Anda di halaman 1dari 10

MALARIA*

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
Infeksi malaria dapat berlangsung akut ataupun kronik. Malaria merupakan penyebab penting
dalam mortalitas dan morbiditas kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil,
terutama di negara-negara tropis.
Plasmodium penyebab malaria yang ada di Indonesia terdapat beberapa jenis yaitu
plasmodium falciparum, plasmodum vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan
yang mix atau campuran.
Secara umum, manifestasi klinis malaria adalah demam periodik, anemia, dan
splenomegali. Gejala yang klasik yaitu terjadinya Trias Malaria yang terjadi berurutan:
periode dingin (15-60 menit) dimana pasien mulai menggigil diikuti periode panas: pasien
muka merah, nadi cepat, panas badan tetap tinggi beberapa jam kemudian diikuti periode
berkeringat yaitu pasien berkeringat banyak dan temperatur turun sehingga pasien merasa
sehat.
Diagnosis pasti malaria harus harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah
secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat (RDT-Rapid Diagnostic Test). Pemeriksaan
mikroskopik darah tepi satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa
malaria. Pemeriksaan darh tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosa malaria dapat
dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui: tetesan preparat
darah tebal dan tetesan darah tipis. Tetesan preparat darah tebal bertujuan menemukan parasit
malaria dalam darah, sedangkan tetesan darah tipis digunakan untuk identifikasi jenis
plasmodium bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan.
Departemen Kesehatan RI membagi tatalaksana malaria menjadi 2, yaitu
penatalaksanaan malaria tanpa komplikasi dan malaria dengan komplikasi.
A) Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
1)

Malaria falciparum dan Malaria vivaks


Pengobatan malaria falciparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah
primakuin. Dosis ACT untuk malaria falciparum sama dengan malaria vivaks,
sedangkan obat primakuin, untuk malaria falciparum hanya diberikan pada

hari

pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari

dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Lini pertama pengobatan malaria falciparum dan malaria
vivaks adalah seperti yang tertera di bawah ini:
(a) Lini Pertama
ACT + Primakuin

Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Malaria falciparum menurut berat badan dengan
Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Hari

1-3

11- 17

18-30

2 -11

kg
1-4

kg
5-9

Bulan

Bulan

tahun

DHP

1/4

1/2

Primakuin

Jenis obat

<5 kg

6-10 kg

0 -1

31-40 kg

41-59

10 -14

kg
> 15

tahun

Tahun

Tahun

3/4

> 60 kg
> 15
Tahun
4

Tabel 2. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan
Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Hari

Jenis obat

<5

6-10

11- 17

18-30

31-40

41-59

> 60

kg
0 -1

kg

kg

kg

kg

kg

kg

2 -11

1-4

5-9

10 -14

> 15

> 15

Bulan

tahun

tahun

Tahun

Tahun

Tahun

1/4

1/2

3/4

Bula
DHP

n
1/4

Primakuin

1-3
1-14

Dosis obat :

Catatan

Dihydroartemisinin = 2 4 mg/kgBB

Piperakuin

= 16 32 mg/kgBB

Primakuin

= 0,75mg/kgBB (P falcifarum untuk hari I)

Primakuin

= 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)

Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan

berat badan, apabila

penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat
berdasarkan kelompok umur.
-

Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel pengobatan),
maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.

Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 & 3

Bila pasien P.f dengan BB > 80 kg datang kembali dalam waktu 2 bulan setelah
pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah masih positif P.f, maka diberikan
DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.

Tabel 3. Pengobatan Lini Pertama Malaria falciparum menurut berat badan dengan
Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Hari

Jenis obat

<5kg
0 -1
Bul
n

1-3
1

6-

11-17kg

18-30kg

31-40kg

41-49kg

50-59kg

>60 kg

2 -11

1-4

5-9

10 -14

> 15

> 15

> 15

Bulan

tahun

tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

10kg

Artesunat

Amodiakuin
Primakuin

1
3/4

1
1

2
2

3
2

4
2

4
3

Tabel 4. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan
Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Ha
ri
1-3

Jenis obat
Artesunat
Amodiakuin

1- P vivax
14 Primakuin

<5kg

6-10kg

11-17kg

18-30kg

31-40kg

41-49kg

50-59kg

60kg

0 -1

2 -11

1-4

5-9

10 -14

> 15

> 15

> 15

Bulan

Bulan

tahun
1

tahun
1

Tahun
2

Tahun
3

Tahun
4

Tahun
4

1/4

1/2

Dosis obat : Amodiakuin basa = 10mg/kgbb dan Artesunat = 4mg/kgbb.


Primakuin

= 0,75mg/kgBB (P falcifarum untuk hari I)

Primakuin

= 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)

(b) Lini kedua untuk malaria falciparum

Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin


Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak
efektif dimana ditemukan: gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
Tabel 5. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falciparum
(Dengan Obat Kombinasi Kina dan Doksisiklin)

Jenis

<5kg

obat

0-1

Hari

Kina

bulan
sesuai

1-7
Hari

Prim

BB
-

akuin

Hari

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan


18313441-45
6-10kg 11-17kg
56-60 kg >60 kg
30kg
33kg
40kg
kg
2-11
1-4
5-9
10-14
10-14
> 15
> 15
> 15
bulan
3x

tahun
3x1

tahun
3 x 1

tahun
3 x 1

tahun
3x2

tahun
3 x 2

tahun
3 x 2

tahun
3x3

Tabel 6. dosis Doksisiklin


Hari

Jenis obat
<5kg
0-1

Hari 1-7

Doksisiklin

Catatan :

bulan
-

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan


6-19 kg 20-29 kg
30-44 kg
45-59 kg
> 60 kg
18
> 8 tahun
10-14
> 15
> 15 tahun
tahun
-

2 x 25 mg

tahun
2 x 50 mg

tahun
2 x 75 mg

2 x 100 mg

Dosis Kina diberikan sesuai BB (3 x 10mg/kgBB / hari)


Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( > 15 tahun)
Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( 8-14 tahun)

Tabel 7. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falciparum


(Dengan obat kombinasi Kina dengan Tetrasiklin)
Hri

Jenis
obat

<5kg
0-1

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan


31415011-17kg 18-30kg
34-40kg
10kg
33kg
45kg
60kg
2-11
14
5-9
10-14
10-14
> 15
> 15
6-

>60kg
> 15

Kina

bulan
sesua

bulan
3x

tahun
3x1

tahun
3 x 1

tahun
3 x 1

tahun
3x2

tahun
3 x 2

tahun
3 x 2

tahun
3x3

1-7
Hari

Prim

i BB
-

akuin

Hari

Tabel dosis Tetrasiklin


Hari

Jenis

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

obat
<5kg

Hari

Tetras

1-7

iklin

6-

0-1

10kg
2 11

bulan
-

bulan
-

50-59

11-17kg

18-30kg

31-40kg

41-49kg

1-4

5-9

10-14

> 15

kg
> 15

60 kg

tahun
-

tahun
Sesuai

tahun
4 x 125

tahun
4x

tahun
4x

tahun
4x

BB

mg

125mg

250mg

250mg

> 15

Catatan : Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali diberikan 4xsehari


c) Pengobatan lini kedua malaria vivaks
Kina + Primakuin

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak respon terhadap
pengobatan ACT.

Tabel 8. Pengobatan Lini Kedua Malaria Vivaks


Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan
41-45
11-17kg 18-30kg 31-33kg 34-40kg
56-60kg
10kg
kg
2-11
1-4
5-9
10-14
10-14
> 15
> 15

>60 kg

6-

Jenis

<5kg

obat

0-1

Hari

Kina

bulan
sesuai

bulan
3x

tahun
3x1

tahun
3 x 1

tahun
3 x 1

tahun
3x2

tahun
3 x 2

tahun
3 x 2

tahun
3x3

1-7
Hari

Prim

BB
-

1-14

akuin

Hri

> 15

d) Pengobatan malaria ovale


(1) Lini pertama Malaria ovale
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT (Artemisinin
Combination Therapy) yaitu Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP)
atau Artesunate + Amodiaquin. Dosis pemberian obatnya sama
dengan untuk malaria vivaks
(2) Pengobatan Lini Kedua Malaria Vivaks/Ovale
Pengobatan Lini ke 2 untuk malaria ovale sama dengan untuk
malaria vivax
e) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3
hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak
diberikan primakuin
f) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. Vivaks/P.ovale dengan
Artemisinin Combination Therapy (ACT).
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta
primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari .

Tabel 9. Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. Vivax/P.ovale


dengan Dehydroartemisinin+Piperakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan

Hari

Jenis
obat

<5 kg

6-10 kg

11- 17 kg

18-30 kg

31-40 kg

41-59 kg

> 60 kg

0 -1

2 -11

1-4

5-9

10 -14

> 15

> 15

Bulan

Bulan

tahun

tahun

Tahun

Tahun

Tahun

1-3

DHP

1/4

1/2

1,5

1-14

Prima
kuin

1/4

1/2

3/4

ATAU

Tabel 10. Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. Vivax/P.ovale


dengan Artesunat + Amodiaquin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Hari

1-3
1-14

Jenis
obat
Artesu
nat
Amod
iakuin
Prima
kuin

<5 kg

6-10 kg

11- 17 kg

18-30 kg

31-40 kg

41-59 kg

> 60 kg

0 -1
Bulan

2 -11
Bulan

14
tahun

59
tahun

10 -14
Tahun

> 15Tahun

> 15Tahun

Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.

g) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. malariae dengan


Artemisinin Combination Therapy (ACT).
Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P.malariae diberikan
regimen ACT selama 3 hari dan primakuin pada hari I.

