Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Komunikasi Kesehatan

Pokok Bahasan : Bentuk dan Hambatan Komunikasi


A. Bentuk/Jenis Komunikasi
Terdapat empat jenis/bentuk komunikasi dasar, yaitu:
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal meliputi suara, kata, bahasa, dan wicara. Bahasa dikatakan
berasal dari suara dan gerak tubuh. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa
yaitu fonologi, sintaksis (struktur bahasa), semantik (makna kata) dan pragmatis (hub.
Makna dan konteks penuturan). Berbicara adalah cara efektif untuk berkomunikasi
dan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu jenis interpersonal komunikasi dan berbicara
di depan umum.
2) Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Nonverbal melibatkan cara-cara fisik dari komunikasi, seperti nada,
sentuhan, suara, dan gerak tubuh. Jenis komunikasi non verbal dapat dibagi menjadi,
komunikasi objek, sentuhan, kronemik (penggunaan waktu dalam komunikasi),
kinesik, proxemik (jarak saat komunikasi), vokalik (nada suara) & lingkungan.
3) Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis berupa kata-kata yang ingin disampaikan. Komunikasi tertulis
yang baik sangat penting bagi tujuan pendidikn dan bisnis. E-mail, laporan, artikel,
dan memo adalah beberapa cara menggunakan komunikasi tertulis dalam pendidikan
dan bisnis. Komunikasi tertulis dapat diedit dan diubah berkali-kali sebelum
dikomunikasikan kepada pihak kedua.
4) Komunikasi Visual
Komunikasi Visual adalah tampilan dari informasi, seperti topografi, fotografi, tanda,
symbol, dan desain. Televisi dan video klip adalah bentuk elektronik komunikasi
visual. Jenis komunikasi yang meningkat dari hari ke hari dapat membantu kejelasan
dan menghilangkan ambiguitas dalam komunikasi.
B. Jenis Hambatan dalam Komunikasi
Berikut adalah hambatan-hambatan komunikasi menurut Nasir, et al:
1

Hambatan Status Sosial


Hambatan ini perlu untuk diperhatikan karena pergaulan kita sudah bukan pergaulan
yang bersifat tidak pribadi lagi, selalu dinamis, dan harus menempatkan diri pada kondisi
pergaulan yang rasional.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis adalah hambatan yang berhubungan dengan kegiatan psikis
manusia. Seorang komunikator harus mempersiapkan diri kondisi psikologisnya sehingga apa
yang akan disampaikan sesuai dengan isi pesan, begitu juga sebaliknya.
Hambatan Sosial Budaya
Manusia berada pada tingkat keanekaragaman budaya, ras, norma, kebiasaan, Bahasa,
gaya hidup, dan sebagainya. Keanekaragaman itulah yang membuat manusia harus
beradaptasi termasuk harus beradaptasi dalam pergaulan dan berkomunikasi.
Keanekaragaman mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam rangka
menyelami, memahami, dan mengkondisikan diri sendiri dalam keterlibatan komunikasi.
Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan arti pesan
antara pembicara (pengirim) dan pendengar (penerima) dalam berkomunikasi. Hambatan
semantik ini biasanya terjadi karena perbedaan penafrsiran bahasa, perbedaan persepsi
penggunaan kata yang kurang tepat, dan penggucapan kata yang terlalu berbelit ataupun
terlalu cepat.
Hambatan Lingkungan

Lingkungan yang berisik dan tidak bersahabat akan menghambat dalam upaya
menerjemahkan isi pesan. Untuk itu, jika lingkungan sudah tidak bisa kita hindari, perlu
adanya kejelasan artikulasi dan pengucapannya, serta bila perlu menggunakan pengeras suara
utuk memperjelas isi pesan.
Hambatan Mekanis
Dalam komunikasi ynag menggunakan media, informasi, atau isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator terkadang tidak sesuai dengan isi pesan yang diterima oleh
komunikan.
Hambatan Prasangka
Prasangka merupakan dugaan yang belum menjamin kebenarannya dan selalu
menjurus pada kesimpulan yang negatif, karena pandangannya tidak realistis.

