Anda di halaman 1dari 7

A.

Prinsip Gizi Bagi Balita


Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak

balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancarPerlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa
kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan
karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan
diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan
padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah
mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak
balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi.
Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan
berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan
sebagai berikut:
1.

Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya
jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta
psikomotorik.

2.

Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang
diperlukan.
Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :

a)

Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Kebutuhan (ml/kg BB/hari)

b)

175-200

II

150-175

III

130-140

IV

120-140

Energi
Menurut FAO/WHO 1971

c)

d)

Umur

Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)

3 bulan

120

3-5 bulan

115

6-8 bulan

110

9-11 bulan

105

Diatas 1 tahun

112

1-3 tahun

101

4-6 tahun

91

Umur

Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

6-11 bulan

3,5-2,0

1-3 tahun

2,5-2,0

4-6 Tahun

3,0

Protein

Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali
asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak
essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori
yang berasal dari asam lenoleat.

e)

Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya
mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika
bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur
susu dan nasi tim.

f)

Vitamin dan mineral

6-11 bln
1-3 th
4-6 th
1.

Ca
0,6 gr
0,5 gr
0,5 gr

Fe
8 gr
8 gr
10 gr

Vit A
1200 mg
1500 mg
1800 mg

Vit B1
0,4 mg
0,5 mg
0,6 mg

Vit B12
0,5 mg
0,7 mg
0,9 mg

Vit B6
6 mg
8 mg
9 mg

Vit C
25 mg
30 mg
40 mg

Gizi Seimbang Bagi Balita

Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik, anak
sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan proporsional.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak
aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang
balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi bukan
merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara
berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal
terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk
membentengi tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi untuk
mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak
sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang
tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga
mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang.
Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti
seng dan vitamin A.
2.

Tujuan Gizi Bagi Balita

a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.


b.

Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang
buah hati.

c.

Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi
tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.

d.
e.

Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak
balita.

f.

Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita.

g.

Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.

h.

Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.

Vit D
400 u

i.

Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.

B.

Cara Mengelola Makanan Bagi Balita


Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua,
harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi
utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin
(termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing,
serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan
orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam
hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam
keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang
disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara
makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi
makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun
tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi
daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :

1.

Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

2.

Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan
malam).

3.

Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :

1.

Kurus, rambut kemerahan.

2.

Perut kadang-kadang buncit.

3.

Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).

4.

Cengeng.

5.

Kurang respons.

C.

Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita


Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh.
Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang penyakit, karena gizi
memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare, disentri, gondok,
busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium,
Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi
kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami
pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.
Pengaruh Status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:

1.

Tingkat Pendidikan Orang Tua


Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan
memiliki makanan yang baik untuk anak balita.

2.

Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian
makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena
akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur
merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.

3.

Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik
untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.

4.

Kemudahan Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrien
yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup
tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor
dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan
memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.

5.

Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula
memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang
yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak.
Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.

6.

Sumber Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh
mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk
mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.

D.

Menu Seimbang Bagi Balita

1.

Karbohidrat
Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.

2.

Buah dan Sayur


Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi yang
berbeda.

3.

Susu dan Produk Olahan Susu


Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita ibu
mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.

4.

Protein
Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.

5.

Lemak dan Gula


Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega
3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

DAFTAR PUSTAKA

Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta.


Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk
Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai