260110110001
Gladyola Ayu M
260110110002
Pembahasan
Shally Liyalkhairah
260110110003
Teori Dasar
260110110005
Editor
260110110006
Data Pengamatan,
Perhitungan dan Kemasan
Linawati Nurannisa P
260110110007
Teori Dasar
260110110008
Prosedur
Yuli Nurbaeti
260110110009
Yeni Nuraeni
260110110010
Pembahasan
Dike Novalia A
260110110011
Data Pengamatan,
Perhitungan dan Kemasan
Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
2. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet
Prinsip
1. Metode granulasi basah
Metode granulasi basah yaitu proses pencampuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab
III.
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi (Lachman,1994).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena
secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif
dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan,
homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar
agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus
dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak,
dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak
dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa
tablet (Neil,et al., 2001).
EVALUASI GRANUL
1. Uji Laju Alir
Menggunakan Powder Flow Tester untuk mengetahui daya alir granul.
Penggunaannya dengan cara granul dimasukkan ke dalam corong uji
waktu alir kemudian penutup corong dibuka sehingga granul keluar
dan ditampung pada bidang datar, waktu alir granul dicatat dan sudut
diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan
granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong
yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu
tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10
detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet,
Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30
derajat.
Sudut Istirahat
Sudut istirahat
< 25
25-30
30-40
>40
Sifat aliran
Sangat baik
Baik
Cukup
Sangat sukar
(Liebermann, 1986).
2. Uji Kompresibilitas
Menggunakan Tap Density Tester, tujuannya adalah untuk mengetahui
sifat
kerapatan
kompresibilitas.
granul
Penentuan
yang
sangat
berhubungan
kompresibilitas
dengan
digunakan
untuk
Kompresibilitas
5-12
12-18
18-23
23-33
33-38
>38
Sifat Aliran
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Sangat Buruk
(Aulton, 1988).
dalam
presentase.
Granul
basah
ditimbang
kemudian
% LOD
x 100%
(Lachman, 1989).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena
secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif
dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan,
homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar
agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus
dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak,
dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak
dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa
tablet (Neil,et al., 2001).
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
persyaratan.
Harus mengandung zat aktif yang homogeny dan stabil.
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
Bebas dari kerusakan fisik.
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogeny dalam waktu
tertentu.
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku (Suci, 2011).
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan
dalam industri farmasi dibandingkan dengan bentuk sediaan yang lain,
seperti; kapsul, granul, dan pil. Menurut Lachman, 1994, hal ini
dikarenakan tablet memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Volume
sediaan
cukup
kecil
dan
wujudnya
padat
sehingga
d. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah yang besar dengan volume
yang kecil.
e. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut air.
f. Pelepasan zat aktif dapat diatur.
g. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat akti, menutup rasa dan bau
yang tidak enak.
h. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana dan cepat sehingga biaya
produksinya lebih rendah.
i. Pemakaian oleh penderita lebih mudah ( Lachman, 1994 ).
EVALUASI TABLET
1. Uji Keseragaman Ukuran
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali atau
tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal tablet ( Ditjen POM, 1979).
2. Uji Keseragaman Bobot
Digunakan untuk tablet tidak bersalut yang harus memenuhi syarat
keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : Dengan cara
ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan pada kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat
digunakan 10 tablet, tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan
tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom B ( Ditjen POM, 1979).
3. Uji Kekerasan
Daya tahan suatu tablet untuk penggunaan mekanik terlihat pada saat
dikempa kekerasan suatu tablet tersebut dan kekuatnnya pada saat
dikempa. Kekerasan suatu tablet dilukiskan sebagai ukuran partikel
untuk pecahnya tablet. Kekerasan juga dapat digunakan untuk
karakteristik tablet sebab lebih mudah dan untuk mengukur lebih
konvensional. Kekerasan tablet diukur dengan alat Strong Cobb, dan
alat tes kekerasan yaitu Pfizer dan Stokes. Kekerasan dilukiskan dalam
(Genarro, 1998).
Alat dan Bahan
IV.1. Alat
a. Disintegrator
b. Friabilitas
c. Granulator
d. Hardness tester
e. Jangka sorong
f. Mesin cetak tablet single-punch
g. Moisture Balance
h. Pengayak
i. Powder Flower Tester
j. Tap Density
k. Timbangan Digital
IV.2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
IV.3.