C. Faktor Penghambat Komunikasi


Terdiri dari :
1. Tidak Mengenal Audien
2. Tidak Tahu Bagaimana Penerima Menyerap Komunikasi
3. Tidak Tahu Pola Komunikasi Budaya
4. Jarang Melakukan Evaluasi Respons Komunikasi
5. Tidak Tahu Kebiasaan Berkomunikasi Lisan
6. Tidak Bisa Membuka Diri Dalam Percakapan
7. Tidak Tahu Strategi Menggunakan Media
8. Tidak bisa berkomunikasi secara tertulis
9. Pengetahuan masyarakat - masyarakat yang rendah tentang bahasa kesehatan yang
digunakan.
10. Akses informasi yang terbatas (internet) karena masih banyak daerah yang belum secara
merata memiliki akses internet walaupun banyak informasi.
11. Kurangnya aktivitas penelitian untuk mengembangkan komunikasi tersebut.
12. Banyaknya informasi yang berkualitas rendah karena akan sangat berisiko apabila mereka
mendapatkan informasi yang tidak akurat maka kualitas kesehatan menurun.
13. Ketidakmampuan
para
pekerja
kesehatan
untuk
berkomunikasi
kepada
pasiendikarenakan berbagai hambatan komunikasi seperti hambatan bahasa, perbedaan
sosial budaya dan sebagainya.
Sikap dan Berperilaku dalam Berkomunikasi
1

Komunikasi Agresif

Komunikasi ini cenderung untuk merendahkan atau menghukum orang lain karena mereka berusaha
untuk bisa mendominasi dari orang lain. Komunikasi ini mengurangi hak orang lain untuk berbicara,
mengeluarkan pendapatnya dan menenggelamkan orang lain. Contoh komunikasi agresif yaitu
Lakukan saja!.
Ciri-ciri dan sikap yang ditunjukkan dari jenis komunikasi ini adalah sebagai berikut.

1). Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti 2). Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang
dia inginkan tapi tidak diinginkan orang lain 3). Keras kepala dan bermusuhan 4). Menyerang
secara fisik atau verbal 5). Interupsi 6). Intimidasi 7) Ingin menang dengan segala cara 8).
Suka memakai kambing hitam 9). suka memakai figur sebagai Big Boss.

Komunikasi Pasif (submissive)

Komunikasi ini berlawanan dengan kommunikasi agresif. Mereka cenderung tertutup dan mengalah.
Bahkan hak mereka cenderung dilanggar oleh dirinya sendiri dan cenderung menolak secara pasif
dengan mengomel di belakang. Ciri-ciri dan sikap dari komunikasi pasif adalah sebagai berikut:

