Anda di halaman 1dari 19

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PENDAHULUAN
KKN atau kuliah kerja nyata adalah kegiatan mahasiswa untuk mengabadikan apaapa yang telah dipelajari di bangku kuliah, pengabdian ini ditujukan untuk masyarakat
untuk meningkatkan sumber daya manusia dan potensi alamnya. Kegiatan ini wajib
dilaksanakan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan bagi mahasiswa S-1. KKN-PPM
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan menerjunkan sekelompok mahasiswa
di tengah-tengah masyarakat. Pengaplikasiannya dapat berupa penyelenggarakan
kegiatan-kegiatan,

pembangunan

suatu

sistem

pada

masyarakat,

membantu

menyelesaikan permasalahan masyarakat, dan penerapan ilmu pengetahuan/ teknologi


yang telah didapat mahasiswa di bangku perkuliahan.
Tahun ini UGM mengadakan program KKN yang berlangsung mulai dari tanggal 1
juli sampai dengan 31 agustus 2015. Pihak LPPM mengamanahi saya untuk
mengabdikan diri di Desa Tersan Gede. KKN yang saya jalani di Desa Tersan Gede ini
sangatlah berkesan bagi

saya, karena disini saya mendapatkan pengalaman, teman,

tempat tinggal dan keluarga baru. Awal mula saya bergabung di TIM KKN JTG34 adalah
karena penempatan dari LPPM. Saya cukup senang bertemu dengan teman-teman baru di
KKN ini, walaupun saya belum mengenal teman-teman di TIM KKN JTG34.
Keberangkat kami dimulai pada tanggal 2 Juli 2015 pukul 08.00 wib dari Jogja
dengan mengendarai bus dan truk untuk mengangkut barang-barang. Perjalanan dari
Jogja menuju lokasi KKN pun cukup menyenangkan bersama teman-teman baru, tak
lama kemudian kami sampai ditujuan dengan selamat tanpa kurang satu apapun.
Setibanya di Desa Tersan Gede, kami langsung disambut dengan hanggat oleh Kepala
Desa Tersan Gede.
Hari demi hari kami lewati di Desa Tersan Gede, mulai dari melaksanakan program
hingga aktivitas lainnya yang pasti akan saya rindukan jika KKN telah usai. Salah
satunya adalah jalan pagi, bermain dan belajar bersama anak-anak yang kadang membuat
marah tapi disitulah saya merasa sangat kehilangan mereka dan bisa dekat dengan
mereka. Dusun Tersan Gede sangat menyenangkan rasanya bisa bermain dan belajar
bersama mereka. Walaupun mulanya komentar warga tidak begitu menyenangkan bagi
saya, tapi berkat bantuan saran dan bimbingan mereka saya menjadi sadar akan adanya
keluarga baru ditengah-tengah mereka, kedekatan dengan mereka, dan belajar mengerti
arti susah dalam kehidupan ini. Senang rasanya seperti mendapat keluarga baru. Saya
1

mendapatkan banyak hal baru selama KKN di Desa Tersan Gede yaitu teman, saudara,
tempat tinggal, pengalaman dan keluarga baru.

B. PEMBAHASAN

Hasil Kegiatan
1. Sekolah lapangan monitoring wereng dan musuh alami
Wereng batang coklat (Nilaparvarta lugens) merupakan salah satu
hama utama padi (Oryza sativa) sangat berpotensi meyebabkan kerugian
ekonomi bagi usaha tani. Ledakan populasia hama ini mampu membuat
petani gagal panen (puso). Hal tersebut telah dialami penduduk desa
Tersan Gede yang telah gagal panen padi selama dua musim tanam.
Pengendalian wereng batang coklat sudah menjadi fokus persoalan yang
penting utuk dibahas sejak rezim Presiden Soeharto. Pada zaman
tersebut, populasi wereng sudah sangat melampaui ambang batas secara
ekonomi. Hal ini dikarenakan kekebalan wereng batang coklat terhadap
aplikasi pestisida kimia. Penyemprotan pestisida kimia tidak mampu lagi
menurunkan

populasi

wereng

batang

coklat.

Pada

akhirnya,

dirumuskanlah pengendalian hama terpadu yang memadukan berbagai


cara pengendalian wereng salah satunya adalah menggunakan musuh
alami wereng. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 27 Juli 2015
sampai 9 Agustus 2015. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB-10.00 WIB.
Tempat kegiatan dilaksanakan di sawah-sawah milik warga. Mahasiswa
memberikan edukasi kepada petani cara mengamati jumlah serangga
wereng pada tiap rumpun pangkal batang padi beserta serangga musuh
alami wereng. Sampel yang perlu diambil untuk pengamatan wereng
minimal 10 rumpun. Untuk pengamatan musuh alami wereng, dilakukan
dengan screening keseluruhan lahan petani. Apabila rerata jumlah
wereng lebih dari 20 ekor per rumpun dan populasi musuh alami dalam
petak lahan lebih sedikit dibandingkan rerata populasi wereng per
rumpun, maka dapat diberi rekomendasikan penyemprotan pestisida
dengan bahan aktif etiprol dengan merek curbix atau pestisida dengan
bahan aktif fipronil dengan merek reagent. Penggunaan pestisida alami
juga bisa disarankan dengan menggunakan ekstrak bawang putih sebagai
2

