Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

EVALUASI RENCANA ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN


TRANSPORTASI PERKOTAAN PASCA PEMBANGUNAN
MONOREL TREM DI SURABAYA
Anik Budiati
Program Studi Teknik Sipil Universitas Bhayangkara Surabaya dan
Mahasiswa Program Doktor Universitas Brawijaya
email: anikbudiati2013@ubhara.ac.id

Abstrak
Implementasi dari kebutuhan transportasi publik di wilayah Kota Surabaya, maka
Pemerintah Kota Surabaya berupaya membangun Angkutan Massal Cepat (AMC), berupa Trem dan
Monorel yang menghubungkan wilayah Surabaya Utara dan Selatan. Alasan dari pembangunan
AMC tersebut didasarkan pada daya angkut yang lebih banyak, pilihan teknologi, simpul
perekonomian, dan cagar budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rencana
kebijakan transportasi pasca pembangunan trem-monorel di Surabaya. Metode yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif diskriptif. Proses analisa dengan cara mengurutkan data berdasarkan
tanggal penerbitan di media massa dan menganalisanya. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan
bahwa proses kebijakan penyelenggaraan transportasi perkotaan pasca pembangunan monoreltrem di Surabaya, terjadi beberapa penundaan. Perlu adanya kesepakatan di antara pihak-pihak
yang terkait. Proses kebijakan membutuhkan beberapa solusi untuk dapat menyelesaikan masalah
transportasi yang begitu kompleks. Harus dilakukan beberapa kombinasi strategi kebijakan secara
bersinergi dan terarah untuk menunjang keberhasilan kebijakan transportasi tersebut.
Kata Kunci: Tansportasi Perkotaan, Trem, Monorel, Kebijakan Angkutan Massal Cepat (AMC)

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PRA DISAIN BANGUNAN PENGOLAH LIMBAH CAIR


RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
Candra Dwiratana1), Sudiro2), Khusnul Khotimah3), Prasetyo Abdi4)
1)

2)

3)

4)

Program Studi Teknik Lingkungan, ITN Malang


email: wulandaraicandra@yahoo.com
Program Studi Teknik Lingkungan,ITN Malang
email: sudiro-Enviro@yahoo.com
Program Studi Teknik Lingkungan, ITN Malang
email: khatimahkhusnul28@gmail.com
Program Studi Teknik Lingkungan,ITN Malang
email: prastyoabdinugroho@gmail.com

Abstrak
Rumah potong hewan (RPH) merupakan salah satu kegiatan industri yang dapat dikelola
oleh pemerintah
maupun secara perorangan. Rumah Potong Hewan yang dikelola oleh
pemerintah telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sedangkan yang
dikelola secara perorangan tidak memiliki IPAL. Karakteristik limbah RPH mengandung bahan
organik tinggi dengan konsentrasi Biological Oxygend Demand (BOD) 344,56 mg/l, Chemical
Oxegend Demand (COD) 880 mg/l, nitrogen 4.675 mg/l, TSS 850 mg/l, dan minyak lemak 150
mg/l. Salah satu pengolahan yang sesuai dengan karakteristik RPH yaitu menggunakan
Sequenching Batch Biofilter Granular Reactor (SBBGR). SBBGR merupakan salah satu
pengembangan pengolahan biologis dengan kombinasi antara pertumbuhan terlekat dan
tersuspensi dengan waktu pengolahan intermetten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dosis aktivator yang tepat serta mendapatkan data dasar untuk perencanaan bangunan
pengolahan limbah cair selanjutnya. Media yang digunakan adalah ring keramik, sebagai aktivator
menggunakan EM4 dengan variasi dosis 70, 80, dan 90 ml. Setelah dilakukan analisis seeding dan
aklimatisasi, dilanjutkan dengan analisis COD, sehingga mendapatkan konstanta kenetika.
Hasil penelitian menunjukkan dosis EM4 90 ml mempunyai waktu seeding dan aklimatisasi
yang lebih cepat dibandingkan dengan dosis yang lain, yaitu selama 10 hari. Hasil analisis
mendapatkan konstanta K=0,15 l/mg MLVSS jam.
Kata Kunci: COD, EM4, Rumah Potong Hewan, SBBGR

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PERAN LINGKUNGAN BINAAN DALAM MEWUJUDKAN


PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN
STUDI KASUS: KELURAHAN DINOYO KOTA MALANG
Adhi Widyarthara1), Debby Budi Susanti2)
1)

Program Studi Arsitektur, ITN Malang


email: adhiwidya@gmail.com
2)
Program Studi Arsitektur,ITN Malang
email: debby.bs@gmail.com