1). Berusaha menutupi diri sendiri dan lebih suka menyendiri 2). Orang yang jarang mengungkapkan
keinginan, kebutuhan atau perasaan 3). Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain untuk
menghindari konflik 4). Tidak mampu mempertahankan hak pribadinya 5). Selalu mengedepankan
orang lain daripada diri sendiri 6). Minta maaf berlebihan 7). Marah, kecewa dan frustasi dipendam
8). Tidak bisa ambil keputusan 9). Selalu mencari-cari alasan atas tindakan. 10). Merasa takut dalam
berpendapat.
3. Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif memungkinkan Anda untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tanpa
menuduh atau melukai orang lain (Grover, 2005). Sikap asertif akan menunjukkan kepercayaan diri
sekaligus mengomunikasikan penghormatan terhadap orang lain (Stuart dan Laraia, 2005). Menurut
Potter dan Perry dalam Fundamental of Nursing 7th Edition tahun 2009, seseorang yang asertif akan
mengekspresikan perasaan dan emosi secara percaya diri, spontan dan jujur. Mereka mengambil
keputusan dan mengatur hidup secara lebih efektif. Ciri-ciri dan sikap yang ditunjukkan oleh orang
yang berkomunikasi secara asertif adalah sebagai berikut.
1). Terbuka dan jujur terhadap pendapat dari orang lain 2). Mendengarkan dan menerima pendapat
maupun saran dari orang lain 3). Menyatakan pendapatnya namun tidak memaksa 4). Menghargai diri
sendiri dan orang lain, berusaha mengatasi konflik 5). Menyatakan perasaan pribadi, jujur namun
tetap berhati-hati 6). Mempertahankan hak pribadi.
Perilaku asertif memiliki manfaat sebagai berikut.
1). Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri 2). Dapat
bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain 3). Dapat mengubah situasi kerja yang negatif menjadi
positif 4). Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan pribadi pada pekerjaan/karir sesuai dengan
kebutuhan, gaya dan kemampuan 5). Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang
mendapatkan apa yang dicari dalam hidup 6). Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan
dan mengurangi kesalahpahaman.
Berikut ini tiga langkah menjadi asertif.
1). Jadilah pendengar yang baik 2). Katakanlah apa yang Anda pikirkan dan rasakan 3). Upayakan
untuk berani mengatakan ya atau tidak di saat yang kita inginkan, berani membuat permintaan dan
berusaha untuk lebih terbuka dan langsung.
D. Sikap Ideal dalam Berkomunikasi
Ada beberapa sifat ideal yang dapat dilakukan seseorang dalam berkomunikasi.
Sikap yang pertama adalah dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, sikap berikutnya adalah
menunjukan penerimaan, Selain itu, seseorang harus pula mengklarifikasi apabila terjadi kesalah
pahaman dalam penerimaan pesan. Kemudian ada pula pemberian penghargaan, yang dapat dilakukan
dengan mendengarkan apabila sebagai pendengar, dan memberi salam apabila sebagai pembicara.
Sikap yang terakhir adalah memberikan kesempatan pendengar untuk mennyampaikan persepsinya
mengenai hal yang sudah disampaikan pembicara. Etika dapat dijadikan pegangan untuk menentukan
sikap yang tepat dalam berkomunikasi. Contoh dari etika etika tersebut adalah senantiasa sopan dan
ramah, menjaga perasaan orang lain, memiliki rasa toleransi, serta dapat menjaga emosi. Pesan yang
disampaikan harus pula berupa sebuah kebenaran, bahasa yang digunakan harus diperhatikan,
tentunya diperhatikan pula siapa lawan bicara dalam komunikasi tersebut, serta tidak lupa berperilaku
yang baik. Selain menjaga bahasa, jangan lupa pula untuk menjaga penampilan dan bahasa tubuh.
Penampilan yang baik akan memberikan kesan yang baik pula, ekspresi wajah, intonasi suara, dan
pesan pesan tersirat dapat membuat pesan yang disampaikan oleh pembicara diterima sebagai suatu
pesan yang berbeda oleh pendengar.

Kesimpulan
Komunikasi memiliki bentuk-bentuk dasar yang menunjukkan perbedaan penggunaan media dalam
berkomunikasi baik menggunakan bahasa maupun fisik. Selain itu dalam berkomunikaasi juga
terdapat sikap dan berperilaku dalam komunikasi yang terdiri dari sikap agresif, pasif dan asertif.
Kemudian komunikasi juga dapat mengalami beberapa jenis hambatan yang berasal dari internal
maupun eksternal diri orang itu sendiri dan komunikasi juga dapat terhambat oleh berbagai faktor
yang sangat berpengaruh terhadap berhasilnya suatu komunikasi atau tidak. Oleh karena itu untuk
melakukan komunikasi yang baik dan efektif diperlukan sikap yang ideal dalam berkomunikasi.
Sehingga sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik.

Nama : Muhammad Fajar Dwi Putra


NPM

: 1406639516

Kelas : Komkes-12
FG

:2

Anda mungkin juga menyukai