SENYAWA AROMATIK
1. Pendahuluan
1.1. Deskripsi
Bab VIII ini membahas tata nama benzena tersubstitusi, sifat fisika, reaksi substitusi pertama dan
kedua dari benzena.
1.2. Manfaat/ Relevansi
Senyawa aromatik memiliki karakteristik reaksi yang berbeda dengan senyawa alifatik. Pemahaman
tentang reaksi substitusi aromatik sangat diperlukan.
1.3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mempelajari bab VIII ini, mahasiswa mampu memberi nama,menuliskan struktur serta
mampu menjelaskan sumber, sifat fisika, sifat kimia, serta reaksi substitusi pertama dan kedua
senyawa benzena.
1.4. Petunjuk Mempelajari
a. Baca dan pahami semua yang ada dalam bab ini dengan teliti.
b. Tingkatkan pemahaman dengan menambah bahan bacaan lain yang relevan.
c. Diskusi dengan teman untuk meningkatkan pemahaman.
d. Berlatih dengan tekun untuk meningkatkan pemahaman.
e. Jika ada kesulitan, bertanya kepada dosen atau narasumber lain yang relevan.
2. Penyajian
Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana dan senyawa ini telah sering dijumpai pada
bab-bab sebelum ini, sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain
adalah petroleum (antara lain hidrokarbon, fenol dan senyawa heterosiklik aromatik). Macammacam senyawa aromatik:
1. Benzena (C6H6)
H
atau
H
H
2. Benzena monosubstitusi
NO 2
NH2
Cl
Contoh :
nitrobenzena
klorobenzena
anilin
3. Benzena disubstitusi
CH3
CH3
CH3
NO 2
NO 2
NO 2
p-nitrotoluena
m-nitrotoluena
o-nitrotoluena
4. Benzena trisubstitusi
Br
Br
O 2N
NO2
Br
NO2
1,2,4-tribromobenzena
1,3,5-trinitrobenzena
VIII-1
5. Polisiklik aromatik
fenantrena
naftalena
6. Heterosiklik aromatik
piridin
7. Kompleks
N
CH 3
nikotin
Nama
CH 3
CH3
CH 3
NH2
Struktur
toluena
OH
fenol
p-xilena
CO2H
asam benzoat
CH2OH
Anilin
CH=CH2
Nama
O
CH 3 C
stirena
benzil alkohol
asetofenon
Benzena disubstitusi diberi nama dengan awalan ortho, meta atau para, dan tidak dengan nomor
posisi.
orto, atau o-
meta atau m-
para atau p-
Penggunaan awalan ini dalam menamai beberapa benzena terdisubstitusi adalah sebagai berikut:
CH3
CH 3
CH3
Cl
Cl
o-klorotoluen
m-klorotoluen
Cl
p-klorotoluen
VIII-2
NH2
Br
Br
OH
Cl
Cl
o-dibromobenzena
m-kloroanilin
p-klorofenol
CH3
CH3
CH3
CH3
o-xilena
CH3
m-xilena
CH3
p-xilena
Perhatikan bahwa benzena disubstitusi mempunyai 2 posisi orto dan meta, tetapi hanya satu para.
Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, sistem o, m, p tidak diterapkan.
Dalam hal ini harus digunakan bilangan. Cincin benzena diberi nomor sedemikian sehingga gugus
berprioritas tata nama tertinggi mendapat nomor terendah. Bila suatu benzena tersubstitusi misalnya
anilin atau toluen digunakan sebagai induk, maka substituen itu diberi nomor 1.
CH3
NH2
Cl
NO2
NO2
NO2
NO 2
2-kloro-4-nitroanilin
2,4,6-trinitrotoluena
Benzena sebagai sustituen disebut gugus fenil, sedang gugus benzil adalah sebagai berikut:
CH2
benzil
Contoh Soal
Beri nama benzena tersubstitusi berikut:
(a)
CH3
NH2
CH3
(b)
Br
CH2Cl
(b) 2,4,6-tribromoanilina
VIII-3
H
H
lambat
E
H
benzena
-H+
E
H
produk
zat antara
(ion benzenonium)
A. Halogenasi
Katalis dalam brominasi aromatik adalah FeBr3 (halogen carier), yang dengan Br2 menghasilkan
elektrofil Br+.
Pembentukan elektrofil :
+ Br - Br
.. ..
: + FeBr 3
: Br
.. - Br
..
.. +
:Br
+
..
FeBr 3
FeBr-4
Mekanisme reaksi :
H
Tahap 1 :
lambat
Br +
H
+
H
cepat
Br
H
Br
H+
Br
H
H
Tahap 2 :
cepat
Tahap 3 :
+ FeBr4
FeBr3 + HBr
B. Nitrasi
Benzena menjalani nitrasi bila diolah dengan HNO3 pekat, dengan katalis asam lewis yaitu H2SO4
pekat.