Abstrak
Pembangunan kota berkelanjutan saat ini sangat diperlukan dalam penataan kota-kota besar
di Indonesia dalam upaya untuk menyelaraskan dengan perkembangan penduduk dan tuntutan
kemajuan teknologi. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam upaya untuk
mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan. Pembangunan pemukiman merupakan salah satu
aspek yang sangat berperan dalam tujuan ini. Dukungan lingkungan alam dan lingkunan binaan
sangat berpengaruh pada pola perkembangan hunian dan pemukiman penduduk.
Keanekaragaman kondisi social budaya merupakan landasan bagi pemerintah daerah untuk
menentukan program-program bagi pembangunan daerahnya.
Kata Kunci: Lingkungan Binaan, Lingkungan Sosial, Permukiman

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PENDUGAAN POTENSI BANJIR KOTA TULUNGAGUNG AKIBAT


DEBIT BANJIR SUNGAI JENES DAN USULAN
PENANGGULANGANNYA
I Wayan Mundra1) , Erni Yulianti2)
1)

Program Studi Teknik Sipil Sumberdaya Air, ITN Malang


email: wmundra@yahoo.com
2)
Program Studi Teknik Sipil Sumberdaya Air, ITN Malang
email: erniyulianti00@gmail.com

Abstrak
Banjir yang terjadi Di Kelurahan Bago Kabupaten Tulungagung merupakan banjir rutin yang
terjadi setiap tahunnya. Banjir disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi dan kondisi
kapasitas saluran Sungai Jenes saat ini yang tidak mampu lagi mengalirkan debit banjir yang
terjadi. Genangan terjadi dengan selang waktu antara 3 5 jam sesuai dengan lamanya hujan
deras dan berkurangnya debit limpasan air di Sungai Jenes. Ketinggian banjir antara lain adalah
0,5 - 2 m . Banjir terparah di Sungai Jenes terjadi di daerah hulu sampai di bagian tengah tepatnya
di pertemuan antara anak Sungai Jenes dan sungai utamanya. Besarnya debit banjir yang mengalir
dari hulu menyebabkan terangkutnya sedimen dan pendangkalan di daerah hilir. Sungai Jenes
dengan luas DAS 19,24 Km dan panjang sungai 6,5 Km adalah merupakan sumber kehidupan
bagi penduduk, khususnya di bagian hulu. Sebagian besar penduduk di bagian hulu memanfaatkan
air untuk keperluan irigasi sawah. Sedangkan di bagian hilir merupakan kawasan padat penduduk.
Dengan adanya kejadian banjir ini otomatis kegiatan ekonomi masyarakat Kelurahan Bago akan
terhambat dan tidak berjalan seperti semestinya.
Langkah yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan menganalisa pengaruh antara
debit banjir rencana setiap tahun dengan kondisi eksisting yang terjadi pada Sungai Jenes setelah
normalisasi. Salah satu usaha penanggulangan banjir di Sungai Jenes adalah dengan dilakukannya
normalisasi sungai yaitu membuatan tanggul dibeberapa titik tertentu serta melakukan
pengerukan/pengambilan sedimen yang mengendap pada sungainya. Dengan solusi ini diharapkan
banjir setiap tahun yang terjadi pada Sungai Jenes dapat teratasi.
Kata Kunci: Banjir, Normalisasi Sungai, Sungai Jenes

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

KEKUATAN LEKATAN (BOND) BAMBU POLOS DAN BAMBU


DENGAN PENGASARAN PERMUKAAN PADA BETON
BERTULANG
Ester Priskasari1), Sudirman Indra2), A. Agus Santoso3)
1)

Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang


email: ester_priskasari@ymail.com
2)
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: dirman.indra@yahoo.co,id
3)
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: agus_andrianus@yahoo.co.id

Abstract
Cooperative relationship between a reinforment and the concretes surrounding it is bond.
One of the basic requirement of reinforced concrete construction is bond. Bamboo as
reinforcement is often used as a substitute for longitudinal reinforcement, since bamboo has a
quite high tensile stress, up to 125 MPa. This enables bamboo to be the substitute of concrete as
tensile load. However, bamboo is a hydroscopic material, causing a change in the water
concentration when the humidity and temperature change. The bond strength of bamboo is low.
Therefore, our experiment purpose is to get an adequate bond value by coarsening the surface
using wind of wire. The conclusion is bamboo reinforcement with wind of wire can equal the bond
strength of concrete reinforcement. Bamboo reinforcement has high bond strength with high slip.
Bamboo reinforcement without treatment os not good enough to be used as structural element
reinforcemen, while the treatment with wind of wire is proven to be able to improve bamboo bond
strengthup to 5 times, enabling bamboo to be used as alternative reinforcement in reinforced
concrete.
Key Word: Bamboo, Reinforcement, Bond, Wind of wire

