Anda di halaman 1dari 8

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS

MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA


KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG
Binti Solikhatul Jannah, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul Fajaroh
Universitas Negeri Malang
E-mail: bintisolikhatul@gmail.com
ABSTRAK : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman siswa kelas X SMA
Negeri 10 Malang terhadap materi reaksi redoks. Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yang diambil secara cluster
random sampling dari 7 kelas. Instrumen penelitian berupa tes objektif beralasan yang
terdiri dari 25 butir soal valid dengan realibilitas r11 = 0,71. Hasil analisis menunjukkan
bahwa sebagian kecil siswa telah memahami konsep reaksi redoks, sedangkan konsep yang
tidak dipahami oleh sebagian besar siswa adalah konsep bilangan oksidasi unsur dalam
senyawa dan tatanama senyawa dari unsur logam-nonlogam.
Kata Kunci : pemahaman konsep, tes objektif beralasan, reaksi redoks

Kimia adalah ilmu yang sering dikaitkan dengan sifat-sifat esensial zat.
Kimia membahas sistem yang cukup kompleks, mulai dari atom, molekul, serta
senyawanya. Oleh karena itu, pengajaran ilmu kimia dimulai dari konsep-konsep
yang sederhana, kemudian dari konsep yang sederhana tersebut dibangun konsepkonsep yang lebih kompleks. Pemahaman konsep dengan benar merupakan
landasan dalam memahami fakta, hukum, prinsip dan teori dalam ilmu kimia
(Sastrawijaya, 1988).
Pemahaman yang salah terhadap suatu konsep akan menyebabkan
kesulitan dalam mempelajari konsep yang lainnya. Siswa seringkali kesulitan
untuk memahami materi kimia yang bersifat abstrak atau materi kimia yang
konsepnya saling berkaitan (Middlecamp, 1985). Kesulitan ini akan membawa
dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep-konsep kimia.
Oleh karena itu pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi harus selalu
dievaluasi.
Untuk mengetahui pemahaman konsep kimia siswa maka diperlukan suatu
alat evaluasi yang tepat yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman materi
siswa yang sebenarnya, objektif dan hasilnya segera dapat diketahui. Salah satu
bentuk alat evaluasi yang memenuhi persyaratan-persyaratan ini adalah tes
objektif beralasan. Bentuk tes objektif beralasan pada dasarnya sama dengan
bentuk tes objektif biasa, hanya saja pada tes ini siswa masih harus memberikan
alasan dari pilihan jawaban yang diberikan.
Salah satu pokok bahasan ilmu kimia di SMA adalah reaksi redoks. Materi
ini diberikan pada siswa SMA kelas X. Kemampuan yang dituntut dari siswa
dalam mempelajari konsep reaksi redoks di kelas X SMA meliputi: kemampuan
mengidentifikasi jenis suatu reaksi (oksidasi, reduksi, atau oksidasi-reduksi) bila
diketahui persamaan reaksinya, kemampuan menentukan bilangan oksidasi suatu
unsur dalam suatu senyawa netral dan ion poliatom, kemampuan menentukan zat
yang bertindak sebagai oksidator atau reduktor.
Berdasarkan cakupan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memahami
konsep reaksi redoks diperlukan pengetahuan proposisi reaksi redoks dan
kemampuan operasi matematika sederhana ( Sidauruk, 2003). Selain itu reaksi

redoks merupakan salah satu materi kimia yang syarat dengan konsep-konsep
yang abstrak di antaranya konsep reaksi redoks berdasarkan transfer elektron,
proses pelepasan dan penerimaan elektron yang tidak bisa dilihat dengan mata,
tetapi hanya bisa dibayangkan (De Jong dan Treagust, 2002). Keabstrakan materi
ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya atau
bahkan siswa dapat mengalami kesalahan konsep. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk menjajagi sejauh mana siswa SMA Negeri 10 Malang menguasai konsep
ini. Evaluasi dilakukan dengan tes objektif beralasan yang selama ini belum
pernah dilakukan di SMA tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Reaksi Redoks Menggunakan
Tes Objektif Beralasan pada Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Malang.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan pemahaman konsep siswa
mengenai materi reaksi redoks. Pada penelitian tidak diberikan perlakuan khusus
karena sampel telah mengalami perlakuan alami melalui proses belajar mengajar
yang telah diterapkan oleh guru kimia yang bersangkutan.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 10 Malang tahun
ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 7 kelas, sampel diambil dengan teknik cluster
random sampling. Instrumen penelitian yang disusun untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada materi reaksi redoks berupa tes objektif beralasan.
Adapun tes objektif beralasan yang disusun berupa tes pilihan ganda yang
dilengkapi dengan alasan dalam menjawab soal. Sebelum digunakan sebagai
instrumen penelitian, tes diverifikasi melalui uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes tertulis yang
terdiri dari dua langkah, yaitu verifikasi instrumen dan pemberian tes pemahaman.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Analisis data
berfungsi untuk memberikan makna terhadap data yang terkumpul sehingga dapat
disimpulkan mengenai persentase dan tingkat pemahaman siswa dalam materi
reaksi redoks. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data pada
penelitian meliputi tiga langkah, yaitu pemberian skor, tabulasi data, dan
pengerjaan perhitungan.
Persentase pemahaman siswa dapat dihitung berdasarkan jawaban-jawaban
yang sudah diberi skor. Perhitungan persentase pemahaman siswa dilakukan
dengan cara membandingkan antara jumlah siswa yang menjawab benar-alasan
benar pada tiap butir soal dengan jumlah siswa keseluruhan. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut.

Dimana, Pn = persentase siswa yang memahami kategori tertentu.


Kategori pemahaman siswa dijabarkan sebagai berikut.
1) Pemahaman lengkap, apabila jawaban siswa benar-alasan benar
2) Pemahaman tidak lengkap, apabila jawaban siswa benar-alasan salah
3) Tidak paham, apabila jawaban siswa salah-alasan salah dan jawaban siswa
benar-alasan salah.
2

Tafsiran persentase pemahaman yang digunakan disajikan pada Tabel 1 berikut.


Tabel 1 Tafsiran Persentase Siswa yang Memahami Kategori Tertentu
Pn
0%-30%
31%-55%
56%-65%
66%-80%
81%-100%

Makna
Kecil sekali
Sebagian kecil
Cukup besar
Sebagian besar
Besar sekali

(Nurkancana dan Sumartana, 1986)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pemahaman Siswa Terhadap Materi Reaksi Redoks
Pemahaman konsep siswa terhadap materi reaksi redoks dapat diketahui
dari besarnya persentase siswa yang menjawab benar soal tes. Besarnya
persentase siswa yang memahami materi reaksi redoks dapat dilihat dalam Tabel 2
berikut.
Tabel 2 Persentase Siswa yang Memiliki Pemahaman Lengkap dalam Reaksi Redoks

No
1.

2.

3.

4.

Indikator
Menentukan peristiwa reduksi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan oksigen

Persentase Siswa yang


Memiliki Pemahaman
Lengkap
52,1%

Menentukan peristiwa oksidasi ditinjau dari


penggabungan dan pelepasan oksigen

46,3%

Mengidentifikasi peristiwa reduksi ditinjau


dari pelepasan dan penerimaan elektron

34,9%

Mengidentifikasi peristiwa oksidasi ditinjau


dari pelepasan dan penerimaan elektron

28,6%

Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam


ion
Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam
senyawa
Menentukan peristiwa reduksi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi
Menentukan peristiwa oksidasi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi
Membedakan reaksi redoks dan reaksi
bukan redoks
Mengidentifikasi reaksi autoredoks

15,6%
29,2%
46,9%

46,9%

34,5%
34,4%

Lanjutan Tabel 2 Persentase Siswa yang Memiliki Pemahaman Lengkap dalam Reaksi
Redoks

No
5.

Indikator
Menentukan zat yang bertindak sebagai
oksidator
Menentukan zat yang bertindak sebagai
reduktor

6.

7.

Memberikan nama senyawa biner dan


poliatomik yang berasal dari unsur logam
dan nonlogam sebagai penyusunnya
Memberikan rumus kimia senyawa yang
berasal dari unsur logam dengan nonlogam
sebagai penyusunnya
Memberikan rumus kimia senyawa yang
berasal dari unsur nonlogam dengan
nonlogam sebagai penyusunnya
Menentukan peristiwa yang melibatkan
reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari

Persentase Siswa yang


Memiliki Pemahaman
Lengkap
41,2%
38,5%
25%

13,5%

16,7%

45,8%

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil


siswa telah memahami konsep reaksi redoks. Pada konsep reaksi reduksi-oksidasi
berdasarkan hubungannya dengan oksigen, cukup besar siswa yang telah
memahami konsep reduksi berdasarkan hubungannya dengan oksigen. Kurangnya
pemahaman siswa tentang perbedaan zat yang mengalami reduksi dan hasil
reduksi membuat siswa kesulitan dalam mengidentifikasi zat yang mengalami
reduksi dalam suatu persamaan reaksi. Sedangkan untuk konsep oksidasi, hanya
sebagian kecil siswa yang telah paham konsep tersebut. Kurangnya pemahaman
siswa mengenai pengertian reaksi oksidasi berdasarkan hubungannya dengan
oksigen, serta perbedaan zat yang mengalami oksidasi dan hasil oksidasi membuat
siswa kesulitan dalam mengidentifikasi zat yang mengalami oksidasi dalam suatu
persamaan reaksi.
Pada konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan hubungannya dengan
elektron, sebagian kecil siswa telah memahami reaksi reduksi dan kecil sekali
siswa yang telah memahami reaksi oksidasi berdasarkan hubungannya dengan
elektron. Kurangnya pemahaman siswa mengenai hubungan antara jumlah muatan
ion dengan jumlah elektron yang dilepas atau diterima dalam suatu reaksi
mengakibatkan siswa salah dalam menentukan peristiwa reduksi atau oksidasi
berdasarkan hubungannya dengan elektron.
Dalam konsep bilangan oksidasi unsur, kecil sekali siswa yang telah
memahami penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa ataupun ion. Hal
tersebut dapat disebabkan siswa tidak paham terhadap aturan dalam penentuan
bilangan oksidasi unsur dalam senyawa ataupun ion. Sedangkan dalam konsep
reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, sebagian kecil
siswa telah memahami konsep reduksi-oksidasi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi. Kurangnya ketelitian siswa dalam menentukan bilangan oksidasi atomatom yang terlibat dan kurang pahamnya siswa mengenai pengertian reaksi
reduksi-oksidasi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi mengakibatkan siswa

kesulitan dalam mengidentifikasi zat yang mengalami reduksi atau oksidasi dalam
suatu persamaan reaksi. Dalam hal membedakan reaksi redoks dan rekai bukan
redoks, kecil sekali siswa yang telah memahami perbedaan reaksi redoks dan
reaksi bukan redoks. Hal tersebut dapat disebabkan siswa menganggap bahwa
reaksi redoks merupakan reaksi oksidasi atau reaksi reduksi saja, bukan
merupakan gabungan dua reaksi tersebut. Sedangkan pada konsep autoredoks,
hanya sebagian kecil siswa yang telah memahami konsep tersebut. Hal tersebut
dapat disebabkan ketidakpahaman siswa mengenai istilah autoredoks sehingga
siswa salah dalam menjawab soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa telah memahami
konsep oksidator dan reduktor. Kurangnya pemahaman siswa tentang perbedaan
reduktor atau oksidator dengan hasil reduksi atau hasil oksidasi mengakibatkan
siswa kesulitan dalam mengidentifikasi zat yang bertindak sebagau reduktor
ataupun oksidator.
Pada konsep tatanama senyawa menurut IUPAC, kecil sekali siswa yang
telah memahami konsep tatanama senyawa biner dan poliatomik yang berasal dari
unsur logam dan nonlogam sebagai penyusunnya, konsep pemberian rumus kimia
senyawa yang berasal dari unsur logam dengan nonlogam sebagai penyusunnya,
dan konsep pemberian rumus kimia senyawa yang berasal dari unsur nonlogam
dan nonlogam sebagai penyusunnya. Hal ini dapat disebabkan kurang telitinya
siswa dalam menentukan bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat dan ketentuan
tatanama IUPAC berdasarkan sistem Stock sehingga siswa salah dalam menjawab
soal.
Dalam hal menentukan peristiwa yang melibatkan reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari, hanya sebagian kecil siswa yang telah memahami konsep
tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep
prasyarat yang mendukung konsep ini sehingga siswa kesulitan dalam menjawab
soal.
B. Konsep-Konsep yang Tidak Dipahami Siswa pada Materi Reaksi Redoks
Konsep-konsep yang tidak dipahami siswa pada materi reaksi redoks dapat
diketahui dari besarnya persentase siswa yang tidak paham dalam tiap konsep
yang diujikan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kecil
sekali siswa yang tidak paham konsep reaksi reduksi dan sebagian kecil siswa
tidak paham konsep reaksi oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan
oksigen. Sedangkan pada konsep reaksi redoks berdasarkan hubungannya dengan
elektron, diperoleh hasil bahwa sebagian kecil siswa tidak paham konsep reaksi
reduksi dan cukup besar siswa tidak paham konsep oksidasi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
Pada konsep reaksi redoks berdasarkan hubungannya dengan perubahan
bilangan oksidasi, diperoleh hasil bahwa sebagian kecil siswa tidak paham reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi berdasarkan peningkatan. Selain itu sebagian kecil
siswa tidak paham konsep reaksi autoredoks dan konsep bilangan oksidasi unsur
dalam ion dan sebagian besar siswa tidak paham konsep bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian kecil
siswa tidak paham konsep oksidator dan kecil sekali siswa tidak paham konsep
reduktor. Selain itu, sebagian besar siswa tidak paham konsep tatanama senyawa