alat pengusir wereng. Apabila populasi musuh alami lebih banyak maka
penyemprotan pestisida tidak perlu dilakukan. Contoh musuh alami
wereng adalah tomcat, kepik, kumbang koksi, kepik mirid, laba-laba,
dan kumbang karabid.
2. Edukasi Kesehatan Gigi dan Cara Mencuci Tangan
Edukasi kesehatan gigi dan cara mencuci tangan merupakan
program yang dilaksanakan di SDN 01 Tersan Gede yang bertujuan
untuk mengajarkan cara menyikat gigi yang benar dan cara mencuci
tangan menurut WHO serta memberikan penyuluhan tentang kesehatan
gigi dan mulut. Edukasi kesehatan gigi dan mulut dilakukan sebanyak 3
kali pertemuan, 3-4 jam setiap pertemuan.
Pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015 dengan peserta
kelas 4. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu didalam kelas
tentang kesehatan gigi dan mulut, cara menyikat gigi yang benar dan
cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengajak siswa untuk mempraktekkan caramenyikat gigi dan
mencuci tangan yang benar.
Pertemuan 2 dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2015 dengan peserta
kelas 5. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu di dalam kelas
tentang kesehatan gigi dan mulut cara menyikat gigi yang benar dan
cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengajak siswa untuk mempraktekkan cara menyikat gigi dan
mencuci tangan yang benar.
Pertemuan 3 dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2015 dengan peserta
kelas 3. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu di dalam kelas
tentang kesehatan gigi dan mulut cara menyikat gigi yang benar dan
cara mencuci tangan yangbenar. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengajak siswa untuk mempraktekkan cara menyikat gigi dan
mencuci tangan yang benar.

3. Pelatihan Pengolahan Salak

Merupakan salah satu program pokok tema untuk optimasi potensi


Sumber Daya Alam di Desa Tersan Gede. Komoditas yang kami pilih
yaitu buah salak, karena desa ini cukup memiliki potensi untuk
mengembangkan perkebunan salak, dilihat dari beberapa warga desa
yang memiliki kebun salak. Namun, mayoritas buah salak yang dipanen
hanya dijual dalam bentuk raw material-nya (buah segar). Tujuan dari
program ini yaitu untuk memberikan informasi sekaligus pelatihan
kepada warga mengenai cara membuat olahan buah salak supaya dapat
meningkatkan nilai jual dan memperpanjang umur simpan salak.
Pelatihan dilakukan dengan metode presentasi dan pengarahan di awal,
kemudian langsung dilanjutkan dengan praktik bersama-sama.
Pelatihan diawali dengan presentasi, memaparkan latar belakang dan
potensi pengolahan buah salak. Serta dijelaskan pula alat bahan dan cara
pembuatan manisan salak, kurma salak, kopi biji salak, dan bros kulit
salak. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan manisan salak, kopi biji
salak, dan kurma salak. Antusias warga cukup tinggi dalam mengikuti
kegiatan pelatihan. Sempat ada keinginan warga untuk melanjutkan
produksi, namun kami dari mahasiswa belum bisa mem-follow up karena
terkendala pemasaran.
Pelatihan Gula Jawa Gula Semut dan Nata de Coco
Program yang bataldilaksanakan
Latar Belakang
Desa Tersan Gede, khususnya dusun Bobosan dan Nabin, mayoritas
warga banyak yang memproduksi gula jawa. Sedangkan untuk gula
semut, sempat ada 2 warga yang memproduksi sampai sukses, namun
telah vakum karena isu sunlight yang ditambahkan pada nira kelapa.
Satu warga lainnya juga sempat sukses memproduksi nata de coco,
hingga dipasaran ke pabrik besar, namun kembali vakum karena
pemakaian pupuk ZA sebagai senyawa perkembangbiakan starter. Dari
kondisi ini, awalnya kami ingin mengembalikan kejayaan produksi gula
semut dan nata de coco, karena potensinya bisa sampai di ekspor dan
4

nilai julanya lebih stabil daripada gula jawa. Juga ingin menginisiasi
pendirian UKM/koperasi untuk mengorganisir produksi olahan kelapa.
Alasan Pembatalan