Pembentukan elektrofil :
..
H-O-NO
..
2 +
-HSO4-
H2SO 4
H2O + NO2
H2O-NO2
Mekanisme reaksi :
NO+2
lambat
NO2
H
H+
cepat
NO 2
benzena
H2SO 4 p
NO 2
+ H2O
nitrobenzena
VIII-4
C. Alkilasi
Alkilasi benzena berupa substitusi seduah gugus alkil untuk sebuah hidrogen pada cincin. Alkilasi
dengan alkil halida dengan katalsi AlCl3 disebut alkilasi Friedel-Craft (ahli kimia Perancis, th
1877).
Pembentukan elektrofil :
R+ + AlCl4-
R-Cl + AlCl3
Mekanisme reaksi:
+ R+
lambat
R
H
-H
cepat
Contoh :
AlCl 3
+ (CH3)2CHCl
CH(CH3)2
isopropilbenzena
2-kloropropana
(isopropil klorida)
Masalah dalam alkilasi Friedel-Crarf adalah gugus alkil mengaktifkan cincin sehingga reaksi
substitusi kedua dapat terjadi lebih mudah. Untuk menekan reaksi kedua digunakan senyawa
aromatik berlebih.
AlCl 3
+ (CH3)2CHCl
berlebih
CH(CH3) 2
+ (CH3)2CH
sedikit
isopropilbenzena
2-kloropropana
(isopropil klorida)
CH(CH3) 2
Contoh:
+ CH3CH2CH2Cl
AlCl3
CH(CH3) 2
CH2CH2CH3
isopropilbenzena
(hasil penataan ulang)
n-propilbenzena
Alkilasi juga dapat juga dilakukan menggunakan alkena dengan adanya HCl dan AlCl3.
CH3CH=CH2 +
CH3C+HCH2 + AlCl4-
HCl + AlCl3
propena
+
CH 3CHCH3
-H
CH(CH3) 2
isopropilbenzena
Soal latihan
1. Ramalkan produk organik utama dari benzena dengan hadirnya AlCl3 (dan HCl dalam alkena)
dengan (a)1-klorobutana (b) metilpropena.
2. Ramalkan produk organik utama dari reaksi antara benzena dan 1-kloro-2-metilbutana dengan
katalis AlCl3.
D. Sulfonasi
Pereaksi adalah asam sulfat berasap (H2SO4 dan SO3)
+
benzena
SO 3
H2SO4
SO 3
H
SO 3H
asam benzenasulfonat
VIII-5
NH2 + 3Br2
NH2
Br
anilina
2,4,6-tribromoanilina (100%)
NO 2
NO2 + HNO3
H2SO4
100o
NO2
m-dinitrobenzena
nitrobenzena
Disamping perbedaan laju reaksi, posisi substituen kedua juga berbeda. Klorobenzena dinitrasi
pada posisi orto dan para, tetapi tidak pada posisi meta. Klorobenzena dinitrasi pada posisi orto dan
para. Nitrobenzena mengalami nitrasi kedua pada posisi meta dan sangat sedikit substitusi pada
posisi orto dan para. Posisi substitusi kedua ditentukan oleh gugus yang sudah ada pada benzena
dan jenis gugus yang masuk tidak menentukan posisi untuk substitusi kedua.
Untuk membedakan kedua macam substituen ini, Cl disebut pengarah orto, para, sedangkan NO2
disebut pengarah meta. Substituen apa saja pada cincin benzena akan bersifat pengarah orto, para
atau pengarah meta, meskipun dengan aneka ragam derajat, seperti ditunjukkan pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2 Orientasi Gugus Nitro dalam Nitrasi Aromatik
Persentase kira-kira dari produk
pereaksi
o
p
m
C6H5OH
50
50
C6H5CH3
60
40
C6H5Cl
30
70
C6H5Br
40
60
C6H5NO2
7
93
C6H5CO2H
20
80
Contoh orientasi substituen pertama terhadap produk substitusi kedua, dapat dilihat pada contoh
berikut:
CH3
CH3
CH3
CH3
SO3H
H2SO 4, SO 3
SO3H
SO3H
para 62%
toluena
meta 6%
ortho 32%
Produk ortho dan para dominan, sehingga gugus CH3 disebut pengarah ortho, para.
NO2
NO 2
NO 2
NO2
H2SO4, HNO3
NO 2
nitrobenzena
m-dinitrobenzena
(93%)
o-dinitrobenzena
(7%)
Produk dominan adalah meta, sehingga gugus nitro (-NO2) disebut pengarah meta.
VIII-6
Cara membandingkan reaktivitas benzena dan benzena tersubstitusi, yaitu dengan reaksi kompetisi.
A. Kompetisi reaksi nitrasi toluen dan nitrasi benzena
CH3
CH3
CH3
CH3
NO 2
HNO3
NO 2
NO 2
para
toluena
ortho
meta
25
NO 2
HNO3
=
benzena
nitrobenzena
Reaksi nitrasi toluena 25 kali lebih cepat dari pada reaksi nitrasi benzena, jadi gugus CH3 bersifat
mengaktifkan cincin benzena.
B. Kompetisi reaksi nitrasi klorobenzena dan nitrasi benzena
Cl
Cl
Cl
NO2
HNO3
klorobenzena
NO2
para
ortho
1
NO 2
HNO3
=
benzena
30
nitrobenzena
Reaksi nitrasi benzena 30 kali lebih cepat dari pada reaksi nitrasi klorobenzena, jadi gugus
bersifat mendeaktivasi cincin benzena.
Cl
O
-CR
..
-OH
..
..
-OH
..
-CO2R
-SO3H
O
..
-NHCR
-CHO
-C6H5 (aril)
-CO2H
-R (alkil)
-CN
..
-X
.. :
deaktivasi bertambah
aktivasi bertambah
Pengarah o,p
-NO2
(mendeaktivasi)
-NR3+
VIII-7
Tabel 8.3 meringkaskan substituen benzena yang lazim dijumpai sebagai gugus aktivasi atau
deaktivasi dan sebagai pengarah-o,p atau pengarah-meta. Perhatikan semua pengarah-o,p, kecuali
halogen, juga merupakan gugus aktivasi. Semua pengarah meta bersifat deaktivasi. Perhatikan juga
semua pengarah-o,p kecuali gugus aril dan alkil, mempunyai pasangan elektron menyendiri pada
atom terikat pada cincin. Tak satupun dari pengarah-m memiliki pasangan elektron menyendiri
pada atom yang terikat pada cincin.
pasangan elektron
menyendiri
..
OH
..
..
O
..
O
.. :
..
NH2
..
.O
. ..
FeCl3
Cl
NO2
HNO3
Cl
H2SO4
o-kloronitrobenzena
+ O2N
Cl
p-kloronitrobenzena
Cl
HNO3
H2SO4
NO2
Cl2
FeCl3
NO2
m-kloronitrobenzena
VIII-8
Disamping itu pengubahan satu gusus ke gugus yang lain mungkin juga diperlukan. Misalnya
reduksi gugus nitro menjadi gugus amino menghasilkan rute ke anilina tersubstitusi meta. Mulamula benzena dinitrasi, kemudian menjalani substitusi-m dan akhirnya gugus nitronya direduksi.
3. Penutup
3.1 Rangkuman
Benzena bereaksi substitusi aromatik elektrofilik, dengan mekanisme umum:
H
H
H
lambat
E+
E
H
-H+
E
H
benzena
produk
zat antara
(ion benzenonium)
FeX3
H2SO4
AlX3
C6H5NO2 (nitrobenzena)
C6H5R (alkilbenzena)
C6H6 + R2C=CHR
C 6H5X (halobenzena)
H2SO4
AlX3
C6H5CR2CH2R (alkilbenzena)
Substitusi kedua akanmenghasilkan isomer orto dan para atau isomer meta, tergantung pada
substituen pertama. (Tabel 8.3)
3.2 Tes Mandiri
1.
Apa produk yang dominan pada reaksi substitusi kedua reaksi berikut ini :
a. C6H5NO2
Br2, FeBr3
b. C6H5CH3
CH2=CH2
AlCl3, HCl
2.
Apa produk yang dominan dari reaksi masing-masing senyawa berikut dengan 2-kloropropana
dan AlCl3. Nyatakan pula urutan relatif laju reaksinya.
a. bromobenzena b. fenol c. toluena
d. Benzena
3.
Senyawa manakah yang lebih mudah dilakukan reaksi nitrasi, C6H5CH3 atau C6H5CCl3?
4.
5.
6.
VIII-9
7.
HO 2C
(a)
CH3
CH3
(b)
4. Pustaka
a. Fessenden, R.J. dan J. S. Fessenden, 1986, Organic Chemistry 3rd edition. Wadsworth, Inc.,
Belmont, California. Alih bahasa : Pudjatmaka, A.H. 1999, Kimia Organik. Penerbit Erlangga,
Jakarta, Jilid 1
b. Solomons, T.W.G., 1988, Organic Chemistry 3 rd edition, John Wiley & Sons, Inc., New York
c. Hart, H., L.E. Craine dan D.J. Hart, 2003, Organic Chemistry 11th edition. Wadsworth, Inc.,
Belmont, California. Alih bahasa : Suminar S.A., 2003, Kimia Organik, edisi 11, Penerbit
Erlangga, Jakarta
VIII-10