Bahan
Amprotab
Amprotab untuk pasta 15 % (100 g)
Laktosa
Na Starch Glycolat
Mg Stearat
Parasetamol
Talkum
Vitamin C
Gambar Alat
(a)
(d)
(b)
(e)
(c)
(f)
(g)
(i)
(h)
(j)
(k)
V. Prosedur
1. Penimbangan bahan untuk fase dalam
Bahan bahan untuk fase dalam ditimbang. Paracetamol sebanyak 250
gram, Amprotab sebanyak 10 gram, Laktosa 10 gram dan Amprotab Pro
Paste sebanyak 15 gram .
2. Pembuatan Pasta Kanji
Beaker glass kosong ditimbang. Dicatat beratnya. 100 ml aquadest
dimasukkan ke dalam beaker glass . Lalu, dipanaskan di atas penangas. 15
gram Amprotab dimasukkan ke dalam beaker glass. Diaduk diatas
penangas hingga membentuk muchilago yang bening. Ditimbang beaker
glass yang berisi pasta kanji. Dicatat beratnya.
3. Pembuatan granul basah
Bahan-bahan fase dalam (Parasetamol, laktosa dan amprotab) diayak
terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dan diaduk hingga homogen. Lalu
ditambahkan sedikit demi sedikit pasta kanji yang telah dibuat sebelumnya
dan diaduk hingga rata sampai menjadi massa yang bisa dikepal dan ketika
kepalan tersebut diijatuhkan tidak hancur. Ditimbang sisa pasta kanji yang
tidak digunakan. Kemudian massa yang sudah dapat dikepal tersebut
Pencetakan tablet
Pada alat pencetak tablet, beberapa gram granul dimasukkan kedalamnya,
lalu hoper atau eeding shoe dipasang untuk memastikan masa granul.
Ketentuan tablet yang diinginkan adalah bobot antara 600,4 mg 663,6
mg. Jalankan mesin untuk pencetakan tablet secara manual untuk
mengukur berat dan kekerasan tablet. Bila belum sesuai dengan yang
diinginkan, atur berat tablet. Dan diatur kekerasan tablet. Setelah berat dan
kekerasan tablet telah sesuai dan stabil maka mesin dijalankan untuk
mencetak tablet dari seluruh bahan yang telah dibuat.
9. Evaluasi Tablet
a. Uji keseragaman bobot
Tablet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas alat timbangan.
Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis keseragaman
bobot tablet dengan membandingkan bobot tablet dalam rentang
penyimpangan bobot rata-rata tablet.
b. Uji keseragaman ukuran
Tablet sebanyak 20 buah diukur satu per satu menggunakan jangka sorong
untuk mengetahui ukuran tebal dan diameter tablet, setelah itu dihitung
rata-ratanya. Kemudian hasilnya dicatat.
c. Uji friabilitas
Sejumlah tablet ditimbang hingga beratnya 6 6,5 gram, drum putar
dilepaskan dari mesinnya dengan cara melonggarkan sekrup. Tablet yang
akan diuji dimasukkan ke dalam drum putar, pasang kembali drum putar
ke mesinnya dan kencangkan sekrup. Alat dinyalakan selama 4 menit.
Setelah itu lepaskan drum putar dari mesin dengan melonggarkan sekrup,
tablet diambil dan drum putar dibersihkan menggunakan kuas. Setelah
selesai, massa tablet yang tersisa ditimbang.