Pembuatan gula semut cenderung membutuhkan waktu produksi

lama dan modal yang lebih dari pada gulajawa


Warga sudah pernah diberikan pelatihan dan dibantu alat oleh
mahasiswa KKN tahun-tahun sebelumnya serta dari dinas, namun

pelaksanannya masih tidak berjalan


Warga kurang inisiatif dan mandiri, lebih menggantungkan dan

banyak berharap bantuan dari KKN


Pembuatan UKM/koperasi membutuhkan

birokrasi yang cukup rumit


Warga lebih tertarik dengan pelatihan produk yang baru

proses

lama

serta

4. Posyandu
Program posyandu adalah salah satu program dari cluster medika
yang menjadi program pokok non-tema di kkn ppm ugm di desa Tersan
Gede periode antar semester 2015. Posyandu terdiri dari posyandu balita
dan posyandu lansia. Program ini bertujuan membantu masyarakat
dalam serangkaian kegiatan di posyandu seperti: penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin A, pengukuran
tekanan darah, pemberian suplemen makanan, dan sosialisasi Pentignya
ASI. Adanya bantuan dari mahasiswa KKN diharapkan masyarakat
dapat lebih dekat dengan mahasiswa serta dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai ASI.
Program dilaksanakan 4 dusun di Tersan Gede yaitu dusun Medangan,
dusun Nabin, dusun Bobosan dan dusun Puguhan. Program dilaksanakan
dengan metode survey serta sosialisasi pada saat posyandu berlangsung.
Para kader posyandu dari dusun setempat dibantu dalam menjalankan
kegiatannya di posyandu. Selain itu, warga dibagikan selebaran dan
dijelaskan mengenai manfaat dan keunggulan ASI, serta dampak dari
penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI. Persiapan program
meliputi membuat untuk kemudian menyebarkan selebaran. Program
telah berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang baik dari warga

desa. Dengan berjalannya program ini warga menjadi lebih dekat dengan
mahasiswa KKN dan mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif.
5. Sosialisasi Gizi Seimbang Balita
Sosialisasi Gizi dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai
gizi yang seimbang bagi balita dan keluarga. Tujuan utama adalah
memperkenalkan tumpeng gizi seimbang (TGS) yang kini digunakan
sebagai patokan gizi seimbang dan bukan lagi menggunakan aturan 4
sehat 5 sempurna. Sosialisasi dilakukan secara perorangan kepada ibu
dari para balita. Sarana yang digunakan adalah brosur.
6. Penyuluhan Pencegahan Demam Berdarah dan ABATE
Program penyuluhan ini merupakan salah satu program pokok non
tema dari klaster medika pada periode KKN Antar Semester 2015.
Program ini berangkat dari salah satu warga yang mengatakan bahwa
tahun lalu ada warga di dusun Puguhan yang terkena demam berdarah.
Berdasarkan survei pada dusun Puguhan, ditemukan sebuah telaga
buatan yang berisi air kotor dan ikan-ikan yang berpotensi sebagai
sarang nyamuk. Keadaan kolam penuh dengan lumut dan banyak jentik
nyamuk. Warga pun sering menggunakan telaga tersebut untuk mandi
dan mencuci pakaian mereka di sana, sehingga menambah resiko tergigit
nyamuk dan terjangkit penyakit Demam Berdarah.
Program dilaksanakan di dusun Puguhan dengan menggunakan
metode penyuluhan door to door yaitu penyuluhan dari rumah ke rumah
dengan pertimbangan pengalaman KKN tahun lalu yang sulit untuk
mengumpulkan warga. Total waktu pelaksanaan program 11 hari dengan
perincian 9 x 2,5 jam persiapan dan 2 x 3 jam penyuluhan. Persiapan
meliputi survei lokasi kejadian, dinas kesehatan serta puskesmas
setempat, proses administrasi kerjasama, pencarian materi, pembuatan
brosur, dan pembelian abate. Penyuluhan meliputi pemaparan materi,
pembagian brosur dan pembagian abate.
Program telah terlaksana dengan baik dan mendapatkan respon
positif dari warga. Melalui pendekatan personal, warga pun dapat
bercerita lebih banyak mengenai pengalaman pribadi mereka berkaitan
dengan demam berdarah dan informasi yang diberikan dapat lebih
mudah dipahami. Dengan diadakannya program ini diharapkan warga
6