Abstrak
Hubungan kerja sama antara tulangan dengan beton disekelilingnya disebut lekatan, salah
satu persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang adalah lekatan (bond). Bambu sebagai
tulangan seringkali sebagai pengganti tulangan longitudinal, sebab bambu memiliki tegangan tarik
yang cukup besar dan dapat mencapai 125 MPa. Ini membuat bambu dapat menjadi alternatif
pengganti baja untuk beban tarik, tetapi bambu material yang hydroscopik sehingga perubahan
kelembaban dan suhu lingkungan menyebabkan perubahan kadar air. Kekuatan lekatan bambu
kecil untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai lekatan yang cukup dengan
memberikan pengasaran permukaan menggunakan lilitan kawat. Kesimpulan dari penelitian ini
tulangan bambu dengan lilitan kawat dapat menyamai kekuatan lekatan tulangan baja, tulangan
bambu memiliki kekuatan lekatan yang besar dengan slip yang besar. Tulangan bambu tanpa
treatment tidak layak untuk tulangan elemen structural sedangkan tulangan bambu dengan lilitan
kawat terbukti dapat menaikan kekuatan lekat bambu sampai 5 kali lipatnya sehingga bambu
dapat digunakan sebagai pengganti tulangan pada beton bertulang sehingga layak digunakan
dalam perencanaan beton bertulang
Kata Kunci: Bambu, Tulangan, Lekatan, Lilitan kawat

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PURWARUPA PENGKONDISIAN FILE INPUT PROGRAM SAP2000


UNTUK OPTIMASI STRUKTUR BAJA SESUAI SNI 1726-2002
Mohammad Ghozi1), Anik Budiati2), Syariful Alim3)
1)

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bhayangkara Surabaya


email: mghozi@ubhara.ac.id
2)
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bhayangkara Surabaya
email: anikbudiati2013@ubhara.ac.id
3)
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Bhayangkara Surabaya
email: syalihbara@gmail.com

Abstrak
Purwarupa pengkondisian file input dibutuhkan mengakomodasi profil WF dan SNI guna
mendapatkan pengaruh zone gempa dan bobot struktur baja di Indonesia. Profil WF dan spectrum
respon dari 6 zone diinsertkan ke dalam database. Purwarupa system ini selanjutnya diuji dengan
mengoptimasi struktur baja 6 lantai dari 6 zone gempa. Didapatkan bahwa bobot struktur baja
pada tanah lunak akan meningkat seiring dengan meningkatnya zone gempa dengan persamaan y
= 0,233x + 0,963. Dapat disimpulkan bahwa purwarupa pengkondisian file input telah paripurna
dan dapat ditingkatkan untuk keperluan penelitian lanjutan
Kata Kunci: Algoritma Genetik, Optimasi, Struktur Baja, SNI 2000, SNI 2002

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

ADAPTASI HUNIAN PADA LAHAN GAMBUT BELAJAR DARI


KEARIFAN LOKAL SUKU DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH
Herwin Sutrisno1), Theresia Susi2)
1), 2)

Mahasiswa Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan, Universitas Diponegoro Semarang
email: iyo.hsutrisno@gmail.com
email: uncs.susi@gmail.com

Abstrak
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang memiliki luasan lahan gambut terbesar
di Pulau Kalimantan. Luas area tanah gambut yang cukup besar merupakan suatu kendala karena
tanah gambut merupakan tanah sangat lunak, mempunyai daya dukung sangat rendah dan sifat
kompresibilitasnya yang tinggi. Banyaknya sungai yang mengalir di wilayah ini mengakibatkan
sebagian besar lahan di Kalimantan selalu tergenang air pada musim hujan karena meluapnya air
sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hunian Suku Dayak Ngaju yang terjadi
sebagai hasil dari proses adaptasinya terhadap lahan gambut. Pendekatan penelitian yang
dipergunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Suku Dayak Ngaju dapat hidup beradaptasi dengan
lahan gambut serta kondisi lingkungan yang tergenang air. Hasil proses adaptasi cara hidup
tersebut terimplementasi pada bentuk hunian tradisionalnya yaitu huma betang, huma gantung
dan huma danum yang berbentuk rumah panggung serta pada rumah lanting yang berupa rumah
terapung dan pemanfaatan bahan bangunan lokal dengan tingkat resistensi yang tinggi terhadap
terhadap gambut dan air seperti kayu besi, kayu kacapuri, kayu kapurnaga ataupun kayu galam.
Kata Kunci: Adaptasi Hunian, Lahan Gambut, Kearifan Lokal

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

EFISIENSI PRODUKSI BATA MERAH DENGAN


OTOMASI PRODUKSI
Hirijanto1), Lila Ayu Ratna Winanda2)
1)

Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang


email: janto_smasher@yahoo.co.id
2)
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: lilawinanda@gmail.com