Data Pengamatan
1. Pembuatan Pasta 15 %
Amprotab
Aquadest
Beaker glass kosong
Beaker glass + Pasta
Beaker glass + Sisa Pasta
= 15 gram
= 100 mL
= 157,828 gram
= 257,4 gram
= 199,54 gram
2
x 293,679 gram=6,31 gram
93
Mg Stearat
1
x 293,679 gram=3,16 gram
93
Total
d. Berat Teoritis
Fase Dalam Teoritis
Fase Luar Teoritis
Total
= 22,1 gram
e. Persentase Vit. C
= 293,679 gram
= 22,1 gram
= 315,779 gram
15 gram
x 100 =4,75
315,779 gram
5. Perhitungan Nyata
a. Fase Dalam Nyata (FDN)
Berat granul = 251 gram
Sisa granul
= Berat granul LOD
= 251 gram 10 gram
= 241 gram
b. % FDN tanpa Vit. C = 93% - 4,75% = 88,25%
c. Fase Luar Nyata (FLN)
4
x 241 gram=10,92 gram
88,25
Talkum
2
x 241 gram=5,46 gram
88,25
Mg Stearat
1
x 241 gram=2,73 gram
88,25
Vit. C
4,75
x 241 gram=12,97 gram
88,25
Total
d. Berat Nyata
Fase Dalam Nyata
Fase Luar Nyata
Total
= 32,08 gram
= 241 gram
= 32,08 gram
= 273,08 gram
Berat Nyata
x 500
e. Jumlah Tablet Nyata = Berat Teoritis
=
f. Berat Tablet
273,08 gram
x 500
315,779 gram
= 432, 4 tablet
~ 432 tablet
Berat Nyata
Jumlah Tablet Nyata
273,08 gram
432 tablet
= 0,632
g
tab
mg
= 632 tab
g. Rentang Tablet (5%)
600,4 mg 663,6 mg
6. Evaluasi Granul
a. Uji Loss On Drying
Bobot awal
= 10,509 gram
Bobot akhir = 10,437 gram
Bobot awalBobot akhir
Loss on Drying
=
Bobot awal
=
10,509 gram
10,437 gram
x 100 %
x 100 % = 0,69 %
= 20,0431 gram
= 8,375 cm
= 4,1875 cm
= 2 cm
= 1,42 detik
gram
20,0431 gram
= waktu =
1,42 detik
= 14,115
g
s
tinggi
r
2 cm
4,1875 cm
= 0,477
= 25,53
c. Uji Kompresibilitas
Massa granul = 20,0431 gram
Vol. awal
= 40 mL
Vol. akhir
= 34,5 mL
massa
Kerapatan nyata
= Vol awal
=
20,0431 gram
40 mL
= 0,501
Kerapatan mampat =
=
massa
Vol mampat
20,0431 gram
34,5
= 0,581
Kompresibilitas
100%
=
g
mL
g
mL
kerapatanmampatkerapatannyata
kerapatanmampat
0,5810,501
0,581
x 100%
= 14,77 %
7. Evaluasi Tablet
a. Uji Keseragaman Bobot
Tablet
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata
Massa (mg)
632
641
668
654
654
600
613
615
659
665
632
654
609
613
594
650
663
610
612
605
632,15
Diameter
(mm)
11,99
11,78
12,08
12,11
Tebal
(mm)
6,42
6,12
6,13
6,28
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata
12,07
12,08
12,10
12,11
12,07
12,10
12,10
12,07
12,09
12,07
12,09
12,08
12,11
12,10
12,08
12,07
12,0675
6,11
6,26
6,14
6,32
6,17
6,13
6,10
6,15
6,34
6,22
6,27
6,10
6,35
6,29
6,28
6,24
6,221
c. Uji Friabilitas
Massa awal : 5, 9684 gr
Massa akhir : 4,65 gr
Massa akhir
% Friabilitas = ( 1 Massa awal
= (1
4,65
5,9684
) x 100%
) x 100%
= 22,09%
d. Uji Kekerasan
Tablet
Skala Hardness
(N)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
50
30
42
36
52
32
34
51
41
44
38
32
53
48
15
16
17
18
19
20
Rata - rata
47
34
37,5
42
46
37
41,075
Waktu hancur
>15 menit
8 menit 22 detik
>15 menit
>15 menit
14 menit 20 detik
>15 menit
x 100%
x 100%
= 86,48%
9. Recovery Tablet
Recovery Tablet =
=
= 76,4%
VII.
Pembahasan
x 100%
x 100%
dan kompaktibilitas massa tablet dan sifat fisik tablet meliputi kerapuhan
dan waktu hancur oleh karena itu laktosa dipakai dalam formulasi ini
walaupun sudah dimasukan amprotab sebagai bahan pengisi juga.
Amprotab untuk pasta 15% berfungsi sebagai bahan pengikat
karena Amilum berfungsi sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur
apabila ditambahkan dalam bentuk pasta, granulnya mampu mengembang
apabila kontak dengan air dan kemampuan untuk mengembang.
Na starch glycolat (eksplotab) pada formulasi ini berfungsi sebagai
desintegrator (zat penghancur) dalam fase luar digunakan sekitar 3-5%
karena Na starch glycolat jarang digunakan sebagai desintegrator fase
dalam. Penggunaanya sebagai desintegrator pada formula ini dibandingkan
desintegrator lainnya karena dalam formulasi ini mengandung vitamin C,
karena eksplotab tidak akan mempercepat oksidasi dari vitamin C
dibanding desintegrator lainnya. Na starch glycolat juga dapat membantu
sifat alir dari tablet. Pada formulasi kelompok ke dua desintegrator yang
dipakai adalah Ac disol yang berfungsi sebagai desintegrator fase luar juga
dapat membantu memperbaiki waktu hancur. Ac disol berfungsi sebagai
desintegran karena larut dalam air dan memiliki afinitas yang
tinggi
dapat mengurangi gaya adhesif antara material tablet dengan punch atau
die.,
namun
penggunaannya
harus
dikombinasikan
karena
akan
melegakan sakit
kepala,
sengal-sengal
dan
sakit
ringan,
70oC. granul yang sudah kering ditimbang dan diperoleh berat granul
kering sebesar 251 gram.