mampu lebih berhati-hati dan dapat melindungi dirinya dan keluarga dari
bahaya penyakit demam berdarah.
7. Sosialisasi Tanda-Tanda Birahi pada Ternak
Sosialisasi tanda-tanda birahi pada ternak merupakan sosialisasi untuk
mengetahui tanda-tanda spesifik pada ternak yang berjenis kelamin
betina pada saat estrus (akan kawin). Pelaksanaan sosialisasi dilakukan
dengan cara mendatangi ke rumah para peternak yang mempunyai
hewan sapid an kambing, kemudian menjelaskan tanda-tanda birahi pada
para peternak. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar para peternak dapat
mengawinkan hewan ternaknya pada tepat waktu sehingga ternak dapat
bunting dan menghasilkan panen ternak untuk pemiliknya. Selain itu
pentingnya sosialisasi ternak dari rumah ke rumah adalah selain dapat
meningkatkan keakraban dengan peternak di dusun Puguhan, Medangan,
Nabin, dan Bobosan dapat juga mengetahui kendala dan permasalahan
yang dialami oleh peternak
8. Sosialisasi Peningkatan Nilai Jual Bambu
Salah satu sumber daya alam yang ada di desa tersan gede yaitu
Bambu. Bambu di tempat ini sangat melimpah, sehingga saya ingin
meningkatkan nilai jual bambu yang mana masyarkat lebih memilih
menjual bambu secara mentah daripada mengolahnya menjadi kerajinan
maupun furniture. Kegiatan sosialisasi ini di lakukan untuk mengajak
masyarakat menjadi lebih berkreatif untuk membuat bambu menjadi
lebih bernilai. Keigiatan ini dilakukan harisenin yang didatangi oleh 5
peserta dan semua pesertanya sangatlah antusias dalam mengikuti
kegiatan sosialisasi. Banyak terjadi tanyajawab yang seru sehingga
kegitan sosialisasi menjadi bagus.
9. Sosialisasi Larangan Perburuan Liar
Sosialisasi Larangan Perburuan Liar merupakan sosialisasi untuk
memberikan pengetahuan atau edukasi terhadap warga mengenai
larangan dilakukannya larangan perburuan liar terhadap satwa-satwa
tertentu yang dilindungi oleh undang-undang atau peraturan yang
berlaku. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan cara mendatangi ke
rumah-rumah warga, kemudian menjelaskan mengenai tentang aturan
hukum yang berlaku serta jenis satwa yang dilindungi serta dilakukan
7

dengan memasang banner informasi mengenai larangan larangan


perburuan liar. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar para warga bisa
menjaga eksistensi satwa yang dilindungi undang-undang atau peraturan
hukum yang berlaku. Selain itu pentingnya sosialisasi larangan
perburuan liar adalah warga tahu akan akibat hukum yang akan diterima
jika melakukan larangan perburuan liar.
10. Perayaan 17 Agustus
Kemerdekaan Indonesia merupakan harga mati! Begitulah kata-kata
yang diucapkan oleh pejuang-pejuang nasionalis Indonesia untuk
mendapatkan kebebasan, hingga Ir. Soekarno memproklamasikan
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Duka yang dirasakan Indonesia
selama beberapa ratus tahun sirna sudah. Jalan untuk menjalani
kehidupan baru yang cerah sudah terbuka dengan lebar. Momen yang
besar itulah yang sering dirayakan oleh warga Indonesia untuk
mengingat kembali jasa para pejuang kemerdekaan yang kemudian
dinamakan 17-an. Warga tersan gede merupakan warga yang sangat
menyukai acara 17-an dilihat dari antusiasme mereka yang setiap
tahunnya selalu merayakannya dengan penuh suka cita, baik Medangan,
Nabin, Bobosan, dan Puguhan. Tiap dusun mempunyai kekhasannya
sendiri untuk merayakan 17-an.
Di Medangan, perayaan 17-an diisi dengan lomba-lomba yang
melibatkan tim KKN untuk ikut berpartisipasi sebagai peserta. Lomba
yang diadakan meliputi turnamen voli, tarik tambang, Panjat pinang,
lomba memancing dan masih banyak lagi. Perlombaan dimulai pada
tanggal 10-18 Agustus 2015. Pada tanggal 16 Agustus diadakan pawai
sepeda hias yang melewati dusun Medangan, Tumbreb, dan Ketonggo.
Perlombaan di Nabin untuk merayakan 17-an cukup banyak. Ada
tiga kategori lomba, yaitu kategori remaja/dewasa, anak-anak dan
edukasi. Tim KKN diberi kepercayaan mengikuti rapat persiapan 17-an
samai pada akhirnya terealisasikanlah lomba-lomba tersebut pada
tanggal 10-17 Agustus 2015. Pada tanggal 17 Agustus diadakan pawai
untuk mengelilingi desa Tersan Gede yang kemudian menjadi
penghujung perayaan 17-an. Antusiasme warga Nabin akan perayaan 17-

an sangat tinggi melihat banyaknya warga yang berpartisipasi untuk


memeriahkan 17-an.
Di Bobosan, lomba 17-an diadakan untuk anak-anak dan ibu-ibu,
karena hanya sedikit remaja yang ada disana. Lomba-lomba seperti
makan kerupuk, balap karung dan mengambil koin dari semangka
menjadi lomba yang paling diminati oleh warga karena lomba-lomba
tersebut merupakan lomba yang turun temurun diwariskan oleh generasi
sebelum kita yang menjadi ikon 17-an. Acara 17-an kemudian ditutup
dengan acara pemberian hadiah dan penampilan dari organ tunggal yang
membuat malam penghujung perayaan 17-an menjadi lebih meriah.
Puguhan merupakan desa yan mempunyai ciri khas kesenian campur
yang sudah ada sejak satu tahun yang lalu. Pada tanggal 16 Agustus
diadakan kesenian campur di halaman rumah

