Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
pada waktunya. Salawat beriring salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari jalan kesesatan menuju jalan yang diterangi oleh ilmu
pengetahuan.
Adapun judul makalah ini adalah Asuhan Keperawatan klien dengan Gastritis.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah membantu,maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis
menyadari
bahwa
dalam
penulisan
makalah
ini
masih
terdapat
kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan pada pembaca semua untuk memberikan kritik
dan saran demi kesempurnaan dari makalah ini.Atas kritik dan sarannya penulis
mengucapkan terima kasih.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi
kemajuan bersama.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi
dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini (gastritis) sering kali adalah hasil
dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering
ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa
mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di
Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang
dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan
pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva
dan batang.
Namun, banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang
rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak juga dapat berkontribusi untuk
terjadinya gastritis.
Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan
dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan
bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang,
gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan Gastritis sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah pencernaan. Mahasiswa
mwngetahui asuhan keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan
praktik di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR GASTRITIS
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI LAMBUNG
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian disebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus, bagian
utama, dan bagian bawah yang horizontal, yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan
dengan usofagus melalui orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium
pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel
pada sebelah kiri fundus.
Fungsi lambung menerima makanan dari usofagus melalui orifisium kardiak dan
bekerja sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan
dengan getah lambung. Gelombang peristaltik di mulai tinggi di fundus, berjalan
berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan menyerap perlahan-lahan ke pilorus.
Lambung terdiri dari empat lapisan :
1. Lapisan selubung serosa yang terletak diluar dibentuk olehperitenium,yang menutupi
permukaan lambung dan melipat pada kurvatura minor dan mayor sebgi omentum
minus dan majus.omentum minus terdiri dari atas ligamentum hepatogastrium dan
hepatodeudenale yang melengket pada hati,yang mengantung lambung sepanjang
kurvatura minor.
2. Lapisan otot pada dinding lambung terdiri dari semata-mata otot polos.lapisan
logitudinal yang paling luar terbentang dari osofagus kebawah dan terutama melewati
kurvatura minor dan mayor.otot miring paling dalam merupakan lanjutan lapisan otot
sirkular osofagus dan paling tebal pada daerah fundus dan terbentang sampai pilorus.
3. lapisan submukosa terutama terdiri atas jaringan areolar jarang dan menghubungkan
lapisan otot dan lapisan mukosa lambung.submukosa memungkinkan lapisan otot dan
mukosa mukosa lambung.submukosa memungkinkan lapisan mukosa bergerak
bersama
gerak
peristaltik.lapisan
ini
juga
mengandung
pleksus-pleksus
Kelenjar kardia, terletak paling dekat lubang yang ada di sebelah usofagus.
Kelenjar ini berbentuk tubular, baik sederhana maupun bercabang dan
mengeluarkan secret mucus alkali.
2.
Kelenjar fundus, terdahulu bekerja ; kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis
sel. Beberapa sel yaitu sel asam dan sel oksintik, menghasilkan asam yang
terdapat dalam getah lambung. Dan yang lain lagi menghasilkan musin.
3.
Kelenjar pilorik. Kelenjar dalam saluran pilorik juga berbentuk tubuler. Terutama
menghasilkan mucus alkali.
B. DEFINISI
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah ,Edisi Kedelapan hal 1062).
Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar
yaitu :
1. Gastritis Eksogen akut. Biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,
seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid ,
mekanisme iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
2. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan).
2.
Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik
tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.
Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
C. ETIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar
antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip
seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
Lambung
memproses
dan
menyimpan
makanan
dan
secara
bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah
cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal
sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk
ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang
kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan
makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada
dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam
lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat
korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika
mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding
lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
1. Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori
yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan,
namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H.
pylori sering terjadi pada masa kanak kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika
tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai
penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar
yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung.
Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjarkelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung.
Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan
yang lain tidak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan
dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap
asam lambung walaupun pada kondisi normal.
4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.
5. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada
lambung.
6. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal
ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
: takhipnea
B 2 (blood)
B 5 (bowel)
makanan pedas.