Abstrak
Bata merah merupakan bahan bangunan yang masih menjadi primadona bagi para pelaku
jasa konstruksi sehingga proses produksi bata merah masih merupakan usaha yang menjanjikan
bagi perajinnya. Seiring dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kearifan
lokal maka upaya ppengembangan produksi bata merah ini patut menjadi perhatian bersama.
Dalam satu sisi sebagai uapaya mengembangkan usaha kecil yang berbasis industry rumah tangga
dan disisi lain sebagai penunjang penigkatan roda perekonomian.
Di desa Majang tengah proses produksi bata merah merupakan salah satu mata pencaharian
masyarakat setempat dimana masih mengandalkan pengerjaan secara manual tenaga manusia.
Dengan cara ini maka hasil produksi sangat tergantung pada kemapuan sumber daya manusia
yang digunakan sehingga tidak dapat dilakukan pencapain target-target peningkatan penjualan.
Untuk itu dilakukan upaya-upaya pendekatan dan kajian bagaimana cara mengatasi kendala
produksi bata merah yang ada sehingga perajin dapat memanage hasil kerjanya. Setelah dilakukan
analisa maka salah satu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kendala
produksi bata merah khususnya di Desa Majang Tengah Kecamatan Dampit adalah dengan
transfer teknologi terapan alat prduksi bata merah secara otomatis sebagai pengganti proses
produksi secara manual. Dengan alat ini maka jumlah produksi meningkat dan lebh efisien dalam
penggunaan tenaga kerja.
Kata Kunci: Efisiensi Produksi, Otomasi

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

RANCANGAN JAUR SEPEDA SEKITAR KAMPUS


(STUDI KASUS: SEKITAR KOMPLEKS KAMPUS
SUMBERSARI TLOGOMAS MALANG)
Ibnu Sasongko1), I Gusti Ayu Putu Sutaresmi Sandianinggar2)
1)

Program Studi Planologi, ITN Malang


email: koko_is@yahoo.com
2)
Program Studi Planologi, ITN Malang
email: sutaresmisandi@yahoo.com

Abstrak
Pembangunan yang terus dilaksanakan diberbagai belahan dunia pada akhirnya menuju
pada satu titik kesembangan melalui konsep pembangunan berkelanjutan dengan tiang utama
ekonomi, sosial dan lingkungan). Dalam kawasan perkotaan tekanan pembangunan akan lebih
terasa berat dimana kepentingan ekonomi makin meningkat sementara daya dukung lingkungan
semakin berat tekanannya. Karena itulah pembangunan di perkotaan diarahklan menjadi
pembangunan kota berkelanjutan. Salah satu aspek penting dalam pembangunan kota
berkelanjutan ini adalah hemat energi, ramah lingkungan, kurangi polusi udara. Diantara berbagai
upaya yang dapat dilakukan adalah kembali ke alam dengan mereduksi emisi co2 dengan
gerakan menggunakan sepeda.
Kampus merupakan tempat kawula muda menimba ilmu, sekaligus sebagai agent of change
dimana pada dasarnya mahasiswa maupun civitas academika juga masyarakat umum
memungkinkan menggukan sepeda sebagai salah moda transport utama. Di wilayah Sumbersari
Malang terdapat beberapa kampus dengan jumlah mahasiswa besar, antara Lain Universitas
Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas Islam Negeri
Malang, dll, serta di sekitar Tolgomas terdapat Universitas Muhammadiah Malang. Secara
keseluruhan komplek pendidikan ini dikeliling oleh tempat tinggal mahasiswa terutama kos dan
asrama. Mengingat jarak tempat tinggal umumnya dekat kampus, maka untuk menuju dan
kampus dan pulang dapat menggunakan sepeda sebagai moda transport utama. Unhtuk itulah
Maka dioerlukan kajian terkait penentuan jalur sepeda menuju kampus.
Kajian ini mengunakan prinsip lintasan terdekat dan hambatan minimum sehingga jalur
sepeda paling egisien dapat dilakukian. Ternyata beberapa lokasi disekitar kampus ternyata kurang
layak untuk menggunakan sepeda sebagai moda transport utama, terutama terhambat masalah
topografi yang relatif terjal disekitar sungai, akan tetapi jaliur tersebut ternyata masih dapat
digunakan bila tujuan utamana adalah bukan ke kampus tetapi untuk olah raga atau rekreasi.
Selanjutnya jalur optimum tersebut membutuhkan sosialisasi dan promosi agar ke kampus
bersepeda, sehat dan menyenangkan.
Kata Kunci: Kota Berkelanjutan, Jalur Sepeda, Kompleks Kampus

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH


PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU
KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG
Kustamar1), I Wayan Mundra2), Bambang Wedyantadji3) , I Nyoman Sudiasa4)
1),2),3),4)

Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang


email: kustamar@yahoo.co.id

Abstrak
Dusun Durenan, Desa Petungsewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, berlokasi di
kawasan lereng Gunung Kawi bagian timur. Topografi berbukit dengan lereng yang relatif terjal
menyebabkan pengambilan air tanah dengan membuat sumur mengalami kesulitan. Oleh
karenanya, maka kebutuhan air bersih dipenuhi dengan pengalirkan air dari anak sungai terdekat
dengan sistem perpipaan sederhana. Keterbatasan debit di musim Kemarau dan keruhnya air di
musim Penghujan, serta lemahnya pendanaan menjadi permasalahan utama yang harus
dipecahkan.
Mulai tahun 2001, masyarakat membangun sarana penyediaan air dengan sistem perpipaan
sederhana. Tahun 2014, ITN Malang melalui program pengabdian kepada masyarakat memberi
bantuan sarana peningkatan kualitas air berupa bangunan saringan pasir lambat. Bantuan yang
diberikan berupa material utama, rencana dan bimbingan teknis pelaksanaan. Sedangkan
masyarakat berpartisipasi dengan melakukan gotong-royong mengadakan material pendukung dan
bekerja bakti dalam proses pembuatannya. Pada tahun 2015 ITN Malang kembali memberikan
bantuan, dalam bentuk pembuatan tandon air. Dengan metode pelaksanaan yang sama,
pembuatan bangunan tandon air dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Dengan adanya sistem
penyaring pasir lambat dan tandon air tersebt, diharapkan terjadi peningkatan yang siginfikan
terhadap kinerja sistem penyediaan air bersih yag telah ada. Dengan terpenuhnya kebutuhan
kebutuhan air bersih, walaupun dalam batas minimal maka diharapkan dapat memicu dan memacu
kreativitas masyarakat dalam pemberdayaan kelompoknya. Sarana penangkapan air saat ini hanya
berupa tumpukan batu kali dan kerikil untuk mengarahkkan aliran air ke pipa pengambilan. Hal ini
sangat rentan terhadap gangguan banjir dan pencemaran dari material dari erosi permukaan lahan
dan longsor tebing. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya Broncaptur untuk mendukung
kinerja bangunan penyaring air dan tandon air yang sudah ada. Mengingat keterbatasan anggaran
dan keterampilan masyarakat maka untuk mewujudkannya masih diperlukan bantuan, baik
material mauun bimbingan teknis pelaksanaannya.
Kata Kunci: Penyediaan Air Bersih, Pedesaan, Kabupaten Malang

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

MODEL APLIKASI SISTEM INFORMASI ANALISA HARGA


KONSTRUKSI
Lila Ayu Ratna Winanda1), Hirijanto2), Munasih3)
1)

Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang


email: lilawinanda@gmail.com
2)
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: janto_smasher@yahoo.co.id
3)
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: asih_prima@yahoo.co.id

Abstrak
Proyek konstruksi menuntut kesinergian antar komponen pendukungnya dalam mencapai
keberhasilan pelaksanaannya. Salah satu komponen penting dalam kegiatan proyek adalah analisa
pembiayaan proyek. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang mendalam terkait dengan pembiayaan
proyek agar diperoleh efisiensi dalam pelaksanaan analisanya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai efisiensi waktu analisa pembiayaan proyek
adalah dengan penyusunan suatu database dan menyusun sebuah program aplikasi sebagai alat
bantu dalam proses analisa. Pada penelitian ini dilakukan analisa harga satuan pekerjaan bidang
keairan di wilayah kota Malang yang semula menggunakan cara manual menggunakan program
bantu MS-Excel maka selanjutnya disusun sebuah program aplikasi dengann bantuan program
visual basic yang cukup sederhana dan mudah dimengerti. Berdasarkan pada hasil aplikasi yang
terbentuk dan uji coba yang dilakukan maka diperoleh hasil analisa yang lebih cepat apabila
dibandingkan secara manual serta memungkinkan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
analisa secara lebih cepat.
Kata Kunci: Model Aplikasi, Sistem Informasi, Harga Pekerjaan

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Maria Christina Endarwati
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITN Malang
Email: mendarwati@gmail.com

Abstrak
Menurunnya kualitas fisik lingkungan pada perkotaan mengakibatkan banyaknya pengalihan
fungsi lahan, sehingga membuat keberadaan ruang terbuka hijau semakin minim, padahal ruang
terbuka hijau memiliki kontribusi besar pada kehidupan masyarakat terutama pada lansekap jalan.
Ruang terbuka hijau pada lasekap jalan sangatlah penting untuk meminimalisir gas buangan dari
kendaraan, sehingga aktifitas masyarakat disekitar jalan akan menjadi nyaman dan tidak
terganggu dengan polusi udara yang disebabkan oleh pengguna kendaraan. Upaya membentuk
lansekap jalan sebagai ruang terbuka hijau merupakan sebuah ide dalam memanfaatkan suatu
jalur ruas jalan, yang awalnya tidak memberi fungsi dan manfaat yang penting terhadap
sekitarnya, dengan tujuan menghasilkan penataan ruang terbuka hijau yang dapat berdaya guna
bagi masyarakat kota dengan memanfaatkan vegetasi/tanaman lokal yang ada pada wilayah
tersebut.
Kata Kunci: RTH, Lansekap Jalan, Pembangunan Berkelanjutan

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PENERAPAN MESIN PERAJANG SAMPAH DALAM PEMBUATAN


KOMPOS BASAH DI DUSUN KARANGKATES
KABUPATEN MALANG
Mochtar Asroni1), Mohammad Ibrahim Ashari2), Anis Artiyani3)
1)

Program Studi Teknik Mesin, ITN Malang


email: mochasroni@gmail.com
2)
Program Studi Teknik Elektronika, ITN Malang
Email: ibrahimashari@gmail.com
3)
Program Studi Teknik Lingkungan, ITN Malang
email: anisartiyani@ymail.com

Abstrak

Kegiatan sehari-hari masyarakat Dukuh Karangkates khususnya RW 01 menghasilkan


sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik khususnya, sampah basah yang
dihasilkan antara lain sisa sayuran, sisa nasi dan sisa makanan lainnya. Sedangkan, sampah
anorganik yang dihasilkan antara lain plastik, kertas dan lainnya. Sampah organik yang terurai
akan menghasilkan lindi (leachate) hasil dari dekomposisi sampah tersebut yang dapat mengurangi
nilai estetika di lingkungan. Berdasarkan uraian diatas, perlunya usaha untuk menerapkan alat
pencacah dan komposter anaerobik pada sampah basah untuk mengatasi permasalahan sampah
basah yang ada di wilayah RW 01 Dukuh Karangkates. Masalah yang teridentifikasi adalah
bagaimana mendesain alat pencacah sampah basah yang ada di wilayah RW 01 Dukuh
Karangkates sehingga mudah diuji cobakan dan direlisasikan di lingkungan tersebut. Kegiatan ini
bertujuan untuk menciptakan mesin pencacah dan komposter anaerobik sederhana yang dapat
menunjang proses fermentasi pada pengolahan sampah basah skala rumah tangga dan sekaligus
sebagai pembelajaran akan pentingnya pengelolaan sampah di wilayah RW 01 Dukuh Karangkates
Menyadari adanya potensi dan permasalahan sampah di Dusun Karangkates Kabupaten
Malang maka dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan yang menunjang program ini. Adapun
kerangka penelitian yang dilakukan dalam pemecahan masalah yang dilakukan antara lain
Penyuluhan Perancangan dan Pembuatan Mesin Perajang sampah Basah, Pelatihan cara
menggunakan mesin
Kata Kunci: Mesin Perajang Sampah, Sampah Organik, Kompos Basah

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

ANALISIS PREDIKSI PENGHEMATAN BOK KENDARAAN PADA


OPTIMASI SINYAL ATCS (AREAL TRAFFIC CONTROL SYSTEM)
MENGGUNAKAN MODEL TRANSMISI SEL
(STUDI KASUS: ATCS DI RUAS JALAN PANJI SUROSO
KOTA MALANG)
Nusa Sebayang
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email: nusasebayang@yahoo.co.m.au

Abstrak
Kemacetan lalu lintas adalah salah satu permasalahan penting yang terjadi di wilayah
perkotaan di Indonesia. Lokasi kemacetan umumnya berada pada persimpangan yang sebagaian
besar merupakan simpang sebidang. Kemacetan menyebabkan terjadinya pemborosan bahan
bakar sehingga akan merugikan pengguna jalan. Upaya mengurangi kemacetan lalu lintas di
persimpangan di beberapa wilayah perkotaan di Indonesia dilakukan dengan menerapkan system
ATCS (Areal Traffic Control System). Namun pemanfaatan system ATCS tersebut belum optimal
khususnya pada simpang-simpang yang jaraknya berdekatan, masih belum dilakukan koordinasi
sinyal antar simpang (system isolated). Pada studi ini dilakukan analisis perbedaan tundaan yang
dihasilkan antara menerapkan system koordinasi sinyal dengan tanpa koordinasi sinyal
menggunakan model transmisi sel (cell transmission model). Studi dilakukan pada dua simpang
berdekatan di ruas Jalan Panji Suroso yaitu Simpang Jalan Laksamana Adi Sucipto Dengan
Simpang Jalan Plaosan di Kota Malang. Survey pengumpulan data di lokasi studi dilakukan pada
tanggal 17 sampai 24 April 2015.
Hasil analis menunjukkan bahwa optimasi sinyal dengan mengkoordinasikan sinyal kedua
simpang tersebut dapat mengurangi tundaan sebesar sebesar 20-30 %, dan penghematan biaya
operasional kendaraan (BOK) yang melintasi persimpangan tersebut sebesar Rp.6.143.800 per
harinya.
Kata Kunci: ATCS, CTM, Tundaan, BOK.