ketua RT 30 untuk

memeriaahkan 17-an, lalu dilanjutkan pada malamnya doa bersama


mendoakan arwah para pahlawan serta pebagian hadiah dari lombalomba yang sudah diadakan. Lomba-lomba yang diadakan dibagi
menjadi tiga kategori yaitu anak, remaja dan ibu-ibu. Lomba yanng
diadakan sangat beragam, seperti turnamen voli dan kasti, masak nasi
goreng untuk ibu-ibu dan masih banyak lagi.anak-anaklah yang paling
antusias memperingati 17-an dilihat dari pada saat lomba, hampir semua
anak yang mengikuti lombalombanya.
11. Biopori
Kondisi desa tersan gede yang acap kali mengalami kekeringan di
musim kemarau, serta melihat banyaknya sampah organik yang belum
terkelola dengan baik, maka muncul inisiatif untuk mengadakan program
biopori. Biopori ini merupakan lubang-lubang bauatan yang berdiameter
15 cm, dengan kedalaman sekitar 80 cm. Berfungsi untuk mempermudah
penyerapan air hujan ke dalam tanah. Dengan banyaknya air hujan yang
terserap ke dalam tanah, maka cadangan air tanah akan menjadi lebih
banyak. Hal ini akan mengurangi dampak kekeringan di musim
kemarau. Selian itu, di kala hujan turun deras, lubang bipori ini juga
bermanfaat untuk mencegah banjir. Di sisi lain, ke dalam lubang biopori
ini juga dapat

dimasukkan sampah organik yang nantinya akan

membusuk, dan dapat diambil sebagai pupuk kompos. Sehingga dari


satu program biopori ini, warga langsung mendapat banyak manfaat.
Program ini dilaksanakan di rumah masing-masing kepala dusun di 4
dusun, yakni puguhan, bobosan, nabin dan medangan. Hal ini bertujuan
supaya warga yang datang ke rumah kepala dusun tersebut, merasa
tertarik dan mau mengetahui lebih lanjut mengenai biopori. Di dusun
medangan, sosialisasi dan pelaatihan pembuatan biopori dilakukan di SD
Tersan Gede 1. Hal ini bertujuan supaya sejak kecil anak-anak sudah
diajarkan untuk melestarikan lingkungan. Pelaksanaan program di SD
sendiri cukup berbeda dengan sosialisasi dan pelatihan biopori kepada
warga. Di awal, anak-anak mendengarkan materi terkait biopori. Lalu,
anak-anak diajak bermain menemukan alat-alat apa saja yang dibtuhkan
untuk membuat biopori. Di akhir acara, anak-anak diajak secara
langsung bersama-sama membuat biopori. Di akhir program, kami
melakukan pengadaan alat bor biopori, bekerjasama dengan badan
lingkungan hidup kabupaten magelang
12. Sosialisasi Penyakit Zoonosis
Program ini adalah salah satu program dari cluster agro yang menjadi
program pokok tema di kkn ppm ugm di desa Tersan Gede periode antar
semester 2015. Program ini berangkat dari mayoritas penduduk yang
pekerjaannya petani yang sering berinteraksi langsung dengan hama
khususnya tikus di sawah. Sehingga dirasakan warga butuh pengetahuan
lebih mengenai penyakit menular dari hewan ke manusia sehingga warga
dapat lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan yang bias
menyebabkan penyakit pada warga.

13. Sosialisasi Anti NAPZA


Di era serba modern saat ini, akses akan segala macam informasi
dapat didapat dengan sangat mudah, apa yang diinginkan dapat dengan
mudah dicari melalui media elektronik, tak terkecuali akses terhadap halhal yang negatif. Sehingga senada dengan hal tersebut, diperlukan filter
agar pengguna kecanggihan teknologi saat ini dapat menghidari efekefek negatif dari kemajuan teknologi informasi. Fiter yang dimaksud
10

dalam hal ini adalah filter yang berasal dari dalam diri masing-masing,
kesadaran akan melindungi diri sendiri dari hal-hal yang dapat
mencelakakan diri sendiri sangatlah penting untuk dipahami.
Terkait dengan perilaku menyimpang yang rawan menyerang
pemuda, yaitu penyalahgunaan narkoba. Di beberapa media kerap kali
tersiar bahwa yang menjadi sasaran utama dari pengedar narkoba adalah
para pelajar dan remaja yang pada umumnya masih berada pada usia
produktif, yakni antara usia 11 sampai 24 tahun. Bahaya dan resiko yang
disebabkan oleh narkoba inilah yang menjadi ancaman tersendiri bagi
bangsa kita pada umumnya karena sekali saja seseorang mencoba
narkoba, maka akan sulit baginya untuk berhenti memakainya. Sifat
candu yang dimiliki oleh obat-obatan yang termasuk narkoba membuat
para penggunanya menjadi ingin terus mengkonsumsinya untuk
menghilankan rasa sakit akibat kecanduan obat-obatan tersebut.
Atas dasar tersebut, maka penting untuk diselenggarakan sosialisasi
anti napza kepada pemuda Desa Tersan Gede agar para pemuda
mengetahui seluk beluk mengenai obat-obatan yang tergolong narkoba
dan dapat menghindari bahaya yang ditimbulkannya.
14. Sosialisasi Undang-Undang Desa
Salah satu program pokok yang dilaksanakan oleh KKN-JTG34
bertempat di Balai Desa Tersan Gede, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang. Sosialisasi ini sesuai rencana program dilaksanakan selama 1
x 5 jam. Sosialisasi ini merupakan program dari klaster sosial humaniora
yang diadakan karena berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan
masyarakat desa mengenai aturan hukum mengenai desa dan juga belum
adanya sosialisasi dari dinas maupun perangkat desa tentang UU ini
karena UU ini masih tergolong baru.
Sosialisasi ini dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 27 Juli 2015
pukul 19.30 22.30 WIB dan pada hari yang sama juga dilakukan
persiapan acara pukul 15.00 17.00 WIB. Total anggaran Rp 200.000,00
dari mahasiswa. Sosialisasi ini diadakan dengan maksud untuk
memberikan informasi mengenai pengakuan dan penghormatan atas desa
yang ada dengan keberagamanya, memberikan kejelasan status

dan

kepastian hukum atas desa, melestarikan dan memajukan adat, tradisi


dan budaya masyarakat desa, memberi penjelasan yang dapat
11

mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat, memberikan


gambaran mengenai pembentukan pemerintahan desa yang profesional,
efisien dan efektif, terbuka, bertanggung jawab, dan memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Acara ini mengundang
Kepala desa beserta perangkat-perangkatnya termasuk para ketua RT
dari Dusun Medangan, Dusun Nabin, Dusun Bobosan, dan Dusun
Puguhan yang merupakan lokasi KKN Antar Semester tahun 2015.
Sosialisasi ini juga menjelaskan hak dan kewajiban desa, masyarakat
desa, kepala desa dan perangkat-perangkatnya. Selain itu juga
menjelaskan mengenai peraturan desa dan perbedaannya dengan
peraturan di desa maupun peraturan kepala desa beserta manfaatmanfaatnya.
Sosialisai ini dimulai dengan pembuatan materi oleh mahasiswa
hukum pada tahap pra acara tanggal 27 Juli 2015, yakni pembuatan slide
presentasi dan persiapan konsumsi bagi undangan serta LCD untuk
menampilkan bahasan materi. Acara ini dihadiri oleh sekitar 25 orang.
Dimulai dengan pembukaan oleh MC, sambutan-sambutan, acara inti,
dan penutup. Acara inti dimulai dengan pemaparan materi disertai
penyerahan hardcopy ke hadirin yang datang. Dilanjutkan dengan
pemaparan tentang desa setelah adanya UU Desa, penjelasan mengenai
hak dan kewajiban masyarakat desa beserta perangkatnya, penataan desa
yang baik, pilihan kepala desa yang mekanismenya berubah, serta
diadakan sesi tanya jawab. Program telah berjalan dengan lancar dan
mendapat respon yang baik dari para perangkat desa. Acara ini dihadiri
sekitar 25 orang. Dengan berjalannya program ini para perangkat desa
yang diundang dapat lebih mengerti mengenai aturan mengenai desa
seperti hak dan kewajiban masyarakat desa beserta perangkat desa serta
Badan Permusyawaratan Desa sehingga dapat mengoptimalkan penataan
dan pengelolaan desa. Dengan diadakan program ini perangkat desa
mendapat informasi tambahan yang nantinya diharapkan dapat
disebarkan di masing-masing dusun yang mereka kelola.
15. TPA

12

TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) merupakan suatu


kegiatan yang memberikan pendidikan nonformal dengan
jenis pembelajaran keagamaan Islam. TPA bertujuan
untuk mengajarkan cara membaca al-Quran dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah tajwid sejak usia dini,
serta mengajarkan kepada anak-anak tentang dasardasar agama Islam. TPA dilaksanakan setiap hari, yaitu
pada waktu sore dan malam hari selama kurang lebih 1
jam setiap pertemuan.
Kegiatan yang dilakukan selama TPA antara lain :

Mengajarkan dasar-dasar ilmu agama Islam seperti


Aqidah dan Fiqih.
Kegiatan belajar mengajar ini biasanya dilakukan
pada waktu sore hari. Pengajar memberikan materi
beserta contoh-contoh yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, sesekali diadakan diskusi antar anak dan
juga mempraktikkan materi yang telah diajarkan.

Belajar membaca al-Quran sesuai dengan kaidah


tajwid.
Kegiatan ini dilakukan pada malam hari setelah
sholat Maghrib hingga tiba waktu Isya. Anak-anak
membaca al-Quran dan pengajar menyimak serta
membetulkan jika terdapat bacaan yang tidak sesuai
dengan kaidah tajwid yang baik dan benar.

16. Pelatihan Dokter Kecil


Dokter kecil merupakan program yang dilaksanakan di SDN 01
Tersan Gede dan SDN 02 Tersan Gede dengan tujuan membentuk kader
kesehatan di sekolah, yang akan memberikan penyuluhan dan
melakukan praktik kesehatan sederhana bersama seluruh siswa
disekolah. Doter kecil dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, 3-3,5 jam
setiap pertemuan.

13

Pertemuan 1 dilakukan pemberian materi tentang Usaha Kesehatan


Sekolah

(UKS),

Kebersihan

Perorangan,

Makanan

Sehat,

Pencegahan Penyakit Menular,dan Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan (P3K).

Pertemuan 2 dilakukan lomba dokter kecil merupakan bentuk


evaluasi berupa tes tertulis dan ujian praktik. Ujian tertulis dan ujian
praktik dilakukan

setelah pembinaan kader dokter kecil selesai

dilaksanakan. Tes tertulis dilakukan masing-masing SD kemudian


di ambil tiga nilai tertinggi dari masing-masing SD. Setelah itu,
siswa dengan tiga nilai tertinggi diminta untuk mempraktikkan cara
mencuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar,
penanganan pingsan, mimisan,dan luka terbuka. Nilai ujian tulis dan
praktik kemudian diakumulasi. Dokter kecil dengan nilai terbaik
akan mendapatkan penghargaan berupa piala.
17. Pemetaan Dini
Pemetaan dini merupakan suatu program yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak sejak dini tentang keadaan
wilayah Negara mereka dan memberikan pengertian mengenai fungsi
dari suatu peta. Apabila sejak kecil anak-anak sudah diajarkan mengenai
keadaan wilayah negara mereka secara tidak langsung jiwa nasionalisme
mereka akan muncul untuk tetap menjaga dan mencintai Negara
Republik Indonesia. Pelaksanaan pemetaan dini dilakukan di sela-sela
TPA dusun Nabin dengan target anak-anak dari berbagai tingkatan kelas
dari PAUD, TK, dan SD yang berjumlah sebanyak 20 anak.
Pengenalan pemetaan dini dilakukan dengan membuat peta mental.
Peta mental merupakan suatu gambaran mengenai kondisi lingkungan
disekitarnya terkait dengan data ruang. Peserta pemetaan dini diarahkan
untuk menggambar peta mental dari rumah menuju ke sekolah. Selain
hal tersebut dijelaskan mengenai kondisi wilayah Desa Tersagede dan
kondisi keseluruhan Negara Republik Indonesia. Anak-anak yang
mengikuti program ini sangat antusias.
18. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan survei kesehatan lingkungan ini dilakukan tanggal 11 dan
12 Juli 2015 untuk pembuatan brosur kesehatan lingkungan selama tiga
14

jam dan proses cetak brosur selama satu jam. Pelaksanaa program
dilakukan di empat dusun secara paralel dalam satu hari dengan masingmasing waktu 1,5 jam yaitu di dusun Medangan, di dusun Nabin, dusun
Bobosan dan di dusun Puguhan. Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu
PKK yang sedang mengadakan perkumpulan rutin. Kegiatan ini berupa
sosialisai kesehatan lingkungan sekaligus survey disertai pembagian
brosur. Biaya yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Rp. 35.000,00
untuk pembuatan brosur kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu isu penting untuk
dilakukan

sosialisasi

pada

warga

desa.

Kesehatan

lingkungan

berhubungan erat dengan terbentuknya individu dan masyarakat yang


sehat. Lingkungan yang sehat mencerminkan perilaku hidup bersih dan
sehat yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Lingkungan sehat
tecemin dari beberapa hal yaitu adanya sumber air bersih, tersedianya
makanan bersih, tempat pembuangan akhir (Mandi Cuci Kakus), dan
pengolahan sampah baik organik maupun anorganik). Pembelajaran ini
diharapkan bisa diterapkan masyarakat setempat untuk dijadikan amalan
sehari-harian.
Jumlah peserta kegiatan ini kurang lebih sebanyak 30-40 orang ibu
PKK. Hasil kegiatan menunjukan sebagian besar warga sudah memiliki
lingkungan yang cukup sehat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah pengolahan sampah yang belum maksimal terutama dalam hal
sampah anorganik seperti plastic, kaleng dan sebagainya. Selain itu
pembuangan air sisa cucian dari beberapa rumah masih belum dibuatkan
tempat pembuangan, masih dialirkan ke jalan sekitar rumah. Respon dari
warga saat menerima sosialisasi ini sangat kooperatif. Menerima
sosialisasi dengan baik. Hal-hal yang perlu dilakukan lagi adalah
mengajarkan pegelolaan sampah yang baik khususnya sampah
anorganik.
19. Pesta Rakyat
Program Pesta Rakyat merupakan salah satu program dari cluster
saintek berupa kegiatan jalan santai, pembagian dorprize dan hiburan.
Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan pelepasan dan perpisahan
kkn. Persiapan acara ini dilakukan sejak H-1 bulan. Kegiatan tersebut
15