B 6 (bone)
: kelelahan, kelemahan.
b. Manifestasi klinis Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang
sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
i. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
ii. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan
tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
iii. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
iv. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
v. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar
pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi
dengan etiologi yang tidak jelas.
vi. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan
gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat
dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
c. Gastritis kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas
2. Perasaan penuh, anoreksia
3. Distress epigastrik yang tidak nyata
4. Cepat Kenyang
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
b. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi
akibat perdarahan lambung karena gastritis.
c. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease
H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat
diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
d. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
e. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk
ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih
dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa
nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan
waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh
pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi
menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
f. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
g. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke
dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis
basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang
menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas
nyata).
h. Analisis stimulasi
F. KOMPLIKASI
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B
12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan
dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan
pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
G. PATOFISIOLOGI
1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory
Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan
peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh
lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat
(bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta
kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila
terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung
berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan
gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung.
Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya
terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam
berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan
atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan
bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan
dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri
yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan
mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan
lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.
Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan
mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun
demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa
menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons
kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa
perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk
menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori.
Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial
dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan
tukak lambung akan terbentuk.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu
etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara
spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Gastritis Akut
1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,
antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat
(untuk sitoprotektor).
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa
sakit akibat asam lambung dengan cepat.
7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,
ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung
yang diproduksi.
2. Gastritis Kronis
1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS
secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk
meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam
lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat
golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
4. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi
terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan
penghambat
pompa
proton.
Terkadang
ditambahkan
pula
bismuth
beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut
sudah hilang.
MANAJEMEN NYERI
1.
pelemas
otot/relaksasi,akupuntur,
terapi
kognitif
(distraksi),
restrukturisasi kognisi, imajinasi dan terapi fisik. Nyeri itu dapat diselesaikan tanpa
dengan medikasi sama sekali, berikut ini adalah faktor-faktor yang mungkin dapat
menerangkan mengapa nyeri tidak mendapatkan medikasi sama sekali:
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan staf medis
Petugas kesehatan (dokter, perawat, dsb) seringkali cenderung berpikiran
bahwa pasien seharusnya dapat menahan terlebih dahulu nyerinya selama
yang mereka bisa, sebelum meminta obat atau penangannya, hal ini mungkin
dapat dibenarkan ketika kita telah mengetahui dengan pasti bahwa nyeri itu
adalah nyeri ringan, dan itupun harus kita evaluasi secara komprehensif,
karena bisa saja nyeri itu menjadi nyeri sedang atau bahkan nyeri yang berat,
apakah kondisi seperti ini dapat terus dibiarkan tanpa penanganan? Apakah
ketakutan untuk terjadinya adiksi apabila mendapatkan analgetik dapat
menyelesaikan masalah ?
b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien. Pasien adalah manusia yang
mempunyai kemampuan adaptif, yang dipengaruhi oleh faktor biologis,
psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Ketika pasien masuk ke dunia rumah
sakit sebenarnya ia telah siap untuk menerima aturan dan konsekuensi di
dunia tersebut, sehingga kadang-kadang, karena takut dianggap tidak
2.
3.
Prosedur invasive
Prosedur invasif yang biasanya dilakukan adalah dengan memasukan opioid ke dalam
ruang epidural atau subarakhnoid melalui intraspinal, cra ini dapat memberikan efek
analgesik yang kuat tetapi dosisnya lebih sedikit. Prosedur invasif yang lain adalah
blok saraf, stimulasi spinal, pembedahan (rhizotomy,cordotomy) teknik stimulasi,
stimulasi columna dorsalis.
2. Riwayat Kesehatan
1.