Evaluasi granul dapat dilakukan dengan tiga pengujian, yaitu : Uji
kelembaban, Uji daya alir granul dan Uji kompresibilitas granul. Evaluasi
ini dilakukan untuk mengontrol kualitas sediaan (tablet) yang akan dibuat.
Pertama, Uji kelembaban penting dilakukan pada pembuatan tablet dengan
granulasi basah dimana digunakan air atau pelarut lain sebagai activator
pengikatnya. Uji kelembaban ini dilakukan terhadap granul kering tanpa
penambahan zat lain. Hal ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang
terabsorpsi (susut pengeringan). Metode ini dilakukan pada alat LOD yang
sebelumnya telah dikalibrasi agar didapat hasil yang akurat. Menimbang
10 gr granul diatas piringan logam lalu diratakan (Bobot awal : 10,509 gr),
alat LOD ditutup rapat lalu atur suhu 70C dan waktu selama 10 menit.
Bobot akhir yang didapat 10,437 gr, maka :
10,509 ( bobot awal )10,437(bobot akhir)
LOD ( Kadar air )=
100 =0,69
10,437(bobot akhir)
Kadar air (LOD) granul yang didapat terpenuhi dan dikatakan baik karena
hasilnya kurang dari 2 %.
Evaluasi granul yang kedua adalah uji daya alir granul dengan
Powder Flow Tester. Evaluasi ini dilakukan pada granul kering dengan
penambahan zat lain seperti vitamin C, Na.starch glicolat, talcum dan Mg.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat profil aliran granul tanpa
penambahan lubrikan, bila granul memiliki parameter fisika yang baik dan
2 (tinggi granul )
tan =
4,187 ( jari jari )
sudut diam
=anti tan 0,477=25,53
Dari hasil yang didapat maka laju alir granul dikatakan baik karena sudut
diamnya 25,53 tidak lebih dari 30.
Selanjutnya, evaluasi granul yang ketiga adalah uji kompresibilitas
granul. Hal ini dilakukan untuk mengetahui daya kompresibilitas granul
yang mudah dikempa atau tidak, jika besaran fisika menunjukkan sifat
sulit dikempa maka dibutuhkan eksipien lain yang dapat membantu
kompresibilitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan menimbang 20
granul (20,0431 gr) masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya,
kemudian granul dimampatkan hingga 4 menit dengan alat uji, lalu dicatat
volume uji sebelum dimampatkan (Vo=40 ml) dan volume setelah
dimampatkan (Vt=34,5 ml).
20,0431( bobot granul) 20,0431(bobot granul)
40 ml(Vo)
34,5 ml (Vt )
Kompresibilitas=
100 =13,77
20,0431( bobot granul)
40 ml(Vo)
Kerapatan granul dikatakan baik karena hasilnya (13,77%) terdapat dalam
rentang nilai 12%-16%.
digunakan untuk evaluasi ini sebanyak 20 tablet dan tekanan dari masingmasing tablet dicatat serta dihitung rata-ratanya. Rata-rata tekanan dari 20
tablet tersebut adalah 41,075 N. Nilai tekanan rata-rata yang diperoleh
mengartikan bahwa tablet dapat dihancurkan pada tekanan 41,075 N. Dari
hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tablet tersebut tidak
memenuhi syarat kekerasan tablet yang baik. Syarat kekerasan tablet yang
baik adalah tablet dapat dihancurkan pada tekanan 70 100 N.
Selanjutnya evaluasi yang dilakukan adalah uji friabilitas yaitu uji
ketahanan suatu tablet terhadap gesekan selama proses pengemasan,
pengiriman dan penyimpanan yang dilihat dari persentase friabilitasnya.