dilaksanakan di lapangan Tersan Gede. Rangkaian acara pesta rakyat


dimulai sejak siang hari dan diisi dengan jalan santai di area desa tersan
gede. Dilanjutkan dengan pembagian doorprize sembari menikmati stand
bazar yang dibuka oleh warga desa tersan gede. Malam hari diisi dengan
penampilan perwakilan tiap dusun kkn, penampilan kkn, dan pembagian
doorprize utama. Acara ditutup dengan penyerahan plakat yang diterima
oleh kepala desa tersan gede dan pelepasan tim kkn ugm secara simbolis.
Di akhir sesi dilakukan pemutaran video persembahan dari tim kkn ugm.

Hambatan dan tantangan


Kebiasaan yang cukup berbeda antara masyarakat desa dan kota
kadang menjadi sebuah hambatan untuk kita. Keseharian warga yang
mayoritas bertani membuat kami sulit untuk mengumpulkan warga pada pagi
hingga siang hari. Adanya salah satu RT yang cukup jauh jaraknya di dusun
yang kami tinggali membuat kami sulit menjangkau jika ada kegiatan yang
sedang dilakukan.

Jejaring kemitraan dan peran serta masyarakat


Selama KKN ini kami bekerja sama dengan pihak puskesmas,
kecamatan, dan pengrajin bambu. Pihak puskesmas sangat membantu kami
dalam menjalankan program posyandu. Masyarakat sangat antusias dalam
mengikuti pelatihan bambu yang kami adakan.

Keterlibatan dalam masyarakat


Program yang kami jalankan sering melibatkan masyarakat. Sejak
bulan ramadhan kami mulai mengikuti acara tadarus bersama dan buka puasa
bersama. Acara halal bi halal di dusun-dusun, perayaan 17 agustus yang
sangat meriah, pengajian muslimatan, hingga berlatih menari bersama anakanak.

Temuan Baru dan atau unik dalam hal kekayaan alam, teknologi lokal
dan budaya
Banyaknya pohon kelapa dan pohon salak menjadi salah satu kekayaan
alam di desa Tersan Gede. Adanya budaya campur yang merupakan kesenian

16

sejenis kuda lumping dan keseharian masyarakan untuk mengambil nira dari
pohon kelapa.

Potensi pengembangan/keberlanjutan
Potensi dalam mengolah salak dan bambu menjadi produk baru sangat
diperlukan. Perlu adanya suatu organisasi yang membantu warga dalam
memasarkan hasil kerajinan yang telah mereka buat.

Pengayaan batin dan petualangan kemanusiaan


Pelajaran kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Berbagi cerita
dengan masyarakat yang sama sekali belum pernah kita kenal. Kebiasaan
masyarakat desa dan kota yang cukup berbeda mengajarkan saya untuk bisa
menyesuaikan diri dengan mereka. Penerimaan mereka terhadap orang lain
yang sangat ramah membuat saya semakin menyadari arti sopan santun
terhadap orang lain.

II.

KESIMPULAN
1. Program KKN PPM UGM JTG34 di Tersan Gede sudah terlaksana, namun ada
beberapa program yang masih belum optimal dan maksimal pengerjaannya
sehingga belum bisa dirasakan kebermanfaatannya.
2. Hampir semua program yang dilaksanakan mendapatkan antusias yang sangat
baik dari warga.

III.

SARAN
1. Bidang pertanian merupakan pencaharian utama warga. Namun cara pengelolaan
pertanian yang baik masih sangat kurang. Perlu adanya inovasi untuk menjadikan
bidang pertanian dapat berkembang.
2. Ketrampilan yang sudah diberikan pada warga mengenai pengolahan salak dan
bambu perlu diberikan wadah untuk mendistribusikan hasil pengolahan mereka.
3. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari kota, tetapi akses jalan yang tidak terlalu
baik menuju ke desa tersan gede perlu diperbaiki agar desa ini dapat menjadi desa
yang lebih maju.

IV.

LAMPIRAN
17

Gambar 1. Kegiatan pelatihan pengolahan

Gambar 2. Kegiatan monitoring hama

salak

wereng

Gambar 3. Kegiatan pelatihan kerajinan

Gambar 4. Kegiatan TPA

bambu
Gambar
5.

Kegiatan pelatihan dokter kecil

Gambar 6. Kegiatan perayaan 17-an

18

Gambar 7. Kegiatan Posyandu

19

Anda mungkin juga menyukai