3.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Konjungtiva anemis,( tanda tanda anemia ), mukosa bibir kering, wajah
klien tampak meringis, otot menelan lemah, Klien hanya menghabiskan
1/3 porsi yang disediakan
b. Abdomen
I
saat nyeri
P :, tidak ada pembengkakan, nyeri tekan abdomen
P : bunyi ketok timpany
A : Bising usus meningkat,
c. Ekstremitas
Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, kelelahan, kelemahan otot, klien dibantu keluarga dalam
beaktifitas.
d. Genitalia
Oliguria
e. Integument
warna kulit pucat, keringat dingin, turgor kulit jelek, kulit kering
f. Keadaan umum
Klien tampak lemah, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, Berat
badan 20% / lebih dibawah berat badan ideal
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Hasil tes yang positif terdapat H. Pylori dalam darah menunujukkan bahwa
pasien pernah kontak dengan bakteri. Tes darah menunjukkan anemia yang
terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
b. Pemeriksaan feces
Hasil yang positif terdapat bakteri H. Pylori dalam feses dapat
mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam
lambung.
c. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan
dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop)
melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter
DATA FOKUS
Data Subjektif
-
Klien mengatakan muntah darah dan buang air besar berdarah dan berwarna hitam
Data Objektif
-
Takhipnea
Takikardi
Hipotensi
Disritmia
Kelelahan
Kelemahan otot
Oliguria
Keringat dingin
Kulit kering
ANALISA DATA
No.
1
DS:
Data-Data
Etiologi
Masalah
Iritasi
mukosa Nyeri
Klien
mengatakan
mengkonsumsi:
merokok,
analgetik
naproxen),
lisol,
kafein
mekanisme
pernah lambung
alkohol,
lada,
steroid,
iritasi
bakterial,
obat
(aspirin,
ibuprofen
dan
anti
inflamasi
terutama
aspirin. klien.
-
Klien
mengatakan
memakai
obat
alkohol
secara
DO:
2.
Keringat dingin
Takikardi
TD meningkat
DS:
-
Output
Klien mengatakan muntah darah dan
buang air besar berdarah dan berwarna
hitam
DO:
-
Hipotensi
cairan
yang berlebihan
Defisit
volume
cairan
dan
elektrolit
3.
oliguria
Ketidak
Perubahan nutrisi
seimbangan intake
kurang
muntah
dan output
kebutuhan tubuh
Kelemahan fisik
Intoleransi
DO:
-
4.
Kulit kering
- HB: 8 gr/dl
DS:
-
DO:
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
aktivitas
dari
I.
II.
III.
IV.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.I
No
1.
iritasi -
lambung
Definisi:
sensori
NIC
1. Pain
Aktifitas
Lakukan
pengkajian
Mengenali
managem
nyeri
secara
factor
ent
komprehensif
termasuk
penyebab
lokasi,
karakteristik,
Menggunakan
durasi,
frekuensi,
menyenangkan dan
metode
kualitas
pengalaman
analgetik
yang
tidak -
emosional
muncul
yang
atau
potensial
dan
factor
presipitasi
untuk
secara
actual
non
-
Observasi
reaksi
mengurangi
verbal
nyeri
ketidaknyamanan
Mengenali
non
dan
Gunakan
teknik
kerusakan jaringan
gejala-gejala
komunikasi
atau
nyeri
untuk
Melaporkan
menggambarkan
adanya
kerusakan
nyeri
serangan
sudah
dapat
terkontrol
nyeri
ke
mendadak
atau
yang
terapeutik
mengetahui
ruangan,
dan kebisingan
dan
dilakukan
sama sekali
2. Jarang
dilakukan
suhu
pencahayaan
Tingkatkan istirahat
dengan
durasi 3. Kadang
dilakukan
4. Sering
Dilaporkan
secara
2. Analgesic
dilakukan
5. Selalu
karakteristik:
-
mengurangi nyeri
dilakukan
administra -
Cek
tion
verbal
Fakta
Pilih
dan
dokter
analgesic
diperlukan
observasi
-
instruksi
frekuensi
yang
atau
Tingkah
laku
berhati-hati
dari
satu,
tentukan
pilihan
analgesic
tergantung
tipe
dan
beratnya nyeri
-
terutama
saat
nyeri hebat
Dx.II
No
2.
Diagnosa
Deficit
volume -
NOC
Fluid balance
Hydration
yang berlebihan
Nutritional
Definisi:
penurunan
cairan
intravaskuler,
intersisial,
1.