B)

Pengobatan malaria pada ibu hamil


Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang
dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur
kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.
Tabel B.1. Pengobatan malaria pada ibu hamil :
Umur Kehamilan
Trimester I (0-3 bulan)
Trimester II (4-6 bulan)
Trimester III (7-9 bulan)

C)

Pengobatan
Kina tablet selama 7 hari
ACT tablet selama 3 hari
ACT tablet selama 3 hari

Penatalaksanaan malaria berat


Pilihan utama :
Artesunat intravena
Pengobatan malaria berat di tingkat Puskesmas dilakukan dengan memberikan
artesunate/artemeter ataupun kina dihidroklorida intramuscular sebagai dosis

awal sebelum merujuk ke RS rujukan. Apabila

rujukan tidak memungkinkan,

pengobatan dilanjutkan dengan pemberian dosis lengkap artesunate/artemeter intra


muscular. Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil di Puskesmas dilakukan dengan
memberikan

kina

HCl

pada

trimester

secara

intra

muscular

dan

artesunate/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3.


Pengobatan malaria di tingkat RS dianjurkan untuk menggunakan artesunate
intravena. Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil pada trimester 2 dan 3
menggunakan artesunate intravena,sedangkan untuk ibu hamil trimester 1
menggunakan kina parenteral.
Artesunate (AS) diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb per-iv, dan diulang
setelah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunate diberikan 2,4 mg/kgbb
per-iv satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Pemberian AS parenteral
dapat diganti oral setelah paling kurang pemberian 3 kali ( 0 jam, 12 jam dan 24
jam ). Larutan artesunate ini juga bisa diberikan secara intramuskular (i.m) dengan
dosis yang sama. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan
dilanjutkan dengan regimen dihydroartemisinin-piperakuin + primakuin atau ACT
lainnya (Lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi).

Artemeter intramuskular tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter


dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6mg/kgbb intramuskular
dan di ulang setelah 12 jam. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kgbb
intramuskular satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita
sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen
dihydroartemisinin-piperakuin + primakuin (Lihat dosis pengobatan lini pertama
malaria falsiparum tanpa komplikasi).
Obat alternatif malaria berat
Kina dihidroklorida parenteral
Pemberian Kina dihidroklorida pada malaria berat secara intramuskuler untuk pra
rujukan

Kina dihidroklorida 10 mg/kgbb intramuskular diberikan dengan masing-masing 1/2


dosis pada paha depan kiri-kanan (jangan diberikan pada bokong). Untuk pemakaian
intramuskular, kina diencerkan dengan 5-8 cc NaCl 0,9% untuk mendapatkan
konsentrasi 60-100 mg/ml.
Dosis dan cara pemberian kina pada orang dewasa termasuk untuk ibu hamil :
Loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5% atau NaCl
0,9% diberikan selama 4 jam pertama. Selanjutnya selama 4 jam kedua hanya
diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu, diberikan kina dengan
dosis maintenance 10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml dekstrose 5 % atau NaCl selama
4 jam. Empat jam selanjutnya, hanya diberikan lagi cairan dextrose 5% atau NaCl
0,9%. Setelah itu diberikan lagi dosis maintenance seperti diatas sampai penderita
dapat minum kina per-oral. Bila sudah sadar / dapat minum obat pemberian kina iv
diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali, pemberian 3 x
sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang
pertama).
Dosis anak-anak : Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2
bulan : 6-8 mg/kg bb) diencerkan dengan dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 510 cc/kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan
dapat minum obat.
Catatan
-

Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung
dan dapat menimbulkan kematian.

Pada penderita dengan gagal ginjal, dosis maintenance kina diturunkan 1/3 - 1/2
nya.

Pada hari pertama pemberian kina oral, berikan primakuin dengan dosis 0,75
mg/kgbb.

Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.

Hipoglikemia dapat terjadi pada pemberian kina parenteral

Oleh: dr. Sepriyanti Y. Tandjung (diambil dari berbagai sumber)

Mengetahui
Dokter Pendamping Internsip RSU. S. K. Lerik

dr. Aisah

Anda mungkin juga menyukai