biner dan poliatomik yang berasal dari unsur logam dan nonlogam dan cukup
besar siswa tidak paham konsep pemberian rumus kimia senyawa yang berasal
dari unsur logam dengan nonlogam, serta sebagian kecil siswa tidak paham
konsep pemberian rumus kimia senyawa yang berasal dari unsur nonlogam
dengan nonlogam. Sedangkan pada konsep aplikasi reaksi redoks diketahui bahwa
sebagian kecil siswa tidak paham konsep penentuan peristiwa yang melibatkan
reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.
Besarnya persentase siswa tidak paham dalam tiap konsep dapat dilihat
dengan jelas dalam bentuk diagram pada Gambar 1 berikut.

Persentase Siswa yang Menjawab SalahAlasan Salah

Gambar 1 Diagram Persentase Siswa yang Tidak Paham dalam Tiap Konsep

80
70,8%

69,8%

70

63%

60,4%
56,7%

60
50,4%

48,9%

50
40

43,8%
40,6%

40,6%

39,6%
31,8%

32,3%
28,2%

30

22,9%
18,8%

20
10
0
A

Konsep

Keterangan:
A : Reaksi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen
B : Reaksi oksidasi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen
C : Reaksi reduksi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron
D : Reaksi oksidasi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron
E : Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
F : Bilangan oksidasi unsur dalam ion
G : Reaksi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
H : Reaksi oksidasi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
I : Reaksi redoks dan reaksi bukan redoks
J : Reaksi autoredoks
K : Oksidator
L : Reduktor
M : Tatanama senyawa biner dan poliatomik dari unsur logam dan nonlogam sebagai
penyusunnya
N : Rumus kimia senyawa dari unsur logam dengan nonlogam sebagai penyusunnya
O : Rumus kimia senyawa dari unsur nonlogam dengan nonlogam sebagai penyusunnya
P : Aplikasi reaksi redoks

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang pemahaman
siswa dalam materi reaksi redoks pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Malang
dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil siswa telah memahami konsep reaksi
redoks. Sedangkan konsep yang sebagian besar tidak dipahami oleh siswa yaitu
konsep bilangan oksidasi unsur dalam senyawa dan tatanama senyawa dari unsur
logam-nonlogam sebagai penyusunnya. Selain itu, cukup besar siswa yang tidak
pahamn mengenai konsep pemberian rumus kimia senyawa yang berasal dari
unsur logam dengan nonlogam.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman siswa dalam materi
reaksi redoks pada kelas X SMA Negeri 10 Malang, maka peneliti menyampaikan
saran sebagai berikut.
1. Hasil penelitian dapat sebagai informasi bagi guru dalam memberikan
penguatan terhadap konsep prasyarat, diantara konsep tentang elektron
valensi, hubungan elektron valensi dengan kestabilan suatu unsur (hukum
oktet/duplet), pembentukan ion serta bilangan oksidasi agar konsep reaksi
redoks, khususnya konsep pemberian rumus kimia senyawa yang berasal dari
unsur logam dengan nonlogam dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
2. Hasil penelitian dapat sebagai informasi bagi guru dalam menanamkan
pemahaman tentang konsep bilangan oksidasi didasarkan pada pemahaman
tentang kemampuan suatu unsur dalam mencapai kestabilan oktet/duplet,
bukan hanya sekedar menghafal konsep biloks sebagai konsep hasil konvensi
saja.
3. Penelitian terhadap pemahaman konsep pada materi reaksi redoks ini dapat
ditindaklanjuti dengan pembuatan buku ajar atau handout yang bervariasi dan
sesuai dengan kurikulum untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR RUJUKAN
Kean, E and Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Alih Bahasa
Dr. a. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Gramedia.
Nurkancana dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sastrawijaya, T. 1988. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: P2LPTK.
Sidauruk, Suandi. 2003. Kesulitan Siswa SMU Memahami Konsep Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan MIPA, 3(1): 63-68. (Online),
(http://journal.jpmipa.ac.id), diakses 14 September 2012.
Jong, O.D., Acampo., J, and Verdonk, A. 1995. Problem in Teaching the Topic of
Redox Reaction: Action and Conceptions of Chemistry Teacher.
Journal of Research in Science Teaching, 32(10): 1097-1110.

Treagust, David F, Chittleloborough, G., and Mamiala, Thapelo L. 2002.


Students understanding of the role of scientific models in learning
science. Journal of Science Education, 24(4): 357-368.

Anda mungkin juga menyukai