Tablet yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sampai bobot tablet 6
6,5 gram karena bobot tablet yang dimiliki berada pada rentang dibawah
650 mg. Bobot awal tablet yang diuji adalah 5,9684 gram dan bobot akhir
(bobot setelah pengujian) adalah 4,65 gram. Kemudian dihitung presentase
friabilitas menggunakan rumus :
berat akhir
1
% Friabilitas =
berat awal
x 100 %
cakram ini untuk menekan tablet ketika proses uji waktu hancur
berlangsung. Kemudian tabung tersebut dimasukkan kedalam beaker glass
yang berisi air sebanyak 800 mL. Beaker glass tersebut dimasukkan
kedalam bak disintegrator dan tabung disintegrator digantungkan pada
gantungan logam. Kemudian alat dinyalakan dan dicatat waktu hancur
setiap tabletnya. Pengujian ini selesai sampai semua tablet hancur
semuanya. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh tablet 1 memiliki waktu
hancur lebih dari 15 menit, tablet 2 memiliki waktu hancur 8 menit 22
detik, tablet 3 dan 4 memiliki waktu hancur lebih dari 15 menit, tablet 5
memiliki waktu hancur 14 menit 20 detik dan tablet 6 memiliki waktu
hancur lebih dari 15 menit. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa tablet tidak memenuhi syarat dalam pengujian waktu hancur karena
syarat waktu hancur tablet yang baik tidak boleh lebih dari 15 menit.
Selain itu dapat disimpulkan juga kecepatan efek terapeutik yang akan
terjadi berjalan lambat karena proses pemisahan zat-zatnya dan absorpsi di
dalam tubuh berlangsung lama.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan tablet tersebut memiliki
kekerasan, friabilitas dan waktu hancur yang buruk. Hal ini terbukti tablet
memiliki kekerasan yang rendah (rapuh) yang dibuktikan dengan tekanan
41,075 N dibawah syarat yang ditentukan yaitu 70 100 N, friabilitas
yang buruk terbukti dari presentasi friabilitas yang kehilangan 22,09 %
dari berat tablet melebihi syarat maksimumnya yaitu tidak lebih dari 1 %
dan waktu hancur yang lama terbukti hanya 2 tablet yang memenuhi syarat
dan lainnya melebihi syarat yaitu waktu hancur lebih dari 15 menit.
Hasil evaluasi tablet memiliki kekerasan yang rendah (rapuh) dan
friabilitas yang tinggi disebabkan kurangnya penambahan zat pengikat
dalam tablet tersebut sehingga zat-zat lain tidak saling terikat satu sama
lainnya. Terbukti ketika penambahan zat pengikat tidak dimasukkan
seluruhnya sesuai dengan resep. Hal inilah yang menyebabkan zat-zat
lainnya tidak saling terikat dan menyebabkan tablet menjadi rapuh. Selain
itu waktu hancur tablet tersebut lama (melebihi syarat yang ditentukan).
Hal ini bisa terjadi kemungkinan kurangnya penambahan zat disintegrator
VIII.
Kesimpulan
1. Cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah yaitu dengan
mencampurkan zat aktif dan eksipien ke bagian fase dalam yang
mengandung pengikat hingga membentuk massa lembab yang dapat
digranulasi, hasil granul dikeringkan, granul kemudian diberi
tambahan fase luar, granulasi kembali baru dicetak.
2. Uji quality control yang dilakukan terhadap granul dan tablet hasil
produksi berupa:
a. Kemampuan alir dan sudut istirahat
b. Kompresibilitas
c. Kadar air (loss on drying)
d. Waktu hancur
e. Kekerasan
f. Friabilitas
DAFTAR PUSTAKA
Aulton, M. E., 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. New
York : Churchill Livingstone Inc.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Gennaro, A.R. 1998. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th Edition. Easton:
Mack Publishing Company.
Jenkins, G.L. 1957. Scovilles The Art of Compounding. New York USA: The
Blackston Division Mc. Graw Hill Book Company Inc.
Lachman, L., Lieberman.,Knig. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi 3.
Jakarta: UI Press.
Liebermann, H.A., and Lachman, L. 1986. The Theory and Practice of industrial
Pharmacy Edisi 3. New York: Marcel Decker Inc.
Neil, M.J.O. Smith, A., Heckelman, P.E., Budavari, S., and Kinneary, J.F. 2001.
The Merck IndexEdisi 13. New Jersey: Merck and Co.
Parikh,D.M.1997. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. New
York:Marcel Dekker Inc.
Sprowl. J. B. 1970. Prescription Pharmacy. Second Edition. Philadelphia: J.B
Lippiconott Company Toronto.
Suci Arriesa. 2011. Granulasi Basah Tablet Parasetamol. Tersedia di
http/www.succiarrisalaporanpraktikum.com/2011/01/granulasi-basahtablet-parasetamol.html (diakses tanggal 23 Maret 2014)