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

AKULTURASI BUDAYA DAN BENTUK ARSITEKTUR


DI KOTA LASEM
L.M.F. Purwanto1), Yulita Titiek S2)
1)

Program Studi Arsitektur, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang


email: lmfpoer@gmail.com
2)
Program Studi Arsitektur, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
email: yulita_ts@yahoo.co.id

Abstrak
Kota Lasem yang berada di pesisir pantai utara pulau jawa, memiliki kekhasan yang
menonjol yaitu adanya bangunan beraristektur Tionghoa dan bahkan tidak berlebihan disebut
sebagai little chinese in Java. Walaupun ekspresi dari etnis Tionghoa di Lasem sedemikian kental
dan kuat, namun sejarah mencatat keakraban kehidupan bermasyarakat antar etnis Tionghoa dan
Jawa sangatlah kuat, bahkan tidak pernah ada konflik SARA di Lasem.
Penelitian ini mengamati keberagaman sekaligus keakraban yang meniadakan konflik
dengan pendekatan metode fenomenologi, dengan mencatat bentuk bangunan, bentuk pola
pemukiman, akulturasi budaya dan pola komunal masyarakat yang mampu membendung dan
meredam konflik horizontal dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga penelitian ini dapat
bermanfaat untuk menjadi satu model kehidupan bermasyarakat di Indonesia
Hasil penelitian yang didapat, berupa satu pemahaman tentang latar belakang sejarah,
kesadaran masyarakat dan jug adanya wadah ruang untuk berinteraksi dalam masyarakat, dapat
membentuk satu tatanan masyarakat yang guyub dan mampu meredam konflik dalam
bermasyarakat.
Kata Kunci: Kota Lasem, Akulturasi Budaya, Kearifan Lokal

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

STRATEGI PENGEMBANGAN IDENTITAS KAWASAN TEPIAN


SUNGAI KAMELOH BARU YANG BERBASIS BUDAYA
MASYARAKAT SUKU DAYAK
David Ricardo
Magister Digital Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
email: david.nangas@gmail.com

Abstrak
Pengembangan identitas kawasan perkotaan tidak terlepas dari pengembangan identitas
skala mikro dan skala makro dengan mencari karakteristik masyarakat yang paling dominan.
Kameloh Baru yang terletak di Kota Palangkaraya merupakan kawasan kota dengan aktivitas
nelayan sebagai pekerjaan utama. Potensi kawasan berupa kawasan tepian sungai merupakan
cerminan kebudayaan masyarakat dayak yang membuat kawasan ini mendapat perhatian khusus
terutama dalam hal penentuan identitas utama yang digunakan. Adanya kelembagaan masyarakat
yang kuat membuat kawasan ini sebagai kawasan yang dianggap mandiri. Tetapi yang menjadi
permasalahan adalah perbedaan karakteristik masyarakat secara individual terutama tentang
budaya masyarakat yang disatukan secara keseluruhan dan diakui secara multi pihak untuk
menghasilkan identitas. Tujuan penelitian ini adalah menemukan strategi untuk mengembangkan
identitas masyarakat tepian sungai yang berbasis pada budaya masyarakat suku dayak. Teori yang
digunakan adalah dengan konsep-konsep identitas suatu kawasan tepian sungai dan kaitannya
dengan kebudayaan masyarakat dayak. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan
data, permasalahan dan potensi masyarakat sebagai identifikasi awal. Kemudian dilakukan metode
wawancara dengan berdialog melalui perwakilan masyarakat sehingga ditemukan berbagai potensi
masyarakat. Setelah itu dilakukan analisis berupa pemetaan skala prioritas yang dijadikan acuan
untuk membuat skematik pengembangan secara runtut.
Dari hasil penelitian ini didapat strategi utama yaitu menggunakan kelembagaan yang
merupakan bagian dari perkumpulan tokoh-tokoh adat, pemuka agama, dan para pemimpin
kelompok sebagai perwakilan masyarakat untuk mengevaluasi dan mendapatkan identitas yang
kuat dengan konsep keputusan secara partisipasi yang sesuai dengan budaya masyarakat dayak
yaitu melakukan dan menentukan keputusan berdasarkan keputusan adat sehingga diangkatlah
identitas utama kawasan berupa kawasan perikanan yang akan dikembangkan menjadi kawasan
minapolitan.
Kata Kunci: Identitas, Kawasan Tepian Sungai, Budaya Masyarakat Suku Dayak

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

DRAINASE DAN KONSERVASI AIR YANGBERADAPTASI


TERHADAP PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI SALAH SATU
STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN
Subandiyah Azis
Program Studi Teknik Sipil, ITN Malang
email : cup.subandiyah@gmail.com

