegagalan pompa dan otot yang mati
tidak dapat berkontraksi atau menyebabkan aritmia dan fibrilasi ventrikel.
Infark yang dapat dilihat dengan mata secara makroskopik tidak terjadi
saat kematian mendadak, karena perlu beberapa jam agar oklusi jantung
menjadi jelas. Tapi efek fatal dari infark dapat terjadi pada setiap saat
setelah otot menjadi iskemik.
6. Infark miokard yang ruptur dapat menyebabkan kematian mendadak
karena hemoperkardium dan tamponade jantung. Keadaan ini umumnya
terjadi pada wanita tua, yang mempunyai miokardium yang rapuh, namun
tidak menutup kemungkinan terjadi pada semua orang. Keadaan ini
cenderung terjadi dua atau tiga hari setelah onset infark dan bagian otot
yang infark menjadi lunak. Ruptur terkadang terjadi pada septum
interventrikuler, menyebabkan leftright shunt pada jantung7.
7.
8. Ruptur otot papilaris, dapat terjadi karena infark dan nekrosis. Keadaan
ini memungkinkan katup mitral mengalami prolaps dengan gejala
insufisiensi mitral dan bahkan kematian. Ateroma pada arteri koroner bisa
fokal dengan plak yang irreguler dengan berbagai ukuran atau dalam
jumlah sedikit dan terlokalisir dengan sisa lumen lain pada sistem
kardiovaskuler hampir normal. Hal ini berarti setiap bagian pembuluh
darah utama harus diperiksa saat otopsi,pemotongan transversal
Sekitar akhir hari pertama sampai hari kedua dan ketiga, daerah tersebut
menjadi
lapisan tampak merah. Hal ini akan memberikan gambaran trigoid seperti
belang pada macan.
Setelah beberapa hari, infark menjadi lebih lembut dan rapuh, disebut
myomalacia cordis. Pada fase ini, 2 atau 3 hari kedepan akan terjadi ruptur
dan masuk ke kandung perikardial.
Tiga minggu dan setelahnya, bagian tengah infark menjadi seperti gelatin,
warnanya memudar menjadi transparan.
Satu atau dua bulan selanjutnya, fibrosis akan mengganti otot yang mati dan
menjadi jaringan parut. Gambaran infark miokard yang berbeda pada tiap
fase dapat terlihat secara mikroskopis. Gambaran infark tersebut antara lain9 :
Perubahan awal gambaran mikroskopis infark miokard tidak spesifik.
Perubahan tersebut diantaranya oedema intersisial, kongesti, dan perdarahan
kecil.
Periode 18-24 jam, terjadi degenerasi yang progresif pada serabut otot dan
jumlah eosinofilia bertambah. Oedema seluler mereda dan digantikan oleh
oedema interfibre, memisahkan serabut otot9.
Hari kedua sampai keempat, nukleus menjadi cekung dan membayang.
Terjadi infiltasi netrofil pada sebagian infark, kemudian digantikan oleh
mononuklear makrofag akan membersihkan debris dan fibroblas akan
menjadi kolagen selama perbaikan.
Pada akhir minggu pertama, terjadi disitegrasi serabut otot, dan kapiler baru
dan fibroblas mulai terlihat.
Pada minggu keempat, terjadi fibrosis awal yang lambat dan tidak merata.
Beberapa komplikasi infark mikard yang mungkin timbul antara lain9:
1.
Ruptur
jantung,
merupakan
penyebab
umum
timbulnya
infark. Ruptur palign sering terjadi pada bagian distal dinding ventrikel
kiri.
2.
3.
4.
5.
menjadi tidak stabil dan dengan dengan mudah membuat rangkaian aritmia dan
fibrilasi5.
Stenosis Aorta
Stenosis aorta menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, bahkan lebih nyata
dibanding pada hipertensi. Jantung dapat mencapai berat 800 1000 gram.
Penyebabnya biasanya adalah kalsifikasi pada katup jantung menyebabkan
katup menjadi tebal dan kaku. Pada tingkat lanjut, seluruh katup mungkin
hampir tidak dapat dikenali, massa seperti kapur, dengan lumen hampir tidak
cukup lebar untuk memuat sebuah pensil5.
menghalangi aliran darah dari ventrikel kiri dan menyebabkan hipertrofi otot
dalam rangka memompa stroke volume yang sama melewati lubang yang lebih
sempit. Efek yang lain adalah penurunan tekanan perfusi koroner, dan akan
lebih buruk jika terjadi regurgitasi. Kematian mendadak umumnya terjadi pada
usia di atas 60 tahun, namun terjadi pula pada orang yang lebih muda dengan
kelainan kongenital berupa katup aorta yang bikuspid 5.
Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah suatu kelainan pada miocardium yang dihubungkan
dengan disfungsi jantung dimana belum diketahui penyebab yang pasti8,9,10.
Kardiomiopati bukan merupakan hasil dari arteriosklerosis, hipertensi,
kongenital, atau penyakit katup jantung.8 Kardiomiopati dapat digolongakan
menjadi 3, yaitu: dilated/kongesti, hipertrofi, dan restriktif-obliteratif. Pada
dilated/kongesti, jantung dengan nyata membesar, dengan miokardium yang
lembek dan perbesaran pada semua ruang. Secara mikroskopis, terdapat
degenerasi dan atau hipertrofi serat otot, fibrosis miokardium yang fokal atau
difus, infiltasi sel mononuklear, dan kadang infiltrasi lemak8.