Struktur sel
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciristruktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/
Morfologi bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:[19][20]
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20]
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:[19][20]
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.[20]
Alat gerak
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.[21]
Bakteri yang tidak memiliki alat gerak biasanya hanya mengikuti
pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan tempat
bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel
juga dapat menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa
spesies bakteri.[21] Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang
dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:[22][21]
Atrik, tidak mempunyai flagel.[22][21]
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.[22][21]
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.[22]
[21]
10
Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang
berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir
semua tempat.[2] Habitatnya sangat beragam;
lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun,
dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme
hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme
yang mendiami muka bumi ini adalah 5x10 30.[2]
Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia,
terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah
selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel
tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri
sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia. [24]
11
13
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi
semua makhluk hidup.[2] Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang
berada lebih tinggi dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan
denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati.
[2] Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas toleransi,
membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi
akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. [2] Berdasarkan
kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0 30C,
dengan suhu optimum 15C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15 55C,
dengan suhu optimum 25 40C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40 75C, dengan suhu optimum 50 - 65C
Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114C,
dengan suhu optimum 88C.[2]
16
Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif
(relative humidity, RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85%. [2]
Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan
air yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar air dari
protoplasma
menyebabkan
kegiatan
metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.[2] Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli
akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas
dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%. [38]
Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban
udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri
gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran
selnya yang mengandung lipid bilayer.[39]
17
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
bakteri.[40]
Secara
umum,
bakteri
dan
mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada
paparan cahaya normal.[40] Akan tetapi, paparan cahaya
dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat
fatal bagi pertumbuhan bakteri.[40] Teknik penggunaan sinar
UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu
lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal
dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal
abad ke-20.[40][5]. Metode ini telah diaplikasikan secara luas
untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan
untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan. [5] Beberapa
contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun
dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7 and
Salmonella.[5]
18
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan
dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri.[41] Sebagai
contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut,
katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[41] Akan tetapi, terdapat
kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi
yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan
manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. [42] Sebagai
perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada
paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan
bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000
Gy.[42][43]
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen
dan putusnya rantai DNA.[44] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi,
bakteri dapat mengalami kematian. [44] Deinococcus radiodurans memiliki
kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi
genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan
rantai DNA yang sangat efisien.[44]
19
Peranan
Bidang lingkungan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bakteri pengurai,
Bakteri nitrifikasi, Bakteri denitrifikasi, dan Bakteri nitrogen
Keanekaragaman
bakteri
dan
jalur
metabolismenya
menyebabkan bakteri memiliki peranan yang besar bagi
lingkungan.[5] Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan
tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau
kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas
amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. [5]
Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium.[5]
Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik,
beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen
oportunis.[5]
20
Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.
[2] Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di
dalam tanah.[45] Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. [45] Nitrifikasi terdiri atas
dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi
(oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)).[45] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi
sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh
tanaman yaitu nitrat.[45] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses
dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi.[45] Denitrifikasi sendiri
merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang
lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. [2] Contoh
bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri,
Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[46] Di samping itu, reaksi ini
juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N 2O).[2]
Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai
organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya
ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya
bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam
bentuk hujan asam (HNO2).[2]
21
22
23
No.
1.
Yoghurt
2.
Mentega
3.
Terasi
4.
Asinan buah-buahan
5.
Sosis
6.
Kefir
Bahan baku
Bakteri yang
berperan
Lactobacillus
susu
bulgaricus
dan
Streptococcus
susu
Streptococcus
thermophilus
lactis
ikan
Lactobacillus
sp.
buah-buahan Lactobacillus
sp.
daging
Pediococcus c
erevisiae
Lactobacillus
bulgaricus
susu
dan
Streptococcus
lactis
24
Bidang kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan,
bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang
kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme
lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam
menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa
bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik
streptomycin[2]
Streptomyces aureofaciens, menghasilkan
antibiotik tetracycline[2]
Streptomyces venezuelae, menghasilkan
antibiotik chloramphenicol[2]
Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin[5] 26
Dekomposisi
Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh banyak organisme, salah
satunya adalah bakteri. Beberapa jenis bakteri, terutama bakteri heterotrof,
mampu mendegradasi senyawa organik dan menggunakannya untuk
menunjang pertumbuhannya.[57] Proses dekomposisi ini dibantu oleh beberapa
jenis enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan
lemak, untuk dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebagai contoh,
enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih
sederhana, seperti asam amino.[57] Proses dekomposisi ini juga berperan dalam
pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke alam untuk
masuk ke dalam siklus lagi.[58]
Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam
tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot. [58] Proses ini dipercepat saat
tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah
hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[58] Selanjutnya, asam
amino akan diubah menjadi asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan
karbon dioksida sehingga pH lingkungan akan turun menjadi 4-5. [58] Reaksi ini
dilakukan oleh bakteri acetogen. Pada tahap akhir, semua senyawa tersebut
diubah menjadi gas metana oleh metanogen.[58]
28