:
NIC
Fluid -
Aktifitas
Pertahankan
catatan
manage
ment
akurat
intake
Monitor
hasil
laboratorium
yang
Kriteria hasil:
Mempertahanka
atau intraseluler.
caran
Batasan
sesuai
karakteristik:
badan
hitung
Kelemahan
dan -
urin
output
dengan
kalori
Penurunan
Tekanan darah,
harian
turgor kulit
Kulit kering
batas normal
Monitor TTV
Konsentrasi
Kolaborasi
urin meningkat
pemberian
tanda dehidrasi,
cairan
Kriteria
penilaian
makanan
gizi
NOC:
1. Tidak dilakukan
sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang
dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
Dx.III
No
3.
Diagnosa
Ketidakseimbangan -
NOC
Nutritional
status:
food
utrition
makanan
kebutuhan
and
fluid
managem -
ent
untuk
tubuh
intake
NIC
1.
N-
Kriteria hasil:
Definisi:
intake, -
Adanya
Aktifitas
Kaji
adanya
Yakinkan
peningkatan
dimakan
untuk
berat
tinggi serat
badan
metabolisme tubuh
sesuai dengan
Batasan
tujuan
karakteristik:
-
informasi
kebutuhan
adanya
asi kebutuhan
nutrisi
kurang
Mudah
nutrisi
-
merasa
mengandung
Berikan
tentang
yang
yang
mengidentifik
intake
diet
Dilaporkan
makanan
Mampu
mendapatkan
alergi
Adanya
keinginan
kenyang sesaat
setelah
untuk makan
-
Tidak adanya
mengunyah
nyeri
makanan
abdominal
2.
Keengganan
Kriteria penilaian
utrition
untuk makan
NOC:
monitoring
atau
tanpa patologi
monitor
adanya
dilakukan
monitor
lingkungan
selama makan
sama sekali
7. Jarang
monitor
mual
dan
kalori
dan
muntah
dilakukan
8. Kadang
monitor
intake nutrisi
dilakukan
9. Sering
dilakukan
10. Selalu
dilakukan
Dx.IV
No
4.
NOC
Energy
berhubungan
conservation
managem
dengan kelemahan -
Self
ent
beraktifitas
fisik
ADL
ketidakcukupan
energy
secara
fisiologis maupun
psikologis
atau
menyelesaikan
aktifitas
diminta
atau
aktifitas
Berpartisipasi
adanya
Monitor
dalam aktifitas
sumber
fisik
adekuat
tanpa
-
Monitor
nutrisi
energy
akan
dan
yang
adanya
peningkatan
tekanan darah,
secara berlebih
nadi
pernafasan
-
Aktifitas
Observasi
menyebabkan kelelahan
disertai
untuk
meneruskan
Batasan
care:
Kriteria Hasil:
Definisi:
sehari-hari
NIC
1. Energy
Mampu
melakukan
dan
2. Activity
therapy
Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktifitas
yang mampu dilakukan
karakteristik:
aktifitas
sehari-hari
Melaporkan
secara
kelelahan
Respon
abnormal
dan
aktifitas
dilakukan
5. Selalu
dilakukan
fisik
dan
psikologis
-
sama sekali
2. Jarang
dilakukan
tekanan darah
3. Kadang
atau
nadi
dilakukan
terhadap
4. Sering
memilih
dengan
kemampuan
atau 1. Tidak
dilakukan
untuk
sesuai
NOC:
kelemahan
Bantu
adanya
Bantu
untuk
mendapatkan
alat
Kolaborasi
dengan
merencanakan
program
terapi
yang
tepat
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan yang diharapkan
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan dengan
pendekatan SOAP (data subjektif, data objektif, analisa data dan perencanaan)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang
pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa
obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang
dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda tanda penyakit ini sama antara satu
dengan yang lainnya
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Maka penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC,
Jakarta
http://en.wikipedia.org, Gastritis
http://digestive.niddk.nih.gov,
Clearinghouse
Gastritis,
National
Digestive
Diseases
Information