Abstrak
Situasi dunia saat ini sudah dalam masa perubahan iklim (Climate Change) yang ditandai
dengan pergeseran musim hujan dan musim kemarau sehingga kondisi hujan sulit untuk diprediksi
dan mengakibatkan perubahan debit air permukaan ( surface runoff). Curah hujan yang tinggi dan
durasi hujan yang lama akan mengakibatkan genangan air/banjir di kawasan perkotaan, oleh
karena itu perlu dilakukan perbaikan sistem drainase perkotaan yang ada dan/atau pelaksanaan
pembangunan drainase perkotaan untuk melengkapi sistem drainase perkotaan yang sudah ada
serta konservasi air dengan cara membangun sumur resapan untuk mengurangi air limpasan
permukaan dan menambah cadangan air tanah. Ada 2 (dua) hal yang harus dilakukan untuk
menghasilkan sistem drainase yang baik yaitu aspek teknis dan aspek non teknis. Untuk
menangani genangan/banjir tidak hanya diperlukan pembangunan fisik saja melainkan harus ada
koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
terutama dalam hal pendanaan dan Master Plan Drainase Perkotaan yang terpadu dan tidak kalah
pentingnya adalah peran serta masyarakat secara penuh untuk ikut memiliki drainase perkotaan
dan merubah gaya hidup untuk tidak membuang sampah di saluran drainase serta masyarakat
diminta untuk membuat sumur resapan di masing-masing lokasi. Agar supaya pembangunan
sumur resapan dapat berlanjut, diperlukan regulasi yang mengikat dan kesanggupan membangun
sumur resapan menjadi syarat penerbitan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
Kata Kunci: Banjir, Drainase Perkotaan, Perubahan Iklim, Sumur Resapan

ABSTRAK MAKALAH

SEMINAR NASIONAL 2015 FTSP ITN MALANG

PENGEMBANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP KOTA KEDIRI


STUDI KASUS: PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU
JALUR JALAN
Yuni Setyo Pramono1), Gaguk Sukowiyono2), Suryo Tri Harjanto3)
1)

2)

3)

Program Studi Arsitektur, ITN Malang


email: ys.pramono@gmail.com
Program Studi Arsitektur, ITN Malang
email: g.sukowiyono@gmail.com
Program Studi Arsitektur, ITN Malang
email: suryoteha@yahoo.co.id

Abstrak
Kota Kediri memiliki kecenderungan pembangunan fisik yang semakin pesat, dimana hal
tersebut akan merubah keberadaan ruang terbuka menjadi ruang terbangun. Menyadari bahwa
lahan ruang terbuka hijau di Kota Kediri dari tahun ke tahun semakin berkurang akibat
pembangunan fisik, maka diperlukan tindakan yang serius dalam penanganan lingkungan,
khususnya arsitektur lansekap kota. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan ruang terbuka hijau jalur jalan sebagai salah satu ruang terbuka hijau kota di
wilayah Kota Kediri dengan mengidentifikasi dan menganalisis tanaman penghijauan jalur jalan
dalam upaya mempertahankan, melestarikan, dan mendaya-gunakan elemen lansekap kota, serta
mencari bentuk pengembangan dalam aspek sosial-budaya, ekologis, dan arsitektural. Hal tersebut
perlu dilakukan untuk memenuhi amanat dari UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang mensyaratkan luas ruang terbuka hijau minimal sebesar 30% dari luas wilayah perkotaan
yang dibagi menjadi RTH publik minimal 20% dan RTH privat minimal 10%.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep dan strategi pengembangan arsitektur
lansekap Kota Kediri berupa penataan ruang terbuka hijau jalur jalan di sepanjang 7 (tujuh) jalur
jalan utama Kota Kediri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
elemen lansekap ruang terbuka hijau yang meliputi urgensitas, kesesuaian lahan, dan arsitektural
sesuai dengan perkembangan aktivitas yang terjadi di sepanjang jalur jalan utama kota. Hal
tersebut dilakukan melalui pendekatan urban landscape ecology yang komprehensif dan
pendekatan berkelanjutan untuk menemu-kali bentuk pengembangan elemen lansekap ruang
terbuka hijau jalur jalan yang lebih terpadu dan berkesinambungan (sustainability development).
Hasil akhir penelitian ini adalah: (a) konsep arahan pemanfaatan lahan ruang terbuka hijau jalur
jalan terkait dengan optimalisasi pemanfaatan proporsi ruang secara arsitektural, dan (b)
rancangan bentukan sistem ruang terbuka hijau jalur jalan sesuai dengan kondisi, potensi, dan
kebutuhan kawasan.
Kata Kunci: Arsitektur Lansekap, Ruang Terbuka Hijau Jalur Jalan, Kota Kediri

ABSTRAK MAKALAH

Anda mungkin juga menyukai